Kampung
Bandar Senapelan sebagai salah satu saksi sejarah kota
Pekanbaru. Dahulunya di Kampung Bandar ini terdapat terminal dan kini
terminal tersebut menjadi sebuah cerita ke anak cucu dan yang tersisa
dari terminal tersebut hanya dinding beratap dari batu yang merupakan
sebuah Halte, dan halte ini terletak dibawah Jembatan Siak III.
Dulunya disekitar terminal juga terdapat jembatan dan jembatan ini merupakan satu-satunya (dan mungkin sebagai jembatan
yang pertama melintasi Sungai Siak) sebagai sarana penyeberangan di era 1950
hingga 1970-an yang meghubungkan wilayah Senapelan dan Rumbai melalui
Sungai Siak. Jembatan ini dilengkapi dengan fasilitas sebuah terminal
oplet (mikrolet) dan halte terminal dimana halte ini
digunakan sebagai tempat persinggahan bagi para penyeberang. Dan sebagian besar penyeberang tersebut merupakan Karyawan Caltex Pasific Indonesia (sekarang Chevron Pasific Indonesia).
Dulunya Karyawan Chevron Pasifik Indonesia (dh Caltex) yang akan bekerja ke Rumbai mendominasi pengguna Jembatan ataupun Terminal, dan sebagian karyawan Caltex tersebut menggunakan sepeda dan sepeda tersebut diparkir atau dititipkan di Rumah Rodiah Thaher yang persis berada di Depan Terminal, lalu mereka melajutkan perjalanan ke Rumbai menggunakan Transportasi lain dengan melewati jembatan dan terminal ini berfungsi sebagai terminal transit.
Terdapat sebuah rumah yang merupakan milik Rodiah Taher, dan rumah ini berada di Jalan Meranti yang dulu keberadaanya persis didepan Terminal atau Jembatan Penyeberangan (Jembatan Phonton Sungai Siak), rumah berbentuk panggung ini dibangun pada tahun 1951 dan dibagian kolong rumah dulunya merupakan tempat parkir atau penitipan Sepeda pegawai Caltex yang bekerja di Rumbai. Rumah ini cukuplah mempunyai nilai historis bagi perkembangan Kota Pekanbaru dan juga Caltex tentunya.
0 komentar:
Posting Komentar