Masyarakat Riau memiliki kerinduan yang luar biasa dengan hujan dan langit biru, itulah kondisi yang terjadi di Bulan Februari 2014 hingga Maret 2014. Kabut asap dan kemarau yang ekstrem menyelimuti seluruh wilayah Riau, sehingga warga Riau sangat merindukan langit biru yang
jernih dengan awan putih dan sinar mentari yang indah. Alih-alih melihat langit biru, apa yang mereka lihat
sehari-hari di luar rumah saat ini hanyalah kabut asap tebal yang bahkan
untuk bernafas saja cukup susah dan mentaripun enggan untuk tersenyum dipagi hari,matahari berubah warna menjadi oren ataupun sama sekali tidak terlihat begitupula dengan rembulan malam yang enggan menampakkan dirinya.
|
Jalan Hang Tuah Pekanbaru yang diselimuti Kabut Asap (photo tanggal 14 Maret 2014) |
Bencana Kabut asap diriau adalah bencana tahunan yang terus terjadi, lebih kurang selama 17tahun bencana ini selalu ada, semenjak tahun 1997 hingga 2014 kabut asap terlalu terjadi, bencana ini disebabkan musim kemarau dan juga pola ataupun cara pihak tertentu yang sengaja membakar hutan ataupun lahan, dengan cara membakar mereka akan menghemat waktu dan biaya.
|
Eks Lahan terbakar di Pasar Baru Pangkalan Kerinci |
Akibat kabut asap ini, masyarakat Riau cukup banyak dirugikan, terutama para pelaku ekonomi. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmansah ,
jika bencana asap di Riau tidak segera reda, maka bencana asap yang
sudah merembet ke daerah-daerah di sekitar Riau, selain akan menggerus
ekonomi Riau dan nasional, juga akan semakin menyengsarakan masyarakat,
baik secara sosial maupun ekonomi. Namun, beruntung bencana asap
tersebut kini sudah mulai reda. Secara ekonomis, bencana asap
Riau memiliki dampak yang dapat menggerus ekonomi masyarakat Riau dan
nasional, mulai dari terhambatnya transportasi dan penerbangan,
perdagangan, ritel, perkebunan, investasi, UMKM, dan lain sebagainya.
" Produktivitas
ekonomi akan terganggu akibat terganggunya mobilitas barang, jasa dan
orang akibat kendala transportasi, baik darat maupun udara. Ada tiga
bandara, yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Pinang Kampai
Dumai dan Bandara Internasional Minangkabau di Sumatera Barat yang tidak
dapat beroperasi akibat tertutup kabut asap pekat, sehingga seluruh
maskapai penerbangan menuju ke Riau dihentikan Sementara di sektor UMKM, aktivitas ekonomi pelaku usaha kecil, seperti di pasar dan toko-toko, semakin sepi dari transaksi akibat konsumen atau masyarakat tidak dapat mengakses akibat asap yang semakin membahayakan. "Lalu lintas barang dan jasa, khususnya kebutuhan sehari-hari masyarakat juga terhambat dan berpotensi melumpuhkan sektor konsumsi dan distribusi. Polusi kabut asap, sambungnya, juga telah menganggu kegiatan operasi industri hulu migas, dan mengakibatkan hilangnya potensi produksi sebesar 12 ribu barel per hari. Selain itu, kabut asap juga memengaruhi kegiatan operasi pada wilayah kerja Malacca Strait yang dioperasikan oleh EMP Malacca Strait dengan kehilangan potensi produksi sebesar sekitar 7 ribu barel per hari (BOPD kumulatif) "
|
Indek StandarPencemar Udara (ISPU), source :@InfoRiau |
Bila mengacu pada standar kesehatan internasional, harusnya seluruh
warga Riau memang diungsikan. Dengan index asap beracun terparah adalah
300, Riau bahkan sudah menyentuh angka 1.200 yang berarti pemda setempat
dan pemerintah pusat harus melakukan tindakan tegas dan secepatnya.
Imbas dari kebaran hutan itu adalah udara mengandung CO2 dan partikel
metan yang membuat tingkat oksigen menurun drastis dari batas normal
20,93%.
Jika demikian maka berarti apa yang dihirup oleh warga
Riau adalah bukan oksigen lagi namun juga zat beracun. Untuk
menanggulanginya pun tak bisa memakai masker tipis biasa namun harus
memakai masker ber-standar HEPA, namun apa daya persdian masker di Riau juga tidak banyak, Masker yang disarankan jenis N95 pun menjadi langka, karena sebagian warga Riau mencari masker tersebut, dan harga masker jenis N95 pun menjadi mahal karena dimanfaatkan oleh oknum spekulan, Masker tersebut rata-rata dijual per pcs dengan harga Rp45.000. ISPU pada Level Berbahaya seluruh sekolah di Kota Pekanbaru dan beberapa Kabupaten dan Kota lain di Riau diliburkan, begitu juga dengan beberapa universitas di Ibukota Provinsi Riau juga diliburkan.
Melihat kondisi diatas sekelompok "manusia kreatif" yang menolak dan tidak terima dengan keadaan tersebut membuat suatu Class Action dengan nama MELAWAN ASAP, Aksi Melawan asap dilakukan saat Car Free Day,disana berbagai orasi menolak asap dilakukan, dan juga aksi kreatif lainnya seperti pembacaan puisi, musik, aksi karikatur dari SIKARI (Sindikat Kartunis Riau) selain itu Melawan Asap juga melakukan aksi damai malalui SUPERSEMAR (Surat Perintah Sepuluh Maret) yaitu melakukan aksi damai pada tanggal 10 Maret 2014.
|
Respon SBY terhadap Kabut Asap di Riau |
Tidak hanya itu saja berbagai perlawanan terhadap asap terus dilakukan oleh masyarakat Riau, bahkan dilinimassa sosial media dimanfaatkan agar masalah asap ini dapat diatasi. Akun Twitter Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Akun Instagram Ibu Negara Ani Yudhoyono dibully dengan harapan kabut asap di Riau dapat diatasi. Melalui Akun Instagramnya ibu Ani merespon kabut asap Riau :
"Sebetulnya
pemerintah pusat maupun daerah, BNPB, TNI, dan Polri terus bekerja
mengatasi asap di Riau. Memang ada faktor cuaca ekstrim sehingga lahan
mudah terbakar, namun ada juga kesalahan manusiaa, karena sebagian
saudara2 kita melakukan pembakaran, sehingga terjadi bencana asap ini.
Pemadaman terus dilakukan dengan menggunakan pesawat sendiri maupun
menyewa dari Rusia. Ada yang sudah ditangkap dan akan diadili. Pak SBY
minta agar pengadilan segera dipercepat, yang salah segera mendapatkan
sanksi hukum yang setimpal. Perbuatannya telah merugikan bahkan
mengancam nyawa manusia. Ayolah masyarakat Riau ikut menyadarkan mereka
itu, atau laporkan kepada kepolisian bila ada yang membakar hutan lagi.
Tahun lalu, asap terjadi di Riau, sekarang terjadi di Riau lagi. Sungguh
diperlukan tanggungjawab, kesadaran dan kerjakeras dari semua pihak.
Terutama para pejabat yang bertugas di Riau."
|
Salah Satu akun Instagram yang melakukan Bully ke Ibu Negara |
Tidak hanya dengan aksi damai dijalan, aksi di sosial media, aksi melawan asap juga dilakukan warga Riau dengan membagikan masker gratis. Berbagai lintas komunitas dan organisasi di Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu melakukan aksi peduli dengan memberikan secara percuma masker di salah satu ruas jalan Pekanbaru, dan aksi ini merupakan salah satu aksi dari sekian banyak aksi berbagi masker gratis, tujuannya cuma satu yaitu Asap dapat dilawan dan Kabut asap tidak terjadi lagi di Riau. Dan semoga apa yang telah dilakukan dengan MELAWAN ASAP membuahkan hasil dan tidak akan terjadi lagi Kabut Asap dan Kebakaran Hutan/Lahan di Riau dan Tahun ini kiranya menjadi tahun terakhir peristiwa Kabut asap di Riau, cukup sudah 17tahun penderitaan masyarakat Riau.