Tampilkan postingan dengan label AYOKERIAU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AYOKERIAU. Tampilkan semua postingan
Air Terjun Batu Tilam merupakan salah satu Destinasi tersembunyi di Riau ? Rasa penasaran dengan akan air Terjun Batu Tilam , membuat kami hadir ke sebuah tempat yang lokasinya tersembunyi dan jauh dari keramaian, tepatnya di  di Desa Kebun Tinggi Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.
 
Untuk bisa menikmati  keindahan Batu Tilam butuh pegorbanan dan perjuangan ekstra, akses jalan yang belum memadai menjadi penghambat untuk menuju Desa Kebun Tinggi, tidak adanya waktu yang pasti mengenai jarak tempuh ke Batu Tilam, lama perjalanan sangat bergantung musim. Saat musim kemarau untuk bisa mencapainya dibutuhkan waktu selama lima jam perjalanan dari Kota Pekanbaru. Namun bila kondisi cuaca di musim hujan, perjalanan bisa memakan waktu yang lebih lama, yakni 8 hingga 11 jam.

Kondisi jalan yang masih tanah, berlubang dan tanjakan curam menjadi pemandangan ketika menuju ke air terjun Batu Tilam. Hanya mobil gardan ganda dan motor trail, atau motor dengan modifikasi khusus, yang bisa melewati jalan ini ketika musim hujan.



Air terjun Batu Tilam berada di mulut gua di deretan Bukit Barisan yang melintas di Kabupaten Kampar. Pandangan mata disuguhi hutan asri dengan udara sejuk yang menjadi keindahan alaminya. Ketika air terjun Batu Tilam mengalir deras membasahi dinding batu, butiran halus seperti embun menyelimuti lokasi itu sepanjang waktu.

Rimbang Baling Adventure yang dinakhodai Khairul Misbah memandu perjalanan kami menuju, Irul biasa disapa cukup sigap mengarahkan kemana putaran ban sepeda motor kami, tidak terhitung berapa kali kami terjatuh, mendorong sepeda motor , bermandikan keringat dan penat itulah yang kami alami selama menempuh perjalanan. Perjalanan menuju Kawasan Air Terjun Batu Tilam ini  jauh dari sentuhan infrastruktur maupun jaringan internet 4G, sekali kali di beberapa puncak kita bisa mendapatkan sinyal GSM untuk sekedar mengirim pesan SMS.


Tidak gampang untuk ke Air Terjun Batu Tilam, butuh mental dan fisik yang bagus, karena perjalanan menuju air terjun tersebut tidaklah melewati jalanan aspal yang mulus, karena kita mesti melewati jalanan berpasir dan berbatuan. Dari Kota Pekanbaru pejalanan dilanjutkan menuju Lipat Kain dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 s/d 2 jam, kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah Taluk Kuantan dan sebelum Jembatan kita mengarahkan laju kendaraan berbelok kanan ke  Simpang Rakit Gadang atau yang lebih dikenal dengan Simpang Gema/ Simpang Kuntu, dan perjalanan kita lanjutkan hingga nantinya kita akan menemui persimpangan , jika kekiri kita akan menuju Desa Gema, dan arah perjalanan kita adalah ke Kanan. Lebih kurang 4 jam perjalanan ke dalam dengan berbagai kontur jalanan  yang ada yang berliku-liku dan mendaki dan menurun, jika musim kemarau maka jalanan akan berdebu, begitu pula sebaliknya jika musim hujan,meka jalan ini sangat sulit untuk dilalui. Sebelum kita sampai di Tujuan yaitu Desa terakhir yang terdekat ke air terjun Batu Tilam di Desa Kebun Tinggi , kita melewati beberapa Desa di Kecamatan Kampar Kiri yaitu Desa Lipat Kain Selatan, Desa Teluk Paman Timur, Desa Teluk Paman, Desa Tanjung Mas, Desa Sungai Rambai, Desa Padang sawah,Desa Sungai Raja, Desa Muara Selaya, dan kemudian kita melewati beberapa Desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yakni Desa Danau Sontul, Desa Tanjung Karang, Desa Deras Tajak, Desa Batu Sasak, Desa Lubuk Bigau  hingga akhirnya kami tiba di Desa Kebun Tinggi.



Di kawasan air terjun Batu Tilam masih terdengar suara siamang dan bermacam-macam jenis burung yang saling bersahutan. Berbagai macam kayu hutan yang sudah langka juga masih bisa dijumpai di tempat ini, dengan ukuran diameter kayunya besar-besar sehingga perlu 2-3 pelukan orang dewasa untuk menggapainya.

Kebetulan kami sempat berbincang dengan Joni Kepala Desa Kebun Tinggi, Kades dengan antusias menyampaikan kepada kami saat ini ada lebih kurang 27 Air Terjun  yang berada di Kawasan Desanya dgan ketinggian 10meter hingga 150meter, dan belum semuanya dapat digunakan untuk berwisata karena keterbatasan dan juga ada banyak ular di gua di kawasan air terjun. Kemudian Joni juga menyampaikan Rencana pembangunan Villa atau cottage serta perbaikan akses jalan ke Desa Kebun Tinggidan Joni juga menyampaikan bahwa untuk menuju ke Batu Tilam kita melewati wilayah sumatra Barat dan Kedepan jalan tersebut tidak akan dilewati dan akan dibuat jalan baru di wilayah Riau.

 

Saat ini  objek wisata air terjun Batu Tilam sendiri sudah dilengkapi fasilitas pondok peristirahatan , MCK, dan pengunjung jangan khawatir untuk makan, karena warga setempat bersedia menyediakan makanan untuk pengunjung. Destinasi wisata Batu Tilam yang terletak di Desa Kebun Tinggi Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar pada tahun 2020 silam terpilih menjadi Juara Pertama Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler.


Penasaran bagaimana Air Terjun Batu Tilam serta akses perjalanan ke Air Terjun, saksikan video berikut :

Dalam suatu daerah pasti memiliki identitas yang membuat orangorang mengingat dan jika mendengar ataupun melihat logo dari identitas tersebut, orangorang akan langsung tertuju pada daerah itu.


Riau memiliki identitas atau branding yaitu The Homeland of Melayu. Riau The Homeland Of Melayu merupakan slogan atau branding yang dapat diartikan yaitu Tanah Tumpah Darah Melayu.


Branding yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk mempromosikan potensi pariwisata unggulan (yang terbaik) yang selama ini menjadi daya tarik utama pariwisata Riau dengan harapan mampu meningkatkan tingkat kunjungan wisata mancanegara atau luar negeri dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat, meningkatkan citra daerah, dan daya saing daerah dikancah nasional maupun internasional.


Maksud dan
Maksud dan tujuan dari branding Riau The Homeland Of Melayu adalah sebagai kampanye yang mempromosikan pariwisata Riau dengan tujuan akhir meningkatkan daya saing pariwisata, meningkatkan kunjungan wisatawan, serta menguatkan perekonomian masyarakat Riau.


Logo Riau the Homeland of Melayu atau Riau Tumpah Darah Melayu berbentuk perahu lancing kuning yang melambangkan kejayaan atau kekuasaan Melayu seperti di citacitakan dalam Visi Riau 2020. Dalam Visi tersebut di sebutkan citacita besar Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin dikawasan Asia Tenggara.




Penggunaan Logo Riau Tanah Tumpah Darah Melayu  merupakan salah satu bentuk sarana pencitraan daerah yang mencirikan karakter budaya melayu sebagai asas promosi daerah yang berperan aktif dalam kegiatan Pemerintah Provinsi Riau terutama terkait dengan kepariwisataan, untuk penggunaan logo Riau Talah Tumpah Darah Melayu



Adapun
Filosofi Warna Logo ini, yaitu

  • Hijau warna kesuburan, pertumbuhan, pembaharuan dan persahabatan
  • Merahwarna melambangkan energi, kekuatan dan keberanian
  • Kuning warna melambangkan kegembiraan, loyalitas, dan kebijaksanaan
  • Biru warna melambangkan ketenangan, kelembutan,dan kedamaian.

 

Tagline dan Logo Riau The Homeland Of Melayu telah dipatenkan, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Riau, M Diah  menyerahkan hak paten tagline "Riau Tanah Tumpah Darah Melayu" (Riau The Homeland of Melayu) dan "Riau Menyapa Dunia" kepada Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman pada saat hari jadi Provinsi Riau ke-61.

Sertifikat merek untuk logo Riau Tanah Tumpah Darah melayu telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum & HAM RI dengan nomor IDM000625104 dan logo itu telah diatur melalui peraturan Gubernur (Pergub) Riau nomor 44 tahun 2018, tanggal 8 Agustus 2018 tentang logo Riau Tanah Tumpah Darah Melayu dan Riau Menyapa Dunia.


Dalam Ajang Anugerah  Pesona Indonesia (API) tahun 2020 Riau The Homeland of Melayu menjadi Brand Wisata Terpopuler di Indonesia, Anugerah Pesona Indonesia merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang  diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap  pariwisata Indonesia. Disamping itu penyelenggaraan API juga  bertujuan untuk mendorong peran serta berbagai pihak, baik Masyarakat,  pihak Industri/Swasta maupun Pemerintahan Daerah  dalam mempromosikan pariwisata serta  mengembangkan ekonomi kreatif secara langsung, nyata dan masif di  masing-masing daerah.



Sumber :

  • BRANDING RIAU THE HOMELAND OF MELAYU DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATAPROVINSI RIAU Oleh: Berlianti Munir
  • Edisi Pertama Ebook Riau The Homeland Of Melayu 2017 

Syair Ibarat Khabar Kiamat merupakan salah satu sastra lisan yang karang dan diciptakan oleh seorang Mufti Kerajaan Indragiri bernama Syekh Abdurrahman Shiddiq.


Sejarah Singkat Tentang Tuan Guru Sapat Syech Abdurrahman Siddiq. Tuan Guru Syech Abdurrahman Siddik atau yang akrab disapa Tuan Guru Sapat merupakan seorang guru agama islam (Mufti Kerajaan Indragiri) yang cukup tersohor dan banyak memiliki murid yang berasal dari negeri Malaysia, Singapura, Kalimantan, Jambi dan Palembang. Beliau lahir di Kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan pada tahun 1867 M (1284 H). Ayahnya bernama Muhammad Afif bin Khadi H. Mahmud dan Ibunya bernama Shafura dan beliau merupakan keturunan ulama besar dari Kalimantan bernama Syekh Arsyad Al-Banjari. Sebelum menetap di Sapat Indragiri Hilir, Tuan Guru sempat merantau ke Padang (Sumatera Barat) untuk menemui paman beliau bernama As’ad. Di Tanah Minang tersebut, beliau menjalankan usaha sebagai penyepuh emas sembari berdakwah ke pelosok-pelosok Sumatera Barat berbekal ilmu agama yang telah di dapatkannya di pesantren sewaktu kecil.


Sekitar tahun 1886, Tuan Guru memutuskan berangkat ke Mekkah untuk lebih mendalami ilmunya. Setelah tujuh tahun menetap di Negeri Padang Pasir akhirnya Tuan Guru meminta izin untuk pulang ke Tanah Air dengan alasan ingin mengabdikan illmunya di kampung halaman dan mendapatkan persetujuan dari birokrasi pendidikan Mekkah. Setelah sampai di Kalimantan, beliau memutuskan untuk migrasi ke Sumatera tepatnya ke Bangka Belitung di mana Muhammad Affif (Ayah beliau) merantau panjang di negeri itu. Sekitar Tahun 1980 Tuan Guru tiba di Sapat, Indragiri Hilir. Migrasinya beliau dari Bangka Belitung ke Indagiri berdasarkan informasi dari seorang saudagar asal Indragiri Hilir bernama Haji Arsyad bahwa Indragiri Hilir (Sapat) memiliki potensi dan membutuhkan seorang ulama seperti Tuan Guru.


Seiring berjalannya waktu, Sultan Indragiri (sewaktu itu Sapat adalah bagian dari wilayahnya) mendapat informasi dari Panco Atan (Warga Indragiri yang pernah belajar di Mekkah) bahwa di Sapat terdapat seorang ulama besar. Atas informasi tersebutlah, Sultan mengundang Tuan Guru untuk bertemu. Dalam perbincangan keduanya munculah permintaan Sultan Indragiri agar Tuan Guru bersedia menjadi Mufti yakni seorang ahli agama yang ditugaskan oleh Sultan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam khusunya dalam hal perkawinan, mawaris, pengadilan dan perceraian. Namun awalnya, permintaan Sultan tersebut ditolak secara halus oleh Tuan Guru karena alasan masih memiliki tanggung jawab sebagai pengajar dilembaganya yang sebenarnya juga Tuan Guru tidak menyukai akan sebuah jabatan. Akhirnya dengan bujukan Sultan dan demi kepentingan agama diwilayahnya, Tuan Guru bersedia menjadi Mufti dengan syarat diantaranya, beliau tetap tinggal di Sapat dan tidak mau menerima gaji dari kerajaan.


Permintaan dari Tuan Guru tersebut disetujui oleh pihak Istana dan pada tahun 1327 H / 1910 M, Tuan Guru diangkat menjadi Mufti Kerajaan Indragiri hingga tahun 1354 H / 1935 H. Tidak semata-mata hanya menjadi seorang Mufti, Tuan Guru Juga sering pulang pergi menggunakan perahu kecil dari Sapat ke Istana Rengat, Indragiri untuk memberikan pengajian atas permintaan Sultan. Bahkan sebagian pejabat istana pada hari-hari tertentu juga pergi ke Sapat untuk mengikuti Majelis Ta’lim Tuan Guru.


Tuan Guru Syeck Abdurrahman Siddiq wafat pada hari Senin, tanggal 4 Sya’ban 1358 H, atau bertepatan dengan tanggal 10 Maret 1939 M karena sakit. Beliau berpulang kerahmatullah dalam usia kurang lebih 82 tahun. Jenazah dimakamkan di Kampung Hidayat, Sapat Indragiri Hilir.

Acara haul Tuan Guru Sapat Syech Abdurrahman Siddiq diadakan sebagai bentuk penghormatan atas peran beliau di dalam mengembangkan keilmuan pendidikan dan pengetahuan keagamaan islam. Dilaksanakan tiap-tiap tahun bertepatan hari wafatnya Tuan Guru Sapat. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai pelosok Nusantara bahkan dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.


Kitab-kitab Karangan Tuan Guru Sapat Syech Abdurrahman Siddiq
Selain aktif mengajar tentang agama islam, Tuan Guru juga merupakan seorang ulama yang prolific di dalam keilmuan Fiqih, Aqidah, Tasawuf, Tata Bahasa Arab, Hukum Waris, Sejarah dan lainnya. Di antara kitab yang telah ditulisnya adalah:
-    Jadwal Sifat Dua Puluh
-    Sittin Masalah dan Jurumiyah
-    Asrarul Shalah min’iddatiil kutubi al mu’tamadah
-    Pelajaran Kanak-kanak Pada Agama Islam
-    Fathul ‘alim fi tartib al ta’lim
-    Sya’ir Ibarat dan Kabar Kiamat
-    Risalah fi Aqa’id al-Iman
-    Risalah Takmilat Qawi al-Mukhtasar
-    Kitab al-Faraid
-    Bay al-Haywan lil-Kaafiriin
-    Tadzkirah li Nafsi wa-li Amtsa li min al-Ikhwan
-    Maw’izhah li Nafsi wa-li Amtsa li min al-Ikhwaan
-    Risaalat Amal Ma’rifat
-    Mu’jamul aayaat wal ahaadits fi fadhaaidil al’lm wa al’ulamaa wa al mutaalimiin wa al-mutasaami’iin
-    Risalaah al-Arsyadiyah wa ma ulihqa biha
-    Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar
-    Dam Ma’a Madkhal fi ‘ilm al-s arf
-    Beberapa Khutbah Mutlaqiyah

Salah satu petikan Mutiara Syair Khabar Kiamat oleh Syeck Abdurragman Shiddiq :
Bismillahirohmanirrohim
Terbit dari pada, hati yang salim (bersih)
Mendapat surge Jannatun Na’im
Dengan Kurnia, Robbir Rohim

Alhamdulillahirobbilalamin
Mengikuti sabda, Saiyidil Mursalin
Dapat syafaat, sekalian mu’minin
Masuk surga, Salamin Aminin

Diiringi dengan, sholat salam
Kehadirat Nabi, Saiyidil Anam
Dengan Nas (dalil), Qur’anul A’zom
Wajib mengikuti, dengan Ihtirom

Kemudian dengarkan, suatu cerita
Terbit dari pada, hati yang duka
Bukannya hamba, mengada-ada
Supaya dikenal, saudara kita

Suatu cerita, hamba khabarkan
Kepada sekalian, ahli dan ikhwan
Tandanya dunia, akhir zaman
Orang yang salah, dapat kebenaran

 

Pada Tahun 2020 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 153 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Syair Ibarat Khabar Kiamat menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 202001123.


(sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=2046)

Siang itu bandara Sultan Syarif kasim II Pekanbaru telihat ramai, beberapa bule terlihat membawa papan selancar. Teluk Meranti sebuah desa di Kabupaten Pelalawan menjadi tujuan mereka, menciptakan rekor terlama berselancar disungai menjadi tujuan mereka. Peselancar Australia itu kelihatan cukup lelah dan kontras menarik perhatian dan sekali kali mereka melambaikan tangan kearah  orang yang melihatnya.

Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II merupakan salah satu bandara tersibuk di Pulau Sumatra, sekurangnya ada beberapa jalur penerbangan yang rutin menuju Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau,yaitu melalui Jalur Batam, Jakarta, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Bandung, Singapura dan Kuala Lumpur dan jalur penerbangan kota lainnya.

Provinsi Riau yang dikenal sebagai daerah dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) nya, sudah saatnya tidak lagi terus bergantung kepada  Minyak dan Gas, Kelapa Sawit, Kayu, sudah saatnya Riau  fokus pada pengembangan objek wisata. Provinsi Riau kaya akan berbagai potensi wisata, baik itu wisata alam, wisata syariah, wisata minat khusus, wisata budaya, wisata sejarah maupun wisata lainnya, dan jika dikemas secara baik maka Riau tidak akan kalah dengan Provinsi lainnya yang dapat mengandalkan sektor wisata dan Ekonomi Kreatif sebagai sumber PAD.

Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi telah dinobatkan sebagai Kota Tujuan Investasi Terbaik bahkan BPS menetapkan Riau sebagai sebagai Provinsi dengan penduduk paling bahagia, Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi terus berbenah untuk menjadikan Kota Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE). Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi tidak menawarkan Air Terjun, Hutan, Pantai, Goa, Istana, Sejarah maupun gunung yang menawan, melainkan wisata MICE, posisi geografis yang strategis dan besarnya perputaran uang di Pekanbaru menjadi modal utama, MICE memang menjadi perlengkapan industri pariwisata yang terus menjadi kebutuhan masyarakat modern. Pekanbaru sebagai Tujuan Wisata MICE terbukti dari banyaknya acara besar hingga tingkat hunian hotel dan penginapan yang terus meningkat tiap tahunnya di Pekanbaru. Sedangkan Kabupaten dan Kota lain di Riau menyuguhkan wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata bahari, Wisata Budaya.   
 

Riau kini sedang berbenah untuk menjadi salah satu destinasi wisata dan juga salah satu upaya untuk menambah PAD karena Kekayaan Alam yang dimiliki Riau kian menyusut. Selama ini Provinsi tetangga sumatra Barat (Sumbar) menjadi Destinasi utama masyarakat Riau untuk berwisata, harus kita akui bahwa infrastruktur pendukung wisata dan juga alam yang menawan menjadi nilai plus dan unggulan Sumbar dan kita perlu banyak belajar kepada Sumatra Barat. 

Riau yang berada di tengah pulau sumatra  dengan masyarakat masih berpegang teguh pada nilai-nilai budaya melayu dan agama islam sedang bertransformasi menjadi salah satu tujuan wisata.
Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini, - See more at: https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/07/18/minyak-segera-habis-riau-beralih-ke-pariwisata/#sthash.OJWyS9jT.dpuf
Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini, - See more at: https://www.potretnews.com/berita/baca/2016/07/18/minyak-segera-habis-riau-beralih-ke-pariwisata/#sthash.OJWyS9jT.dpuf




BONO SUNGAI KAMPAR
Bono merupakan fenomena alam unik yang terjadi di Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.  Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari. 





Melihat orang berselancar di pantai atau laut adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. Kegiatan berselancar di sungai hanya ada di beberapa tempat di dunia. Dan salah satu diantaranya terdapat di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang biasa di sebut dengan Ombak Bono Sungai Kampar.



Bagi dunia peselancar (surfer) maupun wisatawan dari luar, Bono Kampar adalah sebuah penemuan yang mengagumkan bahkan para selencar dunia mengungkapkan luar biasa untuk "Bono Kampar", seperti diungkapkan oleh Chris Mauro dalam tulisannya yang  dimuat GrindTV.com :  “A dreamlike wave found in an Indonesian river is stunning surf world (sebuah gelombang impian yang ditemukan di salah satu sungai di Indonesia memukau dunia selancar),” . Tulisan Mauro itu sendiri lantas merujuk pada apa yang ia sebut ‘penemuan luar biasa’ oleh tim (ekspedisi) Rip Curl baru-baru ini, yang menurutnya “mungkin tak tertandingi” (may be unrivaled).
Bono merupakan tempat idaman bagi peselancar manapun, bahkan Rekor Dunia berselancar terlama ada di Bono. Guinness World Records telah mencatat rekor berselancar terlama di ombak sungai (Longest surfing ride on a river bore) yang dilakukan oleh James Cotton secara perorangan sejauh 17.2 km di Ombak Bono Sungai Kampar, Riau - Indonesia pada tanggal 10 Maret 2016, selain itu James Cotton dari Australia juga memecahkan rekor berselancar terlama dan terpanjang secara tim bersama  Roger Gamble dan Zig van Sluys, ketiganya memecahkan rekor dunia dengan total jarak selancar 37,2 kilometer dalam waktu 1 Jam 5menit.
Perlahan tapi pasti nama Bono Sungai Kampar sudah dikenal wisatawan bahkan Anugrah Pesona Indonesia (API) 2016  Gelombang Bono tersebut masuk nominasi  kategori Tempat Berselancar Terpopuler (Most Popular Surfing Spot).


FESTIVAL PACU JALUR
Kabupaten Kuantan Singingi sangat kaya akan keragaman adat dan budaya,salah satu diantaranya adalah Pacu jalur.  Pacu berarti lomba adu cepat, sedangkan jalur berarti perahu besar yang dapat memuat40-50 orang anak pacu. Jalur dibuat dari sebatang pohon Bonio atau kulim kuyian dengan panjang 30 meter atau lebih dengan diameter 2meter.

Untuk membuat Pacu banyak ritual yang mesti dilalui, kayu yang diambil dihutan diawali dengan upacara persembahan dan semah yang dipimpin oleh pawang,kayu tersebut dianggap memiliki penghuni,upacara ini dilakukan agar proses penebangan kayu dapat berjalan lancar. Kemudian pohon ditebang sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat,setelah pohon ditebang lalu diseret bersama-sama ke Desa dengan menggunakan tenaga manusia, nuansa gotong royong dan kebersamaan masih kental dalam proses pembuatan jalur.



Pacu jalur awalnya dilaksanakan untuk memperingati hari besar agama Islam seperti Maulid nabi, Idul Fitri, Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tetapi Ketika Penjajah Belanda memasuki daerah Riau diawal tahun 1900 mereka memanfaatkan Pacu jalur sebagai peringatan Ulang Tahun Ratu Wilhelmina  yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Namun sejak Indonesia merdeka Pacu jalur menjadi Agenda untuk memperingat Hari kemerdekaan, kini Pacu jalur diadakan setiap Bulan Agustus atau dipercepat sebelum Agustus jika pada Saat Bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Ramadhan.

Kini Pacu jalur menjadi pesta masyarakat Kuantan Singingi dan masyarakat Riau pada umumnya yang telah menjadi kalender  Pariwisata Nasional. Pacu Jalur ini diadakan di Tepian batang Narosa Sungai Kuantan Taluk Kuantan, event Pacu Jalur tidak hanya diikuti oleh Jalur dariKecamatan yang ada di Kabupaten Kunatan Singingi saja tapi juga diikuti oleh Jalur dari Kabupaten lain di Provinsi Riau dan juga diikuti Jalur Provinsi tetangga dan juga negara lain.




MENIKMATI MATAHARI TERBIT DI PULAU RUPAT

Belum lengkap jika tidak menikmati matahari terbit di pulau ini.
Indahnya Pantai Rupat Utara Pasir Putih Sepanjang 17 Kilometer. Siapa bilang Provinsi Riau tak memiliki wisata pantai.
Coba datangi Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis.

Kawasan pulau dengan luas kurang lebih 1.500 Km persegi  tersimpan destinasi wisata bahari yang asri dan menawan.



Beting Aceh di Rupat Utara serta Pasir Putih yang panjang menjadi Destinasi Baru wisata , selain keindahannya tentunya letak geografis yang strategis yang berada di Perairan Selat Melaka menjadu saya tarik sendiri. Matahari terbit berlatar Selat Melaka . Keindahannya membuat perjuangan saya bangun lebih pagi hanya untuk menyaksikan Matahari terbit dan melihat nelayan pulang membawa hasil tangkapan ikan, perlahan semburat jingga semakin terlihat hantaman ombak Selat Melaka semakin syahdu suasana pagi hari dan akhirnya

Matahari kian meninggi. Pagi pun memunculkan imaji luar biasa Rupat Utara Bengkalis pulau eksotisme yang membawa saya ke dimensi baru berwisata di Riau.



FESTIVAL BAKAR TONGKANG SALAH SATU RITUAL BUDAYA TERSUKSES DIN INDNESIA


Copyright @ imamhartoyo @Flickr
Festival Bakar Tongkang merupakan Festival tahunan yang luar biasa, hebat, mampu menarik puluhan ribu wisatawan bahkan kunjungan wisatawan tiap tahunnya selalu meningkat demi menyaksikan sebuah ongkang yang dibakar.Ritual Bakar Tongkang salah satu contoh suksesnya ritual budaya dimiliki Indonesia dan memberikan dampak positif bagi Penyelenggara , nyaris ratusan ribu wisatawan hadir ke Kota Bagansiapiapi
Puncak acara Festival Bakar Tongkang sendiri ketika kapal dibakar, peserta begitu antusias untuk melihat arah tiang tongkang itu jatuh. Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha.  Bakar tongkang menjadi tradisi unik yang melegenda bagi masyarakat Tionghoa di Bagansiapia, Tradisi ini melekat dengan sejarah awalnya masyarakat Tionghoa yang tinggal di Riau bermigrasi dari Kampung Leluhur mereka menggunakan sebuah kapal yang disebut dengan Tongkang. Tahun 2017 silam Festival Bakar Tongkang di ganjar menjadi Atraksi Budaya Terppuler di Indonesia dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia, dan pada saat tahun 2017 silam Riau menjadi Juara Umum dengan memenangkan 7 kategori dari 15 Kategori yang ada.


PASAR BAWAH, OBJEK WISATA BELANJA TERPOPULER DI INDONESIA.


Tak lengkap jika berkunjung ke Pekanbaru jika tidak singgah atau berbelanja di Pasar Bawah Pekanbaru. Orang-orang dari luar Pekanbaru selalu menjadikan pasar bawah sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi jika mampir ke pekanbaru. Pasar Bawah Pekanbaru merupakan pasar yang tertua di kota Pekanbaru yang berada di persis di tepi sungai Siak dan Pelabuhan.


Pasar yang terletak di sebelah utara Pekanbaru ini merupakan pusat perbelanjaan yang banyak menyediakan barang-barang antik, pernak-pernik aksesori rumah tangga, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, pasar ini juga terkenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan barang elektronik bekas (second hand) yang berasal dari luar negeri. Dahulu, barang-barang bekas atau selundupan dari luar negeri belum diawasi ketat oleh pemerintah. Namun, seiring berjalannya waktu, berangsur-angsur pemerintah mulai memperketat peraturan. Barang-barang yang dulunya bisa masuk, sekarang tidak bisa bebas masuk lagi.  

Berbagai  barang eks luar negeri dengan kualitas impor yang dijual dengan harga "miring", seperti keramik dari Cina, karpet dari Timur Tengah, tas wanita dari Italia, dan aneka guci dan patung. Selain itu, di pasar ini terdapat beragam barang-barang elektronik dan berbagai jenis makanan kecil yang hampir semuanya merupakan produk luar negeri. Di pasar ini juga tersedia jenis makanan khas Riau seperti lempuk Durian, Dodol kedondong, ikan salai, Ikan Asin, selain itu juga tersedia kerajinan khas Riau seperti batik Riau , Kain Songket Riau, Baju Melayu Khas Riau dll.

Tahun 2017 dalam sebuah Ajang Anugerah Pesona Indonesia  Pasar Bawah mampu mengalahkan Pasar Beringharjo (Yogyakarta) dan Sentra kerajinan kulit tanggulangin Sidoarjo sebagai Objek Wisata Belanja Terpopuler di Indonesia.


KEMILAU ISTANA SIAK MENJADIKANNYA SITUS SEJARAH TERPOPULER
Bila anda ke Kabupaten Siak, anda akan terpesona melihat keindahan Istana Siak, Istana ini dibangun oleh Sultan Siak ke-11 yakni Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Istana ini dibangun saat Sultan Syarief Hasyim begitu sebutan singkatnya, baru mulai memimpin Kerajaan Siak pada 1889.

Menurut riwayatnya, Istana ini dirancang oleh arsitek asal Jerman. Kebetulan dulu sang Sultan memang kerap melawat ke Belanda dan Jerman. Sekarang pun, salah satu koleksi antik yang ada di istana ini adalah alat musik Komet buatan Jerman, yang memiliki piringan pemutar berdiameter 90 cm. Konon, di dunia ini Komet hanya diproduksi dua buah: yang satu masih di negara asal, yang satu lagi yang berada di Istana Siak.


Istana Siak berada Jalan Sultan Syarif Kasim, di tepian Sungai Siak, tak jauh dari Jembatan Siak, jembatan gantung sepanjang 1.203 meter, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Nama resmi jembatan ini adalah jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.  Tahun 2017 lalu Istana Siak menjadi Pemenang Ke - 2 sebagai Objek Wisata Sejarah Terpopuler dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia.


Hal tersebut diatas merupakan sebagian dari Objek Wisata Andalan Riau, kini berbagai Infrastruktur di gesa untuk menunjang Sektor Wisata, Pengembangan pariwisata daerah sangat  membutuhkan 3A (atraksi, amenitas, akses) seperti digembor-gemborkan Kementrian Pariwisata selama ini agar kegiatan pariwisata itu dapat berjalan optimal.


Akses jalan di sebagian besar wilayah Riau masih belum baik ,masih banyak jalan yang mengalami rusak parah, bergelombang, berdebu, berlubang lubang besar sehingga laju kendaraan tidak optimal untuk dapat menuju Objek Wisata. Terlebih jika Objek Wisata tersebut membutuhkan perjalanan yang lama, tentunya ini sangat tidak efesin dan efektif , penumpan sudah merasakan  capek di perjalanan.

Amenitas di Pekanbaru sudah sangat baik, namun hal ini tidak diimbangi oleh Kabupaten dan Kota di Riau, terutama di daerah Pesisir yang memilki sumber air tidak bagus, dan bukan hal yang aneh jika kita ke Pesisir menyaksikan air di Hotel yang sangat tidak bersahabat dengan kondisi air yang bau, air yang berminyak. Hotel dan Wisma yang ada di kabupaten dan Kota di Luar Pekanbaru jumlahnya belum banyak, dan belum mampu menampung Wisatawan jika diadakan sebuah Event nasional atau event besar.

Atraksi. Atraksi hal penting untuk kemajuan wisata, Atraksi yang ada perlu dikembangkan, mungkin hal yang sepele dalam sebuah event , masih banyak kita menyaksikan tidak adanya keseragaman Kostum,dan Atraksi yang ditampil hanya melulu itu saja sehingga Wisatawan enggan untuk berkunjung dan akan berkata Dari Dulu Objek Wisatanya begitu saja tanpa ada perubahan.



(OPINI : HASRINALDI : Riau Travel Blogger Founder www.riaudailyphoto.com)

Mengutip laman Wikipedia ,Diorama adalah sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Asal usul diorama adalah dekorasi teater di Eropa dan Amerika pada abad ke-19. Pencinta miniatur sering membuat diorama untuk memamerkan model kendaraan militer, miniatur figur publik, ataupun miniatur pesawat terbang.

Diorama pada masa modern digunakan untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya dari landskap keadaan sejarah, kejadian alam, dan keadaan kota untuk kebutuhan pendidikan atau pertunjukan. Dan salah satu contoh Diorama Modern adalah Diorama Tuanku Tambusai yang terdapat di Desa Talikumain, dan Dalu Dalu Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
                    


Diorama Tuanku Tambusai menggambarkan perjuangan Tuanku Tambusai dalam mengusir penjajahan belanda, sehingga para pengunjung merasakan suasana perjuangan masa lalu Tuanku Tambusai. Diorama Tuanku Tambusai syarat dengan nuansa Tempo Dulu, dimana terdapat Tulisan berejaan tempo dulu dan juga tulisan arab melayu, Diorama Tuanku Tambusai menampilkan silsilah Tuanku Tambusai, bagaimana ia besar dan tumbuh, serta cerita perjuangannya melawan penjajah dan tentunya juga ditampilkan relief serta peta Benteng Tujuh Lapis.


Terdapat Dua Diorama Tuanku Tambusai di Kecamatan Tambusai , Diorama Ini merupakan Zona Penunjang dari Revitalisasi Benteng Tujuh Lapis, dimana  dibangun sebanyak Dua Diorama yang berjarak sekitar 2km dari kawasan Benteng Tujuh Lapis , Diorama pertama berada di  tepi jalan masuk Dalu-dalu dari Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara, yakni di lingkungan Kubu Baling-baling Kelurahan Tambusai Tengah sedangkan Diorama berikutnya berada di Tepi Jalan Desa Talikumain jika dari arah Pasir Pengaraian.


Kini Diorama ini menjadi tempat yang ramai dikunjungi untuk berswaphoto maupun menjadi tempat kunjungan wajib jika berkunjung ke Tambusai Rokan Hulu.


Cara Menuju Lokasi Diorama Tuanku Tambusai
Untuk mengunjungi lokasi Diorama Tuanku Tambusai yang berada di Kecamatan Tambusai Kabupaten  Rokan Hulu, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Apabila Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Pekanbaru, Anda harus menempuh perjalanan  lebih kurang sejauh dua ratus kilometer , dengan waktu tempuh normal 4 ,5 hingga 5 jam perjalanan. Perjalanan dilakukan menuju Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dari Pekanbaru dapat dilakukan melalui  akses Jalan yaitu melewati Jalan Bangkinang serta melewati Jalan Petapahan (via Garuda Sakti Pekanbaru). Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa menggunakan google map yang lebih akurat untuk menemukan lokasi yang Anda cari. 
Selain itu untuk memudahkan serta kenyamanan anda juga dapat menggunakan Jasa Travel Pekanbaru - Tambusai dengan Biaya Rp.120.000,- sekali Perjalanan, Alam Travel menjadi salah satu Referensi kami untuk Perjalanan Pekanbaru - Tambusai atau sebailknya Tambusai - Pekanbaru , keramahan Supir dan juga keamanan dalam mengemudi Kendaraan menjadi Ciri Khas dari Alam Travel. Untuk menikmati perjalanan bersama Alam Travel dapat menghubungi Nomor 08217228279.

Jika ingin menginap ,tidak jauh dari Diorama terdapat sebuah Penginapan Syariah, dan Jika menginap Kita dapat berkunjung ke beberapa tempat di Kecamatan Tambusai seperti Benteng Tujuh Lapis, Gedung Lembaga Kerapatan Adat Desa Adat Luhak Tambusai, Makam Raja Qahar, serta Makam Raja Rambah yang berjarak sekitar Belasan Kilometer yang berada di Kecamatan Rambah.

Randai Kuantan Singingi  merupakan sebuah kesenian unik yang memperlihatkan berbagai cerita rakyat, yang dibawakan dalam sebuah pertunjukan teater seni tradisional. Kesenian ini dimainkan oleh sekelompok orang yang berjumlah sekitar 15 hingga 30 orang dalam sekali pementasan. Terdapat beberapa peran penting, seperti tokoh cerita serta peran pendukung lainnya, dalam pertunjukan kesenian yang juga dimainkan oleh mayoritas anak muda yang juga sering disebut dengan nama Randai Bujang Gadi.

 


Kesenian ini identik dengan berbagai tingkah serta atraksi dari para pemain yang mampu mengundang gelak tawa dari para peonton yang menyaksikannya. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai lawakan-lawakan khas dan juga unik, yang pastinya akan menjadi sajian untuk kita nikmati dalam pertunjukan kesenian Randai Kuantan. Salah satu daya tarik yang mampu mengundang kelucuan dalam kesenian ini  adalah tokoh yang diperankan  oleh laki-laki yang  berperan sebagai wanita, dan begitu juga sebaliknya para pemain wanita yang memerankan diri menjadi laki-laki.
 

