Bandara Sultan Syarif Kasim II Melayunya Riau di Gerbang Segala Pintu

Gerbang Masuk ke Bandara Sultan Syarif Kasim II

Riau
sedang menyulam kembali masa keemasannya, kini nuansa kemajuan serta perubahan Riau diharapkan dapat terasa saat para tamu baru menginjakkan kakinya digerbang utama kedatangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II).
                
Bandara yang dibangun sekitar tahun 1930-an atau sejak zaman Kesultanan Siak , kini telah berubah wajah. Bersolek dengan cantiknya, berdiri dengan gagahnya, demikian indah dan sempurna menuju Bandara berkelas Internasional namun bernuansa lokal Riau. Secara utuh wujud sejatinya Riau tergambar pada desain struktur interior bandara Sultan Syarif kasim II, setiap jengkalnya dibangun dengan menyimpan makna  dan inilah gerbang segala pintu. Bukan hanya sekedar pintu untuk melihat turun naiknya pesawat ataupun pintu untuk semata menyambut tamu. Tapi inilah bandara yang juga menjad pintu untuk menunjukkan kebangkitan Riau dengan segala jati diri negeri Melayu-nya.
Kepak Sayap Burung Serindit
Ada sejarah dari setiap langkah dan niat, begitu pula dibalik wajah baru Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, pada saat baru menjabat menjadi Gubernur riau HM Rusli Zainal igin menjadikan Riau sebagai daerah tujuan investasi, selain itu beliau juga ingi menjadikan Riau sebagai basis budaya melayu dengan segala keunikan dan wujud ke-islaman yang menjadi landasannya. Menurut Gubernur Riau HM Rusli Zainal dengan masuknya investasi maka bergeraklah roda ekonomi,dan apabila roda ekonomi sudah bergerak rakyat akan sejahtera dengan sendirinya. Riau yang kaya namun tertinggal dalam segalanya, dan pastinya nanti akan bisa mengejar segala ketertinggalan .
Bandara Sultan Syarif kasim II
Tahun 2005 Pemerintah Provinsi Riau mengusulkan untuk merelokasi Bandara Sultan Syaif kasim II, kondisi pada saat itu sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan, baik dari segi panjang lintasan, areal kedatangan maupun akses pelayanan publik.  Pada Tahun 2007 pemerintah Provins Riau mengusulkan tiga titik daerah untuk menjadi Lokasi Bandara baru, pada pertengahan tahun 2008 PT. Angkasa Pura II mengusulkan wajah baru desain Bandara Sultan Syarif Kasim II namun desan tersebut belum ada wujud dan semangat Riau.
Lobi Bandara Sultan Syrif Kasim II
HM Rusli Zainal mengatakan kepada Pihak Angkasa Pura II bahwa Riau butuh bandara yang sekali pandang membuat orang terkenang dan ingin datang. kami ingin membuat gerbang segala pintu, bukan hanya tempat datang dan pergi tapi juga menunjukkan jati diri negeri melayu. Kini Bandara itu telah berdiri dengan megah, mewah dan indah. Inilah bandara untuk rakyat Riau sesungguhnya. Ketika kepak serindit menjadi dasar desain utama bandara.

Burung Serindit bagi kalangan melayu riau sudah lama dimitoskan bahkan diabadikan dalam berbagai cerita rakyat. Meski kecil namun burung dengan suara cantik ini digelar dengan "Panglima Hijau", yang melambangkan kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan , kerendahan hati dan lambang kearifan. Karena ragam maknanya , unsur burung serindit dimasukkan kedalam lambang Provinsi Riau yakni pada hulu keris yang disebut Hulu Keris Kepala Serindit. dahulu kala sangkar berisi burung serindit digantungkan selalu tak jauh dari ambang pintu dengan harapan tidak ada bala masuk kerumah. maka tepatlah si Serindit dengan gagah menjadi dasar utama Bandara Sultan Syarif kasim II.

Ruangan Check In Bandara Sultan Syarif Kasim II

Unsur kemelayuan tersaji didalam dan luar bandara, arsitek kubah yang menyerata seperti mesjid lengkap dengan rumah melayu didalam ruang tunggu serta dihiasi seni ukir khas Melayu disetiap sisinya,  Semuanya menggambarkan kembali tradisi yang nyaris terlupakan. Gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim II menunjukkan kepada sesiapun yang datang, bagaimana sederhanan dan indahnya negeri melayu yang menunjukkan kebersamaan dan keberagaman. Ruang tunggu dan Lobi Bandara terdapat ilustrasi Pohon
kelapa Sawit, dimana saat ini Riau sebagai Provinsi dengan lahan Kebun Kelapa Sawit terbesar di Indonesia.
                     

Inilah negeri yang santun yang menyimpan banyak nilai luhur budaya. Interior bandara benar-benar menunjukkan mekayunya Riau. Gerbang tidak lagi sekedar tempat orang datang dan pergi ,namun keindahannya dan multifungsi sebagai tempat rekreasi. Kini Bandara Sultan Syarif kasim telah beruba menjadi bandara baru dengan berbagai fasilitas publik modern yang menampilkan karakter lokal yang  berbudaya.
                     

Hanya dengan berdiri di Bandara Sultan Syarif kasim II, kini potensi lokal Riau bisa terbaca, konsep dan karakter lokal dengan filosofi tradisional. Mungkin Bandara Sultan Syarif Kasim II tidak bisa seperti Bandara Suvamabhumi di Thailand yang mampu menjelma menjadi pusat cargo terbesar di Asia Tenggara, atau seperti terminal 3 Beijing International Airport yng indah menyerupai naga, apalagi seperti Incheon irport di Korea Selatan yang menjadi bandara Terbaik Dunia Tahun 2012. Kini Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sudah memulai kiprahnya menjadi Salah satu Bandara kelas dunia, ibarat burung serindit meski kecil namun akan terkenal karena keindahannya.


Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, gerbang segala pintu yang diharapkan bisa menjadi landmark negeri. Karena bila bukan kita yang menjaga marwah budaya negeri siapa lagi ? Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuh Hilang Brganti, takkan Melayu Hilang di Bumi. bangkitlah Riau, Bangkitlah Negeri.

Disadur dari Karya  Gubernur Riau HM Rusli Zainal (diubah seperlunya)


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Keren.