Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Provinsi Riau ke 54 digelar Acara Riau Expo yang bertempat di Bandar Serai Purna MTQ. Dalam Penyelenggaraan Riau Expo kali ini digelar Pemilihan Putri Riau Expo atau Miss Riau Expo 2011
Miss Riau Expo 2011 ini diikuti oleh 12 Peserta yang tersaring yang telah mengikuti serangkaian seleksi yang ketat dan kemudian ke 12 peserta tersebut dikarantina.

Dari 12 peserta yang telah disaring kemudian di nilai lagi oleh para juri, kemudian disaring lagi menjadi 6 besar. Dari 6 Besar peserta kemudian masing-masing peserta ditanyakan beberapa pertanyaan oleh dewan juri  mengenai wawasan.

Kemudian 6 peserta diseleksi menjadi 3 peserta terbaik, hingga akhirnya terpilih Trisnawati dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sebagai Miss Riau Expo 2011. Miss Riau Expo 2011 terpilih akan menjadi Duta Investasi Riau.

Trisnawati dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sebagai Miss Riau Expo 2011





Semah Laut adalah Ritual pemujaan laut. Di daerah Riau, Ritual Semah Laut dapat kita jumpai di daerah Panipahan Rokan Hilir, Bengkalis, Tembilahan serta daerah lain terutama di pesisir. 

Di Panipahan Rokan Hilir, ritual Semah Laut ini dilakukan oleh para nelayan dan acar dipimpin oleh Bathin, mereka menggunakan pakaian khas berwarna kuning, dan ritual diiringi mantra yang dikemas dalam lagu serta diiringi bunyi gendang, gong dan alat musik tradisional lainnya.


Tujuan dilakukannya ritual Semah Laut atau pujaan terhadap laut, agar hasil tangkapan ikan nelayan dapat banyak.
Di laut diyakini banyak ditemukan makhluk halus yang biasa disebut mambang ataupun jin, mambang ataupun jin ini dianggap datang mendatangkan bahaya bagi para pelaut atau nelayan. Dan untuk menghindari makhluk halus ini maka diadakanlah suatu upacara yang dikenali sebagai semah laut.

Dalam ritual semah laut ini, peserta ritual semah laut memperagakan beberapa gerakan ilmu bela diri dan mereka saling berkelahi, dan juga ada peserta yang mengalami kesurupan karena dirasuki oleh makhluk halus.



PAWAI BUDAYA DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2011 : BUDAYA  KUANSING

Bertempat di Arena Purna MTQ pada tanggal 18 September 2011 digelar Pawai Budaya 2011 dalam Rangka Ulang Tahun Tahun Provinsi Riau ke 54. Pawai Budaya 2011 ini bertujuan agar masyarakat luas bisa semakin mengenali kebudayaan sendiri, sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan itu sendiri.

Dalam acara pawai budaya daerah 2011 ini diikuti oleh beberapa  Kabupaten dan Kota se-Riau yaitu Rohil, Kuansing, Pelalawan, Inhu,  Siak, Dumai, dan Pekanbaru.
Dalam Pawai Budaya 2011 ini kabupaten Kuantan Singingi menampilkan beberapa atraksi budaya diantaranya Acara Babako mengantar Anak Pancar, Iringan sunat Rasul dengan Karondo Burak, Iringan Jambar/Sisampek dan Bintang serta beberapa tarian dan juga diiringi musik Randai khas Kuansing.

Rombongan Pawai Budaya Kabupaten Kuantan Singingi

Rombongan Pawai Budaya Babako Mengantar Anak Pancar dan Sunat Rasul
Babako Mengantar Anak Pancar mempunyai maknan  bahwa  keluarga pihak ayah biasa juga disebut bako. sedang kita oleh keluarga pihak ayah disebut anak pancar. Dan didalam tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dll , maka  kita akan dirarak oleh bako. 

Karando Burak : Sebuah Keranda untuk menjulang atau mengangkat bocah yang melakukan khitanan dan diarak keliling kampung. Dinamakan karondo Burak, berasal dari kata Keranda dan Burak (Kendaraan Nabi Muhammad SAW)



Iringan Anak-Anak Kuantan Singingi yang baru saja melakukan khitan (sunat rasul)


Dalam  tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dilakukan pengarakan keliling kampung dengan membawa Bintang, Jambar atau Sisampek.


Bintang adalah sebuah dulang yang berisi berbagai macam panganan atau kue tradisional khas Kuantan Singingi. Dulang ini dibungkus dengan kain lalu ditaruh diatas kepala Ibu-Ibu dan diarak keliling kampung


Jambar atau ditempat lain di Ranah Kuansing juga disebut dengan Sisampek adalah sebuah wadah yang terbuat dari rangka bambu atau batang pisang yang kemudian dapat dibentuk dengan berbagai model dan dihiasi dengan bunga-bunga yang ditusuk dengan lidi daun kelapa yang diselipkan dengan kue-kue dan penganan kecil, lalu Jambar atau sisampek ini diarak oleh kaum wanita Kuantan Singingi.
Lepat Bugi atau Lopek Bugi biasa orang menyebutnya adalah kuliner Khas Kampar, lepat ini dapat kita jumpai disepanjang jalan di Jalan Lintas Pekanbaru Bangkinang. Lepat Bugi ini menjadi industri Rumah Tangga (Home Industri) bagi warga Kampar. 
lepat bugi

Lepat bugi terbuat dari tepung ketan, diisi dengan parutan kelapa yang manis didalamnya, kemudian di kukus dengan bentuk sedemikian rupa dan dibungkus daun pisang. 
lepat bugi

lepat bugi
Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan event olahraga nasional yang diselenggarakan kurun waktu 4 (empat) tahun dan event tersebut merupakan titik kulminasi kegiatan keolahragaan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga nasional.


Countdown diartikan sebagai perhitungan mundur yang sangat diharapkan untuk dapat dijadikan sebagai momentum pengingat bahwa Provinsi Riau mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai pelaksana yang bermuara pada penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012 pada tanggal 9 September 2012 mendatang dengan menjalankan catur sukses PON XVIII Tahun 2012 yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi nasional, sukses pemberdayaan ekonomi kerakyatan, sukses promosi daerah. Kegiatan Tugu Contdown ini dimaksudkan untuk memberi kesan berbeda sehingga seluruh lapisan masyarakat khususnya Riau lebih sigap dalam menyikapi egala persiapan menjelang 1 tahun (365 hari) penyelenggaraan event olahraga nasional.


Tujuan Pelaksanaan Contdown PON XVIII Tahun 2012
  1. Sebagai momentum pengingat bahwa pelaksanaan PON XVIII Tahun 2012 tinggal 365 hari lagi dan tugas besar bagi Panitia PON XVIII Tahun 2012 beserta segenap lapisan masyarakat untuk mensukseskannya.
  2. Menjaga antusiasme masyarakat Riau akan PON XVIII Tahun 2012 dengan memberikan sebuah presentasi kesiapan dan apresiasi atas kerja dan dukungan dari semua pihak
  3. Memasyarakatkan budaya Melayu Riau yang ramah dan mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia kepada masyarakat melalui kegiatan seni dan budaya



Makna dari Tugu Countdown PON XVIII Tahun 2012 :
  1. Tinggi 9 meter : Melambangkan tanggal penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012
  2. Bentuk 2 buah tower : Bentuk abngunan melengkung (melambangkan kedinamisan aktifitas olahraga), dua buah tower yang tidak sama tinggi (melambangkan perlombaan atau kompetisi yang sportif untuk menjadi yang terbaik (sang juara)
  3. Buku : Sebagai simbol Al-Quran yang melambangkan Al-Quran menjadi pedoman dalam bertindak dan berperilaku dalam apapun jua
  4. Anak Tangga yang berjumlah lima 5 anak tangga : Melambangkan Rukun Islam sebagai ketentuan utama masyarakat melayu Riau
  5. Tower yang dikelilingi kolam : Melambangkan "back nature" sebagai dasar berpijak dan moto "go green" yang dicanagkan Pemerintah Provinsi RIAU.

