Tampilkan postingan dengan label SIAK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIAK. Tampilkan semua postingan
Cagar budaya adalah daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Menurut UU no. 11 tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Ada Lima Kategori Cagar Budaya yaitu sebagai berikut :
Benda
Benda cagar budaya adalah benda alami atau buatan manusia, baik bergerak atau tidak, yang punya hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya. Antropologi misalnya dapat melihat kaitan antara benda cagar budaya dengan kebudayaan sekarang.
Bangunan
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding, tidak berdinding dan atau beratap.
Struktur
Struktur Cagar Budaya adalah suatu susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
Situs
Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
Kawasan
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. 
Siak yang dikenal dengan Istana Siaknya memiliki Banyak Cagar Budaya terutama peninggalan Kerajaan Siak Sri Inrapura , berikut kami rangkum Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Siak :
  1. Makam Raja Kecil 
  2. Makam Koto Tinggi
  3. Makam Sultan Syarif Kasim II
  4. Mesjid Raya SIak Sri Indrapura
  5. Istana Siak Sri Indrapura
  6. Jembatan Istana Kerajaan Siak
  7. Gudang Mesiu Kerajaan Siak
  8. Balai Kerapatan Tinggi Siak
  9. Makam Marhum Mempura
  10. Rumah Bekas Landraad
  11. Rumah Bekas Kontroleur
  12. Beks Tangsi Belanda
  13. Klenteng Hock Sing Kiong
  14. Rumah Datuk Pesisir
Suku Sakai merupakan  salah satu komunitas adat atau orang asli (indigeneous people) yang ada di Riau yang mendiami kawasan hutan belantara. Mereka hidup dengan memegang tradisi yang disarikan dari adaptasi mereka dengan lingkungan alam sekitar. Kini keberadaan Sakai cukup terancam dengan adanya Pengembangan dan alih fungsi hutan. Hutan  tempat mereka berdiam telah berubah menjadi daerah industri perminyakan, usaha kehutanan, perkebunan karet dan kelapa sawit dan sentra ekonomi lainnya.

Sebelum mengenal medis Suku  Sakai mempercayai Dikei sebagai sebuah pengobatan yang ampuh, Dikei merupakan pengobatan dengan bantuan Roh Halus. Roh-roh halus diundang untuk menyembuhkan penyakit dan Ritual Dikei  dipimpin oleh seorang dukun yang disebut dengan istilah kumantan. Peralatan Utama dalam Pengobatan Dikei Ini adalah Mahligai Sembilan Telingkat atau Mahligai Sembilan Tingkat. 


Dikei Sakai berangkat dari konsep semangat dalam fungsinya sebagai daya hidup yang menggerakkan kesadaran untuk melakukan berbagai hal. Tanpa semangat, manusia seperti mati, kesadarannya tidak berada di tempat semestinya. Keberadaan semangat dapat dirasakan pada denyutan nadi, misalnya di pergelangan tangan, dada, dan kening. Titik-titik ini adalah tempatnya dan menjadi fokus dalam ritual pengobatan Dikei (Porath, 2012).

Orang Melayu pada umumnya, dan orang asli khususnya, mempercayai bahwa semangat dapat menjadi lemah, yang disebut sebagai “lemah semangat”. Semangat manusia digambarkan sebagai esensi yang rapuh, setiap saat dapat terbang karena kejutan-kejutan, mudah terpikat dan tergoda alam lain—bagai kanak-kanak yang mudah terbujuk oleh mainan baru, bahkan dapat dipanggil tanpa bisa menolak dan tunduk pada perintah. Apabila semangat di dalam tubuh hilang, kesadaran pun hilang, tubuhnya akan mengikutinya kehendak yang memanggilnya.  Karena sifatnya yang rapuh, maka dalam dikei bagian yang tak kalah penting selain pengobatan—mengembalikan semangat yang hilang atau terbang karena suatu hal, adalah “memagari”, membuat pagar agar semangat tidak hilang atau terbang lagi, “terbujuk” pengaruh dari luar, khususnya dari alam lain. Sebagaimana di alam manusia, ada orang baik dan jahat, begitu pula di alam lain. Roh baik tidak mengganggu, bahkan dapat membantu manusia bila diimbo (dihimbau, diminta). Roh-roh baik diimbo dalam ritual pengobatan dikei. Secara umum, roh-roh tersebut diyakini memiliki potensi kekuatan tertentu, yang membangkitkan sebentuk rasa hormat, segan, dan kadang menimbulkan takut,  karena tidak dapat diperkirakan dan dibayangkan. Keadaan “sakit” dipercaya sebagai akibat terganggunya semangat karena adanya konflik dalam hubungan antara pasien dengan “alam lain” (baik dengan alam roh maupun dengan semangat lain), oleh karena itu tujuan ritual pengobatan dikei adalah memulihkan hubungan-hubungan agar penyakit yang diderita pasien dapat disembuhkan.


Peralatan Utama dalam Pengobatan Dikei Ini adalah Mahligai Sembilan Telingkat atau Mahligai Sembilan Tingkat.  Mahligai merupakan ini merupakan jalinan daun-daun khusus bernama daun angin-angin yang ada di hutan dan dibuat sebanyak tujuh tingkat ke atas. Puncak paling atas dipercayai merupakan singgasana Peri atau Tuan Putri dan Peri ini yang membantu proses penyembuhan dan Kumantan membaca mantra dengan mengelilingi Mahligai Sembilan Tingkat dan bermohon bantuan kepada Peri atau Tuan Putri. Ritual diawali dengan memberikan hormat dan juga persembahan kepada Sang Putri, kemudian Sang Kumantan membaca Mantra dengan iringan tabuhan gendang dan dibantu oleh seorang yang terlibat dalam proses pengobatan yang mengelilingi mahligai sambil membawa obor dan juga lonceng dan sekali kali ia menaburi sesuatu dimahligai tersebut dan menari berputar mengelilingi Mahligai dengan gerakan menyerupai burung (Tari olang Olang). 

Pada Tahun 2019 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 267 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Dikei Sakai menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 201900843.



Dikei Sakai dapat dilihat pada video berikut :





Sumber :
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/ritual-pengobatan-masyarakat-riau-dikei-sakai/







.
Bila di Sumatera Utara kita mengenal Danau Toba dengan sejuta kisah cerita legenda masyarakatnya yang unik dan menarik, maka di Riau tepatnya di Siak kita menemukan kawasan destinasi wisata alam yang tidak kalah menariknya yaitu Danau Naga Sakti. 

Danau Naga Sakti berada di Kampung Dosan, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak. Danau Naga Sakti memiliki keunikan tersendiri dari danau-danau yang lainnya, salah satunya air yang berada di danau tersebut selalu hangat, baik kondisi siang maupun pada malam hari dengan warna airnya terlihat seperti teh, dan itu merupakan dampak dari efek lahan gambut yang ada di daerah tersebut.

Potensi Wisata Danau Naga Sakti cukup menjanjikan, hanya saja saat ini belum dikelola secara maksimal, menurut masyarakat sekitar, sejak Pak Camat Baru Andi Putra Danau ini menjadi lebih baik, dan Danau ini seperti disulap seketika. beberapa wahana permainan sudah ada ada, dan beberapa homestay atau rumah tempat beristirahat juga sudah ada.






LEGENDA DANAU NAGA SAKTI


Danau   Naga Sakti berada diantara dua perusahaan besar yaitu  sumur ladang minyak milik BOB dan hutan HTI milik PT. Sinarmas. Danau yang memiliki luas sekitar 400 hektar, terbentang diselimuti hutan dan semak-semak. Seakan tidak terjamah oleh pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata yang menjadi salah satu andalan. Legenda ataupun  mitos yang berkembang ditengah masyarakat sekitar, Danau Naga Sakti terbentuk pada zaman dahulu kala di sebuah desa bernama Pebadaran hiduplah seorang wanita yang kemudian melahirkan anak berwujud seekor ular. Karena sayang terhadap anaknya, dipeliharalah anak wujud ular itu hingga memasuki dewasa dan menjadi tumbuh besar. Sementara itu, masyarakat sekitar desa yang mengetahui hal itu menjadi resah. Khawatir akan menimbulkan bahaya bagi kehidupan sekitar lingkungannya. Akhirnya, sang ibu pun mengusir sang anak yang berwujud ular tersebut untuk pergi meninggalkan kampung. Selanjutnya, sang anak yang berwujud ular itu pun pergi menuju danau itu dan hingga kini bertempat tinggal di danau tersebut. Selanjutnya sang ibu, yang telah ditinggal sang anaknya pun bermimpi. Kalau ingin bertemu supaya datang ketepian danau itu. Singkat cerita masyarakat pun akhirnya memberikan nama danau itu dengan julukan Danau Naga Sakti, dengan artian ular yang sakti. Konon menurut cerita masyarakat dahulunya setiap setahun sekali timbul makluk mirip naga sehingga diberi nama Danau Naga. 


Makam Putri Kaca Mayang berada di Desa Gasib Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak, untuk menjumpai makam ini tidaklah begitu sulit. Dari Pekanbaru menuju pemakaman ini dapat ditempuh dengan perjalanan 2jam. Panduan yang paling mudah untuk menemui makam ini adalah Tugu Perbatasan Kecamatan Tualang dan Koto Gasib. Berselang 1 km dari tugu perbatasan tersebut dapat kita jumpai sebuah Tugu yang berbentuk mahkota dan juga Rambu Petunjuk Informasi  Makam Putri Kaca Mayang, dan dari tugu tersebut perjalanan kita lanjutkan kearah dalam menuju areal Pabrik Kelapa Sawit PT Kimia Tirta Utama, diperkirakan jarak dari Tugu  ke Makam Putri Kaca Mayang sejauh 10km.



Akses menuju Makam ini bisa dikatakan cukup baik, karena jalan yang kita lalui adalah jalan milik perusahaan. Sepanjang perjalanan menuju Makam kita akan menjumpai perkebunan Kelapa Sawit dan juga infrastruktur milik perusahaan.




Konon Putri kaca mayang merupakan Putri yang cantik dan merupakan Putri dari Raja Gasib. Keberadaan Putri kaca Mayang dianggap sebagai sosok yang misterius bagi warga Gasib, menurut warga Gasib dulunya di sekitar Makam utri kaca Mayang ditemukan benteng dan juga bekas puing-puing kerajaan, namun kini semuanya telah sirna dan hilang, karena minimnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai Sejarah dan Cagar Budaya.



Kini nama Putri Kaca Mayang dijadikan sebuah nama tempat hiburan di Kota Pekanbaru,yaitu Taman Ria Putri Kaca Mayang, namun keberadaan taman ini konon kan digusur, Taman Ria Putri Kaca Mayang akan dijadikan sebuah Taman Kota nantinya.

Bagi yang penasaran dengan kisah Putri Kaca Mayang bisa membaca Artikel Siapa Pendiri Kota Pekanbaru sebenarnya ? dan juga dapat melihat Video Singkat berikut mengenai Misteri Kerajaan Gasib dan Putri Kaca Mayang.

Siapa Pendiri Kota Pekanbaru sebenarnya ? Marhum pekan atau Panglima Gimbam ?

Untuk dapat menjawab pertanyaan diatas, tentunya kita harus mengetahui Sejarah Kota Pekanbaru. Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau, yang saat ini menjadi salah satu Kota selain Makassar yang diusulkan menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

Pada masa dahulu Pekanbaru hanya sebuah dusun kecil yang dikenal dengan sebutan Dusun Senapelan, yang dikepalai oleh seorang Batin (kepala dusun). Dalam perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Muara Sungai Siak. Perkembangan Dusun Senapelan ini erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa itu, raja Siak Sri Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku Alam (1766-1780 M.), menetap di Senapelan, yang kemudian membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan (di sekitar Mesjid Raya Pekanbaru sekarang). Tidak berapa lama menetap di sana, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah kemudian membangun sebuah pekan (pasar) di Senapelan, tetapi pekan itu tidak berkembang. Usaha yang telah dirintisnya tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.
Sebuah kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau telah meninggalkan jejak yang cantik di bumi melayu dan nusantara, Istana  Siak, itulah nama yang biasa disebut. Ini adalah kunjungan kesekian kalinya bagi saya,namun tidak pernah bosan untuk berkunjung kembali, kunjungan ini begitu spesial, karena kami membawa turis lokal berkunjung ke Istana Siak, ini adalah kunjungan pertama mereka, dan dikunjungan pertamanya turis tersebut mendokumentasikan Istana Siak dalam bentuk Liputan Video Dokumenter Singkat Ala Bertuah TVRasa penat menempuh perjalanan 3 Jam dari Pekanbaru hilang seketika ketika kami melewati sebuah jembatan Megah Jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifah. Secara eksplisit jebatan ini menggambarkan masa keemasan dan Kejayaan Kerajaan Siak tempo dulu. Panorama hamparan kebun sawit berubah menjadi pemandangan nuansa melayu ketika kami melewati jembatan tersebut.
Jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifah












Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007,bersamaan dengan Peresmian Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah

                             








Siak Sri Indrapura - Pembalap Nasional Indonesia dari Tim ISSI DKI Jakarta Ryan Ariehaan keluar sebagai juara Lomba Balap Sepeda Tour de Siak 2013 setelah berhasil mempertahankan kaos kuning pada Etape III Tour de Siak 2013. Dari Tiga Etape yang diperlombakan Ryan berhasil menjadi yang terbaik di kelas General Individual Classification pada 2 Etape,masing-masing pada Etape II dan III.


Etape III Tour de Siak merupakan Etape pamungkas Tour de Siak 2013 dan  merupakan yang terjauh serta terberat karena wilayah yang sedikit berbukit dan berliku dan menempuh perjalanan sejauh 182,12km. Para pembalap menempuh perjalanan menuju  Perawang,mereka akan disuguhi keindahan panorama alam Siak dari atas Jembatan Sultan Syarif Hasyim. 


Ryan menyelesaikan tiga etape lomba Tour de Siak dengan total catatan waktu 10:25:35, dengan hasil tersebut, Ryan didaulat menjadi  pembalap nasional terbaik  Tour de Siak 2013. Pada Etape III ini Pembalap Thailand
Thurakit Boonratanathanakorn berhasil menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 4:16:44, atau selisih 30 detik dari rombongan besar di belakangnya, namun total catatan waktunya belum bisa mengungguli waktu Ryan Ariehaan.

Sementara itu, kaos hijau tetap dipertahankan oleh pebalap Indonesia dari tim United Bike Kencana, Fatahillah Abdullah, setelah menjadi yang terbaik pada kategori sprint dengan total 11 poin, selisih satu poin dari pebalap Indonesia dari Custom Cycling Club Aldi Apriani.

                          
 
Kecelakaan mewarnai Finish Etape III,beberapa meter menjelang garis finish, terjadi kecelakaan yang disebabkan senggolan antar pebalap dan sebanyak 8 pembalap terjatuh.

Berikut Hasil Lengkap Etape III Tour de Siak 2013 :
Stage Individual Classification
Thurakit Boonratanatanakdi  (Thailand National Team)
Abdul Gani (Binong Baru Club Pessel)
Setthawut Yordsuwan (Thailand National Team)
Nur Fathoni (Team Siak Antangin)
Projo Waseso (United Bike Kencana)
Muhammad Elmi Jumari  (Persatuan Lumba Basikal Selangor)
Arin Iswana (Dodol Picnic Garut)
Hamdan Hamdun (Persatuan Lumba Basikal Selangor)
Sahrin Amir (Persatuan Lumba Basikal Selangor)


Stage Indonesian Individual Classification
Heksa Priya Prasetya Custom Cycling Club
Abdul Gani (Binong Biru Club Pessel)
Nur Fathoni (Team Siak Antangin)


General Individual Classification (Yellow Jersey)
  
    
 
Ryan Ariehaan  (ISSI DKI Jakarta)


General Indonesia Classification (Red & White Jersey)
Ryan Ariehaan  (ISSI DKI Jakarta)


Intermediate Sprint 1
Projo Waseso (United Bike Kencana)
Aldi Apriani    (Custom Cycling Club)
Rastra Patria (Traslibas Cycling Team Sidoarjo)
Tobin Angus   
(OCBC Search 2 Retain Team)


Intermediate Sprint 2
Fatahillah Abdullah (United Bike Kencana)
Nur Fathoni (Team Siak Antangin)
Aldi Apriani    (Custom Cycling Club)
Kritsada Changpad  (Thailand National Team)


Best Sprinters Classification - Point (Green Jersey)
Fatahillah Abdullah (United Bike Kencana)
Aldi Apriani    (Custom Cycling Club)
Ryan Ariehaan  (ISSI DKI Jakarta)




Tour de Siak 2013 telah menyelesaikan Etape II pada hari Sabtu 14 September 2013. Etape II yang dimulai dari depan Istana Siak pada dan finish di depan RSUD Pemkab Siak dengan jarak tempuh 154,18km yang melintasi Rute Siak - Dayun sebanyak tiga putaran dan secara Individual didominasi oleh  atlet Indonesia.


Tour de Siak 2013 pada hari Jumat 13 September 2013, telah menyelesaikan etape I. Etape I Tujuan Siak - Sei Apit menempuh jarak 115,45 km. Etape I dikuasai pembalap dari luar Riau, berikut hasil lengkap Etape I Tour de Siak 2013.


                        


Stage Individual Classification
1  Projo Waseso - United Bike Kencana 
2  Arin Iswana - Dodol Picnic Garut 
3  Rastra Partia - Translibas Cycling Team Sidoarjo 
4  Tobin Angus - OCBC Search 2 Setain Team
5  Sama'i - Translibas Cycling Team Sidoarjo
6  Bambang Suryadi - United Bike Kencana 
7  Hartono Gunawan - Pengprov ISSi Jateng
8  Jamaluddin Novardianto - Binong Baru Club Pessel
9  Setthawut Yordsuwan - Thailand Nastional Team
10 Ayop Isa - Bahrain Team
 
Stage Indonesian Individual Classfication (Red & White Jersey)
1  Projo Waseso - United Bike Kencana 
2  Arin Iswana - Dodol Picnic Garut 
3  Rastra Partia - Translibas Cycling Team Sidoarjo
 
Intermediate Sprinters Classification - Point (Green Jerse)
1  Fatahillah Abdullah United Bike Kencana 
2  Rastra Partia - Translibas Cycling Team Sidoarjo
3  Parno - TKFC Bike 
4  Aiman Cahyadi - Pengprov ISSI Jakarta
Jika Sumatra Barat mempunyai Tour de Singkarak, dan Perancis memiliki Tour de France. Kabupaten Siak dan Provinsi Riau nantinya bakal memiliki event yang sama yaitu  Tour de Siak. Tour de Siak yang pertama nantinya  yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 - 15 September 2013. Event ini  merupakan ajang promosi Wisata Daerah Kabupaten Siak dan Riau pada umumnya, acara ini akan dimulai dengan fun bike dan lomba fotografi sebelum memasuki acara puncak Tour de Siak 2013.



Tour de Siak yang dilaksanakan oleh Pengcab Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Siak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, salah satunya dari  Wakil Menteri Sapta Nirwandar, menurut Wakil Menteri pada tanggal yang sama akan diadakan festival Toba, dimana festival tersebut merupakan festival tahunan yang telah menjadi agenda besar Provinsi Sumatra Utara, Event tersebut menarik ribuan wisatawan domestik dan mancanegara. dimana keriuhan Festival Toba tersebut sangat terasa. Dan Wakil menteri dan Bupati Siak berharap Festifal Toba dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempromosikan daerah Siak tentunya, selain itu Wakil Menteri Pariwisata juga berpendapat bahwa bahwa wilayah geografis Kabupaten Siak memiliki potensi luar biasa, dimana dengan adanya Event Tour De Siak tersebut juga dapat mempromosikan Sungai Siak, dengan menggelar pasar terapung. Ajang tersebut tentunya bisa mengangkat potensi siak yang ada, diantaranya sungai siak, seperti terkenalnya sungai-sungai di Bangkok.


Siak bisa dijadikan sebagai sport tourism ataupun pemaparan budaya lewat ajang ''Siak Bermadah'', Siak bisa memfungsikan sungai karena dinilai sangat bisa dijadikan sumber daya tarik wisata, kegiatan kayak, sepeda balap dan lain-lain bisa dijadikan sebagai tempat wisata dengan komersial tinggi. Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi sangat mengharapkan bahwa ''Tour de Siak'' akan disokong penuh oleh segenap lapisan masyarakat Kabupaten Siak. Jika sukses, Tour de Siak akan dijadikan kalender nasional

Gubernur Riau H.M. Ruslis Zainal, berharap pelaksanaan Tour de Siak dapat menjadi magnet bagi Siak untuk mempromosikan wilayahnya. Dalam hal promosi tak hanya pariwisata, namun sektor UMKM, investasi dan lainnya ikut terkena dampaknya, dan Gubri juga berpesan pada panitia pelaksana agar event ini dikemas secara baik, dan lakukan sosialisasi agar publik mengetahuinya.

Direncanakan nantinyaTour de Siak yang  pertama ini akan memberikan Multiplier Efek yang besar. Bayangkan saja, tour yang mengggunakan sepeda ini diikuti peserta dari luar Riau bahkan ada juga daerah tetangga.

