Ekowisata Bandar Bakau Dumai atau dikenal juga sebagai Sekolah Alam Bandar Bakau Dumai merupakan kawasan hutan bakau yang berlokasi di Jl. Nelayan Laut Ujung - Kelurahan Pangkalan Sesai - Kecamatan Dumai Barat - Kota Dumai - Propinsi Riau. Kawasan ini luasnya sekitar 31 hektar mencakup Muara atau Kuala Sungai Dumai.

Sungai Dumai merupakan sungai yang membelah kota Dumai menjadi bagian Barat dan Timur. Sungai dumai ini merupakan tempat terjadi legenda atau sejarah Putri Tujuh yang mengandung unsur buah bakau belukap dari kejadian masa lalu yang menjadi jati diri suatu peristiwa budaya di Kota Dumai selama ini.

                                  
Kawasan Hutan Mangrove Sungai Dumai ini dikelola oleh Darwis Mohammad Saleh, seorang masyarakat biasa yang memperjuangkan kawasan ini TETAP HIJAU dengan HUTAN BAKAU yang lestari. Disebut perjuangan ini dikarenakan, dia dan teman-teman lainnya berusaha mempertahankan kawasan tersebut tetap menjadi Hutan Mangrove yang awalnya diperuntukkan bagi Areal Perluasan Pelabuhan PELINDO Dumai. Perjuangan ini berlangsung sejak 1998-1999 hingga saat ini.


                              

Sekolah Alam Bandar Bakau berlokasi di Jl. Nelayan Laut Ujung - Dumai - Riau yang tepatnya berada di Kawasan Bandar Bakau Hutan Mangrove Kuala Sungai Dumai. Kawasan ini luasnya sekitar 31 hektar yang awalnya diperuntukkan bagi perluasan pelabuhan Pelindo Dumai. Darwis dan kawan-kawannya memperjuangkan agar kawasan ini tetap menjadi Hutan Mangrove Dumai dan berusaha menjadikan kawasan ini berstatus Hutan Kota Dumai.
                                                           

Terdapat 24 spesies mangrove di kawasan hutan bandar bakau ini, salah satunya adalah bakau istimewa yang saat ini diperjuangkan untuk dilestarikan kembali oleh Darwis dkk yaitu belukap. Belukap (rhizophora mucronata) merupakan salah satu jenis bakau yang mengalami kepunahan di sungai Dumai. Kepunahan ini akibat ekploitasi bakau sebagai bahan baku arang dulunya, dimana panglong (tempat produksi arang) terdapat di Pangkalan Bunting di muara Sungai Dumai. Kegiatan ini salah satu contoh memperlakukan alam tanpa memikirkan generasi ke depan, tebang tanpa ada aksi penanaman kembali, akibatnya telah terjadi kepunahan jenis bakau ini di sungai Dumai bahkan generasi Dumai saat ini sudah tak mengenalinya lagi.

                      

Kegiatan yang ada di hutan Bandar Bakau ini adalah :
- Bank Mangroove (pusat budidaya pembibitan dan penanaman mangroove)
- Sekolah alam Bandar Bakau
- Pembersihan sungai dan pantai
- Pusat informasi mangroove
- Explorasi potensi wisata Bandar Bakau.

Harapan kita semua untuk hutan bandar bakau ini kepada semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat adalah mari sama-sama kita dukung dan lestarikan hutan ini agar menjadi Hutan Kota Dumai serta melestarikan hutan-hutan lainnya agar Indonesia kita tercinta menjadi tempat yang lebih baik untuk anak cucu kita kelak. 

Festival Kampung Senapelan merupakan event yang bertujuan mengangkat marwah Melayu, dan event ini ditaja  mahasiswa/i FKIP Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang mengambil mata kuliah Tradisi Melayu & Pembelajaran Budaya Melayu di Universitas Riau dan bersama Riau Heritage. Acara ini bukanlah suatu proyek ataupun bisnis namun murni kreatifitas mahasiswa/i tersebut untuk mengangkat marwah melayu.

Pameran Batik Riau
Berbagai Kuliner Khas Riau

Acara ini berlangsung dari tanggal 20-21 Desember 2014. Akan ada Pameran Photo, Pameran Batik Riau, Wisata kuliner, Syair dan Dongeng, Musikalisasi Puisi, Tarian, Lagu Melayu, serta Permainan Rakyat dan berbagai macam penampilan kesenian, dan berbagai hal yang berhubungan dengan kebudayaan Melayu. Festival ini gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Jadwal Festival Kampung Senapelan Hari Pertama
Jadwal Festival Kampung Senapelan Hari Kedua





Berbekal Surat Izin Masuk Konservasi (SIMAKSI) dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo, akhirnya kami diizinkan untuk memasuki Taman Nasional Tesso Nilo. Dengan biaya yang cukup murah Rp.1.000/orang kita sudah mendapatkan Surat Sakti (SIMAKSI) untuk memasuki Taman Nasional Tesso Nilo. SIMAKSI ini dapat diurus di Balai Taman Nasional Tesso Nilo Jl. Raya Langgam KM 4 Pangkalan Kerinci. Di sela pengurusan SIMAKSI di Balai Taman Nasional Tesso Nilo, kami bertemu dengan Pemuda Lokal Desa Lubuk Kembang Bungo yang berada di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo. Sembari mengulurkan tangan ia menyapa kami sambil menyebutkan Marlin, Tengku Marlin nama lengkapnya. Marlinlah menjadi guide kami selama berada di Taman Nasional Tesso Nilo. Marlin merupakan Ketua dari Kelompok Masyarakat Wisata (Kempas) Tesso Nilo.

Jumat sore waktu sudah  menunjukkan pukul 17.00WIB. Dari Kota Pangkalan Kerinci ibukota Kabupaten Pelalawan kami BERTUAH TV melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Ukui, dengan menempuh perjalanan darat selama 60menit,tibalah kami di Simpang Pulai Ukui. Dari Simpang pulai kami melanjutkan perjalanan ke dalam menuju Tesso Nilo, lebih kurang 35km dan  1jam perjalanan menuju Tesso Nilo, kami melewati Perkebunan Kelapa Sawit dan  Perkampungan Transmigrasi  SP (Satuan Pemukiman) IV, SP III, SP II, dan SP I serta Desa Air Hitam, dan Lubuk Kembang Bunga. SP merupakan Perkampungan Transmigrasi yang sebagian besar dihuni oleh Transmigran asal Jawa sedangkan Desa Air Hitam dan dan Desa Lubuk Kembang Bunga merupakan perkampungan melayu atau penduduk lokal.
                        


Tepat pukul 20.00 tibalah kami di Taman Nasional Tesso Nilo, Tengku Marlin dan
Gapura Selamat Datang Di Flying Squad menyambut kami. Keramahan Mahout (Pawang Gajah) dan Petugas WWF menyambut kami dan mereka mengantar kami untuk beristirahat home stay. Di Taman nasional Tesso Nilo tersedia beberapa Home Stay dengan tarif  dengan satu rumah  Rp.350.000/malam atau sewa kamar (dua orang) Rp.150.000/malam. Rudi salah satu mahout di Tesso Nilo mempersilahkan kami istirahat, karena esok harinya kami akan mengelilingi Hutan Tesso Nilo bersama Flying Squad.



Salah satu upaya penyelesaian konflik adalah mengembangkan Elephant Flying Squad (tim mitigasi dengan 4 ekor gajah untuk sebagai sarana mitigasi konflik gajah liar dengan manusia) atau disebut Pasukan Gajah Reaksi Cepat. Flying Squad ini bentuk pada tahun 2004, kerja sama WWF Riau dengan BKSDA Riau. Elephant Flying Squad mengembangkan teknik patroli, pengusiran dan penggiringan gajah liar melalui gajah flying squad. Salah satu kegiatan penting dari Flying Squad ini juga digunakan sarana ekowisata yaitu dalam Patroli Gajah dan simulasi mitigasi konflik dengan gajah. Wisatawan dibawa ke trek-trek patroli gajah dan trek dibuat sangat alami dan khas hutan hujan tropis Sumatera.

