Suku Sakai merupakan salah satu masyarakat adat yang ada di Provinsi Riau, kini wilayah penyebaran mereka terletak di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Salah satu kesenian yang hidup dan berkembang pada masyarakat suku Sakai ini adalah Tari Poang yang diyakini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka dahulu.
Masyarakat
adat atau suku asli asli di Riau yang salah satunya ialah Sakai
memiliki tradisi yang berupa pertunjukan yaitu tari Poang. Tradisi Poang
ini sudah begitu lekat pada suku sakai yang berada dan bermukim di
beberapa tempat yang ada. Tradisi ini sangat unik, meskipun merupakan
praktek berperang, namun hanya disimbolkan saja. Dan hal ini telah ada
sejak sakai menyadari bahwa hidup dan cara mereka bertahan harus
memiliki kemampuan untuk berperang, baik lahiriah maupun batiniah.
Keberadaan Tari tradisi Poang yang menjadi bagian dari masyarakat suku
Sakai di desa Kesumbo Ampai Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis sudah
ada sejak zaman nenek moyang mereka. Tari Poang ini dipertunjukkan pada
saat acara penyambutan kepala suku adat ketika datang meninjau desa
Kesumbo Ampai. Pelaku dari Tari Poang seperti yang terdapat di Desa
Kesumbo Ampai, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis Riau misalnya
dimainkan oleh pelaku-pelaku yang memiliki usia dia atas lima puluhan
tahun. Salah seorang pelaku tersebut adalah Ridwan yang diakuinya
didasarkan secara turun temurun.
Kemudian pada masyarakat suku Sakai yang juga terdapat di desa mandiangin Kabupaten Siak, Tari Poang berfungsi untuk bela diri dan dilakukan untuk menghadapi/melawan musuh berupa manusia, hewan, dan makhluk gaib yang tidak tampak. Pelaksanaannya dapat seiring dengan dikei atau badewo saat mengobati orang sakit.
Tarian
ini adalah simbolik dari orang Sakai menyelamatkan diri dari
marabahaya: antara manusia dengan manusia, manusia dengan hewan. Tari
poang bisa menggunakan senjata maupun tanpa senjata, adapun senjata
(properti) yang digunakan adalah:
1. Kujo
2. Keris
3. Panah
4. Pedang
5. Sumpit
6. Tameng/perisai
7. Tombak
Poang ini ditarikan oleh 6 orang laki-laki atau lebih di tanah lapang atau halaman. Adapun pakaian, gerak, musik, dan panggungnya adalah sebagai berikut:
a. Rias busana
Tari Poang merupakan salah satu seni tradisional masyarakat adat suku Sakai yang tidak memiliki kebakuan dalam rias. Sementara busana dari penampilan Tari Poang ini menggunakan baju Teluk Belange warna hitam, putih dan merah serta menggunakan ikat kepala yang terbuat dari kain sesuai dengan warna kostum yang digunakan.
b. Tata gerak
Tata gerak dalam Tari Poang terdiri dari enam ragam, yakni ragam hentak-hentak kaki, berputar di tempat, berputar pindah posisi, memberi salam, menjaga kekompakkan, dan menyerang. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Ragam hentak-hentak kaki
Pada raga mini penari melakukan gerak hentak-hentak kaki maju ke depan berbaris dua berbanjar sambil kedua tangan mereka diturunnaikkan ke atas dan ke bawah serta memegang keris pada tangan sebelah kanan. Pada gerak ini penari sudah berada di panggung.
b. Berputar di tempat
Pada ragam ini penari melakukan gerak berputar di tempat, dimana penari yang berada di sebelah kanan berputar ke arah kanan belakang.
c. Berputar pindah
Pada raga mini penari melakukan gerak berputar pindah posisi dimana penari yang berada di sebelah kiri pindah ke kanan dan yang kanan pindah ke kiri.
d. Memberi salam
Pada raga mini penari melakukan gerak memberi salam sambil bertepuk tangan dan memegang keris yang mereka bawa.
e. Menjaga kekompakkan
Pada ragam ini penari melakukan gerakkan menjaga kekompakkan antara penari satu dengan penari yang lainnya dalam mempersiapkan menyerang. Dalam gerakkan ini penari juga menggerakkan keris yang mereka bawa ke samping kiri dan ke kanan.
f. Menyerang
Pada ragam ini penari melakukan gerak menyerang dengan melakukan gerakkan hentak-hentak kaki ke depan yang lebih cepat.
c. Iringan musik
Iringan musik Tari Poang menggunakan alat musik Gondang Bebano, yakni alat musik perkusi yang terbuat dari kayu dan kulit sapi. Alat musik Gondang Bebano dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kedua tangan. Alat musik lainnya yang digunakan adalah Celempong Kayu Tembaga. ALat musik ini memiliki suara nada yang berbeda yang tersusun menjadi enam bagian. Jika Gendang Bebano sebagai pengiring tempo, Celempong Kayu Tembaga digunakan untuk ragam tingkah nada.
d. Panggung
Panggung yang digunakan dalam pertunjukan Tari Poang bukanlah kebakuan panggung pertunjukan. Dikarenakan keberadaan Tari Poang untuk menyambut kedatangan tamu, tari ini dilakukan di laman terbuka dengan penonton dapat melihat dari sudut pandang mana saja.
Pada Tahun 2020 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 153 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Tari Poang menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 202001115.
Seperti Apa Tari Poang dari Suku Sakai ini ? Jawabannya ada pada video berikut
Sumber : (https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=2025)
0 komentar:
Posting Komentar