MARKAS HEIHO DAN KEMPETAI JEPANG DI PEKANBARU

Rumah yang berada di Jl. Kesehatan Pekanbaru ini dulunya merupakan Lokasi Markas Heiho dan Kempetai Jepang atau Rumah ini lebih dikenal dengan Rumah Fateh Ali.
Rumah tersebut merupakan milik Abas Sultan Marajo yang diambil Jepang dan digunakan sebagai markas. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, rumah tersebut terbakar, sehingga pemiliknya menjualnya dan dibeli oleh Fateh Ali cucu dari Haji Sulaiman Ali. Pada sekitar tahun 1961-1962, rumah ini dibangun kembali oleh Fateh Ali dalam bentuk sebagaimana yang dapat dilihat sekarang ini.

Haji Sulaiman merupakan seorang India yang masuk ke Indonesia pada tahun 1823. Haji Sulaiman pada saat itu merupakan salah satu Orang Kaya di Pekanbaru dan menjadi donatur terbesar pembangunan Mesjid Raya dan sekitar 70persen tanah Pekanbaru merupakan milknya. Bahkan Tanah Caltex merupakan hibah dari Haji Sulaiman,setidaknya ada 191 surat hibah Tanah dari Haji Sulaiman.

Kini rumah ini ditempati oleh keluarga Anita binti Fateh Ali cicit dari  dari Haji Sulaiman India. Pada Rumah Fateh Ali ini menyimpan berbagai peninggalan etnografi dan dokumen. Di dalam rumah ini terdapat bunker atau terowongan yang tembus ke Sungai Siak. Di dalam bunker yang pernah digali tanpa sengaja ini ditemukan berbagai khazanah peninggalan sejarah Riau yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Bahkan, di dalam rumah ini terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya, berupa benda bergerak seperti pakaian, pelaminan, barang-barang perjamuan dan peralatan makan, tempat tidur, meja rias, dan lain-lain sebagai peninggalan Haji Sulaiman pada seperempat pertama abad ke-20. Benda-benda ini merupakan sumber informasi sejarah sosial budaya di Pekanbaru khususnya pada pada masa sebelum kemerdekaan.

Almarhum Fateh Ali dan keluarga menemukan bunker di bawah rumah. Penemuan itu melalui penggalian tanpa sengaja. Bunker ini menimbun khazanah seperti ujung tombak, piring-piring dan alat pecah belah, samurai, bahkan kap mobil. Belum diketahui asal-muasal barang tersebut. Konon ada yang menduganya sebagai barang-barang dari Kerajaan Siak yang berhasil disita Jepang, sebagian lagi mungkin dari pihak tawanan tentara Belanda. Benda-benda temuan tersebut, karena kekurangtahuan, dibiarkan menumpuk di halaman. Sehingga, sedikit demi sedikit hilang dibawa pemulung. Sampai akhirnya sekarang yang tersisa dari penggalian itu berupa 1 buah mata tombak.
Ada rumor dikaitkan dengan bunker dan hartanya. Namun, sejauh ini belum ada upaya penggalian oleh pihak terkait. Pemilik rumahpun enggan melakukan penggalian, antara lain karena kepercayaan bahwa akan terjadi musibah atau petaka jika dilakukan penggalian. Diyakini bahwa di dalam bunker yang tertimbun itu kemungkinan ada peledak yang masih aktif, sehingga tidak bisa digali sembarangan tanpa persiapan matang dan melibatkan pihak terkait. Pintu masuk bunker ditimbun dan bekasnya sengaja sulit untuk ditemukan oleh pihak-pihak yang dikhawatirkan tidak bertanggung jawab. Sekalipun pintu bunker sudah ditimbun dan tidak mudah ditemukan, namun penghuni rumah tetap merasakan keberadaan bunker. Di bagian kamar tidur terdepan, lalu lalang mobil di jalan perdagangan depan rumah itu menimbulkan getaran dan gema atau pantulan suara dalam ruangan tatkala telinga didekatkan di lantai. Sekarang, rumah tersebut dihunioleh salah seorang anak Fateh Ali, Anita dan keluarganya.

Rumah Fateh Ali ini memiliki arti penting bagi
sejarah, karena pada masa pendudukan Jepang di tempat tersebut pernah ada kantor kampetei Jepang yang kemudian terbakar. Keberadaan tentara Jepang pada masa pendudukan Jepang tersebut diperkuat dengan adanya bunker yang terdapat di bawah tanah di dalam rumah tersebut.

Secara historis, lokasi rumah tersebut memiliki
informasi penting tentang kehidupan pada periode pendudukan Jepang di Riau khususnya diPekanbaru. Selain sebagai bangunan tua yang dibangun sejak tahun 1961, rumah tersebut terkait dengan peristiwa sejarah dan menjadi bukti benda (artefact) tentang keberadaan tentara Jepang di Pekanbaru pada masa perang dunia 
kedua. Rumah Fateh Ali tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi dengan adanya bunker Jepang. Keberadaan rumah ini memperkuat sejarah tentang tokoh-tokoh di Riau dalam melawan tentara Jepang.

0 komentar: