Tampilkan postingan dengan label WISATA RIAU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WISATA RIAU. Tampilkan semua postingan
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Gubernur Riau
Arsyadjuliandi Rachman me-Launching Calender of Event Riau 2016 di
Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor
Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kamis malam (17/3).
Menteri
Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut baik diluncurkan Calender of
Event Riau 2016 sebagai wujud tekad Provinsi Riau menjadikan pariwisata
sebagai sektor andalan (selain minyak bumi dan kelapa sawit yang
selama ini sebagai sumber utama) sekaligus dalam rangka mendukung
program Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia mewujudkan target tahun
ini kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan
260 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.
Untuk
mendukung target pariwisata nasional tersebut, Provinsi Riau telah
menetapkan sejumlah event unggulan pariwisata dalam Calander of Event
Riau 2016 dengan mengandalkan potensi berupa daya tarik alam (nature),
budaya (culture) dan daya tarik wisata buatan (man-made) antara lain
festival budaya Pacu Jalur dan Bakar Tongkang serta Festival Bekudo
Bono yang telah mendunia.
“Pilihan Riau menjadikan pariwisata
sebagai sektor andalan adalah pilihan yang sangat tepat, karena bila
tetap mengandalkan pada minyak dan CPO, yang selama ini menjadi andalan
Provinsi Riau, ke depan kedua komoditas ini kenderungannya terus
menurun. Tahun 2020 mendatang penghasilan devisa dari minyak trennya
akan menuruntajam begitu pula dari CPO trennya hanya mendatar saja,
sedangkan pariwisata trennya meningkat dan akan menjadi penghasil devisa
terbesar mencapai Rp 240 triliun ,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, Provinsi Riau memiliki potensi
pariwisata berupa daya tarik budaya (culture), alam (nature), dan buatan
(manmade). Potensi ini tinggal ditingkatkan dengan strategi pemasaran
dan promosinya yang mengacu pada strategi yang dijalankan oleh Kemenpar
dengan pendekatan DOT (Destination, Origin, dan Time) serta BAS
(Brandidng/PR-ing, Advertising, dan Selling). “Selain itu tiga
komponen; aksesbilitas, atraksi, dan amenities yang akan membentuk
produk pariwisata di Riau semakin berkualitas dan memiliki daya saing
tinggi, harus dibangun dan ditingkatkan,” kata Arief Yahya.
Bono Sungai Kampar,salah satu andalan wisata riau yang telah mendunia |
Menpar Arief Yahya mengatakan, Riau mempunyai atraksi antara lain
festival budaya Pacu Jalur dan Bakar Tongkang, sebuah tradisi yang
telah berjalan seabad lebih, telah mampu mengundang banyak wisatawan
termasuk wisman dari etnis Tionghoa yang mencapai 20 ribu wisman. Riau
juga memiliki event wisata petualangan (adventure tourism) dan wisata
olahraga (sport tourism) ke depan perlu digencarkan strategi pemasaran
dan promosinya.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman
mengatakan, Riau yang juga mendapat sebutan sebagai “Bumi Lancang
Kuning” selama ini identik dengan minyak bumi, hamparan kebun kelapa
sawit atau sebuah kawasan berkembang dalam pertumbuhan ekonomi di
Indonesia Bagian Barat. Kekayaan sumber daya alam yang telah memberi
berkah itu telah bertemu dengan keinginan kuat dari seluruh pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam menghadirkan terobosan baru .yakni di
sektor pariwisata. “Bumi Lancang Kuning kini sedang berbenah
mengembangkan layarnya dengan menjadikan pariwisata sebagai sektor
andalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
menggerakkan roda perekonomian. Kami harapkan sektor ini akan mampu
memberikan kontribusi positif terhadap sector lainnya,” kata
Arsyadjuliandi Rachman.
Gubernur Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, peformansi Provinsi Riau di sektor pariwisata pada 2015 yang lalu cukup menggembirakan dengan aktif berpartisipasi di berbagai event pariwisata nusantara dan mancanegara di antaranya berhasil meraih predikat The best untuk penampilan seni dan budaya yang dilombakan pada China ASEAN Expo 12th di Nanning, China mewakili Indonesia.
(sumber : Siaran PersLaunching Calendar of Event Riau 2016/Kemenrian Pariwisata)
Secara administratif Pulau Beting Aceh berada di Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis. Akses yang paling mudah untuk menuju Beting Aceh adalah melalui Dumai, melalui Pelabuhan TPI Dumai kita menyebrang melalui Kapal Roro menuju Pulau Rupat dengan lama penyeberangan lebih kurang 50menit, kemudian dilanjutkan perjalanan darat lebih kurang 2jam atau bahkan lebih, tidaklah sulit untuk menuju Beting Aceh ini, kita cukup berjalan mengikuti jalan utama atau biasa disebut jalan poros.
Ada sebuah alasan tertentu sehingga Pulau ini dinamakan Beting Aceh, "Beting" berarti tumpukan atau gundukan pasir, dan dulunya cukup banyak saudara kita dari Aceh yang hendak ke Malaysia dan terdampar dipulau ini, demikianlah asal muasal penamaan Beting Aceh.
Rupat Utara menyimpan kearifan lokal yang unik yang keberadaannya kian tergerus zaman yaitu Zapin Api. Zapin bukanlah hal yang asing bagi kita semua, zapin begitu melekat dengan melayu, namum zapin api adalah sesuatu yang berbeda, zapin ai dimainkan dengan mantra-mantra yang dibacakan oleh seorang khalifah diiringi dengan lantunan musik gambus, marwas dan kompang.
Seorang lelaki tua yang bernama Abdullah bin Husein didaulat menjadi khalifah, diusia senja kakek yang lahir 7hari setelah kemerdekaan RI berupaya menjaga kelestarian zapin api. Awalnya upaya yang dilakukan oleh kakek yang mempunyai 27 cucu dan 3 cicit ini ditentang oleh anakna, kini Umar (40), Azhar (36) dan Montel (33) mendukung upaya yang dilakukan oleh ayah mereka, khusus Umar dan Montel bahkan sudah dikaderkan untuk menjadi penerus dan khalifah dan saat ini mereka bertugas menjadi pengawas api ketika Zapin Api dilakukan.
Keberadaaan zapin api sempat menghilang sekitar 40tahun, dahulunya zapi api adalah hiburan favorit di acara pernikahan, kini keberadaan zapin api kian tersingkirkan dengan hadirnya organ tunggal, band serta orkestra lainnya. Sosok Bapak Edward Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bengkalis yang membuat keberadaan zapin api ini mulai muncul kembali. Edward memberi Khalifah kompang dan memberi spirit agar budaya ini terus dilestarikan, hingga akhirnya di Tahun 2013 zapin api kembali dipertontonkan.
Iringan kompang dan gambus serta komando dari Khalifah mengawali Zapin Api. Lima orang laki-laki yang merupakan keponakan dari Khalifah Abdullah berjongkok mengelilingi kemenyan sambilmenutup telinga dan berkomat kamit dan khalifah menghampiri mereka satu persatu sambil membisikkan mantradan doa, dan kelima lelaki tersebut menghayati lantunan mantra yang dibacakan khalifah dan mereka akan kehilangan kesadaran lalu menari dengan mengikuti irama dan seketika mereka bersemangat dan berliuk liuk di bara api.
Sebelum Zapin Api dimulai, khalifah Abdullah memberitahu kepada penonton, selama zapin api berlangsung dilarang untuk merokok ataupun memantik api seperti mancis dan korek api, api dari benda-benda tersebut akan membuat penari zapin api mengarah kesumber api , selain itu kepada penonton yang mengenali pemain zapin api dilarang memanggil atau menyapa mereka.
Khalifah Abdullah sang Komando Zapin Api |
Khalifah abdullah merupakan salah satu khalifah Zapin api, khalifah lainnya bernama M. Nur, M.Nur sudah cukup sepuh dan kemungkinan berusia 100tahun lebih, karena M. Nur merupakan teman dari Ayah Abdullah. Ayah dari Khalifah Abdullah merupakan khalifah yang cukup piawai dan cukup dikenal di Bengkalis, dan dari ayahnyalah Abdullah mengenal Zapin Api.
Menutup pembicaraan kami dengan Khalifah Abdullah ia berharap besar kepada Pemerintah untuk dapat membantu menyumbangkan alat musik yang lebih baik lagi terutama dari kualitas suara, maklum saja alat musik yang ia miliki sudah cukup tua.
Pada
Tahun 2017 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan telah menetapkan 150 karya budaya sebagai Warisan Budaya
Tak Benda Indonesia dan Zapin Api menjadi salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201700476.
Madu sialang adalah madu yang diperoleh dari pohon-pohon
sialang. Namun sejatinya madu tersebut tidak bersarang di Pohon Sialang saja, tetapi juga di pohon-pohon lain terutama pohon yang memiliki struktur batang yang
tinggi dan besar. Dalam Islam, Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis: Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia.
Beberapa waktu lalu kami mendapat kesempatan menikmati Ekowisata Madu Sialang di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan kabupaten Kampar. Dari Pekanbaru Desa Gunung Sahilan ini begitu mudah diakses, perjalanan kesana dapat ditempuh lebih kurang selama 60menit, Jalanan yang beraspal membuat perjalanan terasa begitu cepat. Untuk sampai ke tujuan desa gunung sahilan kita harus melewati jalan sejauh 6 km dari simpang desa kebun durian yang berada dilintas antara Pekanbaru dan Telukkuantan.
Setibanya di Desa Gunung Sahilan, kami disambut oleh Pengurus Kelompok Tani Madu Sailan dan disuguhi Welcome Drink Madu
Setelah menikmati welcome drink ala madu, kami melanjutkan perjalanan ketepian sungai, dipandu satu kelompok pemanjat pohon sialang kami menaiki sampan mesin untuk menuju hutan kampung seberang. Lebih kurang sekitar 45menit kami menaiki sampan hingga akhirnya tiba dihutan yang masih memiliki banyak pohon besar dan menjulang tinggi.
Di Desa Gunung Sahilan kegiatan produksi madu dari lebah di hutan-hutan sekitar desa sudah dilakukan secara turun temurun dan menjadi mata pencaharian bagi penduduk Gunung Sahilan jika sebelumnya mereka lebih banyak bermata pencaharian sebagai penebang hutan , bertani dan berkebun serta nelayan.
Kami dan Kelompok pemanjat pohon sialang menggunakan pakaian berlapis dan penutup kepala untuk menimalisir gigitan lebah.
Beberapa waktu lalu kami mendapat kesempatan menikmati Ekowisata Madu Sialang di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan kabupaten Kampar. Dari Pekanbaru Desa Gunung Sahilan ini begitu mudah diakses, perjalanan kesana dapat ditempuh lebih kurang selama 60menit, Jalanan yang beraspal membuat perjalanan terasa begitu cepat. Untuk sampai ke tujuan desa gunung sahilan kita harus melewati jalan sejauh 6 km dari simpang desa kebun durian yang berada dilintas antara Pekanbaru dan Telukkuantan.
Setibanya di Desa Gunung Sahilan, kami disambut oleh Pengurus Kelompok Tani Madu Sailan dan disuguhi Welcome Drink Madu
Setelah menikmati welcome drink ala madu, kami melanjutkan perjalanan ketepian sungai, dipandu satu kelompok pemanjat pohon sialang kami menaiki sampan mesin untuk menuju hutan kampung seberang. Lebih kurang sekitar 45menit kami menaiki sampan hingga akhirnya tiba dihutan yang masih memiliki banyak pohon besar dan menjulang tinggi.
Di Desa Gunung Sahilan kegiatan produksi madu dari lebah di hutan-hutan sekitar desa sudah dilakukan secara turun temurun dan menjadi mata pencaharian bagi penduduk Gunung Sahilan jika sebelumnya mereka lebih banyak bermata pencaharian sebagai penebang hutan , bertani dan berkebun serta nelayan.
Kami dan Kelompok pemanjat pohon sialang menggunakan pakaian berlapis dan penutup kepala untuk menimalisir gigitan lebah.
Metode pemanenan madu sialang ini sudah tidak lagi
menggunakan cara tradisional dengan menggunakan pengasapan, tetapi menggunakan cara yang ekstrem dan ramah lingkungan dan mereka menyebutnya dengan panen madu lestari. Pemanen madu memanjat pohon yang tinggi dengan tali pengaman seadanya, kemudian pemanen madu mencari sarang madu yang siap untuk dipanen dan sebagian sarang madu tersebut dipotong, kenapa sebagian dan tidak seluruhnya ? karena dengan cara tersebut menjadikan si lebah yg tadi
sarangnya diambil dapat kembali kesarang tersebut dan membangun kembali sarang tersebut, dan sarang yang telah dipanen dapat dipanen kembali 33hari kedepannya.
Masyarakat Gunung Sahilan kabupaten kampar riau mengolah madu secara turun
temurun sebagai upaya pemberdayaan ekonomi. Hal ini juga dapat membuat
hutan terjaga. Madu dari pohon rengas, sialang atau pohon lainnya di
gunung sahilan didistribusikan oleh oriflame dgn kemasan yg lebih
menarik, lebih kurang ofiflame mendistribusikan 2000botol madu ukuran
220ml dengan kadar air 18% tiap bulannya. Satu batang pohon
sialang,rengas atau pohon lainnya terdapat sekitar 100 sarang lebah atau
sekitar 30sarang lebah saat trek. Madu dapat dipanen tiap 33hari.
Masih banyak potensi ekonomi yang belum tergali maksimal dari hutan
penghasil madu ini. Misalnya saja minimal terdapat 50pohon belum lagi
ditambah dengan calon pohon, diikalikan saja minimal 25 sarang lebah
perpohon dan dapat dipanen tiap 33hari , hasilnya sungguh luar biasa.
Ekonomi masyarakat tumbuh, masyarakat tidak perlu membuka lahan kebun
sawit atau karet dengan menebang hutan. Hutan terjaga dan lestari.
Bahkan lebih ekstremnya masyarakat disana bernilai tawar lebih, bisa saja
bernegoisasi utk menaikkan harga jual kepihak oriflame, jika tidak kita
carikan pihak lain yang bersedia mendistribusikan madu ini Hebatnya
madu dari gunug sahilan ini diekspor ke swedia. Ini peluang ekonomi dan
bisnis. Semoga masyarakat Gunung sahilan, lubuk kembang bungo, mentulik,
rantai kasih, ukui dan langgam serta penghasil madu di riau mampu
menangkap peluang ini dan tidak menjadi penonton dinegeri sendiri
Madu yang didapat kemudian dikumpulkan dan ditiris dan selanjutnya dilakukan proses pemisahan air dan madu, dan madu-madu yang terbaik akan dijual dan sebagian dikonsumsi oleh Warga Gunung Sahilan.
Air Terjun Pulau Simo atau ada juga yang menyebut dengan Pulau Simu. Air Terjun ini terletak di Desa Tanjung Alai kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Air Terjun ini cukup mudah untuk kita temui , jalan yang dilalui adalah Jalan Lintas Riau- Sumatera Barat. Dari Pekanbaru anda bisa langsung
menuju ke arah Sumatra barat lebih kurang + 3Jam perjalanan, bisa menggunakan
sepeda motor ataupun mobil.
Gapura menuju Candi Muara Takus adalah titik tergampang yang kita temui untuk menuju ke Air Terjun Pulau Simo, setelah melewati Gapura Candi Muara Takus perjalanan kita lanjutkan sekitar beberapa kilometer, hingga nantinya kita ketemu tempat berjualan bakso dan minum yang menyediakan parkiran luas untuk pengunjung air terjun Pulau Simo dan kita juga akan menjumpai Banner ataupun petunjuk keberadaan Air Terjun Pulau Simo. Setelah itu perjalanan kita lanjutkan dengan trekking selama 15menit,
Gapura menuju Candi Muara Takus adalah titik tergampang yang kita temui untuk menuju ke Air Terjun Pulau Simo, setelah melewati Gapura Candi Muara Takus perjalanan kita lanjutkan sekitar beberapa kilometer, hingga nantinya kita ketemu tempat berjualan bakso dan minum yang menyediakan parkiran luas untuk pengunjung air terjun Pulau Simo dan kita juga akan menjumpai Banner ataupun petunjuk keberadaan Air Terjun Pulau Simo. Setelah itu perjalanan kita lanjutkan dengan trekking selama 15menit,
Beberapa waktu lalu, Komunitas Blogger Bertuah Pekanbaru berkesempatan melakukan perjalanan ekowisata ke Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling. Perjalanan ini bertujuan untuk mengunjungi Camp Tiger Protection
Unit (TPU) WWF. TPU merupakan unit kerjasama antara Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (BBKSDA) dan WWF untuk merespon cepat kegiatan yang berkaitan
dengan ancaman langsung dan tidak langsung terhadap Harimau Sumatera
dan satwa liar lainnya. Tim ini menjaga dua kawasan yang dilindungi
yakni SMBRBB dan Hutan Lindung Bukit Batabuh.
Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling atau di kenal juga dengan
Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang berada di Provinsi Riau ini
merupakan salah satu Kawasan tempat habitat Harimau Sumatera (Panthera
Tigris Sumatrae) Hutan konservasi yang terletak di Kabupaten Kampar dan
Kabupaten Kuantan Singingi dahulunya memiliki tutupan hutan sekitar 136
ribu ha, namun tutupan hutan kini mulai menyusut di karnakan seiringnya
aktivitas perambahan, illegal logging dikawasan tersebut.
Di kawasan ini juga terjadi perburuan harimau sumatera besarnya tekanan dan ancaman dari segala aspek terhadap harimau sumatera menimbulkan kekhawatiran pihak pemerintah dan WWF program Riau. Pada awalnya Tiger Protection Unit (TPU) difokuskan bekerja di kawasan Tesso Nilo. Namun dalam perjalanannya, melihat dinamika yang terjadi di taman nasional ini dan tidak memungkinkan lagi bagi Tiger Protection Unit (TPU) untuk melakukan kegiatan di kawasan tersebut, maka fokus dialihkan ke Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling pada tahun 2007. Seiring dengan perkembangan, Tiger Protection Unit (TPU) diperbantukan untuk melakukan pengamanan harimau sumatera di Koridor SMBRBB-Bukit Tigapuluh.
Sejauh ini Tiger Protection Unit (TPU) sudah melaku upaya penyelamatan harimau sumatera dengan penyitaan sedikitnya 800 jerat harimau dan jerat mangsa. Selain itu, Tiger Protection Unit (TPU) juga turut serta dalam upaya penegakkan hukum terhadap pelaku kejahatan satwa liar. Sedikitnya ada 6 tindak kejahatan perburuan hariamu sudah difasilitasi proses penegakkan hukumnya. Teridentifikasi secara periodik temuan kejahatan illegal logging, perambahan dan aktifitas illegal lainnya di lokasi kegiatan. Selain itu Tiger Protection Unit (TPU) juga Teridentifikasi dan termonitor aktifitas pelaku perburuan dan jaringan perdagangannya.
Penanganan harimau sumatera dilakukan dengan kegiatan patroli, investigasi, respon konflik dan fasilitasi kegiatan unit kerja dalam WWF program Riau dan mitra kerja lainnya. Untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas terhadap upaya perlindungan satwa liar dan habitatnya, tim ini juga berperan dalam melayani kebutuhan unit kerja di WWF Riau serta mitra kerja lainnya. Bentuk kegiatan ini dengan memberikan dan meyediakan informasi, memandu mitra di lapangan dan melakukan sosialisasi.
Pengamanan harimau sumatera diharapkan tidak hanya difokuskan untuk dua kawasan ini saja. Hendaknya kawasan fokus WWF lainnya juga mendapatkan perhatian yang sama, serta didukung dengan personel yang memadai. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi suplemen bagi tim Tiger Protection Unit (TPU) dalam menjalankan tugas menjaga sang raja rimba.
Di kawasan ini juga terjadi perburuan harimau sumatera besarnya tekanan dan ancaman dari segala aspek terhadap harimau sumatera menimbulkan kekhawatiran pihak pemerintah dan WWF program Riau. Pada awalnya Tiger Protection Unit (TPU) difokuskan bekerja di kawasan Tesso Nilo. Namun dalam perjalanannya, melihat dinamika yang terjadi di taman nasional ini dan tidak memungkinkan lagi bagi Tiger Protection Unit (TPU) untuk melakukan kegiatan di kawasan tersebut, maka fokus dialihkan ke Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling pada tahun 2007. Seiring dengan perkembangan, Tiger Protection Unit (TPU) diperbantukan untuk melakukan pengamanan harimau sumatera di Koridor SMBRBB-Bukit Tigapuluh.
Sejauh ini Tiger Protection Unit (TPU) sudah melaku upaya penyelamatan harimau sumatera dengan penyitaan sedikitnya 800 jerat harimau dan jerat mangsa. Selain itu, Tiger Protection Unit (TPU) juga turut serta dalam upaya penegakkan hukum terhadap pelaku kejahatan satwa liar. Sedikitnya ada 6 tindak kejahatan perburuan hariamu sudah difasilitasi proses penegakkan hukumnya. Teridentifikasi secara periodik temuan kejahatan illegal logging, perambahan dan aktifitas illegal lainnya di lokasi kegiatan. Selain itu Tiger Protection Unit (TPU) juga Teridentifikasi dan termonitor aktifitas pelaku perburuan dan jaringan perdagangannya.
Penemuan Jerat Harimau di Suakamargasatwa Bukit Rimbang Baling |
Penanganan harimau sumatera dilakukan dengan kegiatan patroli, investigasi, respon konflik dan fasilitasi kegiatan unit kerja dalam WWF program Riau dan mitra kerja lainnya. Untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas terhadap upaya perlindungan satwa liar dan habitatnya, tim ini juga berperan dalam melayani kebutuhan unit kerja di WWF Riau serta mitra kerja lainnya. Bentuk kegiatan ini dengan memberikan dan meyediakan informasi, memandu mitra di lapangan dan melakukan sosialisasi.
Pengamanan harimau sumatera diharapkan tidak hanya difokuskan untuk dua kawasan ini saja. Hendaknya kawasan fokus WWF lainnya juga mendapatkan perhatian yang sama, serta didukung dengan personel yang memadai. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi suplemen bagi tim Tiger Protection Unit (TPU) dalam menjalankan tugas menjaga sang raja rimba.
Perjalanan menuju Tiger Protection Unit Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling dari Kota Pekanbaru dapat ditempuh dengan waktu 2,5 jam perjalanan. Desa Petai Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi menjadi tujuan kami, kami menelusuri Jalan Lintas Pekanbaru - Talukkuantan, hingga akhirnya kami menemui sebuah pertigaan RAAP Sektor Logas di Desa Petai. Dari pertigaan tersebut perjalanan kami lanjutkan kedalam melewati areal perusahaan dan perkebunan masyarakat. Medan jalan cukup sulit karena kami melewati pegunungan bukit barisan dan sungai. Perjalanan diteruskan hingga akhirnya kami bertemu Sungai Tapi.
Sungai yang biasanya dapat dilewati mobil, kali ini debet airnya cukup tinggi dan luapan air banjir serta arus yang deras memaksa kami untuk berjalan kaki menyeberangi sungai. Perjalanan yang cukup berat, karena kami melawan arus sungai yang cukup deras dan mendaki bukit bukit yang terjal. Disepanjang perjalanan kami menemui beberapa satwa seperti babi, siamang.
Setelah berjalan kaki 45menit lamanya, hingga akhirnya kami menemui sebuah papan petunjuk Tiger Protection Unit, momen di papan petunjuk tersebut kami gunakan untuk berphoto. Kicauan burung dan udara segar menyambut kami di Camp Tiger Protection Unit. Waktu yang tersisa kami lanjutkan dengan beristirahat, karena keesokan harinya kami ekan melakukan simulasi Jerat Harimau dan patroli hutan, serta "berarung jeram" di sungai tapi.
Setelah beristirahat kami melakukan simulasi beberapa rutinitas yang
dilakukan anggota Tiger Protection Unit dalam menjaga Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, diantaranya kami mengikuti patroli mobiler
dengan menggunakan sepeda motor, kegiatan ini bertujuan untuk melihat
bagaimana ancaman yang terjadi di sekitar kawasan. Dalam perjalanannya
para blogger melihat langsung adanya proses penebangan pohon yang
dilakukan oleh pelaku illegal logging. Melihat kedatangan rombongan,
pelaku berusaha dengan cepat melarikan diri, sejak berdirinya TPU (Tiger Protection Unit) di Tahun
2004 , tim ini sudah berhasil mengidentifikasi secara periodik
temuan kejahatan illegal logging, perambahan dan aktivitas illegal
lainnya dilokasi Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Baling. Kemudian kami melakukan simulasi pelepasan jerat
harimau yang biasanya dilakukan untuk menangkap harimau. Jon
Hendra, koordinator lapangan TPU (Tiger Protection Unit) mengatakan bahwa hingga saat ini
sedikitnya ada 800 jerat harimau yang sudah diamankan oleh tim TPU.
Jumlah ini mengindikasikan adanya ancaman nyata terhadap keberlangsungan
Harimau Sumatera dan Tim TPU juga berhasil mengidentifikasi dan memonitor aktivitas
pelaku perburuan dan jaringan perdagangannya. Tim ini juga menjadi tim
respon cepat dalam mengidentifikasi konflik harimau dengan manusia dan
beberapa pencapaian lain dalam kaitannya dengan penanganan kejahatan
satwa.
Setalah melakukan simulasi bersama anggota TPU (Tiger Protection Unit) kemudian kami melanjutkan melihat Potensi Ekowisata yang ada di Suaka Marga Satwa Bukit Rimnag Baling yaitu berarung jeram di sungai. Diperjalanan menuju "wahana arung jeram" kami menemui bekas rel kereta api
yang dibangun pada masa penjajahan Jepang. Rel tersebut kondisinya
sudah tidak terawat dan hanya bersisa beberapa meter saja.
Hingga akhirnya sampailah kami di Lokasi Wahana Arung Jeram tersebut, ternyata arung jeram yang akan kami lakukan bukanlah seperti arung jeram pada umumnya menggunakan boat karet serta dengan alat safety yang memadai. Kami berarung jeram mengikuti arus sungai yang cukup deras menggunakan ban dalam (benen) mobil truck, tanpa mengurangi nikmatnya berarung jeram kami semua cukup menikmati berarung jeram menggunakan benen ini.
Arung Jeram menggunakan Benen di Sungai Tapi Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling |
Setalah berarung jeram, kami Blogger melanjutkan perjalanan pulang menuju Pekanbaru tentunya dengan pengalaman yang tidak kalah serunya yang tidak akan didapatkan di tempat lain.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai Tiger Protection Unit dan Hutan Rimbang Baling, dapat berkunjung ke www.stripetosecure.or.id. dan juga dapat melihat beberapa cuplikan video dibawah ini :
Ekowisata Bandar Bakau Dumai atau dikenal juga sebagai Sekolah Alam
Bandar Bakau Dumai merupakan kawasan hutan bakau yang berlokasi di Jl.
Nelayan Laut Ujung - Kelurahan Pangkalan Sesai - Kecamatan Dumai Barat -
Kota Dumai - Propinsi Riau. Kawasan ini luasnya sekitar 31 hektar
mencakup Muara atau Kuala Sungai Dumai.
Sungai Dumai merupakan sungai yang membelah kota Dumai menjadi bagian Barat dan Timur. Sungai dumai ini merupakan tempat terjadi legenda atau sejarah Putri Tujuh yang mengandung unsur buah bakau belukap dari kejadian masa lalu yang menjadi jati diri suatu peristiwa budaya di Kota Dumai selama ini.
Kawasan Hutan Mangrove Sungai Dumai ini dikelola oleh Darwis Mohammad Saleh, seorang masyarakat biasa yang memperjuangkan kawasan ini TETAP HIJAU dengan HUTAN BAKAU yang lestari. Disebut perjuangan ini dikarenakan, dia dan teman-teman lainnya berusaha mempertahankan kawasan tersebut tetap menjadi Hutan Mangrove yang awalnya diperuntukkan bagi Areal Perluasan Pelabuhan PELINDO Dumai. Perjuangan ini berlangsung sejak 1998-1999 hingga saat ini.
Sekolah Alam Bandar Bakau berlokasi di Jl. Nelayan Laut Ujung - Dumai - Riau yang tepatnya berada di Kawasan Bandar Bakau Hutan Mangrove Kuala Sungai Dumai. Kawasan ini luasnya sekitar 31 hektar yang awalnya diperuntukkan bagi perluasan pelabuhan Pelindo Dumai. Darwis dan kawan-kawannya memperjuangkan agar kawasan ini tetap menjadi Hutan Mangrove Dumai dan berusaha menjadikan kawasan ini berstatus Hutan Kota Dumai.
Sungai Dumai merupakan sungai yang membelah kota Dumai menjadi bagian Barat dan Timur. Sungai dumai ini merupakan tempat terjadi legenda atau sejarah Putri Tujuh yang mengandung unsur buah bakau belukap dari kejadian masa lalu yang menjadi jati diri suatu peristiwa budaya di Kota Dumai selama ini.
Kawasan Hutan Mangrove Sungai Dumai ini dikelola oleh Darwis Mohammad Saleh, seorang masyarakat biasa yang memperjuangkan kawasan ini TETAP HIJAU dengan HUTAN BAKAU yang lestari. Disebut perjuangan ini dikarenakan, dia dan teman-teman lainnya berusaha mempertahankan kawasan tersebut tetap menjadi Hutan Mangrove yang awalnya diperuntukkan bagi Areal Perluasan Pelabuhan PELINDO Dumai. Perjuangan ini berlangsung sejak 1998-1999 hingga saat ini.
Sekolah Alam Bandar Bakau berlokasi di Jl. Nelayan Laut Ujung - Dumai - Riau yang tepatnya berada di Kawasan Bandar Bakau Hutan Mangrove Kuala Sungai Dumai. Kawasan ini luasnya sekitar 31 hektar yang awalnya diperuntukkan bagi perluasan pelabuhan Pelindo Dumai. Darwis dan kawan-kawannya memperjuangkan agar kawasan ini tetap menjadi Hutan Mangrove Dumai dan berusaha menjadikan kawasan ini berstatus Hutan Kota Dumai.
Terdapat 24 spesies mangrove di kawasan hutan bandar bakau ini, salah satunya adalah bakau istimewa yang saat ini diperjuangkan untuk dilestarikan kembali oleh Darwis dkk yaitu belukap. Belukap (rhizophora mucronata) merupakan salah satu jenis bakau yang mengalami kepunahan di sungai Dumai. Kepunahan ini akibat ekploitasi bakau sebagai bahan baku arang dulunya, dimana panglong (tempat produksi arang) terdapat di Pangkalan Bunting di muara Sungai Dumai. Kegiatan ini salah satu contoh memperlakukan alam tanpa memikirkan generasi ke depan, tebang tanpa ada aksi penanaman kembali, akibatnya telah terjadi kepunahan jenis bakau ini di sungai Dumai bahkan generasi Dumai saat ini sudah tak mengenalinya lagi.
Kegiatan yang ada di hutan Bandar Bakau ini adalah :
- Bank Mangroove (pusat budidaya pembibitan dan penanaman mangroove)
- Sekolah alam Bandar Bakau
- Pembersihan sungai dan pantai
- Pusat informasi mangroove
- Explorasi potensi wisata Bandar Bakau.
Harapan kita semua untuk hutan bandar bakau ini kepada semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat adalah mari sama-sama kita dukung dan lestarikan hutan ini agar menjadi Hutan Kota Dumai serta melestarikan hutan-hutan lainnya agar Indonesia kita tercinta menjadi tempat yang lebih baik untuk anak cucu kita kelak.
Festival Kampung Senapelan merupakan event yang bertujuan mengangkat marwah Melayu, dan event ini ditaja
mahasiswa/i FKIP Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang mengambil mata kuliah
Tradisi Melayu & Pembelajaran Budaya Melayu di Universitas Riau dan bersama Riau Heritage.
Acara ini bukanlah suatu proyek ataupun bisnis namun murni kreatifitas mahasiswa/i tersebut untuk mengangkat marwah melayu.
Pameran Batik Riau |
Berbagai Kuliner Khas Riau |
Acara ini berlangsung dari tanggal 20-21 Desember 2014. Akan ada Pameran Photo, Pameran Batik Riau, Wisata kuliner, Syair dan Dongeng, Musikalisasi Puisi, Tarian, Lagu Melayu, serta Permainan Rakyat dan berbagai macam penampilan kesenian, dan berbagai hal yang berhubungan dengan kebudayaan Melayu. Festival ini gratis tanpa dipungut biaya apapun.
Jadwal Festival Kampung Senapelan Hari Pertama |
Jadwal Festival Kampung Senapelan Hari Kedua |
Berbekal Surat Izin Masuk Konservasi (SIMAKSI) dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo, akhirnya kami diizinkan untuk memasuki Taman Nasional Tesso Nilo. Dengan biaya yang cukup murah Rp.1.000/orang kita sudah mendapatkan Surat Sakti (SIMAKSI) untuk memasuki Taman Nasional Tesso Nilo. SIMAKSI ini dapat diurus di Balai Taman Nasional Tesso Nilo Jl. Raya Langgam KM 4 Pangkalan Kerinci. Di sela pengurusan SIMAKSI di Balai Taman Nasional Tesso Nilo, kami bertemu dengan Pemuda Lokal Desa Lubuk Kembang Bungo yang berada di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo. Sembari mengulurkan tangan ia menyapa kami sambil menyebutkan Marlin, Tengku Marlin nama lengkapnya. Marlinlah menjadi guide kami selama berada di Taman Nasional Tesso Nilo. Marlin merupakan Ketua dari Kelompok
Masyarakat Wisata (Kempas) Tesso Nilo.
Tepat pukul 20.00 tibalah kami di Taman Nasional Tesso Nilo, Tengku Marlin dan Gapura Selamat Datang Di Flying Squad menyambut kami. Keramahan Mahout (Pawang Gajah) dan Petugas WWF menyambut kami dan mereka mengantar kami untuk beristirahat home stay. Di Taman nasional Tesso Nilo tersedia beberapa Home Stay dengan tarif dengan satu rumah Rp.350.000/malam atau sewa kamar (dua orang) Rp.150.000/malam. Rudi salah satu mahout di Tesso Nilo mempersilahkan kami istirahat, karena esok harinya kami akan mengelilingi Hutan Tesso Nilo bersama Flying Squad.
Salah satu upaya penyelesaian konflik adalah mengembangkan Elephant Flying Squad (tim mitigasi dengan 4 ekor gajah untuk sebagai sarana mitigasi konflik gajah liar dengan manusia) atau disebut Pasukan Gajah Reaksi Cepat. Flying Squad ini bentuk pada tahun 2004, kerja sama WWF Riau dengan BKSDA Riau. Elephant Flying Squad mengembangkan teknik patroli, pengusiran dan penggiringan gajah liar melalui gajah flying squad. Salah satu kegiatan penting dari Flying Squad ini juga digunakan sarana ekowisata yaitu dalam Patroli Gajah dan simulasi mitigasi konflik dengan gajah. Wisatawan dibawa ke trek-trek patroli gajah dan trek dibuat sangat alami dan khas hutan hujan tropis Sumatera.
Menurut Marlin, selain berkeliling hutan dengan Flying Suad kita juga bisa memandikan gajah serta memberi gajah makan. Dan tentuya juga dengan paket ekowisata lainnya, seperti berikut : Wisata Pengamatan Tumbuhan dan Satwa
Pemantauan kehidupan liar (tumbuhan dan satwa) menjadi hal penting dan menarik di Tesso Nilo. Beberapa trek ekowisata difokuskan dalam pemantauan hidupan liar ini termasuk menggunakan pompong (boat kecil) melewati sungai. Pengamatan burung (Birding) dapat dilakukan di trek Lubuk Balai, Trek Sawan dan Kuala Napu. Primata seperti siamang, wau wau dan kera ekor panjang banyak dijumpai di sungai Nilo dan Lubuk Balai. Di lokasi trek, kita dapat menjumpai jejak-jejak beruang, gajah, tapir dan harimau sumatera. Satu kegiatan ekowisata Tesso Nilo yang sanhgat menarik dan menantang adalah orbservasi Harimau dengan menggunakan jebakan kamera atau Camera Trap. Tujuannya adalah mendapatkan gambar Harimau Sumatera dan satwa lainnya yang tertangkap kamera setelah kamera terpasang.
Wisata Pompong (perahu) Tour
Aktivitas menggunakan pompong atau perahu kecil dengan mesin tempel menyusuri sungai Nilo. Kegiatan ini menarik karena pengunjung dapat menikmati perahu kecil masyarakat dan melihat kiri-kanan sungai yang banyak menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi; burung, primata atau mamalia dan jika beruntung akan melihat berbagai jenis reptil yaitu biawak sungai sampai buaya air tawar atau senyulong. Penelusuran dengan pompong, kita juga dapat melihat berbagai jenis pohon sialang (pohon madu hutan) dan berkunjung ke pohon tersebut, kemudian menyusuri kembali menuju lokasi tujuan. Perjalanan dengan pompong dapat ditempuh satu jam, untuk adventurir bisa sampai ke wilayah Sawan dengan 2 – 4 jam perjalanan.
Wisata Bersepeda
Ada satu trek untuk bersepeda di Tesso Nilo yaitu di hutan akasia dan kawasan pemukiman Lubuk Kembang Bunga. Trek ini sangat menarik dan menantang terutama bagi para petualang sepeda. Di dalam lokasi trek sepeda, selain hutan akasia dan pemukiman masyarakat lokal yang menjadi bagian obyek pemandangan, kita juga dapat melihat kebun karet dan jelutung masyarakat. Trek khusus bisa dilakukan di dalam hutan alam, dengan tantangan tersendiri terutama misalnya trek yang dilalui adalah hutan rawa.
Wisata Tradisi dan Pengetahuan Lokal Masyarakat
Madu hutan Tesso Nilo adalah icon kunjungan ekowisata berbasiskan sumber daya alam dan tradisi lokal masyarakat Tesso Nilo. Madu hutan Tesso Nilo terdapat di atas ketinggian pohon Sialang. Pohon Sialang terdiri dari berbagai jenis pohon termasuk keruing, rengas dan kedondong hutan. Dalam satu pohon sialang, sarang lebah hutan Apis dorsata dapat dihitung antara 10 – 50 sarang dengan rata-rata berat satu sarang 15 kg. Ada sekurangnya 3-4 trek lokasi utuk melihat pohon sialang sekaligus melihat cara pemanenan yang dipersiapkan untuk ekowisata. Waktu pemanenan dapat dipilih yaitu siang hari atau malam hari. Pemanenan sialang adalah salah satu tujuan yang sangat menarik, karena wisatawan dapat melihat tarian atau puji-pujian dan cara memanjat tradisional masyarakat madu hutan sekaligus menyaksikan produk madu hutan alami. Selain itu, lokasi yang menarik pula adalah menginap di Kuala Napu untuk melihat tradisi masyarakat sungai melayu yang masih dipertahankan dan tradisi dalam menangkap ikan. Untuk berwisata dengan semua paket Ekowisata tersebut diatas dapat menghubungi Tengku Marlin dari Kelompok Masyarakat Wisata (Kempas) Tesso Nilo di 081371146867.
Tidak
banyak yang mengenal Gua Tujuh Serangkai. Nama
Gua Tujuh Serangkai berawal dari kisah
penemuan gua tersebut yang berangkai tujuh dan setiap gua memiliki ciri khas
tertentu. Gua-gua tersebut memiliki keunikan sendiri , ada gua yang memiliki
gletser dan juga memiliki sungai kecil.
Gua Tujuh
Serangkai terletak di Desa Kabun
Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu. Untuk menelusuri atau mencari gua ini
sebenarnya tidaklah sulit, namun karena tidak adanya rambu ataupun petunjuk
arah sehingga Gua Tujuh Serangkai ini menjadi kurang dikenal dan populer bagi
Traveller. Selain itu akses jalan menuju gua ini cukup sulit,kita mesti
melewati perkebunan Karet dan kelapa sawit milik masyarakat, jalanan berbukit
dan sungai menjadi tantangan tersendiri untuk mengunjungi gua ini.
Bono merupakan fenomena alam unik yang terjadi di
Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan
bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan
yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin
kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa
mencapai 4-6 meter,
membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai.
Peristiwa ini
terjadi setiap hari, siang maupun malam hari.
LEGENDA DAN ASAL MULA KATA BONO
PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA GELOMBANG BONO.
Ombak Bono atau kadang biasa juga disebut Gelombang Bono (Bono Wave) terjadi ketika saat terjadinya pasang (pasang naik) yang terjadi di laut memasuki Sungai Kampar. Kecepatan air Sungai Kampar menuju arah laut berbenturan dengan arus air laut yang memasuki Sungai Kampar. Benturan kedua arus itulah yang menyebabkan gelombang atau ombak tersebut. Bono akan terjadi hanya ketika air laut pasang. Dan akan menjadi lebih besar lagi jika pada saat air laut mengalami pasang besar (bulan besar) diiringi hujan deras di hulu Sungai Kampar. Derasnya arus sungai akibat hujan akan berbenturan dengan derasnya pasang air laut yang masuk ke Kuala Kampar.
Awal akan terjadinya ombak Bono diawali dengan bunyi desingan yang diikuti dengan bunyi gemuruh air. Bunyi gemuruh semakin lama akan semakin keras bagaikan dentuman guntur diiringi dengan besarnya gelombang ombak Bono. Kecepatan gelombang ombak Bono mencapai 40 km/jam dan memasuki ke arah hulu berkilo-kilo meter jauhnya biasanya mencapai jarak 60 km jauhnya ke hulu dan berakhir di daerah Tanjung Pungai. Ombak gelombang Bono ini tidak 1 (satu) jumlahnya, tetapi banyak dan beriringan. Kadang berada di kiri dan kanan tepi atau tebing sungai, kadang menyatu di tengah sungai.
Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu dalam tahun Arab yang biasa disebut penduduk sebagai "Bulan Besar" atau "Bulan Purnama". Biasanya gelombang Bono atau Ombak Bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 bulan Melayu tahun Arab tersebut. Gelombang yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, Bono juga terjadi pada setiap "bulan mati" yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) Tahun Arab. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember. Bono mulai terbentuk dan membesar di kanan kiri Pulau Muda, akibat penyempitan alur sungai karena adanya pulau (P. Muda) di tengah-tengah alur sungai. Bono terbesar terjadi di Tanjung Perbilahan, yang terbentuk karena bertemunya Bono yang sudah terbentuk di kanan-kiri Pulau Muda.
TINJAUAN ILMIAH TERJADINYA GELOMBANG BONO
Bono biasanya terjadi pada muara sungai yang lebar dan dangkal kemudian menyempit atau menguncup setelah berada di dalam sungai. Bentuk muara sungai yang menguncup mirip dengan huruf "V" atau corong didukung dengan kondisi sungai yang mendangkal akibat erosi alami menyebabkan pertemuan air laut pasang dengan air sungai akhirnya membentuk Bono atau Tidal Bore. Tetapi tidak semua muara berbentuk V yang dangkal dapat terjadi Tidal Bore. Karena dipengaruhi salah satunya oleh faktor tinggi pasang-surut air laut.
Tidal Bore adalah dianggap sebagai suatu fenomena alam di bidang hidrodinamika yang erat hubungannya dengan pergerakan massa air. Semakin besar Bono atau Tidal Bore tersebut, maka semakin besar pula daya rusaknya.
Dikutip dari Wikipedia :
A tidal bore (or simply bore in context, or also aegir, eagre, or eygre) is a tidal phenomenon in which the leading edge of the incoming tide forms a wave (or waves) of water that travel up a river or narrow bay against the direction of the river or bay's current.
Dikutip dari Bambang Yulistiyanto :
Pasang surut yang ada di Muara Sungai Kampar mempunyai tinggi gelombang sekitar 4 m (Deshidros, 2006). Pasang surut tersebut berupa pasang surut tipe Campuran Condong ke Harian Ganda, dimana dalam 1 hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang surut yang pertama dan kedua berbeda. Periode gelombang pasang surut sekitar 12 jam 25 menit.
Di Sungai Kampar, muara sungai berbentuk seperti huruf "V", massa air masuk melalui mulut teluk yang lebar kemudian tertahan, hingga air laut pasang memenuhi kawasan muara. Massa air yang terkumpul kemudian terdorong kearah hulu yang menyebabkan semacam efek tekanan kuat ketika melewati areal yang menyempit dan dangkal secara konstan di mulut teluk. Keadaan ini memunculkan gelombang yang bervariasi di hulu teluk, dari hanya berupa gelombang-gelombang kecil hingga beberapa meter ketinggiannya.
Di muara Sungai Kampar, kecepatan gelombang dapat lebih rendah dibandingkan kecepatan arus sungai yang berasal dari hulu sungai. Hal ini berakibat pada terhambatnya gerakan gelombang pasang dari laut, yang berakibat pada naiknya muka air dari muara, sehingga terbentuk Tidal Bore ‘Bono’. Gelombang Bono bergerak ke hulu sampai ke Tanjung Pungai yang berjarak sekitar 60 km dari muara.
Bono yang menjalar menuju ke hulu melewati alur sungai yang semakin menyempit. Saat melewati Pulau Muda, gelombang pasang ini terpisah menjadi dua, sebagian lewat alur di sebelah kiri, dan sebagian lagi lewat alur sebelah kanan Pulau Muda. Di Tanjung Perbilahan Bono yang terpisah tersebut saling bertemu, menghasilkan momentum yang mengakibatkan Gelombang Bono semakin besar. Penduduk setempat menyebut peristiwa ini sebagai ‘Bono yang bertepuk’. Di Tanjung Perbilahan, Gelombang Bono terjadi paling besar.
LOKASI OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
untuk mencapai Lokasi Bono Sungai Kampar tidaklah sulit, Lokasi terbaik dengan fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap untuk menikmati Ombak Bono ada di Teluk Meranti. Teluk Meranti adalah sebuah kelurahan yang merupakan ibukota Kecamatan Teluk Meranti. Kelurahan Teluk Meranti sebagai Ibu Kota Kecamatan lebih cenderung memiliki infrastruktur dan fasilitas yang lebih lengkap bila dibandingkan desa lainnya. Di Teluk Meranti terdapat penginapan serta rumah penduduk lainnya yang dapat dijadikan penginapan, dan juga terdapat beberapa Warung Makan, dan juga ada pelabuhan sebagai akses ke Kota terdekat yaitu pangkalan Kerinci dan Tanjung Batu (Kepulauan Riau).
Untuk mencapai Lokasi Bono ini (Sungai Kampar Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan), dari Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau terlebih dahulu kita menuju Pangkalan kerinci Ibu Kota Kabupaten Pelalawan , perjalanan menuju Pangkalan Kerinci dapat dilakukan melalui jalur darat dengan jarak tempuh sekitar 70km atau 1,5jam perjalanan. Alat transportasi umum yang bisa digunakan adalah Travel atau biasa disebut dengan superben,biaya perjalanan dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci sebesar Rp.25.000. Kemudian dari pangkalan Kerinci untuk menuju Teluk Meranti kita bisa menggunakan mobil rental atau mobil sewaan dengan Tarif Rp.60.000/orang dan terminal bayangan mobil rental ini terdapat di Hotel Meranti Pangkalan Kerinci. Perjalanan dari Pangkalan Kerinci ke Teluk Meranti dapat ditempuh dengan waktu 3,5jam. Selain itu perjalanan juga dapat dilakukan menggunakan sarana transportasi air, dari Pangkalan Kerinci (Pelabuhan di jembatan Pangkalan Kerinci) kita bisa menggunakan speedboat ke desa Teluk Meranti dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3jam dengan biaya perjalanan Rp.150.000.
Dari Teluk Meranti kita dapat menuju beberapa titik tempat terjadinya Bono, diantaranya Tanjung Sebayang, Pulau Muda dll dengan biaya sewa speedboat Rp.300.000 dengan layanan antar Jenput menuju Lokasi terjadinya Bono (Tanjung Sebayang). Selain itu kita juga dapat menyewa speedboat masyarakat untuk menyaksikan Bono dari dekat dengan biaya sewa speedboat Rp.1.500.000, dengan biaya Rp.1.500.000 kita dapat mengambil photo atau video dengan sangat jelas,namun tentunya sangat beresiko besar bagi keselamatan kita, karena kita dan ombak bono saling kejar mengejar.
Akomodasi di teluk Meranti,tidaklah menjadi problem, setidaknya ada beberapa penginapan dan Wisma dapat kita jumpai di Teluk Meranti, seperti Penginapa Hidup Jaya, Wisma Mega Lestari, Wisma Nusantara dan juga ada rumah penduduk yang dapat disulap menjadi penginapan.
EVENT YANG PERNAH DIADAKAN DI BONO SUNGAI KAMPAR
PRESTASI DAN AWARD OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
PERSELANCAR YANG PERNAH BERSELANCAR DI OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
TESTIMONI OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
- Kata Bono sendiri menurut Wak Soma Tokoh Masyarakat Teluk Meranti berasal dari sebuah cerita pada dulu kalanya, cerita ini telah menjadi cerita secara turun temurun, pada dulu kala orang Pelalawan (Kerajaan Pelalawan) pergi berbelanja ke Malaka, saat itu mereka menggunakan tongkang, sesampainya di Laut Embun (Teluk Meranti) Tongkang yang mereka gunakan kandas terkena gelombang pasang. Lalu mereka kembali ke Pelalawan dan melapor kepada Raja Pelalawan bahwa tongkang mereka kandas dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, tetapi raja Pelalawan tidak percaya begitu saja dengan omongan warganya, kemudian Raja Pelalawan mengutus beberapa orang untuk ke Teluk Embun untuk membuktikan apakah benar apa yang dikatakan warganya dan juga diikuti oleh beberapa orang sebagai saksi yaitu Anak Raja Pelalawan, Anak Raja Ranah Tanjung Bunga (Langgam), Anak Raja Pagaruyung, Anak Raja Gunung Sahilan, Anak Raja Macam Pandak. Apabila kemudian tidak terbukti omongan Para warganya yang mengatakan kapal mereka telah kandas,maka sang Raja akan memberikan hukuman mati kepada Sang Juru Kemudi tongkang . Sesampainya mereka di Teluk Embun mereka menemukan gelombang pasang dan tongkang mereka juga kandas, kemudian Anak Raja Pelalawan berkata kepada juru kemudi Tongkang "Iya bono gelombang pasang kata kamu" (Ternyata Benar yang kamu katakan). Bono sendiri adalah bahasa Pelalawan yang berarti benar.
- Menurut cerita masyarakat Melayu lama, ombak Bono terjadi karena perwujudan 7 (tujuh) hantu yang sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Kuala Kampar. Ombak besar ini sangat menakutkan bagi masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan upacara semah. Ombak ini sangat mematikan ketika sampan atau kapal berhadapan dengannya. Tak jarang sampan hancur berkeping-keping di hantam ombak tersebut atau hancur karena menghantam tebing sungai. Tak sedikit kapal yang diputar balik dan tenggelam akibanya. Menurut cerita masyarakat, dahulunya gulungan ombak ini berjumlah 7 (tujuh) ombak besar dari 7 hantu. Ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.
Tujuh Hantu adalah 7 ombak Bono dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang. Konon katanya pada zaman Belanda, rakyat Teluk Meranti telah sering ditantang keberaniannya oleh Belanda untuk mengendarai kapal di atas Gelombang Bono dengan imbalan Rp. 5 yang pada masa itu tentunya dianggap berjumlah cukup banyak. Istilah untuk keberanian menaklukkan Bono dikenal oleh masyarakat setempat dengan Bekudo Bono. - Konon, Bono di sungai kampar adalah Bono jantan dan Bono betinanya berada di sungai Rokan dekat Bagansiapi-api. Bono di kuala kampar ini berjumlah tujuh ekor, bentuknya serupa kuda disebut induk Bono. Di musim pasang mati, Bono ini pergi ke sungai Rokan menemui Bono betina,kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, Bono tidak ditemukan kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah Bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira Bono berpacu memudiki kedua sungai itu.
PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA GELOMBANG BONO.
Ombak Bono atau kadang biasa juga disebut Gelombang Bono (Bono Wave) terjadi ketika saat terjadinya pasang (pasang naik) yang terjadi di laut memasuki Sungai Kampar. Kecepatan air Sungai Kampar menuju arah laut berbenturan dengan arus air laut yang memasuki Sungai Kampar. Benturan kedua arus itulah yang menyebabkan gelombang atau ombak tersebut. Bono akan terjadi hanya ketika air laut pasang. Dan akan menjadi lebih besar lagi jika pada saat air laut mengalami pasang besar (bulan besar) diiringi hujan deras di hulu Sungai Kampar. Derasnya arus sungai akibat hujan akan berbenturan dengan derasnya pasang air laut yang masuk ke Kuala Kampar.
Awal akan terjadinya ombak Bono diawali dengan bunyi desingan yang diikuti dengan bunyi gemuruh air. Bunyi gemuruh semakin lama akan semakin keras bagaikan dentuman guntur diiringi dengan besarnya gelombang ombak Bono. Kecepatan gelombang ombak Bono mencapai 40 km/jam dan memasuki ke arah hulu berkilo-kilo meter jauhnya biasanya mencapai jarak 60 km jauhnya ke hulu dan berakhir di daerah Tanjung Pungai. Ombak gelombang Bono ini tidak 1 (satu) jumlahnya, tetapi banyak dan beriringan. Kadang berada di kiri dan kanan tepi atau tebing sungai, kadang menyatu di tengah sungai.
Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu dalam tahun Arab yang biasa disebut penduduk sebagai "Bulan Besar" atau "Bulan Purnama". Biasanya gelombang Bono atau Ombak Bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 bulan Melayu tahun Arab tersebut. Gelombang yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, Bono juga terjadi pada setiap "bulan mati" yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) Tahun Arab. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember. Bono mulai terbentuk dan membesar di kanan kiri Pulau Muda, akibat penyempitan alur sungai karena adanya pulau (P. Muda) di tengah-tengah alur sungai. Bono terbesar terjadi di Tanjung Perbilahan, yang terbentuk karena bertemunya Bono yang sudah terbentuk di kanan-kiri Pulau Muda.
Everaldo Pato (Brazilia) |
TINJAUAN ILMIAH TERJADINYA GELOMBANG BONO
Bono biasanya terjadi pada muara sungai yang lebar dan dangkal kemudian menyempit atau menguncup setelah berada di dalam sungai. Bentuk muara sungai yang menguncup mirip dengan huruf "V" atau corong didukung dengan kondisi sungai yang mendangkal akibat erosi alami menyebabkan pertemuan air laut pasang dengan air sungai akhirnya membentuk Bono atau Tidal Bore. Tetapi tidak semua muara berbentuk V yang dangkal dapat terjadi Tidal Bore. Karena dipengaruhi salah satunya oleh faktor tinggi pasang-surut air laut.
Tidal Bore adalah dianggap sebagai suatu fenomena alam di bidang hidrodinamika yang erat hubungannya dengan pergerakan massa air. Semakin besar Bono atau Tidal Bore tersebut, maka semakin besar pula daya rusaknya.
Dikutip dari Wikipedia :
A tidal bore (or simply bore in context, or also aegir, eagre, or eygre) is a tidal phenomenon in which the leading edge of the incoming tide forms a wave (or waves) of water that travel up a river or narrow bay against the direction of the river or bay's current.
Dikutip dari Bambang Yulistiyanto :
Pasang surut yang ada di Muara Sungai Kampar mempunyai tinggi gelombang sekitar 4 m (Deshidros, 2006). Pasang surut tersebut berupa pasang surut tipe Campuran Condong ke Harian Ganda, dimana dalam 1 hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang surut yang pertama dan kedua berbeda. Periode gelombang pasang surut sekitar 12 jam 25 menit.
Di Sungai Kampar, muara sungai berbentuk seperti huruf "V", massa air masuk melalui mulut teluk yang lebar kemudian tertahan, hingga air laut pasang memenuhi kawasan muara. Massa air yang terkumpul kemudian terdorong kearah hulu yang menyebabkan semacam efek tekanan kuat ketika melewati areal yang menyempit dan dangkal secara konstan di mulut teluk. Keadaan ini memunculkan gelombang yang bervariasi di hulu teluk, dari hanya berupa gelombang-gelombang kecil hingga beberapa meter ketinggiannya.
Di muara Sungai Kampar, kecepatan gelombang dapat lebih rendah dibandingkan kecepatan arus sungai yang berasal dari hulu sungai. Hal ini berakibat pada terhambatnya gerakan gelombang pasang dari laut, yang berakibat pada naiknya muka air dari muara, sehingga terbentuk Tidal Bore ‘Bono’. Gelombang Bono bergerak ke hulu sampai ke Tanjung Pungai yang berjarak sekitar 60 km dari muara.
Bono yang menjalar menuju ke hulu melewati alur sungai yang semakin menyempit. Saat melewati Pulau Muda, gelombang pasang ini terpisah menjadi dua, sebagian lewat alur di sebelah kiri, dan sebagian lagi lewat alur sebelah kanan Pulau Muda. Di Tanjung Perbilahan Bono yang terpisah tersebut saling bertemu, menghasilkan momentum yang mengakibatkan Gelombang Bono semakin besar. Penduduk setempat menyebut peristiwa ini sebagai ‘Bono yang bertepuk’. Di Tanjung Perbilahan, Gelombang Bono terjadi paling besar.
LOKASI OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
untuk mencapai Lokasi Bono Sungai Kampar tidaklah sulit, Lokasi terbaik dengan fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap untuk menikmati Ombak Bono ada di Teluk Meranti. Teluk Meranti adalah sebuah kelurahan yang merupakan ibukota Kecamatan Teluk Meranti. Kelurahan Teluk Meranti sebagai Ibu Kota Kecamatan lebih cenderung memiliki infrastruktur dan fasilitas yang lebih lengkap bila dibandingkan desa lainnya. Di Teluk Meranti terdapat penginapan serta rumah penduduk lainnya yang dapat dijadikan penginapan, dan juga terdapat beberapa Warung Makan, dan juga ada pelabuhan sebagai akses ke Kota terdekat yaitu pangkalan Kerinci dan Tanjung Batu (Kepulauan Riau).
