Tampilkan postingan dengan label ROKAN HILIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ROKAN HILIR. Tampilkan semua postingan

Atib Koambai merupakan ritual tolak bala yang terdapat di Kubu dan Kubu Darussalam Kabupaten Rokan Hilir. Bukan hanya sekedar menolak bala tapi lebih ke Ritual  memuj ataupun memanjatkan doa kepada tuhan.

Dahulu di Kubu tradisi ini dilakukan oleh warga karena terdapat  wabah penyakit kolera yang belum ada obatnya dan  kemudian menurut cerita turun temurun dahulu pada tahun 1886
Kubu dilanda kemarau panjang dan hujan tidak turun selama enam bulan dan masyarakat masyarakat melakukan atib koambai dan hujan pun turun selama satu hari satu malam. Masyarakat dan pemuka adat beratib (berdoa dan berzikir) dengan menggunakan sampan dengan tujuan membuang bala ke arah muara Sungai Kubu , pada saat itu sampan merupakn transportasi satu-satunya.

Uniknya  Atib Koambai ini hanya diikuti oleh kaum laki-laki dan mereka mnggunakan pakaian berwarna putih melambangkan kesucian , acara ini dipimpin oleh seorang syekh. Sebelum atib dimulai peserta atib berkumpul  di sebuah makam yakni makam Teuku Abdullah Pasai asal Aceh. Ulama ini menyebarkan Islam di Kubu pada tahun 1667. Makam ini disebut dengan makam koambai (ke rambai), duluu di sekitar makam terdapat pohon rambai. Masyarakat biasanya selalu menggantungkan sesuatu di pohon tersebut, seperti kain putih dan lainnya dengan tujuan nazar, berniat dan sebagainya. Hingga saat ini masih terus menjadi sebutan, kaombai. Selama berada di makam, seluruh peserta berdoa dan berzikir yang dipimpin oleh syekh. Lalu setelah itu azan dikumandangkan yang memberikan tanda bahwa atib akan segera dimulai.


Berikut Video Atib Koambai

Tari Inai adalah sebuah tarian tradisional Melayu yang disajikan dalam rangkaian kegiatan adat Perkawinan Melayu di daerah Riau khususnya di Kabupaten Rokan Hilir. Tarian Inai ini umumnya hanya dilakukan di rumah mempelai wanita saja, sedangkan di rumah mempelai laki-laki tidak dilakukan kegiatan malam berinai, hanya saja inai akan diantarkan ke rumah mempelai laki-laki. Tetapi ada juga sebagian masyarakat melakukan kegiatan tari inai ini untuk menghibur anak laki-laki yang dikhitankan. Kegiatan tari inai ini dibagi menjadi dua macam yaitu Tari Inai Tunggal dan Tari Inai Pinggan 12:
 

   

 

 1. Tari Inai Tunggal yaitu tarian inai yang ditarikan satu orang penari saja, dimana penarinya juga memegang inai di dalam piring yang ditambah bunga atau lilin. Dan  tidak menari di atas pinggan yang bersusun dari 1-12. Pada zaman dahulu masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan tari inai tunggal, sementara tari inai pinggan 12 hanya dilakukan sebagian masyarakat yang mempunyai persatuan saja, tetapi sekarang tari inai tunggal dan pinggan 12  sudah dilakukan bersamaan.

2.  Tari Inai Pinggan 12 yaitu penari inai menari di atas pinggan yang bersusun dari 1 sampai 12 menjulang ke atas dan di tangannya memegang inai di dalam piring dan ditambah dengan bunga atau lilin. Tarian inai ini dilakukan lebih dari satu orang.
Tari Inai merupakan bentuk seni pertunjukan yang mana gerakannya seperti gerakan silat yang berfungsi untuk menghibur raja sehari atau pengantin yang duduk di pelaminan dan mengibur masyarakat sekitar yang datang menyaksikan serta memperoleh keberkahan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.


Gerakan tari inai diawali dengan bersalaman dengan pengantin sebagai tanda penghormatan raja sehari atau pengantin untuk menandakan bahwa tari inai akan dimulai. Kemudian tiga langkah ke belakang dengan posisi jongkok yang artinya memohon izin kepada raja sehari atau pengantin untuk memulai tari inai. Setelah tiga langkah ke belakang penari dalam posisi jongkok berputar penuh ke arah kanan dan kiri, artinya memberi penghormatan dan memohon izin kepada masyarakat yang menyaksikan karena adab tarian ini tidak bisa membelakangi orang yang menyaksikan, karena orang yang meyaksikan tersebut ada orang tua-tua, karena itu diberikan gerakan seperti gerakan persembahan dengan arah berputar. Kemudian Penari maju tiga langkah ke samping kanan dalam keadaan jongkok sambil memainkan tangannya, kemudian tiga langkah ke samping kiri dan maju ke depan untuk mengambil inai. Kemudian penari kembali ke belakang untuk siap –siap mendaki pinggan yang sudah tersusun. 


Setelah itu penari mendaki pinggan yang tersusun sambil menari dengan menggunakan inai di atas pinggan menghadap raja sehari atau pengantin, kemudian turun dari pinggan dan meletakkan inai di tempat semula sambil menari dan melangkah tiga langkah ke belakang untuk menutup tarian inai dalam keadaan salam sembah sepuluh jari dan memutar badan ke arah kiri dan memutar balik ke arah kanan. Maknanya, ketika mendaki pinggan 12 apabila 12 pinggan yang dinaiki tidak runtuh, maka hubungan rumah tangga sang raja sehari akan baik-baik saja. 12 pinggan artinya 12 bulan. Penutup tiga langkah ke belakang bermaksud memberi hormat dan izin kepada raja sehari bahwa tari inai pinggan 12 selesai ditarikan. Lalu gerakan memutar badan bermaksud meminta izin dan mohon maaf kepada raja sehari dan masyarakat yang menonton jika dalam melakukan tarian ada tarian yang tidak sengaja membelakangi para orang tua.


Pada dasarnya gerakan tari inai tunggal dan pinggan 12 sama saja, yang membedakan hanya pada tari inai tunggal tidak menggunakan atau mendaki pinggan yang tersusun sebanyak 12 pinggan. Peralatan yang disediakan terlebih dahulu untuk mendukung proses berjalannya sebuah pertunjukan yaitu alat musik pengiring tarinya seperti biola, gendang, tetawak (gong).  Irama yang mengiringi tari inai ini adalah irama patam, mambang dan pelanduk.

1.     Patam artinya melambangkan ketegasan karena irama patam pergerakannya keras seperti pergerakan silat.

2.      Mambang, dalam bahasa Melayu adalah jin atau makhluk halus, pergerakan penari inai ini seperti orang yang tak sadarkan diri.

3.      Planduk arti dari bahasa Melayunya adalah kancil, dan irama musik yang dimainkan santai atau lemah lembut, begitu juga penarinya.

Urutan penampilan Tari Inai Pinggan Dua Belas:

Pertama, dalam keadaan jongkok penari mundur tiga langkah kebelakang sambil mengangkat tangan salam sepuluh jari, kemudian dengan posisi badan yang sama dengan mengangkat tangan salam sepuluh jari penari memutar badan kekiri  360 derajat dan memutar kembali kearah kiri.

Kedua, penari maju tiga langkah samping kanan dalam keadaan jongkok sambil menggerakan badan dan tangannya sesuai musik yang di mainkan, kemudian tiga langkah kesamping kiri dan maju kedepan untuk mengambil inai.

Ketiga,  Sebelum mengambil dan Memegang inai yang di atas paha, terlebih dahulu penari  mengangkat tangan separti salam jari sepuluh pernari memutar badan kearah kiri 360 derajat dan memutar kembali kearah kanan dalam pososisi jongkok. Kemudian penari kembali kebelakang untuk siap-siap mendaki pinggan yang sudah tersusun.

Keempat, penari mendaki pinggan yang tersusun sambil menari dengan menggunakan Inai diatas pinggan menghadap keraja sehari/pengantin, kemudian turun dari pinggan dan meletakan inai ditempat semula sambil menari dan melangkah tiga langkah kebelakang untuk menutup tarian inai dalam keadaan salam sembah sepuluh jari dan memutar badan 360 derajat kearah kiri dan memutar balik kearah kanan.

Dalam penampilan pertunjukan tari Inai ini, penari memakai busana melayu yaitu:

1.     Mengunakan baju teluk belanga atau cekak musang dan seluar/celana yang agak longgar untuk memudahkan gerakkan tari inai.

2.     Di bagian kepala penari memakai destar atau hiasan kepala seperti songkok, tanjak dan hiasan kepala lainnya untuk mengahalang peluh atau keringat yang menitis dan juga untuk mengikat bilamana rambut yang panjang.

3.     Kemudian memakai hiasan sampin untuk mengetahui identitas penari. 

Tari inai pinggan 12 masih dilestarikan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, sedangkan di kecamatan sekitarnya hanya tari inai tunggal saja. Pada zaman dahulu Datuk atau orang tetua yang mempunyai  ilmu kebatinan, bisa menari di atas pinggan, bagaimanapun berat badan mereka pinggan tersebut tidak akan pecah. Hal tersebut sudah ada pada zaman dahulu dan menjadi tradisi, akan tetapi Datuk atau orang tetua tidak menurunkan ilmu kebatinan yang mereka punya. Untuk mengingat tradisi supaya tidak hilang seiring berkembangnya zaman, maka salah satu keturunan Datuk atau orang tetua zaman dahulu pada masa sekarang mengembangkan tari berdasarkan sejarah yang telah ada.

Pada Tahun 2020 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 153 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Tari Poang menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 202001111. 

 

(sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=1847)

Upah-upah adalah upacara adat di  Rokan (Rokn Hulu dan Rokan Hilir) , tujuannya adalah untuk memulihkan kondisi dan menguatkan semangat pada orang-orang yang baru sembuh dari sakit keras, selamat dari sebuah musibah, menempuh hidup baru (menikah, khitan), atau meraih cita-citanya (wisuda, khatam Qur'an, mendapat pekerjaan baru), Situasi peralihan, atau bimbang, linglung, dianggap rawan, sehinggga membutuhkan semangat dan dukungan para kerabat, sahabat, dan handai taulan. Orang yang terhormat dan disegani akan dipilih sebagai pengupah-upah dalam upacara ini, diantaranya adalah:

  1. Pucuk suku atau ketua suku.
  2. Alim Ulama'.
  3. Guru (Guru madrasah dan guru mengaji).
  4. Cendikiawan.
  5. Kerabat yang lebih tua dari orang yang diupah-upah, seperti nenek. datuk (Kakek), Mamak (paman), dan mak cik (tante) dari pihak ayah maupun ibu.

Diserangkaian upacara ini, pengupah-upah tidaklah lebih dari sepuluh orang. Jika pengupah-upah sudah siap, maka ditentukanlah waktu upacara upah-upah tersebut. ditentukan pada hari Jum'at, sebelum waktu shalat, karena pada hari ini para lelaki tidak berkerja di ladang maupuan di kebun karet. Sedangkan upah-upah dalam rangkaian upacara pernikahan dilaksanakan setelah ijab kabul. Pelaksanaannya dilakukan dirumah orang yang diupah-upah dan diruangan yang cukup luas untuk mengadakan upacara. Orang yang akan diupah-upah akan duduk di salah satu sudut ruangan, para undangan duduk di setiap sisi ruang menghadap orang yang diupah-upah, disiapkan pula nasi balai dan nasi upah-upah. Prosesi akan dimulai setelah semua tamu dan pengupah-upah berkumpul ditempat tersebut.