                     

Menurut Marlin, selain berkeliling hutan dengan Flying Suad kita juga bisa memandikan gajah serta memberi gajah makan. Dan tentuya juga dengan paket ekowisata lainnya, seperti berikut : 
Wisata Pengamatan Tumbuhan dan Satwa
Pemantauan kehidupan liar (tumbuhan dan satwa) menjadi hal penting dan menarik di Tesso Nilo. Beberapa trek ekowisata difokuskan dalam pemantauan hidupan liar ini termasuk menggunakan pompong (boat kecil) melewati sungai. Pengamatan burung (Birding) dapat dilakukan di trek Lubuk Balai, Trek Sawan dan Kuala Napu. Primata seperti siamang, wau wau dan kera ekor panjang banyak dijumpai di sungai Nilo dan Lubuk Balai. Di lokasi trek, kita dapat menjumpai jejak-jejak beruang, gajah, tapir dan harimau sumatera. Satu kegiatan ekowisata Tesso Nilo yang sanhgat menarik dan menantang adalah orbservasi Harimau dengan menggunakan jebakan kamera atau Camera Trap. Tujuannya adalah mendapatkan gambar Harimau Sumatera dan satwa lainnya yang tertangkap kamera setelah kamera terpasang.

Wisata Pompong (perahu) Tour
Aktivitas menggunakan pompong atau perahu kecil dengan mesin tempel menyusuri sungai Nilo. Kegiatan ini menarik karena pengunjung dapat menikmati perahu kecil masyarakat dan melihat kiri-kanan sungai yang banyak menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi; burung, primata atau mamalia dan jika beruntung akan melihat berbagai jenis reptil yaitu biawak sungai sampai buaya air tawar atau senyulong. Penelusuran dengan pompong, kita juga dapat melihat berbagai jenis pohon sialang (pohon madu hutan) dan berkunjung ke pohon tersebut, kemudian menyusuri kembali menuju lokasi tujuan. Perjalanan dengan pompong dapat ditempuh satu jam, untuk adventurir bisa sampai ke wilayah Sawan dengan 2 – 4 jam perjalanan.

Wisata Bersepeda
Ada satu trek untuk bersepeda di Tesso Nilo yaitu di hutan akasia dan kawasan pemukiman Lubuk Kembang Bunga. Trek ini sangat menarik dan menantang terutama bagi para petualang sepeda. Di dalam lokasi trek sepeda, selain hutan akasia dan pemukiman masyarakat lokal yang menjadi bagian obyek pemandangan, kita juga dapat melihat kebun karet dan jelutung masyarakat. Trek khusus bisa dilakukan di dalam hutan alam, dengan tantangan tersendiri terutama misalnya trek yang dilalui adalah hutan rawa.

Wisata Tradisi dan Pengetahuan Lokal Masyarakat
Madu hutan Tesso Nilo adalah icon kunjungan ekowisata berbasiskan sumber daya alam dan tradisi lokal masyarakat Tesso Nilo. Madu hutan Tesso Nilo terdapat di atas ketinggian pohon Sialang. Pohon Sialang terdiri dari berbagai jenis pohon termasuk keruing, rengas dan kedondong hutan. Dalam satu pohon sialang, sarang lebah hutan Apis dorsata dapat dihitung antara 10 – 50 sarang dengan rata-rata berat satu sarang 15 kg. Ada sekurangnya 3-4 trek lokasi utuk melihat pohon sialang sekaligus melihat cara pemanenan yang dipersiapkan untuk ekowisata. Waktu pemanenan dapat dipilih yaitu siang hari atau malam hari. Pemanenan sialang adalah salah satu tujuan yang sangat menarik, karena wisatawan dapat melihat tarian atau puji-pujian dan cara memanjat tradisional masyarakat madu hutan sekaligus menyaksikan produk madu hutan alami. Selain itu, lokasi yang menarik pula adalah menginap di Kuala Napu untuk melihat tradisi masyarakat sungai melayu yang masih dipertahankan dan tradisi dalam menangkap ikan.  Untuk berwisata dengan semua paket Ekowisata tersebut diatas dapat menghubungi
Tengku Marlin dari  Kelompok Masyarakat Wisata (Kempas) Tesso Nilo di 081371146867.

