SEJARAH KOTA DUMAI
Nama Dumai menurut cerita rakyat tentang Puteri Tujuh, berasal dari kata di lubuk dan umai
(sejenis binatang landak) yang mendiami lubuk tersebut. Karena sering diucapkan cepat, lama kelamaan kata-kata
tersebut bertaut menjadi d'umai dan selanjutnya menjadi dumai
Pada era tahun 1930-an, Dumai merupakan suatu dusun nelayan kecil yang terdiri atas beberapa rumah nelayan.
Penduduknya bertambah ketika Jepang mendatangkan kaum romusha (pekerja paksa jaman penjajahan Jepang) dari Jawa. Seiring perubahan waktu,
terjadi perubahan status Dumai sebagai berikut
Terdapat beberapa filosofis yang cukup mendasar atas peningkatan status Kota Dumai dalam tatanan pengelolaan wilayah administrasi pemerintahan. Diantaranya adalah untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, mempercepat tingkat pelayanan serta memperbesar peran dari masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan proses pembangunan dan upaya pemberdayaan masyarakat, disamping itu juga untuk menangkap berbagai peluang dan pengembangan ekonomi.
Di dalam sejarah kota Dumai pernah menjadi kota paling luas nomor dua di Indonesia setelah Kota Manokwari, di Papua. Akan tetapi, semenjak Kota Manokwari tersebut pecah dan kemudian terbentuk kabupaten Wasior, maka Kota Dumai pun menjadi kota terluas di Indonesia. Dalam catatan sejarah, Dumai merupakan sebuah dusun kecil di daerah pesisir timur Provinsi Riau. Dan kini kota ini terus menggeliat, menjadi mutiara di pantai timur Pulau Sumatera. Kota Dumai juga merupakan hasil pemekaran dari Daerah Kabupaten Bengkalis.
Kota Dumai dijuluki dengan Kota Pengantin Berseri, PENGANTIN BERSERI adalah singkatan dari Kota PENGANTIN (Pelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri) BERSERI (Bersih, Semarak, Rukun dan Indah) SEHAT (Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib)
GEOGRAFIS KOTA DUMAI
- Tahun 1945 - 1959, status Dumai tercatat sebagai desa.
- Tahun 1959 - 1963, Dumai masuk dalam wilayah Kecamatan Rupat.
- Tahun 1963 - 1964, Dumai berpisah dari Kecamatan Rupat dan berubah status menjadi kawedanan
- Berdasar PP No.8 Tahun 1979 tertanggal 11 April 1979, Dumai berubah status menjadi Kota Administratif (merupakan kota administratif pertama di Sumatera dan ke-11 di Indonesia) di bawah Kabupaten Daerah Tingkat (Dati) II Bengkalis.
- Berdasar UU No.16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 50, tambahan Lembaran Negara Nomor 3829), Dumai berubah status menjadi Kotamadya sehingga menjadi Kotamadya Dati. II Dumai. Seiring perkembangan politik di Indonesia, berdasar UU No. 22 Tahun 1999 maka Kotamadya Dumai berubah menjadi Kota Dumai. Masa jabatan Walikota Dumai pertama dari tanggal 27 April 1999 sehingga tanggal 27 April dijadikan hari ulang tahun Kota Dumai.
Terdapat beberapa filosofis yang cukup mendasar atas peningkatan status Kota Dumai dalam tatanan pengelolaan wilayah administrasi pemerintahan. Diantaranya adalah untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, mempercepat tingkat pelayanan serta memperbesar peran dari masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan proses pembangunan dan upaya pemberdayaan masyarakat, disamping itu juga untuk menangkap berbagai peluang dan pengembangan ekonomi.
Di dalam sejarah kota Dumai pernah menjadi kota paling luas nomor dua di Indonesia setelah Kota Manokwari, di Papua. Akan tetapi, semenjak Kota Manokwari tersebut pecah dan kemudian terbentuk kabupaten Wasior, maka Kota Dumai pun menjadi kota terluas di Indonesia. Dalam catatan sejarah, Dumai merupakan sebuah dusun kecil di daerah pesisir timur Provinsi Riau. Dan kini kota ini terus menggeliat, menjadi mutiara di pantai timur Pulau Sumatera. Kota Dumai juga merupakan hasil pemekaran dari Daerah Kabupaten Bengkalis.
Kota Dumai dijuluki dengan Kota Pengantin Berseri, PENGANTIN BERSERI adalah singkatan dari Kota PENGANTIN (Pelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri) BERSERI (Bersih, Semarak, Rukun dan Indah) SEHAT (Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib)
GEOGRAFIS KOTA DUMAI
Kota Dumai merupakan
salah satu Kota di Propinsi Riau, dengan nama ibukota yaitu Dumai. Kota
Dumai berada di pesisir pantai pulau Sumatera sebelah timur.
Wilayah Dumai berada pada posisi antara 1010.23".37' - 1010.8".13' bujur timur dan 10.23".23' - 10.24".23' Lintang Utara. Berdasar posisi ini, zona waktu Dumai adalah UTC+7. Dumai memiliki luas wilayah 1.727.385 Km2. Batas-batas wilayah Kota Dumai bersebelahan dengan wilayah sebagai berikut :
Iklim di Dumai adalah iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemaraua. Suhu udaranya rata-rata antara 21 - 35 0C dan rerata curah hujan antara 100 - 300 mm.
Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah selatan sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa tanah rawa yang bergambut dengan kedalaman antara 0 - 0,5 m. Struktur tanah umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, alluvial dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.
Terdapat 15 sungai di wilayah Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat dilayari kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke hulu sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai : Buluala (40Km), Geniut (12Km), Kepala Beruang (5Km), Kemeh (10Km), Mampu (13Km), Merambung (7Km), Mesjid (29Km), Nerbit (12Km), Pelintung (8,5 Km.), Santaulu (22Km), Selinsing (4Km), Senepis (35Km), Tanjung Leban (3Km), Teluk Dalam (10Km), Teras (10Km
LAMBANG DAERAH KOTA DUMAI
- Sebelah utara berbatasan dengan Selat Rupat.
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir
Iklim di Dumai adalah iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemaraua. Suhu udaranya rata-rata antara 21 - 35 0C dan rerata curah hujan antara 100 - 300 mm.
Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah selatan sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa tanah rawa yang bergambut dengan kedalaman antara 0 - 0,5 m. Struktur tanah umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, alluvial dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.
Terdapat 15 sungai di wilayah Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat dilayari kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke hulu sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai : Buluala (40Km), Geniut (12Km), Kepala Beruang (5Km), Kemeh (10Km), Mampu (13Km), Merambung (7Km), Mesjid (29Km), Nerbit (12Km), Pelintung (8,5 Km.), Santaulu (22Km), Selinsing (4Km), Senepis (35Km), Tanjung Leban (3Km), Teluk Dalam (10Km), Teras (10Km
LAMBANG DAERAH KOTA DUMAI
Perisai/Tameng
Mengandung
makna sebagai pelindung dengan lima sudut melambangkan Pancasila. Seluruh
bagian perisai berwarna hijau lumut yang melambangkan kesuburan dan
kesejahteraan.
Tulisan
"KOTA DUMAI"
Menunjukkan status daerah, berwarna merah dengan dasar
putih.
Jalinan Tali
Jalinan Tali
Berjumlah 27
jalinan yang menunjukkan tanggal 27 sebagai hari jadi Kota Dumai, berwarna
coklat.
Menara dan Tangki Minyak
Menara bertingkat 4 menunjukkan bulan 4 hari jadi Kota Dumai, tangki minyak
bertingkat 3 menunjukkan 3 kecamatan pada awal berdirinya Kota Dumai, berwarna
putih.
Mata Rantai
Berjumlah 99 melambangkan tahun berdirinya
Kota Dumai dan melambangkan rasa persatuan dan sikap kebersamaan masyarakat
yang heterogen, berwarna kuning emas.
Bintang
Melambangkan masyarakat religius, berwarna
kuning emas, terletak antara ujung padi dan kapas.
Padi dan
Kapas
Melambangkan kesejahteraan Kota Dumai, padi berwarna
kuning emas dan kapas berwarna putih
Perahu Besar
dengan Dua Derek
Melambangkan
Dumai sebagai pelabuhan samudera, kota transit dan kota pelabuhan ekspor dan
impor, berwarna coklat.
Gelombang Laut
Berjumlah 3 gelombang yang melambangkan 3 komponen
pembangunan yaitu pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum, dengan warna
biru dan putih.
Pita Merah
Putih dengan Tulisan "NEGERI BERTUAH"
Melambangkan kedaulatan dan semangat juang masyarakat
Dumai yang tak kunjung padam, tulisan "NEGERI BERTUAH" bermakna
ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dan perjuangan masyarakat Dumai yang
bertekad memajukan dan mengembangkan daerahnya dengan warna merah.
Sumber : www.dumai.go.id
0 komentar:
Posting Komentar