Sejarah Panjang Jembatan Rantau Berangin : Dari Rakit Hingga Menjadi Jembatan Dengan Bentangan Terpanjang di Indonesia

Dengan mengucap Bismillahirrahnanirrahim "saya nyatakan jembatan Rantau Berangin ini dibuka secara resmi" demikian Presiden Soeharto mengakhiri pidatonya pada upacara peresmian jembatan beton pra-tekan seharga Rp.450 juta pada Tanggal 2 Mei 1974. Dan ucapan dari Presiden SOeharto tersebut menandakan berakhirnya sejarah rakit penyeberangan antara Pekanbaru dan Padang setelah berjasa melayani lalu-lintas sejak dibukanya Jalan Raya antara Riau dan Sumatera Barat pada tahun 1929.

Kira-kira dua jam sebelumPresiden Soeharto meresmikan Jembatan Sepanjang 200meter tersebut pada Pukul 09:15 rakit penyeberangan Rantau Berangin menjalankan tugasnya yang terakhir menyeberangi Sungai Kampar dengan membawa Penumpang Gubernur Kepala Daerah Sumatera Barat Prof. Harun Zain yang baru tiba dari Padang untuk menghadiri upacara peresmian jembatan Rantau Berangin.

Berkata Presiden Soeharto, bahwa jembatan Rantau Berangin yang besar dan indah itu adalah hasil dari kerja keras. Merupakan jembatan dengan bentangan terpanjang di Indonesia (pada saat itu tercatat sebagai Jembatan dengan bentangan Terpanjang di Indonesia), Rantau Berangin adalah hasil terbesar yang dapat dicapai dalam sejarah pembangunan jembatan di negeri ini, Kata Presiden Soeharto.

Ini adalah bukti bahwa pikiran dan akal putera-puteri Indonesia bukan hanya tidak beku, melainkan dapat mengerjakan hal-hal yang baru" demikian kata Kepala Negara, yang sebelumnya Juga mengatakan kelegaan dan kegembiraannya datang ke Riau untuk meresmikan selesainya sebuah jembatan, dan bukan untuk meletakkan batu pertama sebuah rencana bangunan, yang dahulu biasanya tidak pernah disusul oleh batu kedua sampai batu terakhir .


Presiden Soeharto disertai oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Ir.
Sutami, Menteri Pertanian Prof. Thoyib Hadiwidjaya, Menteri Perhubungan dr. Emil Salim dan Menteri/Sekretaris Negara Mayjen. Sudharmono SH, tiba di lapangan terbang Simpang Tiga Pekanbaru jam 09:55 dengan pesawat F-28 dari Jakarta. Pangkowilhan I SUmatera dan Kalimantan Barat Letjen Widodo dan Walikota Pekanbaru Abdul Rachman Hamid menyambut Presiden di lapangan terbang. Perjalanan menuju Rantau Berangin dilanjutkan dengan pesawat helikopter menuju  desa Kuok, kemudian diteruskaan dengan mobil ke tempat peresmian Jembatan.

Menteri PUTL Ir. Sutami  menyampaikan laporannya  mengatakan bahwa sebelum Repelita I Jalan Padang Pekanbaru sepanjang 315Km ditempuh dengan Kendaraan Bermotor dalam waktu 14 jam dan jika terjadi banjir ,pasang naik atau turun perjalanan mencapai dua hari, selama Repelita I telah dilakukan  program rehabilitasi dan peningkatan Jalan Riau - Sumatera Barat , rehabilitasi buah jembatan dengan jumlah panjang 135 meter, pembangunan  jembatan baru untuk nengganti jembatan lama Sebanyak 19 buah dengan jumlah panjang 904meter, dan penbangunan dua
buah jenbatan pengganti rakit penyeberangan dengan panjang 200meter, yaitu jembatan rangka baja
Danau Bengkuang yang selesai tahun 1970 dan jembatan beton Pra tekan Rantau Berangin yang Selesai April 1974. Dengan selesainya proyek tersebut kini jarak Padang-Pekanbaru dapat ditempuh dalan waktu  7jam.


Dijelaskan o1eh Sutami bahwa Rantau Berangin mencatat peningkatan kemampuan penerapan teknlogi modern  dan menguntungkan dalam sejarah pembangun jembatan. Adapun keuntungan Jembatan beton  antara lain adalah harganya lebih murah dari pada baja karena Sebagian besar menggunakan bahan lokal,ebih banyak menyerap tenaga kerja, dan tidak memerlukan peme1iharaan. Sedangkan jembatan baja walaupun pembangunannya lebih ringan, cepat dan mudah namun harga lebih tinggi  karena bahnnya harus import dan bangunan memerlukan perawatan secara berkala.

Sebagainana juga disampaikan Presiden Soeharto , Ir. Sutami menyebutkan bahwa jembatan Rantau Berangin merupakan Jembatan Pra Tekan terpanjang bentangannya di Indonesia yaitu diatas air, sehingga tidak memerlukan tiang-tiang pilar di tengah aliran Sungai Kampar yang tergolong ganas . Pelaksanaan pembangunan bermula dari kedua tepi sungai menuju bagian tengah secara bertahap demi tahaptanpa tiang-tiang penyangga. Jembatan bertumbuh menuju tengah sungai  dengan kekuatannya sendiri , bahkan dibebani pula bagian ujung-ujungnya dengan alat alat pengecor beton seberat 30 hingga 40 ton. Cara- cara pelaksanaan  semacam ini baru untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia, yang lebih membaggakan lagi  Kata Sutami , Jembatan Rantau Berangin  direncanakan dan diawasi oleh Tenaga Tenaga Indonesia.

Sementara Gubernur Arifin Achmad mengatakan Jembatan yang melintasi Sungai Kampar ini sebagai pembuka lembaran sejarah baru, dan teratasinya hambatan alam dalam kelancarannya lalu lintas Pekanbaru - Padang , menurut Gubernur  Jalan Padang - Pekanbaru  yang dilanjutkan dengan jalan Pekanbaru - Dumai merupakan jalan yang membelah Jantung Sumatera  menghubungkan Pantai Barat dan Pantai Timur     

Sumber :
Buletin Mingguan Karyawan Minyak (CALTEX)

0 komentar: