FILOSOFI LOGO

Tanjak                     :   Lambang Kehormatan yang patut di jaga, Bertaut dengan Marwah Berbingkai Harga Diri.

Perisai                     :   Melambangkan pertahanan dalam membela kepentingan Daerah, Bangsa dan Negara

Harimau                  :   Bermakna Berkuasa, Perkasa, Cepat, Kuat, Eksotik dan Popular.

Warna Melayu          :   Hijau artinya Kesetiaan

Merah artinya Keberanian

Kuning artinya Kejayaan

Bentuk Piala Champion Bermakna Target yang selalu di kejar untuk selalu juara di setiap kompetisi

Gambar Bola di Tanjak Melambangkan Team ini adalah team sepakbola

Tulisan Harimau Sumatra Adalah julukan team ini dengan makna kekuatan dari pulau Sumaetra, karena Harimau Sumatera adalah satwa dilindungi yang hampir punah dan Riau United mengangkat Harimau Sumatera ini agar Masyarakat Riau dan Sumatera peduli dan ikut andil menjaga satwa dan habitatnya.

Tulisan Riau United Bermakna Nama team ini di ambil dari Persatuan Wilayah Riau.

Tulisan EST 2022 Team ini didirikan tgl 22-12-2022

 

 

Prof Dr Sri Indarti SE MSi terpilih menjadi Rektor Universitas Riau (Unri) periode 2022-2026. Ia memperoleh suara terbanyak berdasarkan rekapan hasil akhir proses pemungutan suara Pemilihan Calon Rektor Unri.

Sri Indarti merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unri itu meraih 48 suara dari total 77 suara, yang terdiri atas 50 suara senat dan 27 suara dari Kuasa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia dalam Pemilihan Calon Rektor Unri tahun 2022.

Sri indarti mengungguli kandidat calon rektor lainnya, yaitu Dr Ir Deni Elfizon MSc dengan jumlah 14 suara, Prof Dr Iwantono MPhil meraih jumlah 15 suara,. Sri Indarti merupakan "Srikandi" pertama terpilih sebagai calon rektor Unri. Pemilihan dan penetapan calon rektor ini diikuti sebanyak 50 orang Senat Unri dan perwakilan dari Kemdikbudristek sebanyak 35 persen suara selaku kuasa Mendikbudristek.

Sebagai rektor terpilih, ada dua hal menjadi arah kebijakan Sri Indarti, yakni menjadikan Unri PTNBH dan go internasional tahun 2025 dengan tagline “Srikandi Unri 2022-2026 Kreatif, Amanah, Networking, Dedikasi dan Integritas”.

Tentunya dengan tagline ini menjadi hal yang memajukan universitas dengan pola dua program arah kebijakan, kemudian kampus merdeka dimana untuk mencapai tujuan PTNBH tahun 2025 dan go internasional dengan dukungan center of excellent di setiap fakultas dan wawasan kebangsaan yang menjadi sangat penting saat ini untuk menjadi negara bersatu dan kuat.

Berikut Profil Singkat Rektor Wanita Pertama Universitas Riau :

Prof Sri saat ini menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unri selama dua periode. Sebelum menjabat Dekan, wanita kelahiran Sungai Salak, Indragiri Hilir, 9 April 1965, pernah menjabat Sekretaris Jurusan Manajemen tahun 2001-2003.,Ketua Jurusan Manajemen 2 (dua) periode, Ketua Program Studi S2 Manajemen. Terakhir sebagai Wakil Dekan I (Bidang Akademik) FEB UNRI Periode 2010-2014.

Sejak SMP kelas 1, si sulung dari tiga bersaudara itu sudah terbiasa hidup mandiri dan jauh dari orang tua, Indarti kecil tinggal di desa dan jauh dari kota, sejak SMP Sri Indarti ngekos karena dari rumah ke sekolah butuh waktu satu malam perjalanan. Setelah lulus dari SMP Negeri 1 Rengat, dan SMA Negeri 8 Pekanbaru, Sri melanjutkan kuliah di jurusan Manajemen FEB Unri dan lulus pada tahun 1987.

Setahun menyandang sarjana, Sri langsung mengabdikan diri ke almamater sebagai dosen di jurusan Manajemen FEB Unri tahun 1988.Tahun 1994 setelah menikah dan mempunyai 2 orang anak, ia melanjutkan S2 di Universitas Andalas, selesai pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan studi S3 di Universitas Brawijaya, selesai tahun 2010.

 

Atib Koambai merupakan ritual tolak bala yang terdapat di Kubu dan Kubu Darussalam Kabupaten Rokan Hilir. Bukan hanya sekedar menolak bala tapi lebih ke Ritual  memuj ataupun memanjatkan doa kepada tuhan.

Dahulu di Kubu tradisi ini dilakukan oleh warga karena terdapat  wabah penyakit kolera yang belum ada obatnya dan  kemudian menurut cerita turun temurun dahulu pada tahun 1886
Kubu dilanda kemarau panjang dan hujan tidak turun selama enam bulan dan masyarakat masyarakat melakukan atib koambai dan hujan pun turun selama satu hari satu malam. Masyarakat dan pemuka adat beratib (berdoa dan berzikir) dengan menggunakan sampan dengan tujuan membuang bala ke arah muara Sungai Kubu , pada saat itu sampan merupakn transportasi satu-satunya.

Uniknya  Atib Koambai ini hanya diikuti oleh kaum laki-laki dan mereka mnggunakan pakaian berwarna putih melambangkan kesucian , acara ini dipimpin oleh seorang syekh. Sebelum atib dimulai peserta atib berkumpul  di sebuah makam yakni makam Teuku Abdullah Pasai asal Aceh. Ulama ini menyebarkan Islam di Kubu pada tahun 1667. Makam ini disebut dengan makam koambai (ke rambai), duluu di sekitar makam terdapat pohon rambai. Masyarakat biasanya selalu menggantungkan sesuatu di pohon tersebut, seperti kain putih dan lainnya dengan tujuan nazar, berniat dan sebagainya. Hingga saat ini masih terus menjadi sebutan, kaombai. Selama berada di makam, seluruh peserta berdoa dan berzikir yang dipimpin oleh syekh. Lalu setelah itu azan dikumandangkan yang memberikan tanda bahwa atib akan segera dimulai.


Berikut Video Atib Koambai

Objek Wisata Gua Serombau ini biasa disebut juga dengan Rumah Batu Serombau, bahkan gua ini lebih populer disebut dengan Rumah Batu Serombou.
Rumah Batu Serombou ini berada  di Kabupaten Rokan Hulu tepatnya Desa Serombau Indah Kecamatan Rambah Hilir.
 
 
 
Rumah Batu atau Gua Serombau ini bagi masyarakat sekitar cukup famiiar dengan cerita yang turun temurun, dahulu dikisahkan dalam gua ini terdapat Ular berkepala tiga dan juga harimau, bahkan suara auman harimau yang berada dalam gua ini didengar hingga ke perkampungan terdekat. Selain itu juga terdapat cerita yang telah mengakar di Masyarakat Rokan Hulu terhadap gua ini. yaitu terdapat sebuah perkampungan  yang dihuni masyarakat yang jauh dari nilai-nilai agama. Kondisi masyarakat sangat kacau dan bisa dikatakan sangat jauh dari aturan-aturan agama. Melihat kondisi tersebut, seorang yang paling sakti diantara warga kampung tersebut bersumpah untuk kehancuran kampungnya. Maka disumpahlah seluruh warga kampung menjadi tiga buah batu yang bentuknya seperti rumah untuk berteduh. Batu itu kini dikenal dengan sebutan batu rumah serembau. 
 



Gua atau Rumah Batu
Serombau memiliki bentuk unik yaitu bebatuan besar yang berjumlah tiga yang menyerupai jamur atau payung, dengan bagian bawah yang mengecil dan bagian atas yang melebar. Batu ini menyerupai rumah yang bisa dijadikan tempat berteduh orang-orang yang duduk di bawahnya sehingga Gua inni disebut  rumah batu serombau. 
 
Berikut  Video Gua Serumbau


Air Terjun Batu Tilam merupakan salah satu Destinasi tersembunyi di Riau ? Rasa penasaran dengan akan air Terjun Batu Tilam , membuat kami hadir ke sebuah tempat yang lokasinya tersembunyi dan jauh dari keramaian, tepatnya di  di Desa Kebun Tinggi Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.
 
Untuk bisa menikmati  keindahan Batu Tilam butuh pegorbanan dan perjuangan ekstra, akses jalan yang belum memadai menjadi penghambat untuk menuju Desa Kebun Tinggi, tidak adanya waktu yang pasti mengenai jarak tempuh ke Batu Tilam, lama perjalanan sangat bergantung musim. Saat musim kemarau untuk bisa mencapainya dibutuhkan waktu selama lima jam perjalanan dari Kota Pekanbaru. Namun bila kondisi cuaca di musim hujan, perjalanan bisa memakan waktu yang lebih lama, yakni 8 hingga 11 jam.

Kondisi jalan yang masih tanah, berlubang dan tanjakan curam menjadi pemandangan ketika menuju ke air terjun Batu Tilam. Hanya mobil gardan ganda dan motor trail, atau motor dengan modifikasi khusus, yang bisa melewati jalan ini ketika musim hujan.



Air terjun Batu Tilam berada di mulut gua di deretan Bukit Barisan yang melintas di Kabupaten Kampar. Pandangan mata disuguhi hutan asri dengan udara sejuk yang menjadi keindahan alaminya. Ketika air terjun Batu Tilam mengalir deras membasahi dinding batu, butiran halus seperti embun menyelimuti lokasi itu sepanjang waktu.

Rimbang Baling Adventure yang dinakhodai Khairul Misbah memandu perjalanan kami menuju, Irul biasa disapa cukup sigap mengarahkan kemana putaran ban sepeda motor kami, tidak terhitung berapa kali kami terjatuh, mendorong sepeda motor , bermandikan keringat dan penat itulah yang kami alami selama menempuh perjalanan. Perjalanan menuju Kawasan Air Terjun Batu Tilam ini  jauh dari sentuhan infrastruktur maupun jaringan internet 4G, sekali kali di beberapa puncak kita bisa mendapatkan sinyal GSM untuk sekedar mengirim pesan SMS.


Tidak gampang untuk ke Air Terjun Batu Tilam, butuh mental dan fisik yang bagus, karena perjalanan menuju air terjun tersebut tidaklah melewati jalanan aspal yang mulus, karena kita mesti melewati jalanan berpasir dan berbatuan. Dari Kota Pekanbaru pejalanan dilanjutkan menuju Lipat Kain dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 s/d 2 jam, kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah Taluk Kuantan dan sebelum Jembatan kita mengarahkan laju kendaraan berbelok kanan ke  Simpang Rakit Gadang atau yang lebih dikenal dengan Simpang Gema/ Simpang Kuntu, dan perjalanan kita lanjutkan hingga nantinya kita akan menemui persimpangan , jika kekiri kita akan menuju Desa Gema, dan arah perjalanan kita adalah ke Kanan. Lebih kurang 4 jam perjalanan ke dalam dengan berbagai kontur jalanan  yang ada yang berliku-liku dan mendaki dan menurun, jika musim kemarau maka jalanan akan berdebu, begitu pula sebaliknya jika musim hujan,meka jalan ini sangat sulit untuk dilalui. Sebelum kita sampai di Tujuan yaitu Desa terakhir yang terdekat ke air terjun Batu Tilam di Desa Kebun Tinggi , kita melewati beberapa Desa di Kecamatan Kampar Kiri yaitu Desa Lipat Kain Selatan, Desa Teluk Paman Timur, Desa Teluk Paman, Desa Tanjung Mas, Desa Sungai Rambai, Desa Padang sawah,Desa Sungai Raja, Desa Muara Selaya, dan kemudian kita melewati beberapa Desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yakni Desa Danau Sontul, Desa Tanjung Karang, Desa Deras Tajak, Desa Batu Sasak, Desa Lubuk Bigau  hingga akhirnya kami tiba di Desa Kebun Tinggi.



Di kawasan air terjun Batu Tilam masih terdengar suara siamang dan bermacam-macam jenis burung yang saling bersahutan. Berbagai macam kayu hutan yang sudah langka juga masih bisa dijumpai di tempat ini, dengan ukuran diameter kayunya besar-besar sehingga perlu 2-3 pelukan orang dewasa untuk menggapainya.

Kebetulan kami sempat berbincang dengan Joni Kepala Desa Kebun Tinggi, Kades dengan antusias menyampaikan kepada kami saat ini ada lebih kurang 27 Air Terjun  yang berada di Kawasan Desanya dgan ketinggian 10meter hingga 150meter, dan belum semuanya dapat digunakan untuk berwisata karena keterbatasan dan juga ada banyak ular di gua di kawasan air terjun. Kemudian Joni juga menyampaikan Rencana pembangunan Villa atau cottage serta perbaikan akses jalan ke Desa Kebun Tinggidan Joni juga menyampaikan bahwa untuk menuju ke Batu Tilam kita melewati wilayah sumatra Barat dan Kedepan jalan tersebut tidak akan dilewati dan akan dibuat jalan baru di wilayah Riau.

 

Saat ini  objek wisata air terjun Batu Tilam sendiri sudah dilengkapi fasilitas pondok peristirahatan , MCK, dan pengunjung jangan khawatir untuk makan, karena warga setempat bersedia menyediakan makanan untuk pengunjung. Destinasi wisata Batu Tilam yang terletak di Desa Kebun Tinggi Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar pada tahun 2020 silam terpilih menjadi Juara Pertama Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler.


Penasaran bagaimana Air Terjun Batu Tilam serta akses perjalanan ke Air Terjun, saksikan video berikut :