Tampilkan postingan dengan label RIAU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RIAU. Tampilkan semua postingan
Di tengah isu meluasnya polusi asap ke negara tetangga, Malaysia, akibat kebakaran lahan di Riau pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi riaumenetapkan Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau sebagai cagar biosfer. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Endang Sukara yang juga menjabat Ketua Komite Nasional Program Man and the Biosphere-UNESCO Indonesia mengatakan, penetapan dilakukan pada sidang ke-21 Session of the International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Programme- UNESCO di Jeju Korea Selatan.



Cagar biosfer ini ada di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau, yang antara lain diajukan Sinar Mas Forestry, yang mengalokasikan 72.255 hektar dari areal hutan produksinya untuk hutan konservasi permanen. Kawasan ini adalah koridor ekologi yang menggabungkan dua suaka margasatwa, yaitu Giam Siak Kecil (84.967 ha) dan Bukit Batu (21.500 ha). 



Menurut Direktur Program Komite Nasional Program MAB Indonesia Y Purwanto, di tempat itu ditemukan 159 jenis burung, 10 jenis mamalia, 13 jenis ikan, 8 jenis reptil, serta 52 jenis tumbuhan langka dan dilindungi, antara lain anggrek dan ramin. Satwa yang dilindungi yang ada di sana di antaranya buaya senyulong dan burung rangkong. Untuk penelitian akan dibangun dua stasiun riset.



Dibandingkan dengan bentuk pengelolaan kawasan konservasi, konsep cagar biosfer, kata Endang, adalah sistem pengelolaan terpadu dan menyeluruh, memungkinkan pemanfaatan berkelanjutan dan pelibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya.




Sumber :



Secara historis Riau Airlines yang sekarang telah berganti nama menjadi Riau Air adalah buah tangan dari Gubernur Riau Saleh Djasit. Ide yang dicetus oleh Saleh Djasit  pada 12 Mei 2002 dan mulai beroperasi Desember 2002 ini mendapat dukungan investasi dari beberapa kabupaten/kota di Riau dan beberapa Pemprov dan Pemkab di Sumatera, yakni Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Nias dan Natuna.

RAL merupakan satu-satunya maskapai penerbangan komersil di Indonesia milik pemerintah daerah dan satu-satunya pula yang berkantor pusat di luar Jakarta. Namun  sayangnya perkembangan maskapai penerbangan milik Riau dengan motto “Spirit of Riau“ ini terus menurun, sehingga banyak pemerintah daerah yang menarik sahamnya. Kebangkrutan selanjutnya pun datang dimana perusahaan tidak mampu membayar gaji karyawan sampai dengan tidak terbang selama setahun penuh, karena tidak memiliki pesawat. 


Setelah melewati masa idah 12 bulan akhirnya Kementerian Perhubungan RI menyatakan sudah mencabut izin penerbangan atas PT Riau Airlines. Sepintas banyak yang heran kenapa perusahaan penerbangan plat merah milik Pemerintah Provinsi Riau izinnya dicabut? Menurut Kemenhub, PT Riau Airlines selain tidak melakukan kegiatan angkutan udara selama 12 bulan berturut-turut juga tidak melaporkan tindakan-tindakan nyata demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan ini. Seperti disampaikan oleh Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti kepada wartawan, “Jika tidak beropersi selama satu tahun, izinnya tercabut secara otomatis. Hal ini sesuai dengan pasal 119 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Kita sudah memberikan surat peringatan kepada maskapai bersangkutan untuk mengingatkan, tetapi tidak ada tanggapan”.

Seperti pada umumnya walaupun izin telah tercabut, maka RAL ingin membela diri. “Surat Direksi RAL tanggal 15 Maret 2012 yang ditujukan kepada Direktur Jendral Perhubungan Udara Kemenhub sudah kami kirimkan, sebagai pemberitahuan dan laporan bahwa kami sedang menyusun kembali rencana bisnis yang disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku,” kata Dirut RAL Teguh Triyanto, kepada Riau Pos.

Majalah SI KARI Majalah Humor dan Kartun Lokal Riau dengan slogan "Majalah Gelak Antar gelaksi" telah di soft launching pada tanggal 14 Maret 2012 di Rumah Seni dan Budaya Siku Keluang Jalan Dwikora Pekanbaru. SI KARI merupakan majalah aseli tempahan pekanbaru (produk lokal pekanbaru) karya dari SIndikat KArtunis RIau (Si Kari).  Mengusung Slogan "Majalah Gerak Antar Gelaksi", gelak sendiri berarti bunyi orang tertawa sedangkan gelaksi merupakan plesetan dari Galaksi. Slogan majalah SI KARI sebenarnya merupakan hiperbola dari harapan agar majalah ini suatu masa kelak dibaca se alam raya.


Bahasa yang digunakan dalam majalah SI KARI ini adalah bahasa tutur yang biasa kita dengar dalam pergaulan sehari-hari di Kota Pekanbaru, dimana Pekanbaru adalah Kota yang heterogen dihuni oleh warga dengan berbagai latar belakang suku yang mempunyai dialek yang berbeda beda seperti Melayu, ocu bangkinang, Minang, Jawa, Batak.  Majalah ini tidak hanya menyajikan Cerita Kartun dan Humor saja ,majalah SI KARI memiliki rubrik KARI PEDIA yang berisi kuliner Melayu dan Budaya Melayu dan juga memiliki Rubrik ZODIAKAKAKA dengan ramalan berdasarkan zodiak yang dipandu oleh Ahli Nujum yang memiliki jam praktek 24 jam kecuali jika tidak mood.



Dijamin bagi yang membaca Majalah SI KARI akan membuat tertawa terbahak-bahak, jika pun tidak terbahak-bahak segaris senyum pun jadilah. Majalah SI KARI terbit bulanan dengan harga Per eksemplar Rp. 15.000. Majalah SI KARI bisa didapatkan di Sekretariat SI KARI dengan alamat gedung Dewan Kesenian Riau (DKR) Kompleks Bandar Serai Raja Ali Haji (Purna MTQ) atau bisa menghubungi Marketing SI KARI dengan Donny Adam di nomor 081275465881.

I. PENDAHULUAN
 

Sejarah perjalanan Riau telah memperlihatkan kepada kita kebesaran bangsa Melayu dengan kondisi kehidupan yang berbudaya, santun dan unggul Sumber Daya Manusianya, cinta akan ilmu pengetahuan serta hidup dengan penuh nilai-nilai keislaman.

Ciri-ciri kehidupan yang telah dilakoni oleh bangsa Melayu pada zaman lampau telah menggambarkan karakter yang sempurna, dari perpaduan keuletan, kegigihan, berbudaya, kesantunan, agamis dan intelektualitas tinggi, sungguh sempurna. Namun kebesaran tersebut pupus dan sirna oleh perjalanan waktu dan pergeseran peradaban dunia yang telah menjadikan barat sebagai kiblat kemajuan dan kemodernan.
 
Sebagai akibat dari perubahan ini, maka generasi Melayu kini tidak lagi mampu bersanding dan disandingkan dengan kebesaran masa lampaunya, tidak lagi mampu mengenal dan mewarisi jati diri leluhur mereka, tidak banyak lagi yang benar-benar menyukai ilmu pengetahuan dan menjadikan membaca sebagai rutinitas sebagai upaya menambah ilmu pengetahuan, bangsa melayu tidak lagi dikenal sebagai bangsa yang memiliki etos kerja yang tinggi, bukan lagi bangsa yang ulet dan gigih, tidak lagi mampu merepresentasikan nilai-nilai keislaman dengan baik sebagai jati diri mereka.

Untuk itu, sudah merupakan suatu keharusan bagi generasi melayu untuk melakukan upaya mengembalikan jati diri bangsa Melayu pada zaman modern ini. Upaya ini mesti dilaksanakan bersama-sama seluruh elemen bangsa melayu, mulai dari Pemerintah, praktisi akademik, budayawan, politisi hingga ke elemen terbawah masyarakat Melayu.

Pemerintah Riau dalam hal ini Gubernur Riau telah mencanangkan Visi Riau 2020 dalam rangka upaya mengembalikan jati diri bangsa melayu yang telah hilang, sehingga diharapkan kemudian Visi ini dapat terlaksana dengan baik dengan dukungan bulat dari semua unsur masyarakat Riau.

Visi Riau 2020 ini berbunyi: Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara tahun 2020”.
Areal Kebun Sawit Tertua di Riau ada di Kabupaten Indragiri Hulu, kini areal tersebut menjadi milik PT. TPP (PT. Tunggal Perkasa Plantations). Areal ini sudah ada semenjak tahun 1918,hanya saja pada saat itu areal seluas 28ribu hektare itu merupakan perkebunan sawit milik tiga perusahaan asing yaitu milik NV Cultur Maatachapij  (Swiss), Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang keduanya merupakan joint venture milik Malaysia.

