Siang itu bandara Sultan Syarif kasim II Pekanbaru telihat ramai, beberapa bule terlihat membawa papan selancar. Teluk Meranti sebuah desa di Kabupaten Pelalawan menjadi tujuan mereka, menciptakan rekor terlama berselancar disungai menjadi tujuan mereka. Peselancar Australia itu kelihatan cukup lelah dan kontras menarik perhatian dan sekali kali mereka melambaikan tangan kearah orang yang melihatnya.
Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II merupakan salah satu bandara tersibuk di Pulau Sumatra, sekurangnya ada beberapa jalur penerbangan yang rutin menuju Pekanbaru
Ibu Kota Provinsi Riau,yaitu melalui Jalur Batam, Jakarta, Medan,
Denpasar, Yogyakarta, Bandung, Singapura dan Kuala Lumpur dan jalur penerbangan kota lainnya.
Provinsi Riau yang dikenal sebagai daerah dengan kekayaan Sumber Daya
Alam (SDA) nya, sudah saatnya tidak lagi terus bergantung kepada Minyak dan Gas, Kelapa Sawit, Kayu, sudah saatnya Riau fokus pada
pengembangan objek wisata. Provinsi Riau kaya akan berbagai potensi wisata, baik itu wisata
alam, wisata syariah, wisata minat khusus, wisata budaya, wisata sejarah maupun wisata lainnya, dan jika dikemas secara baik maka Riau tidak akan
kalah dengan Provinsi lainnya yang dapat mengandalkan sektor wisata
dan Ekonomi Kreatif sebagai sumber PAD.
Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi telah dinobatkan sebagai Kota Tujuan Investasi Terbaik bahkan BPS menetapkan Riau sebagai sebagai Provinsi dengan penduduk paling bahagia, Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi terus berbenah untuk menjadikan Kota Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE). Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi tidak menawarkan Air Terjun, Hutan, Pantai, Goa, Istana, Sejarah maupun gunung yang menawan,
melainkan wisata MICE, posisi geografis yang strategis dan besarnya
perputaran uang di Pekanbaru menjadi modal utama, MICE memang menjadi perlengkapan industri pariwisata yang terus menjadi
kebutuhan masyarakat modern. Pekanbaru sebagai Tujuan Wisata MICE terbukti dari banyaknya acara besar hingga
tingkat hunian hotel dan penginapan yang terus meningkat tiap tahunnya di Pekanbaru. Sedangkan Kabupaten dan Kota lain di Riau menyuguhkan wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata bahari, Wisata Budaya.
Riau kini sedang berbenah untuk menjadi salah satu destinasi wisata dan juga salah satu upaya untuk menambah PAD karena Kekayaan Alam yang dimiliki Riau kian menyusut. Selama ini Provinsi tetangga sumatra Barat (Sumbar) menjadi Destinasi utama masyarakat Riau untuk berwisata, harus kita akui bahwa infrastruktur pendukung wisata dan juga alam yang menawan menjadi nilai plus dan unggulan Sumbar dan kita perlu banyak belajar kepada Sumatra Barat.
Riau yang berada di tengah pulau sumatra dengan masyarakat masih
berpegang teguh pada nilai-nilai budaya melayu dan agama islam sedang bertransformasi menjadi salah satu tujuan wisata.
Pemerintah
terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk
menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini, -
See more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/07/18/minyak-segera-habis-riau-beralih-ke-pariwisata/#sthash.OJWyS9jT.dpuf
Pemerintah
terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk
menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini, -
See more at:
https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/07/18/minyak-segera-habis-riau-beralih-ke-pariwisata/#sthash.OJWyS9jT.dpuf
BONO SUNGAI KAMPAR
Bono
merupakan fenomena alam unik yang terjadi di
Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Bono adalah fenomena
alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan
bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan
kecepatan
yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara
angin
kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa
mencapai 4-6 meter,
membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai.
Peristiwa ini
terjadi setiap hari, siang maupun malam hari.
Melihat orang berselancar di pantai atau laut
adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di
arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. Kegiatan berselancar di
sungai hanya ada di beberapa tempat di dunia. Dan salah satu diantaranya
terdapat di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau
yang biasa di sebut dengan Ombak Bono Sungai Kampar.
Bagi dunia peselancar (surfer) maupun wisatawan dari luar, Bono Kampar adalah sebuah penemuan yang mengagumkan bahkan para selencar dunia mengungkapkan luar biasa untuk "Bono Kampar", seperti diungkapkan oleh Chris Mauro dalam tulisannya yang dimuat GrindTV.com :
“A dreamlike wave found in an Indonesian river is stunning surf world
(sebuah gelombang impian yang ditemukan di salah satu sungai di
Indonesia memukau dunia selancar),” . Tulisan Mauro itu sendiri
lantas merujuk pada apa yang ia sebut ‘penemuan luar biasa’ oleh tim
(ekspedisi) Rip Curl baru-baru ini, yang menurutnya “mungkin tak
tertandingi” (may be unrivaled).
Bono merupakan tempat idaman bagi peselancar manapun, bahkan Rekor Dunia berselancar terlama ada di Bono. Guinness World Records telah mencatat rekor berselancar terlama
di ombak sungai (Longest surfing ride on a river bore) yang dilakukan
oleh James Cotton secara perorangan sejauh 17.2 km di Ombak
Bono Sungai Kampar, Riau - Indonesia pada tanggal 10 Maret 2016, selain itu James Cotton dari Australia juga memecahkan rekor berselancar terlama dan terpanjang secara tim bersama Roger Gamble dan Zig van Sluys, ketiganya memecahkan rekor dunia dengan total jarak selancar 37,2 kilometer dalam waktu 1 Jam 5menit.
Perlahan tapi
pasti nama Bono Sungai Kampar sudah dikenal wisatawan bahkan Anugrah Pesona Indonesia (API) 2016 Gelombang Bono tersebut masuk nominasi kategori Tempat Berselancar Terpopuler (Most Popular Surfing Spot).
FESTIVAL PACU JALUR
Kabupaten Kuantan Singingi sangat kaya akan keragaman adat dan budaya,salah satu diantaranya adalah Pacu jalur. Pacu berarti lomba adu cepat, sedangkan jalur berarti perahu besar yang dapat memuat40-50 orang anak pacu. Jalur dibuat dari sebatang pohon Bonio atau kulim kuyian dengan panjang 30 meter atau lebih dengan diameter 2meter.
Untuk membuat Pacu banyak ritual yang mesti dilalui, kayu yang diambil dihutan diawali dengan upacara persembahan dan semah yang dipimpin oleh pawang,kayu tersebut dianggap memiliki penghuni,upacara ini dilakukan agar proses penebangan kayu dapat berjalan lancar. Kemudian pohon ditebang sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat,setelah pohon ditebang lalu diseret bersama-sama ke Desa dengan menggunakan tenaga manusia, nuansa gotong royong dan kebersamaan masih kental dalam proses pembuatan jalur.
Pacu jalur
awalnya dilaksanakan untuk memperingati hari besar agama Islam seperti
Maulid nabi, Idul Fitri, Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tetapi Ketika
Penjajah Belanda memasuki daerah Riau diawal tahun 1900 mereka
memanfaatkan Pacu jalur sebagai peringatan Ulang Tahun Ratu Wilhelmina
yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Namun sejak Indonesia merdeka
Pacu jalur menjadi Agenda untuk memperingat Hari kemerdekaan, kini Pacu
jalur diadakan setiap Bulan Agustus atau dipercepat sebelum Agustus
jika pada Saat Bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
Kini Pacu jalur
menjadi pesta masyarakat Kuantan Singingi dan masyarakat Riau pada
umumnya yang telah menjadi kalender Pariwisata Nasional. Pacu Jalur ini
diadakan di Tepian batang Narosa Sungai Kuantan Taluk Kuantan, event
Pacu Jalur tidak hanya diikuti oleh Jalur dariKecamatan yang ada di
Kabupaten Kunatan Singingi saja tapi juga diikuti oleh Jalur dari
Kabupaten lain di Provinsi Riau dan juga diikuti Jalur Provinsi tetangga
dan juga negara lain.
MENIKMATI MATAHARI TERBIT DI PULAU RUPAT
Belum lengkap jika tidak menikmati matahari terbit di
pulau ini.