Margenie Winarti menjadi Wakil Indonesia di Ajang Miss Grand International 2014, di Thailand. Margenie Winarti yang biasa disapa MG merupakan dara cantik asal provinsi Riau. 





Profil Singkat Margenie Winarti Miss Grand International 2014 perwakilan Indonesia asal Riau

Nama: Margenie Winarti
Tempat Tanggal Lahir : Pekanbaru 19 Maret 1992
Orang Tua: Soenarijo dan SH Erna Willianti,SH
Anak Pertama dari 3 Bersaudara
Hobby: Traveling, Badminton, Golf, Renang
Makanan Favorite: Sate Padang, Ayam Bakar
Minuman Favorite: Jus Sirsak, Jus Mangga
Lulusan: UCSI University, Kuala Lumpur, Malaysia (cum laude) BA(Hons) in Marketing

Prestasi:
- Miss Grand International Indonesia 2014
- Miss Earth Indonesia Air 2014
- Runner up 2 Puteri Indonesia 2014
- Miss Sophie Paris Bc Rina (Riau) 2014
- Wakil Indonesia di Ajang Miss Chinese Cosmos Southeast Asia 2014
- Miss Soleil Malaysia 2012
- Murid Beasiswa di UCSI University 2011-2014

Prestasi Olahraga & Ekstrakulikuler:
- Kapten tim Dodgeball Wanita UCSI University 2011-2013
- Juara 2 Kompetisi Dodgeball Asia Tenggara Campuran 2013
- Juara 2 Kompetisi Dodgeball Nottingham Open
- Juara 1 Dodgeball Champions League 2011
- Juara 1 Badminton antar Murid Indonesia di Malaysia (Ganda Campuran) 2011
- Juara 2 Badminton antar Murid Indonesia di Malaysia (single) 2011 





Margenie Winarti minta dukungan penuh

Lebih kurang selama sebulan Margenie Winarti akan dikarantina di Thailand, dan MG sangat berharap dukungan dari seluruh rakyat Indonesia untuk dapat mengharumkan Indonesia. Dukungan untuk Margenie Winarti dapat diberikan melalui :
Fb: http://www.facebook.com/missgrandinternationalindonesia2014
Twitter: @missgrandindo
Instagram: @missgrandindonesia

Dukungan untuk Miss Favorite akan dimulai tanggal 1 Sept 2014 hingga pukul 18.00 tanggal 7 Oktober 2014  dengan cara klik Like di untuk Miss Grand International Indonesia pada alamat : 

http://www.missgrandinternational.com/?page=vote_detail&cont=148

Untuk memberikan pilihan (vote) kepada MG hanya dapat dilakukan bagi pengguna akun facebook dan vote hanya dapat dilakukan sekali saja, setelah melakukan pilihan (vote) dengan mengklik : http://www.missgrandinternational.com/?page=vote_detail&cont=148

kemudian tekan panel (tombol) like, kemudian share ke akun facebook anda dan anda dapat memberikan komentar.






Ihsan seorang remaja tanggung Mahasiswa UIN sedang asyik melihat satu persatu photo, karikatur dan blog di Atrium Rokan Mall SKA Pekanbaru. Sembari menenteng kamera DSLR miliknya,Ihsan sangat antusias menjelaskan photo-photo tersebut kepada pengunjung lain. Ternyata Ihsan merupakan salah satu team dari Kesah Asap yang menaja Pameran Photo, Karikatur dan Blog. Acara ini berlagsung dari tanggal 4 hingga 12 April 2014. Dan Opening Ceremonynya dilakukan pada tanggal 5 April.  Acara ini adalah bentuk protes dengan cara yang kreatif dari masyarakat Riau yang sudah bosan  dengan penderitaan asap selama 17 tahun terakhir.