Di  Yogyakarta atau Kota lain di Jawa, Siswa SD begitu akrab dengan bahasa dan budaya Jawa, mereka sedari kecil sudah dididik untuk mengerti budaya Jawa, mereka sudah dididik untuk menggunakan bahasa jawa semenjak bayi. Di Bangku Sekolah mereka akan bertemu dengan Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Tradisi ini terpelihara dengan sendirinya,sehingga  generasi muda mengerti dan tahu  warisan luhur nenek moyangnya.

Papan Nama RSUD Arifin Achmad yang menggunakan Tulisan Arab Melayu

Di Riau hal yang sama juga terjadi namun cara ini tidak berlangsung lama, dulunya di tahun 90an hingga awal 2000an Sekolah di Riau memiliki Mata Pelajaran Muatan Lokal Arab Melayu. Tulisan arab melayu menjadi program wajib kurikulum dasar muatan lokal yang meberikan arti dan makna bagi pelestarian budaya.  Mata Pelajaran Arab Melayu ini memiliki  makna sebagai interaksi dalam kehidupan masa lalu yang teraktualisasi pada pada cerita-cerita rakyat yang menggambarkan perilaku budaya yang ditampilkan dalam bentuk syair, hikayat, gurindam, pantun, petuah. 



Perkembangan kesusteraan Melayu ditandai dengan penggunaan Huruf Arab Melayu,masyarakat melayu merasa tulisan tersebut telah  menjadi milik dan identitasnya, awalnya tulisan ini disampaikan melalui media dakwah dalam penyeberan agama islam disemenanjung melayu.

Dulunya Huruf Arab melayu atau Jawi menjadi bahasa yang universal di nusantara, Surat-surat Raja-Raja Nusantara ditulis dalam huruf Arab melayu (Jawi),  Sebagian besar karya sastra nusantara seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-raja Pasai, dll ditulis dalam huruf Jawi, Cap atau stempel kerajaab pun ditulis dengan dalam huruf Jawi (Arab Melayu), mata uang di awal-awal penjajahan yang diterbitkan VOC pun dengan huruf Jawi. Kini tradisi tersebut telah hilang seiring waktu, Mata Pelajaran Muatan Lokal Arab Melayu di Riau hanya bertahan sebentar, generasi saat ini di Kota Pekanbaru dan Kota Lain di Riau maupun  Nusantara tidak akan mengenal dan mengerti dengan huruf Arab melayu.

Plang Nama Kantor Bupati pelalawan dengan Tulisan ARab Melayu

Kini dengan adanya Visi Riau 2020 yang  menjadikan Riau sebagai Pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara, sebagian besar masyarakat kembali  mengenal dan mengerti dengan tulisan arab melayu (jawi), Visi Riau 2020 mulai terlihat hampir sebagian besar nama-nama jalan di Riau dan kabupaten/kota ditulis dengan huruf arab Melayu.

GERBANG  ISTANA SAYAP PELALAWAN
PRASASTI PERESMIAN ISTANA SAYAP PELALAWAN

BANGUNAN INDUK ATAU RUANG UTAMA ISTANA SAYAP PELALAWAN
ISTANA SAYAP PELALAWAN

BAGIAN SAYAP ISTANA SAYAP TAMPAK DARI SAMPING


BAGIAN SAYAP ISTANA SAYAP TAMPAK DARI DEPAN

LAMBANG KEBESARAN KERAJAAN PELALAWAN


PENDOPO ISTANA SAYAP PELALAWAN
SALAH SATU JENDELA DI ISTANA SAYAP

STEMPEL BULAT KERAJAAN PELALAWAN (ALAT PENGESAHAN/LEGALITAS SURAT MENYURAT DALAM ADMINISTRASI KERAJAAN PELALAWAN)


SILSILAH KERAJAAN PELALAWAN



TENGKU SAID USMAN (RAJA PELALAWAN MEMERINTAH PADA TAHUN 1925-1940)
TENGKU SAID HARUN, RAJA TERAKHIR PELALAWAN (1941-1946)
SINGGASANA KEBESARAN KERAJAAN PELALAWAN
TEKTAWAK (GONG) PENINGGALAN KERAJAAN PELALAWAN
MERIAM PENINGGALAN KERAJAAN PELALAWAN
TEMPAT TIDUR PERADUAN SANG RAJA
ALAT TENUN YANG BIASA DIGUNAKAN OLEH PUTRI MAHKOTA
SALAH SATU SUDUT RUANGAN ISTANA SAYAP PELALAWAN
PEWARIS SULTAN KERAJAAN PELALAWAN
GRAMAPHONE MILIK ISTRI RAJA TERAKHIR KERAJAAN PELALAWAN

