Megah, besar , suci dan tertata dengan rapi begitulah kesan pertama saat kita melihat Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru. Pertama kali kita melihat Pura ini,seakan kita berada di Bali. Ornamennya berstil Bali dan ditata sesuai Tri Hita Karana, Pura ini tercatat memiliki pelaba pura terluas dan pura ini bisa saja dikatakan sebagai Pura terbaik dan terbesar sebagai tempat suci pemeluk Hindu yang berada diluar Bali. Pura ini bisa dikatakan paling lengkap di Sumatera. Ada bale kulkul, wantilan untuk perpustakaan dan sekretariat pengempon. Untuk memasuki jaba tengah dan jeroan ada kori gelung. Di jeroan ada sejumlah pelinggih dan bale pawedan.

                            



                     

Bertempat di jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru pada tanggal 18 hingga 19 Mei 2013 digelar sebuah Event dengan tajuk 1 Day With VW II (One Day With Volkswagen), event ini merupakan  acara gathering dan pameran mobil Merk Volkswagen sesumatra ke II.
  Dalam acara ini sebagian besar mobil yang ditampilkan adalah mobil mobil-mobil tua bahkan ada mobil keluaran tahun 1909.  Komunitas VW ini rutin menggelar dan mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan VW Indonesia di berbagai daerah. Dan kali ini Riau menjadi tuan rumah, di Riau ternyata jenis mobil VW terlengkap bila dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.





Event 1 Day With VW II Pekanbaru Riau ini diikuti oleh kolektor mobil VW dari berbagai Kota di Pulau Sumatra seperti Padang, Palembang Medan dll. Menurut salah satu peserta yang berasal dari Padang, menjadi bagian dari komunitas pecinta Volkswagen ini, banyak  memiliki  suka dan manfaatnya, menurutnya ia memiliki banyak teman dan kenalan dari seluruh Indonesia.

Event 1 Day With VW II Pekanbaru Riau ni cukup menarik perhatian masyarakat pekanbaru, banyak warga Pekanbaru yang penasaran dengan mobil antik merk VW bahkan mereka juga tidak ketinggalan untuk berphoto di sekitar mobil VW.








"Hi Indonesia! One of the cities that i will be visiting when I am in Indonesia in June 2013 is Pekanbaru, tulis Radja Nainggolan dalam account twitter milknya @OfficialRadja. Radja Nainggolan merupakan pemain nasional Belgia yang saat ini merumput bersama Tim Serie A Italia cagliari. Pemain berdarah batak ini akan mengunjungi Indonesia pada tanggal 23 Juni mendatang dan akan mendatangi Kota Pekanbaru.
Kedatangan Radja Nainggolan disponsori perusahaan yang bergerak di bidang sport entertainment yaitu Top Sportainment. Dalam akun twitter resminya @TSportainment mengupload photo Radja Nainggolan bersama Direktur yang mengkonfirmasi kedatangan Nainggolan ke Pekanbaru.


                                            

Dalam akun twitternya nainggolan menulis "Hi Indonesia! One of the cities that i will be visiting when I am in Indonesia in June 2013 is Pekanbaru, i'll see you there soon!" tulis Nainggolan.

Selain akan menyambangi Pekanbaru, pemain 24 tahun ini juga berharap dapat mengunjungi Ibukota negara Indonesia Jakarta dan juga kampung halaman leluhurnya medan.


"Other cities that i will be visiting in Indonesia are Jakarta, Medan...hope to see you all soon!"

"I'll tweet the fixed dates & details soon. Re: my upcoming 1st time ever visit to Indonesia, thanks for all your supports !

Radja Nainggolan merupakan salah satu pemain muda berbakat keturunan Indonesia yang merumput di Liga Italia Serie A. Kemampuan ciamiknya dalam mengolah bola membuat klub besar seperti  AC Milan, Inter Milan dan Juventus tertarik menggunakan jasanya.