Rute Tour de Siak yang dipersiapkan pun sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri, terutama dalam rute yang dilalui melewati tiga jembatan oleh para peserta. Mereka dapat menikmati panorama alam, dan juga potensi keunggulan yang ada di Siak, seperti perkebunan sawit, sungai, padi, istana dan lainnya. 




Etape I
Start Hari Jumat pukul 14.00 tanggal 13 September 2013 didepan Istana Siak dan akan melintasi kawasan Agrowisata Bunga Raya (lumbung padi terbesar di Provinsi Riau) selanjutnya melintasi Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah yang merupakan jembatan terpanjang di Riau (±1650 meter) menuju Sungai Apit yang terkenal dengan produksi nenas dan udang galah, selanjutnya kembali ke Kota Siak.


Etape II (154,18 Km)
Tanggal 14 September 2013 : Etape II melintasi jalan penghubung antara Kota Siak dan Kecamatan Dayun. Kecamatan Dayun sendiri adalah kawasan pusat pengeboran minyak bumi yang dikelola oleh perusahaan daerah (PT Bumi Siak Pusako) bekerjasama dengan Pertamina. Selain itu Dayun juga terkenal dengan Wisata Alam Kawasan Suaka Marga satwa Danau Zamrud, serta daerah penghasil Salak Pondoh Siak, hamparan perkebunan Kelapa sawit milik PTPN V.


Etape III (182,12 km)
Tanggal 15 September 2013 : Etape III sebagai etape pamungkas Tour de Siak 2013 merupakan yang terjauh serta terberat karena wilayah yang sedikit berbukit dan berliku. Dimulai pukul10.00 wib dari Kota Siak melewati jalanan bekas jalanan pertambangan minyak yang dulu bernama Caltex, dimana disisi jalan tersebut terdapat pipa minyak berukuran besar sepanjang rute. Sebelum memasuki Kota Perawang peserta akan menyaksikan keindahan panorama alam Siak dari atas Jembatan Sultan Syarif Hasyim. Dari sini akan terlihat Kota Perawang, sebuah Kota Industri yang pesat dengan populasi terpadat di Kabupaten Siak dimana berbagai macam perusahaan besar bermukim disana, salah satunya adalah perusahaan kertas PT. Indah Kiat Pulp and Paper dari Grup Sinar Mas yang merupakan salah satu raksasa industri pulp dan kertas di Asia





Informasi Tour de Siak :
http://tourdesiak.com/
https://twitter.com/tourdesiak
https://www.facebook.com/tourdesiak 

(Diolah dari berbagai sumber)


Bumi perkemahan Tahura SSH berada di kawasan taman Hutan raya Sultan Syarif Hasyim. Bumi Perkemahan ini  berada sekitar 2 km dari pendopo Taman Hutan raya Sulta Syarif Hasyim . Area ini cukup luas untuk menampung ratusan pengunjung. Bumi Perkemahan ini memiliki sarana dan fasilitas yang cukup lengkap, namun kondisinya sangat tidak terawat.

                               


Di Bumi Perkemahan Tahura SSH terdapat penginapan dengan kapasitas sekitar 40 orang, pendopo besar yang bisa menampung lebih dari 100 orang, lapangan bola, dan 2 toilet umum masing-masing dengan 12 ruang, yang menjadi kendala utama pada area Bumi Perkemahan Tahura SSH ini adalah sumber air bersih.

Penginapan di Bumi Perkemahan tahura SSH
Pendopo di Bumi Perkemahan Tahura SSH
Penampakan Samping Pendopo di Bumi Perkemahan Tahura SSH
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH) ini di ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 349/Kpts-II/1996 tanggal 05 Juli 1996 dengan luas 5.920Ha. Setelah di lakukan tata batas definitife oleh Sub BIPHUT Pekanbaru dan temu gelang luas kawasan Hutan Raya ini menjadi 6.172 Ha dan telah ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999. Kawasan ini merupakan perubahan fungsi dari Hutan Wisata Minas seluas 1.821 Ha dan Hutan Produksi terbatas seluas 4.099 Ha yang secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Minas Kabupaten Siak, Kecamatan Tapung Hilir  Kabupaten Kampar dan Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Dan Secara geografis berada pada posisi : 0037’ – 0044’ LU dan 101020’ – 101028’ BT
 



FLORA:
Salah satu yang menjadi daya tarik Tahura SSH adalah selain dekat dengan kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau, Tahura SSH memiliki keragaman jenis flora yang cukup tinggi. Keanekaragaman jenis Tahura SSH sangat mewakili suatu kondisi hutan dengan tipe hutan hujan dataran rendah. Tercatat + 127 jenis flora yang merupakan tumbuhan asli hutan Tahura SSH yang didominasi dari family Dipterocarpaceae, Lauraceae, Euphorpeaceae, Anacardiaceae, Guttiferae, Sapotaceae, Myrtaceae, meranti (Shorea sp), sendok sendok (Endoserpum sp), keruing (Dipterocarpus spp). marpoyan, sialang dll.

Bingung hendak kemana menghabiskan waktu liburan di Kota Pekanbaru dan sekitarnya ? Salah Satu Pusat Pelatihan Gajah yang ada di Riau tepatnya di Kecamatan Minas Kabupaten Siak, bisa menjadi salah satu alternatif tempat wisata keluarga.

Pusat Latihan Gajah Riau yang berada di Minas ini berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasim yang dibawah pengawasan Kementerian kehutanan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Balai  Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Terdapat 22 ekor gajah yang berada di Pusat latihan Gajah Minas ini.

                                            

Keberadaan Gajah di provinsi Riau sangat memprihatinkan. Konflik antara Manusia dan Gajah sering terjadi, sudah ada beberapa manusia yang menjadi korban keganasan gajah, begitupun dengan gajah, sudah tidak terhitung Gajah yang mati kemudian gadingnya diambil untuk dikomersilkan seperti yang terjadi di taman nasional tesso Nillo. Konflik Gajah dan Manusia tidak berkesudahan akibat ketidakseimbangan ekosistem yang ada. Konversi hutan alam menjadi lahan perkebunan menjadi penyebab utama munculnya konflik tersebut, gajah dan hewan lain kehilangan  habitat aslinya.

 
Perjalanan menuju Pusat Latihan Gajah Minas tidaklah sulit,karena kita akan dibantu dengan panduan papan nama petunjuk arah. Dari Kota Pekanbaru perjalanan menuju lokasi Pusat Latihan gajah dapat ditempuh dengan waktu lebih kurang 60menit. Dari Kota Pekanbaru perjalanan kita lakukan melewati  Rumbai menuju Minas Kabupaten Siak, setelah melewati Hotel Rindu Sepadan, Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasim kira-kira sekitar 8km dari lokasi itu kita akan melewati Persimpangan menuju Perawang dan sekitar 1km dari Simpang Perawang di sisi kiri jalan ,kita  akan menemukan plang nama Pusat Latihan Gajah (PLG Minas).
                                

Hamparan Kebun Sawit dan Pipa Gas akan menemani kita hingga menuju lokasi

Lokasi Pusat Latihan Gajah. Jalan tanah kuning yang keras akan kita lalui hingga nanti akan bertemu sebuah gapura bertuliskan Selamat datang di Pusat Latihan Gajah. Jangan khawatir untuk tersesat ataupun nyasar karena adanya petunjuk arah menuju Lokasi Pusat Latihan Gajah.
Selama di Pusat Latihan Gajah, kita dapat berinteraksi dengan gajah-gajah liar yang telah di latih untuk bersahabat dengan manusia. Kalau ke Pusat Latihan Gajah jangan lewatkan momen saat gajah dimandikan oleh pawangnya, serta saat gajah minum susu, uniknya gajah yang ada di Pusat Latihan Gajah Minas hanya mengkonsumsi susu merk tertentu saja, jika ia mengkonsumsi susu merk lain menurut para pawang gajah tersebut akan sakit perut.



Jika kita ke Pusat Latihan Gajah Minas sangat disarankan untuk pergi pagi hari dan sore hari untuk menyaksikan gajah -gajah digiring oleh pawangnya untuk mandi di sungai dan kemudian gajah akan digiring kehutan. Jangan sampai terlewatkan momen untuk berpoto bersama gajah, atau jika perlu kita turut memberikan gajah tersebut makan
, dan menaiki gajah, namun kita mesti tetap berhati-hati dan waspada tapi kekhawatiran kita akan sedikit berkurang karena pawang gajah akan setia mendampingi gajah.

Di Pusat Latihan gajah Minas ini kita juga dapat mewancarai pawang, mendokumentasikan Gajah dengan liputan pembuatan film dokumenter, namun untuk meliput ativitas gajah dan membuat film, terlebih dahulu kita harus mengantongi izin dari
Balai  Besar Konservasi Sumber daya Alam Riau.