Untuk mendukung Implementasi program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) koridor Sumatera ,Kabupaten Pelalawan mengembangkan sebuah konsep kawasan teknopolitan Pelalawan yang berbasis industri induk kelapa
sawit, ekowisata selancar Bono sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan
pusat inovasi Pelalawan dan Institut Teknologi Pelalawan.
Pemerintah Kabupaten
Pelalawan menjadikan Pelalawan sebagai Kota dan Pusat
Pengembangan baru dalam rangka mewujudkan Pelalawan Teknopolitan Koridor
Sumatera yang
sejalan dengan Program Pemerintah Pusat, yaitu Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Sumatera,
oleh karena itu Kaitan Teknopolitan dan MP3EI yaitu pembangunan yang
berbasis Inovasi dan intervensi IPTEK, yang mampu mengembangkan
kreatifitas dalam meningkatkan Value Added sehingga memberikan nilai
tambah dan berkualitas baik yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan juga merupakan sebuah lompatan besar karena Indonesia
masih terus mengandalkan sumber daya komparatif karena kekayaan sumber
daya alamnya yang melimpah. Penguatan sistem inovasi di
daerah perlu sejalan dengan potensi terbaik dan karakteristik khusus
serta tuntutan yang dihadapi daerah. Potensi terbaik yang dimiliki
daerah perlu dikembangkan dengan lebih sistematis dan dituangkan dalam
tema penting daerah. Dalam hal ini, Kabupaten Pelalawan telah menetapkan
dua tema penting dalam pengambangan daerahnya, yaitu sistem inovasi
daerah yang mendukung pengembangan kawasan teknopolitan industri kelapa
sawit dan pengembangan kawasan wisata Bono
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mencanangkan pembangunan kawasan
teknopolitan industri hilir kelapa sawit di lahan seluas 1.000 hektare,
yang akan mengintegrasikan pengembangan multi sektor industri, riset dan
teknologi, serta pendidikan. "Tujuan pembangunan teknopolitan
ini adalah sebagai kota baru dan pusat pengembangan ekonomi baru di
koridor Sumatera. Pemda Pelalawan mengalokasikan luas kawasan
teknopolitan hingga 1.500 hektare namun baru dikembangkan seluas 1.000
hektare. Pengembangan kawasan itu akan dilengkapi infrastruktur
pendukung seperti jaringan listrik, jalan, pelabuhan, kereta api, hingga
bandara internasional. Lokasi kawasan ini juga strategis karena relatif dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Kawasan teknopolitan nantinya merupakan
sebuah komplek, tempat dimana lembaga riset, perguruan tinggi (Institut
Teknologi Pelalawan) dan
industri membina hubungan saling sinergi untuk menciptakan,
menghasilkan dan mengembangkan usaha-usaha produktif berbasis
pengetahuan. “Teknopolitan akan mendorong pengembangan ekonomi dan daya
saing daerah melalui penciptaan peluang bagi usaha baru, yang inovatif
dan menawarkan nilai tambah bagi usaha-usaha yang telah mapan. Di
kawasan teknopolitan juga akan tercipta akumulasi ilmu pengetahuan, dan
terciptanya ruang yang kondusif bagi pekerja-pekerja berbasis
pengetahuan sebagai hasil interaksi antara lembaga riset, perguruan
tinggi dan industri.
2 komentar:
kami masyarakat pelalawan khususnya pribadi berharap rencana ini bukan hanya sekedar rencana tapi harus mendapat respon yg serius dari pusat.
menjurut saya pelalawan bukan cuma tidak siap untuk menjadi kota teknopoltan, bahkan tidak siap untuk membersihkan kota dari kota yang bebas KKN. menjadi kota teknopolitan pelalawan seakan seperti anak kecil yang dipaksa mengenakan pakaian orang dewasa. hatta rajasa yang turut mencanangkan entah bisa berfikir dari segi mana... jalan lintas yang jelas2 sudah menjadi jalan utama saja sering mati lampu...kok jadi teknopolitan...
Posting Komentar