 

Tata cara pelaksanaan upacara upah-upah

Tempat pelaksanaannya adalah rumah orang yang akan diupah-upah. Dipilih ruangan yang cukup lapang. Orang yang akan diupah-upah ditempatkan di dalam satu sudut ruangan, para tetamu undangan duduk bersila di setiap sisi ruang. Di hadapan orang yang diupah-upah diletakkan nasi balai dan nasi upah-upah. Setelah semua berkumpul, prosesi upah-upah dapat dimulai.

Mula-mula, kemenyan dibakar oleh para perempuan yang duduk di dapur. Kemenyan diletakkan di atas wadah berupa dasa (tempurung kelapa yang sudah dikikis hingga licin dan menghitam), atau di atas piring seng sebagai tempat bara kayu sebagai pembakar kemenyan. Kemenyan yang telah menebar aromanya ini kemudian secara beranting diserahkan kepada tuan rumah, pertanda upah-upah siap dilaksanakan.

Kemenyan kemudian diserahkan kepada pengatur upacara yang menyerahkannya kepada pengupah-upah. Kemudian diserahkannya kemenyan bpada orang yang duduk di sebelah kanannya, dan beranting kepada orang di sebelah kanannya hingga berkeliling ke seluruh ruangan, sebanyak tujuh kali putaran dan berakhir di hadapan pengupah-upah. Prosesi ini merupakan pembersihan tempat upaara dari hasrat-hasrat jahat yang mengganggu manusia dan jalannya upacara.

Selanjutnya, pengupah-upah bangkit menuju tempat orang yang akan diupah-upah untuk menabur beras kuning ke arahnya. Sebelum melakukannya, pengupah-upah memanjatkan doa dalam hati untuk minta perlindungan kepada yang maha kuasa, agar diberi kekuatan untuk mengupah-upah.

Tahap selanjutnya adalah mengupah-upah. Pengupah-upah mengambil nasi upah-upah dan mengangkatnya sejengkal di atas kepala orang yang diupah-upah, kemudian menggoyang-goyangkannya dengan gerakan berputar ke arah kanan, sebanyak tujuh kali. Penghitungannya diucapkan secara jelas: “oso” (esa/ satu), “duo” (dua), “tigo” (tiga), “ompek” (empat), “limo” (lima), “onom” (enam), “tujuh”, dengan intonasi datar dan tetap.

Setelah itu, pengupah-upah memberikan nasihat yang isinya anjuran untuk menuju kebaikan, yang berdasarkan kondisi dan alasan upah-upah diadakan. Upah-upah diakhiri dengan kembali menguapkan hitungan satu sampai tujuh, kemudian diikuti dengan kalimat, “salangkan kerbau tujuh sekandang, masih dapat dikendalikan, apalagi semangat kalian”. Lalu pengupah-upah meletakkan nasi upah-upah ke tempat semula dan kembali ke tempat duduknya dan menyerahkan kembali kemenyan kepada pengatur acara. Usai upah-upah, tuan rumah menjamu tetamu dengan hidangan sesuai kemampuan. Setelah menikmati hidangan, upacara ditutup dengan doa.

Pada Tahun 2020 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 153 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Tari Poang menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 202001117. (sumer : Wikipedia & https://kebudayaan.kemdikbud.go.id)

 

Seperti Apa Tradisi Upah Upah tersebut ? Jawabannya ada pada video berikut :

 

Cagar budaya adalah daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Menurut UU no. 11 tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Ada Lima Kategori Cagar Budaya yaitu sebagai berikut :
Benda
Benda cagar budaya adalah benda alami atau buatan manusia, baik bergerak atau tidak, yang punya hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya. Antropologi misalnya dapat melihat kaitan antara benda cagar budaya dengan kebudayaan sekarang.
Bangunan
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding, tidak berdinding dan atau beratap.
Struktur
Struktur Cagar Budaya adalah suatu susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
Situs
Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
Kawasan
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. 
Kabupaten Rokan Hilir memiliki banyak Cagar Budaya  ,  berikut kami rangkum Cagar Budaya yang ada di Kota Rokan Hilir :
  1. Situs Candi Sintong
  2. Situs Candi Sedinginan
  3. Rumah Kapiten Cina Ng Hi Tam
  4. Klenteng In Hok King
  5. Gereja Katholik St. Petrus dan Paulus
  6. Kompleks Pillbox Jepang Pulau Jemur
Sastra Lisan atau Syair Rantau Kopa berkembang di Wilayah Rokan Hulu dan Rokan Hilir, awalnya berkembang di rantau Kopar (Rokan Hilir). Dahulunya remaja muda dan mudi di Sepajang Sungai Rokan terutama di rantau Kopar berbalas pantun melalui rayuan kepada pemudi atau remaja putri.

Syair Rantau Kopar atau Syair Rantau Kopa atau Syair Antau Kopa demikian penyebutan yang lazim di Wilayah Rokan.

Ada juga penyebutan lain yang kami dapatkan melalui seorang khalifah Suluk bahwa  Kopa berasal dari kata Kepal dari cerita Tuk Penyarang dengan Putri Hijau hingga  sampai pada sebuah rantau yang bernama Rantau Koopar.

Irama Syair  Rantau Kopa tidak diciptakan khusus, tetapi sudah ada sejak dahulu dan dikenal dikenal secara turun temurun kini penutur Syair Rantau Kopa sangatlah langka.


Berikut Syair Rantau Kopa dalam bentuk video singkat :
Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Kerajaan Siak. Distrik pertama didirikan Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1980. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Cina berkembang pesat, maka Belanda memindahkan Pemerintahan Kontroleur-nya ke Kota Bagansiapiapi pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap dikota Bagansiapiapi guna mengimbangi pelabuhan lainya di Selat Malaka hingga Perang Dunia Pertama usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan kedalam Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

Kantor Bupati Kabupaten Rokan Hilir Jl. Merdeka No 58 Bagansiapiapi




Maket Kantor Bupati Rokan Hilir


Kini Kabupaten rokan Hilir khususnya Kota bagansiapiapi bersolek dan mempercantik diri dengan hadirnya berbagai bangunan terutama bangunan yang memiliki kubah , sehingga Rokan hilir dijuluki negeri seribu kubah.

Kantor Kejaksaan Negeri Bagansiapiapi

Pusat pemerintahan dipindahkan kekawasan batu enam, pusat pemerintahan ala Rokan Hilir ini mengadopsi Pusat Pemerintahan Putera Jaya di Malaysia dengan konsep pusat pemerintahan  dan pusat wisata dan permainan. Kawasan Batu enam ini berada dipinggiran Sungai Rokan, kawasan ini tertata dengan baik dan bisa dikatakan merupakan water front city terbaik di Riau. 


MUSEUM TIONGHOA BAGANSIAPIAPI

Kawasan Batu Enam menjadi pusat pemerintahan dengan dibangunnya berbagai Kantor atau instansi Pemerintahan dikawasan tersebut, Perkantoran pemerintah daerah yang dipusatkan dalam satu kawasan sekaligus tempat wisata merupakan pengembangan pembangunan daerah dengan penataan kota sehingga jika berurusan dengan pemerintah  mendapatkan pelayanan lebih mudah dan cepat dan memangkas jalur birokrasi. 


Tugu Ikan

Sepanjang pesisir sungai rokan di bibir sungai disulap menjadi tempat wisata dengan dibangun taman, cafe, aneka patung binatang yang terdapat di Rokan Hilir. Dikawasan wisata ini kita dapat melihat hamparan Sungai Rokan yang luas dan pemandangan latar belakang hutan rawa dan dari kejauhan tampak Jembatan megah Jembatan Pedamaran.










