Gerbang Masuk ke Bandara Sultan Syarif Kasim II

Riau
sedang menyulam kembali masa keemasannya, kini nuansa kemajuan serta perubahan Riau diharapkan dapat terasa saat para tamu baru menginjakkan kakinya digerbang utama kedatangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II).
                
Bandara yang dibangun sekitar tahun 1930-an atau sejak zaman Kesultanan Siak , kini telah berubah wajah. Bersolek dengan cantiknya, berdiri dengan gagahnya, demikian indah dan sempurna menuju Bandara berkelas Internasional namun bernuansa lokal Riau. Secara utuh wujud sejatinya Riau tergambar pada desain struktur interior bandara Sultan Syarif kasim II, setiap jengkalnya dibangun dengan menyimpan makna  dan inilah gerbang segala pintu. Bukan hanya sekedar pintu untuk melihat turun naiknya pesawat ataupun pintu untuk semata menyambut tamu. Tapi inilah bandara yang juga menjad pintu untuk menunjukkan kebangkitan Riau dengan segala jati diri negeri Melayu-nya.
Kepak Sayap Burung Serindit
Ada sejarah dari setiap langkah dan niat, begitu pula dibalik wajah baru Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, pada saat baru menjabat menjadi Gubernur riau HM Rusli Zainal igin menjadikan Riau sebagai daerah tujuan investasi, selain itu beliau juga ingi menjadikan Riau sebagai basis budaya melayu dengan segala keunikan dan wujud ke-islaman yang menjadi landasannya. Menurut Gubernur Riau HM Rusli Zainal dengan masuknya investasi maka bergeraklah roda ekonomi,dan apabila roda ekonomi sudah bergerak rakyat akan sejahtera dengan sendirinya. Riau yang kaya namun tertinggal dalam segalanya, dan pastinya nanti akan bisa mengejar segala ketertinggalan .
Hingga penghujung Desember 2012 sudah 25 negara memastikan akan mengikuti Event Olahraga Islamic Solidarity Games ke III di Riau pada tanggal 6 Juni - 17 Juni 2013. Sebanyak 25 negara sudah  melakukan pendaftaran sebagai peserta ISG III Tahun 2013. Jumlah tersebut hampir mendekati separuh jumlah peserta yang diundang yaitu sebanyak 57 negara islam.

Dengan jumlah negara yang sudah mendaftar tersebut, kontingen yang terdata dalam entry by number sebanyak 3.000 atlet. Angka tersebut akan terus bertambah hingga beberapa bulan kedepan.

Logo Islamic Solidarity Games 2013


Pada tahun 2013 nanti provinsi Riau akan memiliki sebuah Bangunan yang dinamakan Museum Perempuan.  Museum Perempuan ini akan dibangun di jalan Sudirman Pekanbaru dan diperkirakan akan dibangun di Lokasi Bandar Seni Raja Ali Haji Purna Lokasi MTQ. Museum ini dibangun dimaksudkan untuk mendokumentasikan hasil-hasil karya perempuan Riau yang sudah mengukir prestasi di berbagai bidang. Diperkirakan bangunan ini sudah dapat digunakan diakhir masa jabatan Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Museum Perempuan Riau merupakan bangunan Museum Perempuan pertma yang ada di Indonesia. 



Warga Pangkalan Kerinci tepatnya di Kualo sempat heboh dengan ditemukannya sebuah petai raksasa. Warga setempat berduyun-duyun untuk menyaksikan sebuah petai yang berukuran tidak lazim ini.  Diduga petai ini merupakan salah satu petai terbesar yang pernah ditemukan. Petai  ini ditemukan warga di sekitar hutan di Kecamatan Pangkalan kerinci.


Gubernur Riau Rusli Zainal pada hari Jumat tanggal 14 Desember 2012  meresmikan Jembatan Teluk Masjid yang dinamakan Jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmadsyah. jembatan ini beada di Desa Sungai tengah kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Jembatan ini memiliki bentangan (jarak tiang ke tiang) sepanjang 250 meter yang merupakan terpanjang di Indonesia saat ini, sebelumnya jembatan yang memiliki bentang terpanjang dipegang oleh Jembatan Rumpiang, Kalimantan Selatan, selebar 200 meter. 
Rendering Jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmadsyah (Forum Skyscrapercity Riau)

Monumen perjuangan Rakyat riau berada di Jalan Diponegoro Pekanbaru, persis berada didepan Kompleks Gubernuran (Rumah Dinas Gubernur Riau). Di tengah monumen ini terdapat patung TNI dan Rakyat dalam menghadapi penjajah, patung ini berdiri di atas pelataran yang berisi relief perjuangan dan disisi kanan  dan kiri terdapat meriam. 
                               arti dan lambang Monumen Perjuangan Rakyat Riau

Bentuk keseluruhan monumen adalah terbuka yang melambangkan kakraban lingkungan, keserasian dan perpaduan antara monumen dengan alam sekitarnya. Makna yang terkandung di dalamnya, pendekatan dan penghayatan yang se-“resam” antara pemimpin dan rakyat, yang menjadi tulang punggung kesatuan dan persatuan nasional.

                                

Bentuk pelataran monumen adalah “segitiga” yang melambangkan mata anak panah yang mengarah pada satu titik menghadap tiang bendera tempat Sang Saka Merah Putih berkibar di halaman Gubernuran (d/h Gedung Daerah).


Bentuk dasar “dampar” monumen adalah “segilima” dalam 4 (empat) tingkatan yang melambangkan 5 sila dari Pancasila dan juga melambangkan tahun 45 sebagai tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kaki monumen berbentuk segilima yang melambangkan Pancasila dengan lambang sila-sila Pancasila.



Dampar yang menjadi alas patung berbentuk “astakona” atau segi delapan, melambangkan bulan ke delapan yakni bulan Agustus sebagai bulan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia.

Bertempat di Grand Ballroom Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru Tanggal 12 Desemer 2012 Bakal Calon Gubernur Riau Drs.H.Herman Abdullah MM dan  dr.H. Agus Widayat,MM mendeklarasikan diri sebagai Bakal Calon Gubernur Riau dan Bakal calon wakil Gubernur Riau  2013-2018. Pasangan HA (Herman Abdullah dan Agus Widayat)  mendapat dukungan dari delapan partai yaitu : Gerindra, PBB, PDS, PPNU, PDK, PKPB, Partai Patriot, dan Partai Buruh.


Diperkirakan ribuan undangan dan massa pendukung Bakal Calon Gubernur Riau dan Bakal Calon wakil Gubernur Riau hadir. massa yang hadir tidak hanya berasal dari Kota Pekanbaru tetapi juga datang dari Luar Kota seperti Bangkinang, Pasir Pengaraian, Pangkalan kerinci, Dumai dll. Acara deklarasi ini dihadiri Mantan Mentri kehutanan yang juga Ketua Umum DPP PBB,  MS Kaban menghimbau kepada warga untuk memberikan dukungan kepada Bapak herman Abdullah yang mempunyai konsep membangun desa.Menurut kaban Herman-Agus adalah pilihan yang tepat.




Tugu Ikan Patin ini berada di Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu, Rengat barat beribukota Pematang Reba dan pematang reba kini menjadi Pusat pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu. 

                               


Sebagian masyarakat Kabupaten kepulauan Meranti Provinsi Riau  secara turun temurun menanam sagu , penghasilan terbesar masyarakat di wilayah ini adalah berkebun sagu, sehingga memposisikan daerah ini sejak dulu sebagai penghasil sagu terbesar di Indonesia. Tanaman sagu yang sejak dulu sudah menjadi primadoma masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti. Maka tak heran bila masyarakat Riau lebih mengenal daerah ini sebagai wilayah sagu, bahkan ibu kota kabupaten Selatpanjang disebut dengan kota sagu

Masa tanam kebun sagu biasanya berumur 8 sampai 10 tahun, ketika ketinggian batang sagu sudah dianggap cukup dan besar batang sagu sudah cukup untuk dipanen atau ditebang. Ketika satu batang sagu ditebang anak sagu akan menyusul induknya dan hanya berjarak satu tahun untuk dipanen. Setelah di Panen, selanjutnya Tual sagu yang sudah dipotong dikelurkan dari kebun dengan cara digolek sampai ke sungai, di sungai tual sagu dirakit selanjutnya dari sungai ditarik ke sungai dengan menggunakan kapal.


Kini masyarakat Meranti kreatif dengan memanfaatkan Tual Sagu, mereka membuat pesta rakyat dengan tajuk Bokor Fiesta di Desa Bokor. Masyarakat Bokor membuat event Wisata Lomba Lari Tual Sagu  dan berlari meniti batang sagu serta mendorong batang sagu (golek tual sagu).  Lomba lari Tual Sagu ini diadakan di Sungai Bokor dengan jumlah peserta yang tidak terbatas dan lomba ini hanya bersifat eksibisi dan sebagai sarana promosi wisata. Selain itu di Festival Bokor juga diadakan pegelaran musik,tari dan teater, pembacaan puisi, pesta buah, kuliner dan kerajinan



Video Lari Tual Sagu




Kredit Photo & Video : Attayaya