Selain di Kuantan Singingi , Randai juga ada di Sumatra barat ,jika di Sumatra Barat tarian randai dikombinasikan dengan Gerakan Silat. Menurut Budayawan Riau asal Kuantan Singingi UU Hamidy, bahwa Randai di daerah Kuansing, erat hubungannya dengan kedatangan perantau-perantau Minang. Randai mulai dikenal di perkampungan sepanjang sungai kuantan Indragiri Riau, kira-kira tahun 1937. Ketika itu keadaan ekonomi rakyat didaerah itu cukup baik. Harga getah cukup mahal, lagipula banyak petani atau peladang getah yang diberi subsidi oleh Belanda. Ekonomi yang baik ini telah mendorong datangnya perantau-perantau Minangkabau ke Kuantan Singingi.


Pertunjukan Randai menjadi spesial bagi Orang Kuantan Singingi, terutama bagi perantauan asal kuantan Singingi, perantauan Asal Kuantan Singingi  melestarikan Randai ini di tempat ia tinggal dengan rutin menggelar pertunjukan Randai dan mereka akan mengundang sesama  Perantauan Asal Kuansing untuk menyaksikan Randai. Perantauan Asal kuansing akan mengadakan Randai jika melangsungkan pernikahan, acara khitanan, syukuran kelahiran anak, Khatam Quran dan acara lainnya.

Pertunjukan Seni Randai menampilkan cerita yang disajikan dalam  Dialog  dan diiringi oleh Musik Calempong sambil berjoget dengan membentuk lingkaran, para penari atau Anak Randai  dengan semangat berjoget sambil berjalanan dan berkeliling membentuk lingkaran dan Induk Randai bercerita dan memimpin Jalannya Randai dan Para Penonton akan terbahak ketawa mendengar Dialog Induk randai dan Anak Randai dan tentunya Penampilan Anak Randai Laki Laki yang menjadi Wanita dengan berpakaian Wanita  dan juga Bando di kepala akan menjadi menarik perhatian penonto. Kacamata dan Syal serta peluit menjadi perlengkapan wajib dalam kesenian Randai, Anak Randai berjoget mengelilingi lingkaran sambil meniup peluit dengan membentuk irama tertentu dan menyatu dengan hentakan kaki.

Kini Dokumentasi Kesenian randai banyak dijual dalam Bentuk Kepingan CD baik dalam bentuk MP3 maupun Video, dan CD Randai tersebut menjadi lagu Wajib di Kendaraan Roda Empat bagi Perantauan Asal kuantan Singingi, Syafri Depi Pegawai Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru perantauan Asal Desa Simandolak Benai kuansing menuturkan ia menjadikan Lagu Randai sebagai Nada Dering Handphone, menurutnya Lagu Randai dengan judul Sayang den Du menjadi favorit ia dan Keluarga.




 Susunan Acara Penampilan Randai
  1. Pembukaan
    Para pemain berbaris dua-dua lalu memasuki arena, diiringi dengan musik lagu pembuka, misalnya, “Bunga Setangkai”. Barisan ini dipandu “tukang peluit” yang meniup peluitnya sesuai irama musik. Lalu mereka berjoget mengelilingi lokasi hingga membentuk lingkaran. Jika lagu telah selesai, tukang peluit meniup peluitnya sembari memberi kode telah selesai. Barisan randai yang ada lalu meneriakkan “hep heeep ta”, kemudian jongkok ataupun duduk dengan posisi melingkar.
  2. Sambutan
    Pemandu acara meminta induk randai dan tuan rumah yang memiliki hajatan untuk menyampaikan kata sambutan. Ia juga meminta ketua randai untuk menyampaikan petatah petitihnya. Kemudian, para anak randai berdiri dan berjoget mengelilingi arena, selanjutnya mereka duduk lagi.
  3. Bercerita
    Pemandu menyampai isi cerita yang akan dimainkan, lalu anak-anak randai pun berakting sesuai dengan alur cerita yang disampaikan. Setiap adegan diawali dengan cerita dari pemandu dan ditutup dengan tarian atau joged.
  4. Istirahat
    Setelah sekitar 2 jam, biasanya permainan diistirahatkan. Waktu istirahat ini biasanya diisi dengan lelang lagu dan joged oleh para bujang gadih (pemeran laki-laki atas peran perempuan) yang disaksikan para penonton.
  5. Penutup
    Pada saat penutupan, biasanya dinyanyikan lagu “Gelang Sipaku Gelang”. Para anak randai pun berjoged mengelilingi arena sembari berjalan ke luar. 

Kini Pertunjukan randai bukan hanya sekedar Kesenian tetapi telah menjadi Sebuah Identitas dan Jati Diri bagi Kuantan Singingi.


Pada Tahun 2016 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 150 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Randai menjadi salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201600309.


Pada pembukaan Festival Pacu Jalur ke-116 pada Tanggal 21 Agustus 2019   Museum Rekor Indonesia (MURI) telah menetapkan Sebuah Rekor Baru dengan Nomor Register : 9124 kepada Kabupaten Kuantan Singingi yang telah mempersembahkan tari randai yang diikuti oleh 1.574 penari dari seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi. 





Sumber :
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/randai-kuantan-warisan-budaya-takbenda-indonesia-2016
  • Dialog dan Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Kuantan Singingi
  • Youtube (Randai )



Ratik Togak yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita dahulu salah satu tujuannya adalah untuk mengagungkan Asma Allah sembari berdo’a kepada Allah SWT, memohon petunjuk, berkah serta keselamatan agar negeri kita ini senantiasa berada dalam lindunga-Nya.”. Ratib togak, Ratik Bosa, Ratik Togak, Ratib Saman, Rakib Saman dan berbagai macam nama lainnya.