VISI PEMBANGUNAN:


Terwujudnya Rokan Hilir yang maju, sejahtera dan berdaya saing tahun 2016


MISI :
  • Memperkuat ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
  •  Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Memajukan sektor pertanian, industri dan jasa
  •  Memperkuat sumber daya manusia yang berkualitas dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
  •  Mewujudkan pemerintah yang handal, bersih dan berwibawa
  •  Memantapkan pembangunan masyarakat yang berbudaya melayu berlandaskan iman dan taqwa

Kantor Kejaksaan Negeri Bagansiapiapi berlokasi di komplek perkantoran Batu Enam, Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Kantor Kejaksaan Negeri Bagansiapiapi ini diresmikan oleh   Jaksa Agung RI, Basrief  Arief, di Kantor Kejaksaan Tinggi Riau pada hari Senin 26 Maret 2012,sekaligus pada saat peresmian tersebut dilakukan  serah terima hibah tanah dan bangunan kantor Kejaksaan Negeri Bagansiapiapi, hibah oleh Pemerintah kabupaten Rokan Hilir sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memotivasi kinerja aparatur Kejaksaan dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.




Taman Kota Bagansiapiapi terletak di Jalan Aman. Taman ini dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir untuk mempercantik tata kota Bagansiapiapi. Dikala senja menyapa Taman Kota Bagansiapiapi ramai dikunjungi pemuda dan pemudi untuk bercengkerama dan tak ketinggalan anak-anak, di taman kota banyak tersedia permainan anak-anak. Maka tak heran kalau taman kota bagansiapiapi ini ramai di kunjungi anak-anak. Taman kota bagansiapiapi juga salah satu tempat wisata keluarga yang asyik. 


Daya tarik lain adalah adanya berbagai patung binatang seperti rusa, gajah, bangau, dan harimau,kolam ikan dan  air mancurnya yang membuat suasana bertambah dingin dan semakin asri.


Meski telah wafat 2008 lalu di Kota Paris, ibu kota Prancis pada usia 100 tahun, Salim adalah seorang pelukis Indonesia yang telah menetap lama di Prancis. Maestro seangkatan pelukis Affandi ini walaupun sering disebut dari Medan (kota besar pesisir Sumatera Timur zaman itu), sebenarnya terlahir di Bagansiapi-api, 3 September 1908 dan meninggal di Prancis 14 Oktober 2008 .





Pelukis Salim telah berpulang ke Rahmatullah tanggal 13 Oktober 2008 pukul 17:15 waktu setempat. Pelukis Salim meninggal dunia di rumah sakit Neuilly Sur Seine-Paris, Prancis, dalam usia 100 tahun 1 bulan 10 hari. Sampai saat terakhir pikiran beliau masih cerdas, malah menanyakan berapa skor pertandingan sepak bola antara Prancis dan Rumania. Salim telah mempererat hubungan Perancis dan Indonesia melalui karyanya.

Salim beribukan orang Melayu Bagansiapi-api bernama Nuraini dan berayah seorang Melayu keturunan Persia bernama Salahuddin. Salim kecil merantau ke Medan di umur 11 tahun namun tak lama menetap di sana. Perjalanan hidupnya berpindah-pindah dari Medan ke Belanda yang dibawa oleh sepasang orang tua angkat berkebangsaan Jerman-Belanda, dan pada umur 20 tahun menetap di Prancis. 


salim
Dalam sebuah kutipan yang ditulis website dari Canada http://www.cyberpresse.ca yang dimiliki LA Presse (Cyberpresse Inc. Montreal Canada) menyebutkan, walaupun diaa telah lama hidup di dunia Barat/Eropa, tetapi dia tidak kehilangan akar asalnya dalam melukis. Website itu juga memberitakan bahwa karya-karyanya telah banyak dipamerkan di Amsterdam, Paris, Jenewa dan bahkan di Jakarta.


