Benteng Tujuh Lapis terletak di Dalu-Dalu Lingkungan Benteng Tujuh Lapis Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu . Benteng ini berada dalam kawasan pemukiman penduduk, dan berada di pinggir sungai
sosah. Benteng ini berjarak sekitar 30Km dari Pasir
Pangaraian Ibukota
kabupaten Rokan Hulu dan sekitar 210km dari pekanbaru Ibukota Provinsi Riau.
Tuanku Tambusai memiliki sifat yang menarik perhatian orang yaitu pendiam, cepat mengerti dan memiliki pendirian yang kokoh. Tuanku Tambusai memperdalam ilmu dan pengetahuan agamanya di Minangkabau , ia berguru Kepada Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao) dan kemudian ia ke Mekkah. Setelah kembali ke kampung halamannya Tuanku Tambusai muda menggantikan kedudukan Ayahnya sebagai seorang Qadhi.
Meriam Peninggalan Tuanku Tambusai |
Bersama Tuanku lmam Bonjol dan Tuanku Rao, Tuanku Tambusai mencetuskan pemikiran pembaharuan di bidang agama Islam (pemberantasan bid'ah serta. hal-hal yang bertentangan dengan Islam). Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao di daerah Bonjol dan Rao, sedangkan Tuanku Tambusai di daerah Tambusai.
Mereka secara bersama bergabung dalam satu wadah yang dinamakan "Kaum Paderi""yang dipimpin oleh Peto Syarif yang kemudian terkenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.
Sebelum Tuanku imam Bonjol, Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai berjuang dengan Gerakan Kaum Paderi, gerakan Paderi telah dirintis mulai Tahun 1803 oleh Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang dan Gerakan ini ditentang oleh kaum adat dan terjadilah perperangan saudara antara keduanya dan kaum Adat dibantu oleh Belanda. Momen ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk ikut campur dalam tatanan kehidupan masyarakat minangkabau hingga akhirnya terjadilah Perang antara Kaum Paderi dan Kolonial Belanda.
Salah Satu Lapis Dari Benteng Tujuh Lapis |
Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu ini didirikan pada tahun 1835 oleh Tuanku
Tambusai yang fungsinya sebagai kubu perlahanan dalam melawan penjajah Belanda. Pada awalnya benteng ini dinamai Kubu Aur Duri, karena parit dan tanggul pertahanan benteng ini di perkuat
dengan aur berduri.
Benteng ini sargat kokoh dan kuat, benteng terdiri dari tanggul pertahanan yang berjumlah tujuh lapis dan tiap lapis dilapisi lagi oleh kubu kubu kecil dan ditamai bambu berduri. Bagian belakang benteng langsung berhubungan dengan Sungai Sosah sebagai jalur pelarian untuk menyelamatkan diri,
Benteng Tujuh Lapis berulang kali diserang oleh Belanda namun selalu gagal, Pada tanggal 27 November 1873. Kolonel Michiels diangkat menjadi Gubernur Militer baru untuk menghadapi Tuanku Tambusai, karena kuatnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis , Kolonel Micheils meminta bantuan pasukan dari Batavia. Pasukan bantuan ini terdiri dan empat kompi dari pasukan Batalyon ke-6 dan di bantu pasukan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Selain itu Micheils dibantu Mayor Bethoven yang bergerak dari Lubuk Sikaping dengan 1.500 pasukan dan juga Mayor Weslenberg dengan 2 kompi pribumi.
Menurut Laporan Micheils kepada atasannya tertanggal 12 Februari 1839 ,bahwa Banyak Korban Jiwa dari Belanda antara lain Mayor Bethoven tewas, dan Kolonel Micheils berhasil merebut Benteng Tujuh Lapis pada tanggal 28 Desember 1838 , dan Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri dan Hijrah ke Malaysia dan hingga di penghujung hidupnya Tuanku Tambusai wafat dan dimakamkan di Malaysia dan Dulunya sudah ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau untuk memindahkan Makam Tuanku Tambusai dari Malaysia ke Indonesia, namun usaha tersebut gagal, di Malaysia Tuanku Tambusai di anggap Tokoh dan juga Penyebar Agama Islam.
Kokohnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis ini dapat dilihat dari lamanya waktu pertempuran dalam merebut Benteng , berdasarkan Catatan Kolonel Michels ia dan pasukan bertempur selama 11 hari hingga akhirnya Benteng berhasil dikuasai. Salah satu faktor penyebab adanya rasa cinta tanah air yang tinggi di kalangan para pengikut Tuanku Tambusai adalah karena faktor wibawa, jiwa kepemimpinan yang baik, tidak mau kompromi, serta kecerdasan yang di miliki oleh Tuanku Tambusai, Tuanku Tambusai dapat menyatakan pengikutnya yang berasal dari kelompok etnis yang berbeda seperti Melayu, Mandailing dan Minangkabau yang mendiami tiga wilayah yang berlainan (Minangkabau, Melayu dan Mandailing).
Karena perjuangan dan kehebatannya, oleh pihak Belanda Tuanku Tambusai di juluki Padriesche Tiger van Rokan' atau Harimau Paderi dari Rokan yang bertempur di Riau, Tapanuli dan Minangkabau bagian utara. Dan berkat jasa-jasa dan kepahlawanannya dalam melawan penjajah Belanda , Pemerintah Republik Indonesia Menetapkan Tuanku Tambusai Sebagai Pahlawan Nasional melalui Ketetapan SK. No. 071/TK/Tahun 1995 arggal 7 Agustus 1995 .
Berdasarkan data yang didapat bahwa benteng Tujuh Lapis pada Tahun 1838 berbentuk segi empat yang terdiri dari gundukan tanah (disebut Kubu) dan diantara kubu kubu dialiri air dengan dealaman 7 hingga 10 meter dan disekeliling benteng ditanam bambu berduri dan pintu gerbang benteng dibuat tiga lapis dari kayu dan diberi lubang untuk pengintai dan menembak musuh. Kini kawasan sekitar Benteng dijadikan penduduk sebagai tempat tinggal, dan di sekitar Benteng terdapat sebuah laman silat dan juga sebuah tanah kosong yang luas dan sering dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga, berkemah serta kegiatan sosial masyarakat lainnya.
Kini Kawasan Benteng telah direvitalisasi dengan dibangunnya penerangan disekitar Benteng, kemudian juga dibuat tanggul untuk menghindari abrasi sungai, serta di buat tempat duduk untuk bersantai warga serta wisatawan yang ingin berkunjung dan disekitar Benteng dengan jarak sekitar 2 km dibangun Diorama Perjuangan Tuanku Tambusai.
Benteng ini sargat kokoh dan kuat, benteng terdiri dari tanggul pertahanan yang berjumlah tujuh lapis dan tiap lapis dilapisi lagi oleh kubu kubu kecil dan ditamai bambu berduri. Bagian belakang benteng langsung berhubungan dengan Sungai Sosah sebagai jalur pelarian untuk menyelamatkan diri,
Benteng Tujuh Lapis berulang kali diserang oleh Belanda namun selalu gagal, Pada tanggal 27 November 1873. Kolonel Michiels diangkat menjadi Gubernur Militer baru untuk menghadapi Tuanku Tambusai, karena kuatnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis , Kolonel Micheils meminta bantuan pasukan dari Batavia. Pasukan bantuan ini terdiri dan empat kompi dari pasukan Batalyon ke-6 dan di bantu pasukan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Selain itu Micheils dibantu Mayor Bethoven yang bergerak dari Lubuk Sikaping dengan 1.500 pasukan dan juga Mayor Weslenberg dengan 2 kompi pribumi.
Gelanggang Silat Tuanku Tambusai |
Gelanggang Silat Tuanku Tambusai |
Menurut Laporan Micheils kepada atasannya tertanggal 12 Februari 1839 ,bahwa Banyak Korban Jiwa dari Belanda antara lain Mayor Bethoven tewas, dan Kolonel Micheils berhasil merebut Benteng Tujuh Lapis pada tanggal 28 Desember 1838 , dan Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri dan Hijrah ke Malaysia dan hingga di penghujung hidupnya Tuanku Tambusai wafat dan dimakamkan di Malaysia dan Dulunya sudah ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau untuk memindahkan Makam Tuanku Tambusai dari Malaysia ke Indonesia, namun usaha tersebut gagal, di Malaysia Tuanku Tambusai di anggap Tokoh dan juga Penyebar Agama Islam.
Kokohnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis ini dapat dilihat dari lamanya waktu pertempuran dalam merebut Benteng , berdasarkan Catatan Kolonel Michels ia dan pasukan bertempur selama 11 hari hingga akhirnya Benteng berhasil dikuasai. Salah satu faktor penyebab adanya rasa cinta tanah air yang tinggi di kalangan para pengikut Tuanku Tambusai adalah karena faktor wibawa, jiwa kepemimpinan yang baik, tidak mau kompromi, serta kecerdasan yang di miliki oleh Tuanku Tambusai, Tuanku Tambusai dapat menyatakan pengikutnya yang berasal dari kelompok etnis yang berbeda seperti Melayu, Mandailing dan Minangkabau yang mendiami tiga wilayah yang berlainan (Minangkabau, Melayu dan Mandailing).
Bekas Lokasi pengintaian yang dijadikan Rumah Penduduk |
Karena perjuangan dan kehebatannya, oleh pihak Belanda Tuanku Tambusai di juluki Padriesche Tiger van Rokan' atau Harimau Paderi dari Rokan yang bertempur di Riau, Tapanuli dan Minangkabau bagian utara. Dan berkat jasa-jasa dan kepahlawanannya dalam melawan penjajah Belanda , Pemerintah Republik Indonesia Menetapkan Tuanku Tambusai Sebagai Pahlawan Nasional melalui Ketetapan SK. No. 071/TK/Tahun 1995 arggal 7 Agustus 1995 .
Berdasarkan data yang didapat bahwa benteng Tujuh Lapis pada Tahun 1838 berbentuk segi empat yang terdiri dari gundukan tanah (disebut Kubu) dan diantara kubu kubu dialiri air dengan dealaman 7 hingga 10 meter dan disekeliling benteng ditanam bambu berduri dan pintu gerbang benteng dibuat tiga lapis dari kayu dan diberi lubang untuk pengintai dan menembak musuh. Kini kawasan sekitar Benteng dijadikan penduduk sebagai tempat tinggal, dan di sekitar Benteng terdapat sebuah laman silat dan juga sebuah tanah kosong yang luas dan sering dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga, berkemah serta kegiatan sosial masyarakat lainnya.
Kini Kawasan Benteng telah direvitalisasi dengan dibangunnya penerangan disekitar Benteng, kemudian juga dibuat tanggul untuk menghindari abrasi sungai, serta di buat tempat duduk untuk bersantai warga serta wisatawan yang ingin berkunjung dan disekitar Benteng dengan jarak sekitar 2 km dibangun Diorama Perjuangan Tuanku Tambusai.
Cara Menuju Lokasi Benteng Tujuh Lapis
Untuk mengunjungi lokasi Benteng Tujuh Lapis yang berada di Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Apabila Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Pekanbaru, Anda harus menempuh perjalanan lebih kurang sejauh dua ratus kilometer , dengan waktu tempuh normal 4 ,5 hingga 5 jam perjalanan. Perjalanan dilakukan menuju Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dari Pekanbaru dapat dilakukan melalui akses Jalan yaitu melewati Jalan Bangkinang serta melewati Jalan Petapahan (via Garuda Sakti Pekanbaru). Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa menggunakan google map yang lebih akurat untuk menemukan lokasi yang Anda cari.
Untuk mengunjungi lokasi Benteng Tujuh Lapis yang berada di Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Apabila Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Pekanbaru, Anda harus menempuh perjalanan lebih kurang sejauh dua ratus kilometer , dengan waktu tempuh normal 4 ,5 hingga 5 jam perjalanan. Perjalanan dilakukan menuju Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dari Pekanbaru dapat dilakukan melalui akses Jalan yaitu melewati Jalan Bangkinang serta melewati Jalan Petapahan (via Garuda Sakti Pekanbaru). Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa menggunakan google map yang lebih akurat untuk menemukan lokasi yang Anda cari.
Selain itu
untuk memudahkan serta kenyamanan anda juga dapat menggunakan Jasa
Travel Pekanbaru - Tambusai dengan Biaya Rp.120.000,- sekali Perjalanan,
Alam Travel menjadi salah satu Referensi kami untuk Perjalanan
Pekanbaru - Tambusai atau sebailknya Tambusai - Pekanbaru , keramahan
Supir dan juga keamanan dalam mengemudi Kendaraan menjadi Ciri Khas dari
Alam Travel. Untuk menikmati perjalanan bersama Alam Travel dapat
menghubungi Nomor 08217228279.
0 komentar:
Posting Komentar