Kesah Asap Pameran Foto, Karikatur dan Blog ini bertajuk I Love The Blue , mungkin I Love The Blue bermakna kami rindu atau cinta dengan Langit Biru, maklum selama beberapa bulan terakhir langit Pekanbaru dan Kabupaten/kota lainnya di Riau dipenuhi Kabut asap , sehingga warga Riau sangat merindukan langit biru yang jernih dengan awan putih dan sinar mentari yang indah. Alih-alih melihat langit biru, apa yang mereka lihat sehari-hari di luar rumah saat ini hanyalah kabut asap tebal yang bahkan untuk bernafas saja cukup susah dan mentaripun enggan untuk tersenyum dipagi hari,matahari berubah warna menjadi oren ataupun sama sekali tidak terlihat begitupula dengan rembulan malam yang enggan menampakkan dirinya.
Photo Kiriman dari Masyarakat
source : http://www.kicauanvina.com/2014/04/event-i-love-blue-kesah-asap-edisi-riau.html
Bencana Kabut asap diriau adalah bencana tahunan yang terus terjadi, lebih kurang selama 17tahun bencana ini selalu ada, semenjak tahun 1997 hingga 2014 kabut asap terlalu terjadi, bencana ini disebabkan musim kemarau dan juga pola ataupun cara pihak tertentu yang sengaja membakar hutan ataupun lahan, dengan cara membakar mereka akan menghemat waktu dan biaya.

Melihat kenyataan tersebut, beberapa anak muda kreatif yang dipelopori Oleh Enje, Mas Shodik Purnomo dkk tergerak untuk melakukan aksi protes melalui Pamran Photo, Karikatur dan Tulisan (blog). Hingga akhirnya lahir KESAH ASAP. Kesah Asap merupakan bentuk keprihatinan masyarakat Riau untuk berbuat sesuatu terhadap bencana asap yang selalu terjadi setiap tahun dibumi Lancang Kuning. Pameran Kesah Asap ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian semua pihak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 
Salah Satu Karikatur dari SIKARI
source : http://www.kicauanvina.com/2014/04/event-i-love-blue-kesah-asap-edisi-riau.html

Berdasarkan pantauan kami dilokasi pameran, photo yang ditampilkan merupakan photo kiriman dari masyarakat  Riau dari berbagai daerah yang terkena bencana asap,bahkan juga ada salah satu photo kiriman dari Warga Jepang dan juga beberapa Photo dari Satgas Karhutla Riau. Pameran Kesah Asap ini melibatkan sejumlah anak muda kreatif dari Komunitas SIKARI yang memberikan kaikatur terbaik mereka mengenai asap Riau dn juga tulisan-tulisan dari Komunitas Blogger Bertuah Pekanbaru, tidak hanya pameran, kesah asap ini juga menampilkan Talkshow, performance musik, dan juga penampilan menarik dari Stand Up Comedy Pekanbaru.
                                          Tulisan dari Anggota Blogger Bertuah Pekanbaru                                                                               
Melalui Akun Facebooknya Shodik Purnomo salah satu penggiat Kesah Asap mengatakan "kami hanya ingin Pameran ini 1x saja, dan ini yg terakhir" dan Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir kalinya dan tahun depan sudah tidak ada lagi asap dan tidak ada lagi Pameran Kesah Asap Riau. 

 
Masyarakat Riau memiliki kerinduan yang luar biasa dengan hujan dan langit biru, itulah kondisi yang terjadi di Bulan Februari 2014 hingga Maret 2014. Kabut asap dan kemarau yang ekstrem menyelimuti seluruh wilayah Riau, sehingga warga Riau sangat merindukan langit biru yang jernih dengan awan putih dan sinar mentari yang indah. Alih-alih melihat langit biru, apa yang mereka lihat sehari-hari di luar rumah saat ini hanyalah kabut asap tebal yang bahkan untuk bernafas saja cukup susah dan mentaripun enggan untuk tersenyum dipagi hari,matahari berubah warna menjadi oren ataupun sama sekali tidak terlihat begitupula dengan rembulan malam yang enggan menampakkan dirinya.

Jalan Hang Tuah Pekanbaru yang diselimuti Kabut Asap (photo tanggal 14 Maret 2014)
Bencana Kabut asap diriau adalah bencana tahunan yang terus terjadi, lebih kurang selama 17tahun bencana ini selalu ada, semenjak tahun 1997 hingga 2014 kabut asap terlalu terjadi, bencana ini disebabkan musim kemarau dan juga pola ataupun cara pihak tertentu yang sengaja membakar hutan ataupun lahan, dengan cara membakar mereka akan menghemat waktu dan biaya.

Eks Lahan terbakar di Pasar Baru Pangkalan Kerinci
Akibat kabut asap ini, masyarakat Riau cukup banyak dirugikan, terutama para pelaku ekonomi. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmansah , jika bencana asap di Riau tidak segera reda, maka bencana asap yang sudah merembet ke daerah-daerah di sekitar Riau, selain akan menggerus ekonomi Riau dan nasional, juga akan semakin menyengsarakan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Namun, beruntung bencana asap tersebut kini sudah mulai reda. Secara ekonomis, bencana asap Riau memiliki dampak yang dapat menggerus ekonomi masyarakat Riau dan nasional, mulai dari terhambatnya transportasi dan penerbangan, perdagangan, ritel, perkebunan, investasi, UMKM, dan lain sebagainya.

" Produktivitas ekonomi akan terganggu akibat terganggunya mobilitas barang, jasa dan orang akibat kendala transportasi, baik darat maupun udara. Ada tiga bandara, yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Pinang Kampai Dumai dan Bandara Internasional Minangkabau di Sumatera Barat yang tidak dapat beroperasi akibat tertutup kabut asap pekat, sehingga seluruh maskapai penerbangan menuju ke Riau dihentikan Sementara di sektor UMKM, aktivitas ekonomi pelaku usaha kecil, seperti di pasar dan toko-toko, semakin sepi dari transaksi akibat konsumen atau masyarakat tidak dapat mengakses akibat asap yang semakin membahayakan. "Lalu lintas barang dan jasa, khususnya kebutuhan sehari-hari masyarakat juga terhambat dan berpotensi melumpuhkan sektor konsumsi dan distribusi. Polusi kabut asap, sambungnya, juga telah menganggu kegiatan operasi industri hulu migas, dan mengakibatkan hilangnya potensi produksi sebesar 12 ribu barel per hari. Selain itu, kabut asap juga memengaruhi kegiatan operasi pada wilayah kerja Malacca Strait yang dioperasikan oleh EMP Malacca Strait dengan kehilangan potensi produksi sebesar sekitar 7 ribu barel per hari (BOPD kumulatif) "



Indek StandarPencemar Udara (ISPU), source :@InfoRiau
Bila mengacu pada standar kesehatan internasional, harusnya seluruh warga Riau memang diungsikan. Dengan index asap beracun terparah adalah 300, Riau bahkan sudah menyentuh angka 1.200 yang berarti pemda setempat dan pemerintah pusat harus melakukan tindakan tegas dan secepatnya. Imbas dari kebaran  hutan itu adalah udara mengandung CO2 dan partikel metan yang membuat tingkat oksigen menurun drastis dari batas normal 20,93%.

Jika demikian maka berarti apa yang dihirup oleh warga Riau adalah bukan oksigen lagi namun juga zat beracun. Untuk menanggulanginya pun tak bisa memakai masker tipis biasa namun harus memakai masker ber-standar HEPA, namun apa daya persdian masker di Riau juga tidak banyak, Masker yang disarankan jenis N95 pun menjadi langka, karena sebagian warga Riau mencari masker tersebut, dan harga masker jenis N95 pun menjadi mahal karena dimanfaatkan oleh oknum spekulan, Masker tersebut rata-rata dijual per pcs dengan harga Rp45.000.  ISPU pada Level Berbahaya seluruh sekolah di Kota Pekanbaru dan beberapa Kabupaten dan Kota lain di Riau diliburkan, begitu juga dengan beberapa universitas di Ibukota Provinsi Riau juga diliburkan.




Melihat kondisi diatas sekelompok "manusia kreatif" yang menolak dan tidak terima dengan keadaan tersebut membuat suatu Class Action dengan nama MELAWAN ASAP, Aksi Melawan asap dilakukan saat Car Free Day,disana berbagai orasi menolak asap dilakukan, dan juga aksi kreatif lainnya seperti pembacaan puisi, musik, aksi karikatur dari SIKARI (Sindikat Kartunis Riau) selain itu Melawan Asap juga melakukan aksi damai malalui SUPERSEMAR (Surat Perintah Sepuluh Maret) yaitu melakukan aksi  damai pada tanggal 10 Maret 2014.


Respon SBY terhadap Kabut Asap di Riau

Tidak hanya itu saja berbagai perlawanan terhadap asap terus dilakukan oleh masyarakat Riau, bahkan dilinimassa sosial media dimanfaatkan agar masalah asap ini dapat diatasi. Akun Twitter Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Akun Instagram Ibu Negara Ani Yudhoyono dibully dengan harapan kabut asap di Riau dapat diatasi. Melalui Akun Instagramnya ibu Ani merespon kabut asap Riau :

 "Sebetulnya pemerintah pusat maupun daerah, BNPB, TNI, dan Polri terus bekerja mengatasi asap di Riau. Memang ada faktor cuaca ekstrim sehingga lahan mudah terbakar, namun ada juga kesalahan manusiaa, karena sebagian saudara2 kita melakukan pembakaran, sehingga terjadi bencana asap ini. Pemadaman terus dilakukan dengan menggunakan pesawat sendiri maupun menyewa dari Rusia. Ada yang sudah ditangkap dan akan diadili. Pak SBY minta agar pengadilan segera dipercepat, yang salah segera mendapatkan sanksi hukum yang setimpal. Perbuatannya telah merugikan bahkan mengancam nyawa manusia. Ayolah masyarakat Riau ikut menyadarkan mereka itu, atau laporkan kepada kepolisian bila ada yang membakar hutan lagi. Tahun lalu, asap terjadi di Riau, sekarang terjadi di Riau lagi. Sungguh diperlukan tanggungjawab, kesadaran dan kerjakeras dari semua pihak. Terutama para pejabat yang bertugas di Riau."



Salah Satu akun Instagram yang melakukan Bully ke Ibu Negara

Tidak hanya dengan aksi damai dijalan, aksi di sosial media, aksi melawan asap juga dilakukan warga Riau dengan membagikan masker gratis.  Berbagai lintas komunitas dan organisasi di Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu melakukan aksi peduli dengan memberikan secara percuma masker di salah satu ruas jalan Pekanbaru, dan aksi ini merupakan salah satu aksi dari sekian banyak aksi berbagi masker gratis, tujuannya cuma satu yaitu Asap dapat dilawan dan Kabut asap tidak terjadi lagi di Riau. Dan semoga apa yang telah dilakukan dengan MELAWAN ASAP membuahkan hasil dan tidak akan terjadi lagi Kabut Asap dan Kebakaran Hutan/Lahan di Riau dan Tahun ini kiranya menjadi tahun terakhir peristiwa Kabut asap di Riau, cukup sudah 17tahun penderitaan masyarakat Riau.



Sebelum Perang Dunia II pemerintah kolonial Belanda telah membuat rencana pembangunan jaringan jalan rel kereta api yang menghubungkan pantai timur dan pantai barat Sumatera, yang akhirnya akan meliputi seluruh pulau Sumatera. Jalur Muaro ke Pekanbaru adalah bagian dari rencana itu. Tapi hambatan yang dihadapi begitu berat, banyak terowongan, hutan-hutan dan sungai serta harus banyak membangun jembatan. Karena belum dianggap layak, rencana itu tersimpan saja di arsip Nederlands-Indische Staatsspoorwegen (Perusahaan Negara Kereta Api Hindia Belanda).

Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942 , Jepang mengetahui rencana Kolonial Belanda. Penguasa militer Jepang melihatnya sebagai jalan keluar persoalan yang mereka hadapi. Pembangunan jalan rel yang menghubungkan Sumatera Barat dan pantai timur Sumatera akan membuat jalur transportasi yang menghindari Padang dan Samudera India yang dijaga ketat kapal perang Sekutu. Jalan kereta api baru itu akan memperluas jaringan Staatsspoorwegen te Sumatra’s Weskust (SSS) sepanjang 215km ke pelabuhan Pekanbaru. Dari sana, melalui Sungai Siak akan mudah mencapai Selat Melaka.