Bahkan Association Franco-Indonesienne dalam website-nya menyebutkan: Begitu sedihnya berbagai pihak tentang kematian Salim yang dianggap sebagai manusia yang humanis, seorang teman, murah hati, lucu, suatu vitalitas meluap, dan sering membuat orang penasaran.
Selama kurun waktu akhir tahun 1800an hingga tahun 1930 industri perikanan bagansiapiapi mengalami puncaknya. Kekayaan udang dan ikan di Sungai Rokan melimpah ruah,harga garam saat itu murah sehingga industri Ikan Asin tumbuh dan berkembang di Bagansiapiapi dan permintaan ikan di Jawa juga meningkat, saat itu ikan-ikan di Jawa didatangkan dari bagansiapiapi. Era keemasan industri perikanan di bagansiapiapi tidak berlangsung lama karena adanya pendangkalan di muara sungai rokan sehingga jumlah ikan di Bagansiapiapi berkurang. Namun disaat jumlah ikan yang berkurang ,jumlah udang semakin banyak, sehingga disaat itu ekspor terasi semakin meningkat,karena terasi dibuat dari udang, dan saat itu juga harga garam sangat mahal. Pemerintah disaat itu menunjuk suatu perusahaan di Bagansiapiapi untuk mendistribusikan garam dengan harga tetap dan juga pemerintah membuat sebuah kebijakan untuk menstabilkan harga garam sehingga Industri dan ekspor perikanan di bagansiapiapi kembali tumbuh.

Bangunan Kantor Bank Bagan Maju, yangkini menjadi Rumah Dinas BRI Bagansiapiapi


Untuk menunjang perekonomian kota Bagansiapiapi pemerintah disaat itu membentuk suatu bank yang memberikan pinjaman dengan suku bunga yang rendah dengan tujuan untuk menghindarkan rakyat Bagansiapiapi dari lintah darat. Bank ini didirikan pada tahun 1917 dengan nama De Visscherij Bank “Bagan Madjoe”.atau biasa di sebut bank Bagan Majoe (Bank Bagan Maju). Di kemudian hari Bank Bagan Maju menjelma menjadi BRI, dan menjadi Kantor Cabang BRI (Bank Rakyat Indonesia) kedua di Indonesia. BRI Cabang Bagansiapiapi memiliki kode Cabang dengan nomor 2 yang menandakan bahwa BRI Bagansiapiapi adalah Kantor Cabang Kedua di Indonesia.


Lion Hotel
Jl. Mawar No. 7, Bagansiapiapi-
Phone: (0767) 25551, (0767) 25552
Fax : (0767) 25098
Our email is: info@lionhotel.co.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it 

Hotel Bagan
Jl. Sentosa No.24 Bagansiapiapi
Nomor Telpon: 0767-21888
Tarif : Rp.135.000-Rp.500.000

Hotel Kades Bagan
Jl. Sentosa No.25 Bagansiapiapi
Nomor Telpon: 0767-22139
Tarif : Rp.200.000-Rp.380.000

Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Propinsi Fujian - Cina, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tsb agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan. Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba2 mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran dimana ada api disitulah ada daratan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan selat Melaka. Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang, diantaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui. Mereka inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur Bagansiapiapi.



Di daerah yang baru mereka tempati (bagansiapiapi) mereka menemui banyak ikan, dengan ikanlah mereka bertahan hidup hingga beranak pinak dan  mereka juga mengajak keluarga dari negeri tirai bambu datang kebagansiapiapi, sehingga jumlah masyarakat Tionghoa kian banyak.



Setelah sekian lama menetap di Bagansiapiapi pada tahun 1875 masyarakat Tionghoa disana membangun sebuah kelenteng dan diberi nama Kelenteng In Hok Kiong. Pada 1928 kelenteng ini dibuat secara permanen. Disinilah Dewa Kie Ong Ya disembahyangkan secara utuh/asli saat leluhur pertama kali menginjak kaki di tanah Bagansiapiapi. 


Hingga saat ini Kelenteng In Hok Kiong digunakan untuk aktivitas keagamaan dan ritual lainnya, seperti cap go meh, tempat pelaksanaan ritual kematian, serta tempat dimulainya pengarakan replika tongkang dalam acara festival bakar Tongkang.




Bangunan Rumah Kapitan Di Bagansiapiapi merupakan warisan budaya dengan arsitektur paduan gaya Tradisional Tionghoa dan Melayu yang sesungguhnya perlu dirawat, dijaga dan dilestarikan. Di Bagansiapiapi terdapat beberapa rumah Kapitan namun tidak terawat,bahkan beberapa rumah kapitan lainnya telah dihancurkan dan kini dilokasi tersebut telah dibangun Ruko. Rumah Kapitan Tua Marga NG milik Kapitan NG I Tam, merupakan salah satu Rumah Kapitan yang tersisa di Kota Bagansiapiapi , rumah Kapitan tersebut didirkan pada awal tahun 1900.

Rumah Kapitan marga NG. Orang bagansiapiapi menyebutnya dengan Kapitan NG I Tam

Di balik Bangunan Rumah Kapitan tua nan reot dan lapuk yang berdiri kokoh hampir lebih satu Abad lamanya tersebut merekam jejak kenangan yang menunjukkan suatu catatan penting sistem Kekuasaan Opsir ( Kapitan ) Tionghoa berkuasa pada masa silam di kota Bagan Si Api-api. Kapitan Tionghoa merupakan sebutan yang diberi dan diciptakan oleh sistem Pemerintahan Kolonial Belanda dalam upaya mengendalikan dan mengatur komunitas masyarakat Tionghoa. 
Terlihat Ornamen Tionghoa yang menghiasi Pintu Rumah Kapitan



Masjid Al Ikhlas merupakan masjid kebanggaan masyarakat kota Bagansiapiapi, bentuk bangunannya unil Ala Eropa dengan banyak kubah serta 4 menara yang menjulang  tinggi yang melambangkan kebesaran-Nya.  


 Mesjid ini terletak di Jalan Utama kota Bagansiapiapi persis di sebelah Makam Pahlawan. Mesjid ini juga berfungsi sebagai Islamic Centre Kabupaten Rokan Hilir. 


Gedung Dekranasda Rokan Hilir berada di jalan Merdeka Bagansiapiapi, persis didepan Kantor Bupati Rokan Hilir.



Di Gedung Dekranasda ini terdapat hasil kerajinan dan souvenir khas  Rokan Hilir, diantaranya Songket buatan tangan putri Rohil yang dibuat dengan menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).




Pada awal tahun naga tahun 1928 terjadi kehebohan di Kota Bagansiapiapi. Yang menjadi sasaran adalah tempat-tempat perjudian, tempat minum-minuman keras, rumah-rumah bordil, tempat pengisapan candu dll.

Ditempat pelacuran terdengar suara orang sedang mandi dikamar mandi,ketika dilihat tidak ada orang yang sedang mandi. Di tempat perjudian batu-batu mahyong berputar-putar sendiri sehingga menimbulkan kegaduhan. Di kedai kopi terlihat kaki manusia diatas meja. Para biksu agama Budha Bagansiapiapi tidak dapat mengatasi keadaan ini, maka diundanglah biksu  Budha dari Singapura dan Taiwan, menurut mereka yang menganggu itu adalah roh-roh orang yang mati sesat dilaut.

Tugu Perjanjian Syetan dan Manusia di Kota Bagansiapiapi

Untuk mengatasi keadaan tersebut para biksu dari Singapura dan Taiwan mengadakan perjanjian dengan syetan-syetan penasaran. Syetan-syetan itu diberikan kesempatan menghibur diri selama satu minggu. Di seluruh pelosok kota Bagansiapiapi didirikan tempat-tempat hiburan simbolik terbuat dari bambu dan kertas, ada kedai kopi,ada tempat pengisapan candu, perjudian dan lain lain. Semuanya terbuat dari bambu dan kertas secara simbolik. Ada panggung sandiwara, ada rumah bordir dengan wanita PSK-Nya, ada kedai kopi, ditempat-tempat inilah para syetan dipersilahkan menghibur selama satu minggu.


Gedung IPDN Kampus Rokan Hilir terletak di Eks Gedung DPRD Kabupaten Rokan Hilir yang berada di Jalan Lintas Riau-Sumut  Km 167 Banjar XII Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih. Kampus ini berdiri megah dan ini merupakan kampus IPDN yang termegah yang ada di Indonesia.

Bagian Depan Gedung IPDN Kampus Rokan Hilir



Laboratorium Ilmu Pemerintahan dan Perpustakaan