ARTIKEL TERKAIT :


Penduduk Kota Pekanbaru saat ini berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa dan setiap tahunnya bertambah. Saat ini jumlah kendaraan Pribadi di Kota Pekanbaru tidak sebanding dengan jumlah ruas jalan yang ada sehingga menyebabkan kemacetan, pemborosan penggunaan bahan bakar, kebisingan serta tingginya tingkat polusi dan pemandangan yang tidak enak karena lalu lintas yang semrawut. Untuk menyikapi masalah tersebut pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan kebijakan pelayanan transportasi perkotaan Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) dan diberi nama TRANS METRO PEKANBARU. "Trans Metro Pekanbaru" dilaksanakan berdasarkan surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 111 tahun 2009 dimana Kota Pekanbaru termasuk Kota Percontohan di Bidang Transportasi.

Bus Trans Metro Pekanbaru


Trans Metro Pekanbaru diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan secara bertahap dan terprogram bagi masyarakat. Pada awal operasional Bus Trans Metro Pekanbaru mendapat bantuan dari Kementrian Perhubungan berjumlah 20 unit untuk 2 koridor pertama.

Trans Metro Pekanbaru



Bus TRANS METRO PEKANBARU menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan sehingga bisa mengurangi tingginya polusi, berkapasitas 33 penumpang duduk dan 32 penumpang berdiri serta beberapa tempat untuk penumpang penyandang cacat yang menggunakan kursi roda dan dilengkapi AC, informasi tempat pemberhentian halte secara elektronik dan juga mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang. Setiap 10 menit sekali bus TRANS METRO PEKANBARU berhenti di halte -halte khusus dan bus ini memiliki jadwal dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 22.00, dan tidak harus menunggu penumpang penuh, karena sopirnya digaji bulanan tetap, bukan harus mengejar setoran untuk mendapatkan gaji seperti yang terjadi pada bus-bus kota pada umumnya.

Trans Metro Pekanbaru
Suasana didalam Bus Trans Metro Pekanbaru

Alokasi anggaran: Rp 240 miliar
Total Area tanpa bangunan: 13,670.56 m² 
Luas bangunan: 20.396 m² 
Luas Pemandangan Total / Garden: 10,719.17 m² 
Luas Dang Merdu bertujuan untuk Convention Center dan Bank Riau -cabang : 5.255 meter persegi, Basement Luas: 4.570 meter persegi ,Semi-Basement Area: 703 sqm, Tinggi bangunan (tanpa atap): 74,94 m ,Tinggi bangunan (dengan puncak): 83 m 
Jumlah lantai: 15 dengan roof Garden


Fasilitas : 
1. Banking Hall 
2. Dang Merdu Convention Center
3. Drive-Thru ATM 
4. Kantor Bank Riau Kantor Pusat 
5. Swasta / Priority Banking Center
6. 1000 save deposits 
7. Data Center 
8. Cafe dan Restoran 
9. Roof Garden Konstruksi



KONSEP DESAIN MENARA DANG MERDU BANK RIAU KEPRI
Nama Dang Merdu diiilhami dari nama tokoh DANG MERDU, Ibunda Hang Tuah. Hang Tuah merupakan tokoh pahlawan ksatria rakyat melayu, kisah Hang Tuah yang fenomenal dan melegenda bagi masyarakat melayu di Nusantara khususnya di wilayah Riau Raya dan Semenanjung Malaysia.


Dicita-citakan oleh arsitektur modern abad ke-21,  Menara Bank Riau Kepri dirancang untuk memenuhi konsep modern yang dinamis, diadopsi dari bentuk atap tradisional Riau, atap Kajang, dan dihiasi dengan selembayung sehingga bentuk bangunan tetap mencerminkan simbol adat dan budaya melayu.



Bentuk bangunan ini terinspirasi oleh bentuk keris sebagai simbol KEUTUHAN, KEBENARAN, dan KEAGUNGAN bagi masyarakat Riau. Menara Dang Merdu didesain untuk menjadi satu kesatuan Landmark Kota Pekanbaru dan menjadi ikon kota yang baru.


                            


Tiga set berlayar diilhami dari latar belakang alam dan masyarakat Riau yang sangat dekat dengan kehidupan air, gabungan tiga massal bangunan dirancang sebagai wujud representasi dari ide dasar /cooperate identity /(logo Bank Riau Kepri) adalah tiga layar terkembang yang merupakan interpretasi dari simbol semangat Riau Raya yang luas.

                                

                     
Banking Hall Bank Riau Kepri
                            
Back Office Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri