Pemain Timnas U22 menggunakan Kostum Bekas dari Pemain Timnas Terdahulu terlihat pemain dengan nomor 10 dengan nama Yongki, pemain bernomor 17 dengan nama Ruben
Sabtu Sore tanggal 30 juni 2012 bertempat di Stadion Kaharuddin Nasution rumbai pekanbaru dilangsungkan pertandingan ujicoba TIM PON Riau vs Timnas Usia 22. Pertandingan ini dimennagkan oleh Timnas U22 dengan skor 4-0. Keempat Gol Timnas U22 dicetak oleh Fandy menit 37 dan 43, Hendra Bayau 53' dan Bima 80
Pemain Timnas U22 Melakukan Pemanasan
Pelatih Kepala Timnas U22 Aji Santoso
Tim PON Riau melakukan Pemanasan
TIM PON RIAU
TIMNAS U22
TIM PON RIAU dan TIMNAS U22 berphoto bersama dengan perangkat pertandingan
Tim PON RIAU dan TIMNAS U22 saling bersalaman
Pemain Timnas Berdoa bersama
Sebagai salah satu upaya mempromosikan Wisata Gelombang Bono Sungai Kampar, pihak swasta Rokok Djarum Super membuat sebuah iklan yang bertajuk My Great Adventure of Indonesia, dalam iklan tersebut Bono Sungai Kampar menjadi salah satu bagian dari rekaman video yang memperkenalkan keindahan dan kedahsyatan alam Indonesia.
Melihat orang berselancar di pantai atau laut adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. Kegiatan berselancar di sungai hanya ada di beberapa tempat di dunia. Dan salah satu diantaranya terdapat di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang biasa di sebut dengan Ombak Bono Sungai Kampar. Selain di Muara Sungai Kampar Ombak Bono atau Tidal Bore juga terdapat di Sungai Gangga dan Brahmaputra (India dan Banglades), Sungai hindustan (Pakistan), Sungai Lupar (Malaysia) biasa disebut dengan benak batang Lupar, Australia, Inggris, Perancis yang biasa disebut dengan un mascaret, Inggris, Amerika, kanada, Mexico, Brazilia.
Bagi dunia peselancar (surfer) maupun wisatawan dari luar, Bono Kampar adalah sebuah penemuan yang mengagumkan bahkan para selencar dunia mengungkapkan luar biasa untuk "Bono Kampar", seperti diungkapkan oleh Chris Mauro dalam tulisannya yang dimuat GrindTV.com : “A dreamlike wave found in an Indonesian river is stunning surf world (sebuah gelombang impian yang ditemukan di salah satu sungai di Indonesia memukau dunia selancar),” tulis . Tulisan Mauro itu sendiri lantas merujuk pada apa yang ia sebut ‘penemuan luar biasa’ oleh tim (ekspedisi) Rip Curl baru-baru ini, yang menurutnya “mungkin tak tertandingi” (may be unrivaled).
Tanggal 25 Mei 2012 laluRiaudailyphoto.com berkesempatan ngobrol-ngobrol dengan pemilik Semat Tembaga H. Encik Amrun Salmon di Kediamannya jalan Kuantan VII Pekanbaru. EncikAmrun Salmon putra kelahiran Siak yang mengenyam pendidikan di ISI Yogyakarta merupakan pencipta Batik Riau.Kala itu H. Encik Amrun Salmon merupakan Pengurus Dekranasda Provinsi Riau melakukan percobaan pembuatan batik,dibuatlah percobaan demi percobaan yang akhirnya dapat menghasilkan suatu pola baru dengan membuat batik tulis/colet berpola. Pola yang dipakai mengambil ilham dari tabir belang budaya melayu Riau yang bergaris memanjang dari atas kebawah dengan motif-motif Melayu yang ada. Motif ini terutama terdapat pada tabir pelaminan Melayu Riau. Dari motif-motif yang ada ini pula dikembangkan menjadi sebuah motif yang baruyang diberi nama sesuai aslinya. Dari pengembangan motif tradisional yang ada diciptakan motif baru yang tak lari dari akarnya, yaitu antara lain : Bungo Kesumbo, Bunga Tanjung, Bunga Cempaka, Bunga Matahari, Kaluk Berlapis, dan lain-lain. Batik Riau ini tumbuh berkembang dan diberi nama “Batik Tabir”. Hingga saat ini setidaknya Encik Amrun Salmon telah menciptakan empat motif seperti motif tabir, sosou, tabur dan gelombang.
Menurut H. Encik Amrun Salmon batik merupakan suatu aktivitas memberi warna dan motif pada suatu bidang yang dibatasi dengan lilin. Namun kini batik tersebut telah dimodifikasi dan dikembangkan dengan berbagai macam motif dan corak diluar pakem atau motif standartnya yang biasa digunakan para pengrajin batik di jawa. Batik Riau merupakan salah satu pengembangannya, Batik Riau memiliki warna, ragi, ragam corak dan motif dengan sentuhan Melayu yang dikembangkan melalui tekat.
Sejauh ini upaya yang dilakukan H. Encik Amrun Salmon kurang mendapat dukungan dan perhatian dari Pemerintah Daerah. Menurut Encik Amrun Salmon seharusnya pemerintah memahami apa yang diperlukan pencipta dan pengrajin batik tersebut. Kalau tidak, ya seperti sekarang. Apalagi pasaran Batik Riau anjlok sejak pihak-pihak pemilik modal bahkan pemilik kebijakan melempar motif ini di pasaran dan mencetaknya secara pabrikan dengan ukuran bal ratusan meter.Hingga saat ini semua motif Batik Riau milik Encik Amrun Salmon belum bisa dipatenkan karena keterbatasan dana.
Kini diusianya yang senja H. Encik Amrun Salmon memiliki kekhawatiran siapa yang akan melanjutkan dan meneruskan Batik Riau miliknya. Menurut Encik Amrun Gerai Semat Tembaga miliknya dulu memiliki banyak pekerja pengrajin batik,namun kini ia memiliki dua pekerja saja, hali ini terjadi karena semakin berkurangnya order permintaan Batik riau dan juga semakin menjamurnya Batik Riau cetak yang dijual di Toko-Toko Kain di Riau bahkan juga diluar Riau. Batik Riau di Semat Tembaga merupakan Batik Tulis Asli menggunakan tangan manusia dengan tingkat kesulitan yang rumit.
Kabupaten Kuantan Singingi sangat kaya akan keragaman adat dan budaya,salah satu diantaranya adalah Pacu jalur. Pacu berarti lomba adu cepat, sedangkan jalur berarti perahu besar yang dapat memuat40-50 orang anak pacu. Jalur dibuat dari sebatang pohon Bonio atau kulim kuyian dengan panjang 30 meter atau lebih dengan diameter 2meter.
Untuk membuat Pacu banyak ritual yang mesti dilalui, kayu yang diambil dihutan diawali dengan upacara persembahan dan semah yang dipimpin oleh pawang,kayu tersebut dianggap memiliki penghuni,upacara ini dilakukan agar proses penebangan kayu dapat berjalan lancar. Kemudian pohon ditebang sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat,setelah pohon ditebang lalu diseret bersama-sama ke Desa dengan menggunakan tenaga manusia, nuansa gotong royong dan kebersamaan masih kental dalam proses pembuatan jalur
Sesampai di Desa Pohon yang ditebang dan diseret tadi di layur (diasapi) selama kurang lebih 12jam, proses pengasapan ini dilakukan pada malam hari diiringi upacara adat dan tari-tarian yang dihadiri oleh pemuka masyarakat. Tujuan kayu diasapi agar kayu atau jalur menjadi kering dan tidak berat saat dipacu.
PACU JALUR
Pacu jalur awalnya dilaksanakan untuk memperingati hari besar agama Islam seperti Maulid nabi, Idul Fitri, Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tetapi Ketika Penjajah Belanda memasuki daerah Riau diawal tahun 1900 mereka memanfaatkan Pacu jalur sebagai peringatan Ulang Tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Namun sejak Indonesia merdeka Pacu jalur menjadi Agenda untuk memperingat Hari kemerdekaan, kini Pacu jalur diadakan setiap Bulan Agustus atau dipercepat sebelum Agustus jika pada Saat Bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
Kini Pacu jalur menjadi pesta masyarakat Kuantan Singingi dan masyarakat Riau pada umumnya yang telah menjadi kalender Pariwisata Nasional. Pacu Jalur ini diadakan di Tepian batang Narosa Sungai Kuantan Taluk Kuantan, event Pacu Jalur tidak hanya diikuti oleh Jalur dariKecamatan yang ada di Kabupaten Kunatan Singingi saja tapi juga diikuti oleh Jalur dari Kabupaten lain di Provinsi Riau dan juga diikuti Jalur Provinsi tetangga dan juga negara lain.
BAGAIMANA MENUJU TALUK KUANTAN (LOKASI PACU JALUR)
Sekurangnya ada 6jalur penerbangan yang rutin menuju Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau,yaitu melalui Jalur Batam, Jakarta,Bandung, Medan, Singapura dan Kuala Lumpur. Dari Pekanbaru perjalanan dilanjutkan menuju Kota Taluk Kuantan ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan perjalanan darat. Banyak pilihan kendaraan yang tersedia diantaranya Taxi, mobil angkutan umum dan kendaraan pribadi yang biasa disebut dengan mobil travel. Perjalanan dari Pekanbaru menuju Taluk Kuantan ditempuh dengan waktu lebih kurang 4jam hingga 4,5jam. Untuk Penginapan di Taluk Kuantan tidak perlu khawatir,karena banyak pilihan wisma,penginapan untuk bermalam selengkapnya bisa dilihat di : Daftar Hotel di Taluk Kuantan
Pada Tahun
2015 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menetapkan 121 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak
Benda Indonesia dan Pacu Jalur menjadi salah satu dari Warisan Budaya
Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201500184.
Penginapan Putri Bungsu
Jln. Hakim Jalur 62 Telp 081365650839
Tarif : Rp.150.000 (Kamar : 11)
Penginapan Jadi Juo
Jln. Sudirman-Lubuk Jambi
Sumber : Majalah Visit Riau 2011
RIAUmenyimpan banyak keunikan, salah satunya kekayaan cita rasa dalam kuliner khas tanah melayu. Kuliner Tanah melayu patut untuk dicicipi keunikan dan kelezatannya, salah satu diantaranya ada gulai siput. Gulai Siput dalam bahasa Melayu Dialek Kuantan Singingi disebut gulai cipuik, dan dalam bahasa Melayu Rokan disebut dengan Lengkitang.
Siput sawah merupakan bahan baku utama gulai siput. Ukurannya kira-kira seukuran kacang. Siput dapat dijumpai di daerah persawahan, selain itu siput juga dijual di Pasar-pasar Tradisional. Lazimnya siput dibuat gulai dan dimasak bersama sayur-sayuran pakis (paku),pucuk daun ubi, daun keladi, terung asam. Siput memiliki cita rasa yang khas, dan cara memakannya juga unik dengan cara menyedot (menghisap) daging siput hingga terlepas dari cangkangnya.
ANDY LEEANO DARI YOGYA KE MILAN SINGGAH DI PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN VESPA TUA
Ifriandi atau biasa disapa dengan Andy Leeano pria asal Sumatra Barat yang berdomisili di Yogyakarta. Bertekad untuk melakukan perjalanan yang spektakuler, dariKota Yogyakarta dengan menunggang Vespa tua, Andy Leeano akan melintasi
Asia dan Eropa menuju Milan, Italia seorang diri dengan menempuh jarak
sejauh 27.000 kilometer. Perjalanan
sepanjang 27.000 kilometer rencananya akan ditempuh dalam waktu enam
bulan atau bisa saja lebih dari itu karena
faktor cuaca, lingkungan, dan konflik di negara yang bakal dilewati.
Vespa Milik Andy Leeano
Andy bertolak dari Yogyakarta, Sabtu tanggal 1 Juni 2012, kemuadian ia melanjutkan perjalanan melewati berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatera. Selama di Indonesia, ia memang nggak sendirian karena selalu ditemani
timnya. Sesampainya di Dumai nanti, Andy akan menyeberang ke Malaka,
Malaysia. Barulah ia akan memulai solo touring melewati Malaysia,
Thailand, Myanmar, Nepal, Bangladesh, India, Pakistan, Irak, Turki lalu
melintasi sejumlah Negara Eropa hingga akhirnya sampai di Italia. Perjalanan bertajuk Asia Eropa Tour 2012 ini udah ia impikan sejak tahun
2008 lalu dan baru bisa terwujud sekarang. Untuk mewujudkannya,
kolektor ratusan Vespa ini menyiapkan dana hampir Rp 1 miliar.
Andy Leeano dengan Vespa Tahun 1961 melakukan Tur Asia-Eropa
Andy telah mempersiapkan semua peralatan yang ia butuhkan dalam perjalanan Tur Asia-Eropa 2012, Andy yang telah mengantongi SIM intenasional membekali skuternya yang buatan 1961
dengan Global Positioning System (GPS), tangki modifikasi kapasitas 29
liter yang cukup untuk 1.000 kilometer, ban cadangan, megafon untuk
mengusir binatang buas. Kompor gas kecil, oli mesin, P3K, sleeping bag, hingga pakaian ganti
ala kadarnya juga sudah disiapkan. Berbagai bendera kecil negara yang
akan dilewati dan bendera Indonesia ukuran besar juga tak lupa dipasang
di jok belakang Vespa.
Vespa Milik Andy Leeano
Perjalanan yang dilakukan Andy bukanlah perjalanan biasa, tetapi ia memiliki misi yang mulia, Andy mempromosikan Budaya, wisata Indonesia dan juga Global Warming. Saat berkendara dan beraudiensi di Luar Negeri Andy nantinya akan mengenakan pakaian khas Yogyakarta, yaitu
celana panjang batik, pakaian surjan bermotif lurik, lengkap dengan
blangkon di kepala.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke Luar Negeri, Rabu malam tanggal 13 Juni 2012 Andy singgah di Kota Pekanbaru, Pekanbaru bukanlah Kota yang asing bagi Andy karena di pekanbaru Andy pernah mengenyam pendidikan di SMK Negeri 2 Pekanbaru (dahulu STM). Tim Riaudailyphoto.com mendapatkan suatu kehormatan besar karena menjadi media pertama di Riau yang dapat bertemu dengan bang Andy.
Riau sangat kaya akan ragam seni dan budaya, Berbicara mengenai Rumah adat Riau tentunya tidak terlepas dari Ragam dan Bentuk dari rumah adat Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau. Bentuk rumah tradisional daerah Riau pada umumnya adalah rumah panggung
yang berdiri diatas tiang dengan bangunan persegi panjang. Dari
beberapa bentuk rumah ini hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding,
susunan ruangannya sama , dan memiliki ukiran melayu seperti selembayung, lebah bergayut,pucuk rebung dll. Di Riau setidaknya terdapat beberapa jenis Rumah adatseperti Rumah Limas, Rumah Lontiok.
SELASO JATUH KEMBAR
Rumah Adat Riau diinterpresentasikan dengan nama Selaso Jatuh Kembar atau biasa disebut juga dengan Salaso Jatuh kembar. Pada tahun 1971 Gubernur Riau Arifin Ahmad membentuk tim 9 yang berisikan Budayawan dan pemikir Melayu, tim 9 ini bertugas untuk membuat dan mendesain Rumah Adat Riau yang dijadikan Anjungan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tim 9 bekerja dengan melakukan riset keliling Riau, hingga kemudian lahirlah dan muncul sebuah Rumah yang kemudian menjadi Rumah Adat Riau dengan nama Selaso jatuh kembar. Rumah Selaso jatuh Kembar dipopulerkan oleh Gubernur Riau Imam Munandar sebagai Rumah Adat Riau.
Rumah Selaso Jatuh atau adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan
untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran. Di puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayungatau Sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selasar dalam bahasa melayu disebut dengan Selaso. Selaso jatuh kembar sendiri bermakna rumah yang memiliki dua selasar (selaso, salaso) yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah.
"Surfing on the river "The exciting Bono Pelalawan, Riau, Indonesia"Bono is an amazing natural phenomenon. Where, when the tide go up a river, the river water will menggelombang, big choppy. The wave height at 6 feet. WAVE NATURE RIVER KAMPAR BONO has been phenomenal and attracted many tourists both local and foreign tourists, especially surfers.
Surfer Enjoy Morning Breakfast
Initial wave of Bono begins with high whistling sound followed by the sound of thundering water. The noise grew louder the longer it will boom like thunder accompanied by the magnitude of waves Bono. Bono wave velocity reaches 40 km/h and enters the upstream direction for miles feet away usually reaches a distance of 60 km away to the upstream and ending at the Tanjung Pungai, Meranti – Pelalawan Riau. Bono is not just one wave, but many, and hand in hand. Sometimes it is on the left and right edge or river bank, sometimes together in the middle of the river. The greatest Bono surf kampar happens when the rainy season usually occurs where the flow of water large enough on Kampar River in November and December.
There were at least 5 regular flight path toward the provincial capital Pekanbaru Riau, namely via Batam, Jakarta, Medan, Singapore and Kuala Lumpur. Of Pekanbaru city tour continues to the base Kerinci with 1hr trip mileage. The base of Kerinci then continued on to Teluk Meranti with the distance of 4 hours.
Bono merupakan fenomena alam unik yang terjadi di
Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan
bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan
yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin
kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter,
membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini
terjadi setiap hari, siang maupun malam hari.
Kedepan Bono diharapkan akan menjadi wisata internasional andalan Indonesia. Hal ini terungkap dalam sebuah acara Focus Discussion
Grup (FGD) dengan tema Membangun Kesepahaman dan Kesepakatan Bersama
dalam Upaya Pengembangan Wisata Bono menjadi Ikon Wisata Internasional,
yang diselenggarakan di Hotel Pangeran Pekanbaru pada tanggal 31 Mei 2012.