Welcome Pekanbaru Radja Nainggolan 


Sumber Gambar  :
Di Propinsi Riau terdapat 4 sungai yang sumber airnya berasal dari Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera dan bermuara di pantai timur  Sumatra. Ke-4 sungai tersebut adalah Sungai Rokan,  Sungai Siak,  Sungai  Kampar,  dan  Sungai Indragiri. Dari  keempat sungai yang ada di Riau Daratan tersebut salah satunya memiliki potensi yang unik  yang  bisa dikembangkan  untuk  kepentingan Pengelolaan Sumber  Daya   Air dan   ataupun kepentingan penelitian, dimana peristiwa yang sering disebut orang setempat sebagai Bono, sering terjadi di muara sungai  Kampar dan telah menelan korban jiwa  dan  harta  benda  akibat  hempasan  gelombang Bono. 
 
Bono merupakan fenomena alam yang karena kondisi  di  muara  sungainya terjadi  pendangkalan sehingga ketika air pasang datang dari laut, air pasang tidak dapat bergerak ke hulu dengan lancar namun  tercegah  oleh  endapan dan  bentuk muara sungai yang menguncup. Bono merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh gelombang pasang surut yang bertemu dengan arus Sungai Kampar. Kondisi muaryang berbentuk Vmemungkinkan pertemuan kedua  macam  arus  tersebut,  yaitu  arus pasang dan arus sungai dari hulu, membangkitkan terbentuknya Bono. Gelombang   Bono   termasuk dalam  kategorTidal    Boreyaitfenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan massa air  dimana gelombang pasang menjalar menuju ke hulu dengan kekuatan yang bersifat merusak. Tidak semua muara  sungai ataupun teluk bisa membangkitkan  gelombang pasang semacam Bono. Catatan  yang pernah  ada  sebagaimana  dilaporkan TBRS  (Tidal  Bore  Research Society), Bore  yang terjadi di buy of Fundy Canada adalah tertinggi dari lebih seratus kejadian  bono  yang  di  pantau  di  60 tempat di seluruh dunia.  Beberapa fenomena yang pernah terjadi di negara lain Seperti di Batang Lumpar (Malaysia), Sungai Siene (Perancis), Sungai Shubenacadidan  Sungai Stewacki (Canada), Sungai  Yang   Tse-Kiang   dan  Sungai  Hangzhou (Hangchow) di China, Bore di Sungai Amazon (pororoca) di Brazil, tidal bore di Sungai Seine (mascaret) di Perancis, dan Tidal Bore Hoogly di Sungai Gangga.

Pasang surut yang ada di Muara Sungai Kampar mempunyai tinggi gelombang sekitar 4 m (Deshidros, 2006). Pasang surut tersebut berupa pasang surut tipe Campuran Condong ke Harian Ganda, dimana dalam 1 hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang surut yang pertama dan kedua berbeda. Periode gelombang pasang surut sekitar 12 jam 25 menit.


Di Sungai Kampar, muara sungai berbentuk seperti huruf "V", massa air masuk melalui mulut teluk yang lebar kemudian tertahan, hingga air laut pasang memenuhi kawasan muara. Massa air yang terkumpul kemudian terdorong kearah hulu yang menyebabkan semacam efek tekanan kuat ketika melewati areal yang menyempit dan dangkal secara konstan di mulut teluk. Keadaan ini memunculkan gelombang yang bervariasi di hulu teluk, dari hanya berupa gelombang-gelombang kecil hingga beberapa meter ketinggiannya. 

Gambar berikut memberikan skema terjadinya ‘Bore Bono’, yang merupakan interaksi antara arus air pasang di muara Sungai Kampar dengan arus air Sungai Kampar.
Skema terbentuknya Bore Bono di muara Sungai (Chanson, H, 2003)
Di muara Sungai Kampar, kecepatan gelombang dapat lebih rendah dibandingkan kecepatan arus sungai yang berasal dari hulu sungai. Hal ini berakibat pada terhambatnya gerakan gelombang pasang dari laut, yang berakibat pada naiknya muka air dari muara, sehingga terbentuk Tidal Bore ‘Bono’. Gelombang Bono bergerak ke hulu sampai ke Tanjung Pungai yang berjarak sekitar 60 km dari muara.

Di Provinsi Riau, fenomena Bono dapat ditemukan di samping di muara Sungai Kampar, juga di Sungai Kubu, Kabupaten Rokan Hilir.  Menurut masyarakat ditepi Sungai Rokan dan Sungai Kampar  bagian muara, tinggi Bono di sungai ini bisa mencapai 4‑6 meter. Kejadian bono ini merupakan gelombang pasang yang amat kencang dan secara mendadak meningkatkan permukaan air sungai.
                     
Candi Muara Takus merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah masa silam di Riau. Candi ini bernuansa dan berasitektur Budha, dan ini merupakan bukti bahwa Buddha pernah berkembang dan ada di Riau pada masa lalu. Namun  demikian hingga saat ini belum dapat diketahui secara pasti kapan Candi Muara Takus ini didirikan.

Mengenai penamaan Muara Takus, ada berbagai macam versi dan pendapat. Di sebuah literatur yang merupakan hasil penelitian candi Muara Takus pada tahun 1960 mengatakan bahwa penamaan Candi Muara Takus,
berasal dari nama sebuah anak sungai yang bermuara ke Batang Kampar Kanan. dan pendapat lain menyatakan bahwa , menurut Duta Besar Singapura yang pernah berkunjung ke Muara Takus pada tahun 1977 menyatakan bahwa Muara takus terdiri dari dua kata yaitu "Muara" dan "Takus", menurut pendapatnya "Muara" berarti tempat dimana sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau sungai yang lebih besar, sedangkan "Takus" berasal dari Bahasa China yang artinya : TA = besar, KU = Tua, SE = Candi. Jadi arti keseluruhannya  adalah Candi Tua yang besar yang terletak di Muara Sungai


Candi Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa, yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Siwa. Pendapat tersebut didasarkan pada bentuk bentuk Candi Mahligai, salah satu bangunan di kompleks Candi Muara takus, yang menyerupai bentuk lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan). Arsitektur candi ini juga memunyai kesamaan  dengan arsitektur candi-candi di Myanmar.


Sejarah Penemuan Candi Muara Takus

Warna yang sangat dominan dalam masyarakat Melayu Riau adalah kuning keemasan, hijau lumut dan merah darah burung, warna tersebut merupakan warna yang telah diturunkan secara turun temurun sejak nenek moyang orang melayu di Bumi Lancang Kuning ini. Ketiga warna tersebut terhampar pada tabir-tabir pelaminan melayu  Riau dalam suatu acara adat perkawinan ataupun adat kebesaran Budaya Melayu.

Warna Kuning Keemasan , melambangkan kebesaran dan kewibawaan dan kemegahan serta kekuasaan
Warna kuning keemasan pada zaman kerajaan Siak,Kerajaan Riau Lingga, Kerajaan Indragiri dan Kerajaan Pelalawan adalah warna larangan dn tabu bagi masyarakat biasa jika memakainya.  Yang memakai warna kuning keemasan adalah Sultan atau Raja suatu negeri dari kerajaan Melayu. Permaisuri Kerajaan atau istri Sultan memakai kuning keemasan pada upacara -upacara kerajaan. 

Warna Hijau Lumut, melambangkan kesuburan dan kesetiaan, taat serta patuh, terhadap ajaran agama.
Warna Pakaian Hijau Lumut dipakai oleh kaum-kaum bangsawan, Tengku, Encik, dan Wan.


                               

Warna Merah Darah Burung, melambangkan kepahlawanan dan keberanian, patuh dan setia terhadap raja dan rakyat. Warna Merah dari darah burung memancarkan  kecemerlangan.

Warna Hitam, melambangkan kesetiaan, ketabahan dan bertanggung jawab serta jujur. Baju warna Hitam dipakai oleh datuk dan orang besar kerajaan  dalam upacara adat kebesaran kerajaan
                                                      


Dikutip Dari :
Buku Pakaian Tradisional Melayu Riau terbitan Lembaga Adat Melayu Riau
 
oleh Drs.H. O.K. Nizami Jamil dkk, terbitan Lembaga Adat Melayu Riau/LPNU, 2005.
Pakaian tradisional Melayu Riau