Ratik Togak di daerah Riau khususnya di Rokan Hulu sudah menjadi tradisi bahkan Rakib Togak atau Ratik Togak menjadi sebuah Tugu, tugu ini persis berada di depan Islamic Centre yang begitu megah. Ratik bermakna zikir, ratib. Ianya dilakukan oleh kaum tasawuf/ sufi untuk mencari puncak kenikmatan berzikir, dinamakan juga sebagai ratik soman (ratib tharikat Samaniah). Zikir seperti ini biasanya dilaksanakan pada penutupan khalwat 41 hari jamaah thariqat. Semacam kenduri keluar dari suluk. Ianya khusus dilakukan oleh kelompok jamaah thariqat (sufiah) dan tidak mengajak orang lain atau masyarakat umum. Sufi punya cara tersendiri dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Upaya mencari jalan halus menuju Allah itu ditempuh mengikuti wasilah guru Thariqat yang turun temurun. Beragam zikir dilakoni mulai dari yang seperti ini (dalam kenduri Thariqat) hingga zikir Sirr atau sampai pada Zikir Fana (tanpa gerak lisan dan tubuh). Bacaannya menurut zikir yg diajarkan Rosulullah. Tidak ada ucapan fasik dan munkar dalam zikir tersebut. Mereka juga menjaga adab serta kehalusan perasaan di hadapan Allah. Jika ingin merasakan nikmat Zikir Sufiah Thariqat Muktabaroh, harus masuk dulu jadi jamaah. Murid dibimbing oleh guru atau tuan syaikh (guru besar).


Pada Tahun 2018 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 225 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Ratik Togak menjadi salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201800635.




Museum Sang Nila Utama Provinsi Riau menggelar Pameran Bersama Museum se-Sumatera, Pameran bersama museum se-Sumatera ini berlokasi di Museum Sang Nila Utama  yang terletak  di Jl. Jenderal Sudirman Pekanbaru. Pameran berlangsung sejak tanggal 26 September hingga 24 Oktober 2019 dari pukul 08.30 sampai dengan 17.00 WIB. Pameran Bersama Museum Sumatera menggelar Pameran Senjata Tradisional Se-Sumatera dan Pameran yang di Pekanbaru ini adalah Pameran Museum Bersama yang ke 5 dan sebelumnya telah dilakukan di Provinsi yang berbeda dan tiap Provinsi bergilir menjadi Tuan Rumah. Pada Pameran kali ini memamerkan sebanyak 79 senjata tradisional yang  berasal dari Aceh 7 koleksi, Sumatera Utara 12 koleksi, Sumatera Barat 8, Riau 16 koleksi, Jambi 7 koleksi, Bengkulu 12 koleksi, Sumatera Selatan 9 koleksi dan Lampung 8 koleksi.

Pameran Museum ini diikuti oleh 8 Museum Provinsi di Sumatera yaitu Museum Sang Nila Utama Riau selaku Tuan Rumah,  Museum Negeri Nagroe Aceh Darussalam, Museum Negeri Sumatera Utara,Museum Adityawarman Sumatera Barat, Museum Siginjei Jambi, Museum Negeri Bengkulu,Museum Bala Putera Dewa Sumatera Selatan, Museum Ruwa Jurai Lampung



Pameran Bersama Museum se- Sumatera ini bertajuk "Senjata Tradisional Sumatera" dengan tema Senjata Tradisional Dalam Bingkai Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat Sumatera. Berdasarkan pantauan kami Pameran bersama ini cukup di repon masyarakat Pekanbaru dan seitarnya, terutama Pelajar yang ada di pekanbaru, Ela salah satu pelajar SD di pekanbaru menuturkn bahwa ia mendapat tugas dari Guru untuk melihat pameran dan juga mencatatnya. Ibu Agustina Guru Pendamping Ela menuturkan kami cukup berterima kasih kepada Dinas kebudayaan Riau yang menggelar Pameran Bersama ini, cukup banyak tambahan pengetahuan bagi kami, minimal kami menetahui dan melihat langsung Senjata senjata yang ada di Pulau Sumatera.

Senjata Tradisional Upacara Adat Se-Sumatra
Pameran Senjata Tradisional Sumatera ini dapat digolongkan atas :
  • Senjata untuk mengolah makanan merupakan senjata yang digunakan untuk mengolah makanan berupa senjata tajam untuk memotong hewan atau tumbuhan.
  •  Senjata untuk berburu.
  • Senjata untuk membela diri.
  • Senjata untuk menyerang
  • Senjata untuk upacara adat
  • Perubahan Fungsi Senjata dipakai untuk beberapa fungsi lainnya seperti pertunjukan debus/dabus.
  • Perkembangan senjata tradisional, yaitu perubahan nilai dan fungsi senjata yang digunakan sebagai hadiah (souvenir), hiasan, lambang daerah, tugu.


Senjata koleksi dalam Pameran Senjata Tradisional se-Sumatera 2019
  • Senjata Mengolah Makanan
    1. Parang Enggano
    2. Parang Pendek
    3.  Palitei
    4.  Pisau Tumbuk Lado
    5. Sumateralith Kapak Genggam
    6.  Parang Pendek


      Senjata Tradisional Berburu se SumateraAdd caption

  •  Senjata Berburu
    1. Buk-buk
    2. Mata Tombak
    3. Panah
    4. Panah Sakai
    5. Serampang Mata Satu 
    6. Serampang Mata Tiga 
    7. Sumpit 
    8.  Sumpit Suku Sakai
    9. Tombak 
      Senjata Tradisional Membela Diri se Sumatera


  • Senjata Membela Diri
    1. Badik
    2.  Kerambit
    3.  Kuduk
    4. Pedang Palembang
    5. Pengganda Berukir
    6. Pudoi
    7. Pukulan Kayu Runggam 
    8. Rencong 
    9. Skin
    10. Tameng 
    11. Tombak 
    12. Tongkat Sumam
      Senjata Tradisional menyerang se Sumatera

       
  •  Senjata Menyerang
    1.  Beladau
    2. Gala Rimbau
    3. Jenawi
    4. Keris (Tiap Daerah di Sumatera memiliki berbagai jenis Keris)
    5.  Pedang
    6. Pedang Portugis
    7. Peudeung 
    8. PeudeungTumpang Jeungki 
    9. Piso Halasan 
    10. Sondang
    11. Tologu 
    12. Tombak Berambut 
    13. Tombak Berluk
    14. Tumbuk Lado 
    15. Tombak Raja Kampar
    16. Trisula 
    17. Umban Tali
  • Senjata Upacara Adat
    1. Gambik
    2. Keris
    3. Keris Berluk
    4. Keris Tidak Berluk 
    5.  Keris kuno
    6.  Keris Terapang
    7.  Pedang Kelewang
    8. Pisau Jantan
    9.  Rambai Ayam
  •  Senjata Berubah Fungsi
    1. Mata Dabus
    2.  Serampang Trisula
    3. Slope
    4. Trisula
  • Perkembangan Senjata Tradisional
    1. Maniatur Baluse
    2. Tameng