Di Bumi Riau Terbilang
Kita Wujudkan PON Gemilang

Di Riau Bumi Bertuah
               Kita Wujudkan PON Bermarwah

Di Riau Negeri Yang Aman
Kita Wujudkan PON yang Nyaman

Menyambut PON di Bumi Melayu
Rakyat Riau Bersatu Padu






Makna dari Tugu Countdown PON XVIII Tahun 2012 :
  1. Tinggi 9 meter : Melambangkan tanggal penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012
  2. Bentuk 2 buah tower : Bentuk abngunan melengkung (melambangkan kedinamisan aktifitas olahraga), dua buah tower yang tidak sama tinggi (melambangkan perlombaan atau kompetisi yang sportif untuk menjadi yang terbaik (sang juara)
  3. Buku : Sebagai simbol Al-Quran yang melambangkan Al-Quran menjadi pedoman dalam bertindak dan berperilaku dalam apapun jua
  4.  Anak Tangga yang berjumlah lima 5 anak tangga : Melambangkan Rukun Islam sebagai ketentuan utama masyarakat melayu Riau
  5. Tower yang dikelilingi kolam : Melambangkan "back nature" sebagai dasar berpijak dan moto "go green" yang dicanagkan Pemerintah Provinsi RIAU.

Tugu Countdown ini berlokasi di jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru, dan kedepannya tugu ini akan dijadikan kawasan citywalk
Aek Martua is the name of a river in the Village area Bangun Purba Tangun District Rokan Hulu in Riau Province. This river is located in a hilly area which is often also called by local people with the name "Bukit Simalombu". This region is a natural forest Forest Park status. Aek Martua name comes from Mandailing tribal languages meaning "Air Bertuah", which the majority of these villagers are tribal Mandailing.

Air Terjun Tanjung Belit berada di Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Untuk menuju ke Desa Tanjung Belit kita melalui medan yang sulit. Dari Kota Pekanbaru untuk menuju Desa Tanjung Belit kita melakukan perjalanan ke Gema ibukota Kecamatan Kampar Kiri Hulu,jaraknya sekitar 90km dari Pekanbaru.


Dari pelabuhan Gema, kita melanjutkan perjalanan menuju Desa Tanjung Belit menggunakan Perahu atau sampan bermotor, masyarakat sekitar menyebutnya Robin, karena sampan tersebut bermotor dengan Merk Robin. Kita Mengaliri sungai Sebayang yang indah dan masih alami, air yang sejuk sungguh jernih dengan dasar yang penuh bebatuan serta pasir dan dengan sangat jelas kita dapat melihat ikan didasar sungai.




 Kredit Photo : Jendry (Forumer SkyScraperCity Riau)



Cagar Alam Bukit Bungkuk seluas 20.000 ha terletak di Kabupaten kampar, Propinsi Riau. dengan status Hukum CA Bukit Bungkuk ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 173/Kpts-II/1986 Tanggal 6 Juni 1986. dengan kekayaan flora dan faunanya :

1. flora : antara lain meranti (Shorea sp), bintangur (Calophyllum spp), kempas (Koompassia malaccensis maing), keruing (Dipterocarpus sp), balam (Palaquium gulta), durian hutan (Durio sp), kulim (Scorodocarpus boonensis), suntai (Palagium walsunrifolium), dan rengas (Gluta renghas). dan masih banyak yang lain

2. Fauna : beruang madu (Helarctos malayanus), harimau loreng sumatera (Panthera tigris sumatrensis), rusa (Cervus timorensis), kancil (Tragulus javanicus) antara lain kera ekor panjang (Macaca fascicularis) antara lain ayam hutan (Gallus gallus), bubut besar (Centropus cinensis) antara lain biawak (Varanus salvator), bunglon (Colates spp), Siamang (Shimphalangus Sindactilus), Ungko (Hylobates Agilis), Beruk(Macaca nemestrina),Kucing Hutan (Felis bengalensis)beberapa jenis kupu-kupu, ngengat dan beberapa jenis Katak

Kucing Hutan (Felis bengalensis)
ancaman saat ini bagi Kucing Hutan adalah Hilangnya Tempat Tinggal mereka begitu juga dengan satwa-satwa lainnya, selain itu perburuan juga menjadikan satwa ini diambang punah.

Ungko (Hyilobates Agilis)
Ungko atau dikenal dengan nama hylobates agilis merupakan satwa yang menggantungkan hidupnya pada hutan alami, dan mereka memakan buah dari hutan alam juga, ungko saat ini dalam status Endangered (Terancam punah). di ungko di Indonesia hanya berada dipulau Sumatera saja, dengan semakin tergerusnya hutan alam oleh perkebunan kelapa sawit dan masyarakat yang kena demam perkebunan kelapa sawit mengakibat satwa ini kehilangan tempat tinggal dan semakin hari jumlah mereka semakin menurun


Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu  Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan kini Taman Nasional Tesso Nilo menjadi salah satu primadona Wisata Riau. 

Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah selain itu Taman Tesso Nilo juga sebagai tempat  pelestarian habitat harimau Sumatera.

Masyarakat di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo mempertahankan pohon Sialang dan mengambil madu dari lebah yang ada di pohon sialang  dan menjadikan madu hutan sebagai usaha ekonomi alternatif. 
Tahun 2001 Center for Biodiversity Management dari Australia menemukan 218 jenis tumbuhan vascular di petak seluas 200 m2 dan hasil penelitian LIPI dan WWF Indonesia (2003) dalam petak sample plot berukuran 1 hektar ditemukan 360 jenis yang tergolong dalam: 165 marga dan 57 suku dengan rincian 215 jenis pohon dan 305 jenis anak pohon,sehingga kawasan Tesso Nilo disebut - sebut sebagai hutan yang terkaya keanekaragaman hayatinya di dunia
 
Beberapa jenis tumbuhan yang ada di Tesso Nilo merupakan jenis yang terancam punah dan masuk dalam data red list IUCN, seperti Kayu Batu (Irvingia malayana), Kempas (Koompasia malaccensis), Jelutung (Dyera polyphylla), Kulim (Scorodocarpus borneensis), Tembesu (Fagraea fragrans), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Ramin (Gonystylus bancanus), Keranji (Dialium spp), Meranti (Shorea spp), Keruing (Dipterocarpus spp), Sindora leiocarpa, Sindora velutina, Sindora Brugemanii, dan jenis-jenis durian (Durio spp) serta beberapa jenis Aglaia spp


Dari hasil penelitian LIPI (2003) di kawasan hutan Tesso Nilo juga ditemukan tidak kurang dari 83 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan obat dan 4 jenis tumbuhan untuk racun ikan. Tanaman obat terpenting yaitu jenis pagago (Centella asiatica) dan patalo bumi (Eurycoma longifolia)
Pagago sudah dibudidaya masyarakat lokal sedangkan patalo bumi belum dibudidaya padahal sering dimanfaatkan sebagai fitofarmaka dan memiliki nilai jual tinggi

Kawasan hutan ini mempunyai daerah yang basah dan kering sehingga memungkinkan untuk berkembangnya kehidupan satwa liar diantaranya Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), rusa (Cervus timorensis russa), siamang (Hylobathes syndactylus syndactylus), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus)

LIPI dan WWF Indonesia (2003) melaporkan bahwa kawasan Tesso Nilo memiliki indeks keanekaragaman mamalia yang tinggi yakni 3,696 jenis dijumpai 23 jenis mamalia dan dicatat sebanyak 34 (16,5% dari 206 jenis mamalia yang terdapat di Sumatera) dimana 18 jenis berstatus dilindungi serta 16 jenis termasuk rawan punah menurut IUCN

Kawasan Tesso Nilo merupakan blok habitat gajah terpenting yang masih ada di Riau. Survei yang dilakukan olek BKSDA Riau dan WWF menunjukkan bahwa terdapat kira-kira 350 ekor gajah yang masih tersisa di Provinsi Riau, dari jumlah tersebut sebanyak 150-180 ekor berada di Tesso Nilo Bukit Tigapuluh dan sebanyak 60-80 ekor berada di Kawasan Tesso Nilo


Untuk burung tercatat 114 jenis burung dari 28 famili, Total jenis burung yang ditemukan tersebut merupakan 29% dari total jenis burung di Pulau Sumatera yaitu 397 jenis.  Ada satu jenis yang merupakan catatan baru secara ilmiah untuk daerah sebarannya yaitu Kipasan gunung (Rhipidura albicollis) dan ada jenis endemik Sumatera dan Kalimantan dengan sebaran terbatas dihutan pamah, sudah terancam tetapi belum dilindungi yaitu Empuloh paruh kait
Ancaman yang paling nyata terhadap kawasan Tesso Nilo adalah pembalakan liar dan penjarahan lahan. Pembalakan liar terjadi hampir diseluruh wilayah di dalam hutan Tesso Nilo. Hal tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi masyarakat di sekitar hutan serta kebutuhan akan kayu yang demikian tinggi ditambah lagi adanya akses ke dalam hutan yang sudah cukup lancar dengan dibangunnya koridor-koridor jalan di dalam hutan oleh bekas HPH dan perusahaan-perusahaan besar seperti RAPP. Pengawasan yang lemah dari instansi pemerintah di bidang ini juga menyebabkan aktivitas pembalakan liar dapat berlangsung dengan leluasa

Penjarahan dan klaim lahan juga banyak dijumpai di kawasan hutan Tesso Nilo. Pelaku umumnya adalah masyarakat setempat yang kondisi ekonominya terbatas serta memerlukan lahan untuk memperluas kebun dan menggantungkan hidupnya. Namun dijumpai juga adanya masyarakat luar yang ikut melakukan pelanggaran ini dan diindikasikan banyak pejabat - pejabat yang terlibat. Degradasi hutan Tesso Nilo mengancam kekayaan hayati yang dikandungnya Kehilangan habitat merupakan faktor utama yang mengancam kelestarian satwa besar seperti gajah dan harimau di kawasan tersebut

Yang paling menarik adalah pasukan khusus penjaga kawasan dari ancaman gajah liar dan aksi perambahan hutan yang dinamakan Flying Squad.  Pasukan yang terdiri atas beberapa ekor gajah dewasa ini secara rutin melakukan patroli ke dalam hutan setiap harinya
 



Mengarungi sungai Nilo dengan menggunakan perahu dan menyusuri lebatnya hutan di kawasan tersebut bersama pasukan patroli gajah dapat memberikan gambaran kepada siapa saja, bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan segenap penghuni hutan, asalkan ada kearifan di balik semua yang dilakukan

 
Pengunjung yang ingin memacu andrenalinnya dapat turut serta secara langsung menggiring gajah-gajah liar ke habitatnya. Di areal hutan ini pengunjung dapat menjumpai jejak-jejak harimau Sumatera atau satwa liar lainnya, seperti tapir, beruang, macan dahan dan lainnya


SUMBER : 




Adipura, adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Sepanjang penyelenggaraan Adipura, Kota pekanbaru telah 7 kali mendapatkan Piala Adipura untuk kategori Kota Besar,  yaitu 7 kali berturut-turut semenjak tahun 2004 hingga tahun 2011. Dan atas keberhasilan Kota Pekanbaru tersebut meraih adipura tersebut, maka dibangun sebuah monumen untuk memperingatinya, yaitu Tugu Adipura. Tugu ini berada di Depan Kantor Walikota Pekanbaru.
Piala Adipura Kota Pekanbaru Tahun 2006

Untuk Tahun 2011 , Pekanbaru berhak mendapatkan Adipura Kencana untuk kategori Kota Besar, Adipura Kencana diberikan kepada Kota Pekanbaru atas keberhasilan menjaga keberhasilan kota Pekanbaru sebagai kota terbersih selama tujuh tahun berturut-turut.
Piala Adipura Kota Pekanbaru Tahun 2009