Indahnya Pantai Rupat Utara Pasir Putih Sepanjang 17 Kilometer. Siapa bilang Provinsi Riau tak memiliki wisata pantai.
Coba datangi Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis.
Kawasan pulau dengan luas kurang lebih 1.500 Km persegi
tersimpan destinasi wisata bahari yang asri dan menawan.
Beting Aceh di Rupat Utara serta Pasir Putih yang panjang menjadi Destinasi Baru wisata , selain keindahannya tentunya letak geografis yang strategis yang berada di Perairan Selat Melaka menjadu saya tarik sendiri. Matahari terbit
berlatar Selat Melaka . Keindahannya membuat
perjuangan saya bangun lebih pagi hanya untuk menyaksikan Matahari terbit dan melihat nelayan pulang membawa hasil tangkapan ikan, perlahan semburat jingga semakin terlihat hantaman ombak Selat Melaka semakin syahdu suasana pagi hari dan akhirnya
Matahari kian meninggi. Pagi pun memunculkan imaji luar
biasa Rupat Utara Bengkalis pulau eksotisme yang
membawa saya ke dimensi baru berwisata di Riau.
FESTIVAL BAKAR TONGKANG SALAH SATU RITUAL BUDAYA TERSUKSES DIN INDNESIA
|
Copyright @ imamhartoyo @Flickr |
Festival Bakar Tongkang merupakan Festival tahunan yang luar
biasa, hebat, mampu menarik puluhan ribu wisatawan bahkan kunjungan wisatawan tiap tahunnya selalu meningkat demi menyaksikan sebuah ongkang yang dibakar.Ritual Bakar Tongkang salah satu contoh suksesnya ritual budaya
dimiliki Indonesia dan memberikan dampak positif bagi Penyelenggara , nyaris ratusan ribu wisatawan hadir ke Kota Bagansiapiapi
Puncak acara Festival Bakar Tongkang sendiri ketika kapal dibakar,
peserta begitu antusias untuk melihat arah tiang tongkang itu jatuh.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang
menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Bakar tongkang menjadi tradisi unik yang melegenda bagi masyarakat Tionghoa di Bagansiapia, Tradisi ini melekat dengan sejarah awalnya masyarakat Tionghoa yang tinggal di Riau bermigrasi dari Kampung Leluhur mereka menggunakan sebuah kapal yang disebut dengan Tongkang. Tahun 2017 silam Festival Bakar Tongkang di ganjar menjadi Atraksi Budaya Terppuler di Indonesia dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia, dan pada saat tahun 2017 silam Riau menjadi Juara Umum dengan memenangkan 7 kategori dari 15 Kategori yang ada.
PASAR BAWAH, OBJEK WISATA BELANJA TERPOPULER DI INDONESIA.
Tak lengkap jika berkunjung ke Pekanbaru jika tidak singgah atau
berbelanja di Pasar Bawah Pekanbaru. Orang-orang dari luar Pekanbaru
selalu menjadikan pasar bawah sebagai salah satu tempat yang harus
dikunjungi jika mampir ke pekanbaru. Pasar Bawah Pekanbaru merupakan
pasar yang tertua di kota Pekanbaru yang berada di persis di tepi sungai
Siak dan Pelabuhan.
Pasar yang terletak di sebelah
utara Pekanbaru ini merupakan pusat perbelanjaan yang banyak menyediakan
barang-barang antik, pernak-pernik aksesori rumah tangga, baik dari
dalam maupun luar negeri.
Selain itu, pasar ini juga terkenal sebagai salah satu pusat
perbelanjaan barang elektronik bekas (second hand) yang berasal dari
luar negeri. Dahulu, barang-barang bekas atau selundupan dari luar
negeri belum diawasi ketat oleh pemerintah. Namun, seiring berjalannya
waktu, berangsur-angsur pemerintah mulai memperketat peraturan.
Barang-barang yang dulunya bisa masuk, sekarang tidak bisa bebas masuk
lagi.
Berbagai barang eks
luar negeri dengan kualitas impor yang dijual dengan harga "miring",
seperti keramik dari Cina, karpet dari Timur Tengah, tas wanita dari
Italia, dan aneka guci dan patung. Selain itu, di pasar ini terdapat
beragam barang-barang elektronik dan berbagai jenis makanan kecil yang
hampir semuanya merupakan produk luar negeri. Di pasar ini juga tersedia
jenis makanan khas Riau seperti lempuk Durian, Dodol kedondong, ikan
salai, Ikan Asin, selain itu juga tersedia kerajinan khas Riau seperti
batik Riau , Kain Songket Riau, Baju Melayu Khas Riau dll.
Tahun 2017 dalam sebuah Ajang Anugerah Pesona Indonesia Pasar Bawah mampu mengalahkan Pasar Beringharjo (Yogyakarta) dan Sentra kerajinan kulit tanggulangin Sidoarjo sebagai Objek Wisata Belanja Terpopuler di Indonesia.
KEMILAU ISTANA SIAK MENJADIKANNYA SITUS SEJARAH TERPOPULER
Bila anda ke Kabupaten Siak, anda akan terpesona melihat keindahan
Istana Siak, Istana ini dibangun oleh Sultan Siak ke-11 yakni Sultan
Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Istana ini dibangun
saat Sultan Syarief Hasyim begitu sebutan singkatnya, baru mulai
memimpin Kerajaan Siak pada 1889.
Menurut riwayatnya, Istana ini
dirancang oleh arsitek asal Jerman. Kebetulan dulu sang Sultan memang
kerap melawat ke Belanda dan Jerman. Sekarang pun, salah satu koleksi
antik yang ada di istana ini adalah alat musik Komet buatan Jerman, yang
memiliki piringan pemutar berdiameter 90 cm. Konon, di dunia ini Komet
hanya diproduksi dua buah: yang satu masih di negara asal, yang satu
lagi yang berada di Istana Siak.
Istana Siak berada Jalan Sultan Syarif Kasim, di tepian Sungai Siak,
tak jauh dari Jembatan Siak, jembatan gantung sepanjang 1.203 meter,
yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Nama resmi
jembatan ini adalah jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Tahun 2017 lalu Istana Siak menjadi Pemenang Ke - 2 sebagai Objek Wisata Sejarah Terpopuler dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia.
Hal tersebut diatas merupakan sebagian dari Objek Wisata Andalan Riau, kini berbagai Infrastruktur di gesa untuk menunjang Sektor Wisata, Pengembangan pariwisata daerah sangat membutuhkan 3A (atraksi,
amenitas, akses) seperti digembor-gemborkan Kementrian Pariwisata selama
ini agar kegiatan pariwisata itu dapat berjalan optimal.
Akses jalan di sebagian besar wilayah Riau masih belum baik ,masih banyak jalan yang mengalami
rusak parah, bergelombang, berdebu, berlubang lubang besar sehingga laju
kendaraan tidak optimal untuk dapat menuju Objek Wisata. Terlebih jika Objek Wisata tersebut membutuhkan perjalanan yang lama, tentunya ini sangat tidak efesin dan efektif , penumpan sudah merasakan capek di perjalanan.
Amenitas di Pekanbaru sudah sangat baik, namun hal ini tidak diimbangi oleh Kabupaten dan Kota di Riau, terutama di daerah Pesisir yang memilki sumber air tidak bagus, dan bukan hal yang aneh jika kita ke Pesisir menyaksikan air di Hotel yang sangat tidak bersahabat dengan kondisi air yang bau, air yang berminyak. Hotel dan Wisma yang ada di kabupaten dan Kota di Luar Pekanbaru jumlahnya belum banyak, dan belum mampu menampung Wisatawan jika diadakan sebuah Event nasional atau event besar.
Atraksi. Atraksi hal penting untuk kemajuan wisata, Atraksi yang ada perlu dikembangkan, mungkin hal yang sepele dalam sebuah event , masih banyak kita menyaksikan tidak adanya keseragaman Kostum,dan Atraksi yang ditampil hanya melulu itu saja sehingga Wisatawan enggan untuk berkunjung dan akan berkata Dari Dulu Objek Wisatanya begitu saja tanpa ada perubahan.
(OPINI : HASRINALDI : Riau Travel Blogger Founder www.riaudailyphoto.com)