Untuk mencapai Lokasi Bono ini (Sungai Kampar Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan), dari Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau terlebih dahulu kita menuju Pangkalan kerinci Ibu Kota Kabupaten Pelalawan , perjalanan menuju Pangkalan Kerinci dapat dilakukan melalui jalur darat dengan jarak tempuh sekitar 70km atau 1,5jam perjalanan. Alat transportasi umum yang bisa digunakan adalah Travel atau biasa disebut dengan superben,biaya perjalanan dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci sebesar Rp.25.000. Kemudian dari pangkalan Kerinci untuk menuju Teluk Meranti kita bisa menggunakan mobil rental atau mobil sewaan dengan Tarif Rp.60.000/orang dan terminal bayangan mobil rental ini terdapat di Hotel Meranti Pangkalan Kerinci. Perjalanan dari Pangkalan Kerinci ke Teluk Meranti dapat ditempuh dengan waktu 3,5jam. Selain itu perjalanan juga dapat dilakukan menggunakan sarana transportasi air, dari Pangkalan Kerinci (Pelabuhan di jembatan Pangkalan Kerinci) kita bisa menggunakan speedboat ke desa Teluk Meranti dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3jam dengan biaya perjalanan Rp.150.000.
Dari Teluk Meranti kita dapat menuju beberapa titik tempat terjadinya Bono, diantaranya Tanjung Sebayang, Pulau Muda dll dengan biaya sewa speedboat Rp.300.000 dengan layanan antar Jenput menuju Lokasi terjadinya Bono (Tanjung Sebayang). Selain itu kita juga dapat menyewa speedboat masyarakat untuk menyaksikan Bono dari dekat dengan biaya sewa speedboat Rp.1.500.000, dengan biaya Rp.1.500.000 kita dapat mengambil photo atau video dengan sangat jelas,namun tentunya sangat beresiko besar bagi keselamatan kita, karena kita dan ombak bono saling kejar mengejar.
Akomodasi di teluk Meranti,tidaklah menjadi problem, setidaknya ada beberapa penginapan dan Wisma dapat kita jumpai di Teluk Meranti, seperti Penginapa Hidup Jaya, Wisma Mega Lestari, Wisma Nusantara dan juga ada rumah penduduk yang dapat disulap menjadi penginapan.
EVENT YANG PERNAH DIADAKAN DI BONO SUNGAI KAMPAR
- Tirta Bono, diselenggarakan dari tahun 2011 dan berlangsung hingga saat ini.
- Peselancar Top Dunia dan Perselancar nasional berselancar di Bono SUngai Kampar
- Steve King peselancar asal Inggris berhasil memecahkan rekor dunia berselancar terpanjang dan terlama di atas gelombang sungai (tidal bore) di Sungai Kampar. Steve King mampu menaklukkan Ombak bono SUngai Kampar dan mampu memecahkan rekor sebelumnya atas namanya sendiri dengan menaklukkan gelombang Sungai Severn Bore yang berlokasi di Inggris.
- Event Selancar pertama di dunia yang dilakukan di Sungai "Bono menyapa Dunia 7 Days for 7 Ghosts, 16-22 November 2013"
The Local Power "Peselancar Lokal Teluk Meranti" |
PRESTASI DAN AWARD OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
- Dalam festival film pendek dunia yang diselenggarakan di Virginia Amerika Serikat pada awal November 2012, Film Dokumenter Bono menempati juara III.
- Steve King peselancar asal Inggris berhasil memecahkan rekor dunia berselancar terpanjang dan terlama di atas gelombang sungai (tidal bore) di Bono Sungai Kampar, Steve King berselancar sejauh 10,82mil.
- Bono yang berhasil menjadi juara runner up di gebyar wisata nusantara tingkat nasional yang diikuti oleh seluruh kabupaten se-Indonesia di Jakarta Convention Center, Mei 2013.
- Ombak Bono Sungai Kampar raih 10 besar Citra Pesona Award (CIPTA) 2013 , September 2013
- Di Bono Sungai Kampar pertama kali diadakan di Dunia Festival Berselancar di Sungai, "Bono menyapa Dunia 7 Days for 7 Ghosts, 16-22 November 2013"
- Antony Colas (Perancis), Fabriece Colas (Perancis), Patrick Audoy (Perancis), Eduardo Bage’ (Brazilia) dan Maxance Payras (Perancis), Chris Mauro (Amerika Serikat), Bruno Santos (Brazilia), Dean Brady (Australia), Tyler Larronde (Perancis), Oney Anwar (Indonesia), Tom Curren (Amerika Serikat), Geoffroy Moreno (Perancis), Arthur Moreno (Perancis), David Badalec (Jerman), Lynn Wanie (Jerman), Thomas Schroeder (Jerman), Geraud Biebuyck (Perancis), Edwin Suzor (Perancis), Paulus kennedy (Seladia Baru), Gerry Schlegel (Jerman), Jonas (Jerman) Yoyo Therhorst (Jerman), Simon Stangled (Jerman), Mark Attard (Jerman), Giancarlo Avancini (Italy), Stefan Friedrich Vogel (Jerman) , Tony Copley (Australia), Eddy Morgan (Australia) Jhon Huntington (Australia), Jimmy Visser (Afrika Selatan), Mauricio (Brazilia),Fransisco Zilli (Argentina), Peter Hoo (Singapura), Steve King Cs (Inggris), Steve Holmes (Inggris), Nathan Maurice (Inggris), Fabrice Colas (Perancis), Dominique Avrilleau (Perancis), Serginho Laus (Brazilia), Everaldo Pato (Brazilia), Mathis Papillon (Perancis), Arya Subiyakto (Indonesia), Marlon Gerber, Pepen Hendrik (Indonesia), Dedi Gun (Indonesia), Varun Tanjung (Indonesia), Aldino (Indonesia)
TESTIMONI OMBAK BONO SUNGAI KAMPAR
Serginho Laus (Peselancar Brazil/Mantan Pemegang Rekor Berselancar terlama didunia) |
- Chris Mauro (Peselancar Amerika Serikat) dalam tulisannya yang dimuat GrindTV.com : “A dreamlike wave found in an Indonesian river is stunning surf world (sebuah gelombang impian yang ditemukan di salah satu sungai di Indonesia memukau dunia selancar),” tulis . Tulisan Mauro itu sendiri lantas merujuk pada apa yang ia sebut ‘penemuan luar biasa’ oleh tim (ekspedisi) Rip Curl baru-baru ini, yang menurutnya “mungkin tak tertandingi” (may be unrivaled).
- Dedi Gun (Perselancar rofesional Indonesia) : Ombaknya luar biasa dan panjang, yang kami takutkan buaya.
- Hasrinaldi (Riau Travel Blogger) : Alhamdulillah saya banga menjadi orang Riau, namun Bono ini harus kita jaga dan rawat dengan baik, kita jangan terlena sesaat dengan keberadaan bono, bisa saja nanti bono lenyap. Keberadaan ombak Bono Sungai Kampar sangat bergantung pada kelestarian hutan di sepanjang daerah aliran sungai. Bahkan saya sendiri giat memberitakan dan mempromosikan bono, tempo hari saya buat kontes kecil kecilan dengan menggandeng blogger bertuah, kami buat lomba menulis mengenai Bono SUngai Kampar, tujuannya supaya Informasi mengenai Bono cepat tersiar kemana-mana.
- Lynn Wanie (Peselancar Jerman) : "Ini pengalaman luar biasa yang saya rasakan"
- Irhas Ihsan (Mahasiswa & Fotografer) : Bono itu kejadian alam yang sangat menarik, dimana ombaknya beda dari yang lain. Bagi yang sudah sering surfing di pantai, kurang lengkap rasanya kalau belum ke bono. Jalan menuju k sna pun menarik, perkampungan dan pemandangan sunrise nya sangat bagus bagi pecinta fotografi. Pokoknya nyesal belum coba BONO.
- Serginho Laus (Peselancar Brazil/Mantan Pemegang Rekor Berselancar terlama didunia) : Crowd into the sumatra jungle ! Galeralocal de bono. Terima Kasih Teman. Terima kasih Bono.
- Silvi Marta ( Putri Indonesia Riau 2009 1'st Runner Up | Miss Earth Indonesia Favorite 2013) : Subhanallah. Great Experience. Ga tau lagi gimana ngungkapin betapa hebat dan kerennya BONO. SAYA BANGGA JADI ORANG RIAU !!