Tampilkan postingan dengan label BUDAYA MELAYU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA MELAYU. Tampilkan semua postingan
Pada awalnya  Iringan Pihak Laki-Laki memasuki Rumah Pihak Wanita diiringi dengan hantaran belanja yang dibawa oleh dayang-dayang atau gading-gading dari Pihak Laki-Laki, Hantaran Belanja ini berupa tepak sirih ,Peralatan Kosmetik, pakaian dan perlengkapan wanita, makanan dan buahan, mas kawin,  dan Sejumlah Uang yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai nominal jumlah uang hantaran dan semuanya dikemas dalam bentuk wadah yang unik dan menarik. 
Setelah memasuki Rumah Pihak Wanita, Rombongan dari Pihak Laki Laki dipersilahkan duduk. Dan kemudian Utusan dari Pihak Laki-Laki dan Wanita saling bersalaman, kemudian utusan dari Pihak Laki-Laki menyampaikan beberapa buah pantun sebagai Kata Pengantar dan pantun ini diucapkan setelah wakil dari pihak laki-laki dan perempuan saling menukar dan menyicipi tepak sirih. Setelah itu dari pihak Laki-Laki menyerahkan hantaran kepada Pihak Wanita dan kemudian juga dilanjutkan dengan berbalas pantun, kemudian akad nikah dan juga prosesi tepung tawar. Berikut contoh berbalas Pantun dalam prosesi Pernikahan Adat dan Resam Melayu Bengkalis (Sei Pakning) pada saat Acara Hantaran :
Utusan Pihak Laki Laki : 
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLA WABARAKATUH
    (SIKAP DUDUK BERHADAPAN)

Utusan Pihak Perempuan :
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLA WABARAKATUH
(SIKAP DUDUK BERHADAPAN)

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
RAJA BERJALAN MEMAKAI COGAN
COGAN BERASAL DARI KELANTAN
SIRIH PEMBUKA SUDAH DIMAKAN
APAKAH HAAT KEDATANGAN TUAN DAN PUAN

BANTAL GADUK BANTAL REMAJA
TEMPAT BERDUA SI ANAK RAJA
JIKA HAJAT AKAN DIREKA
SILAKAN TUAN MENGURAI KATA

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :   
SIRIH TUAN SUDAH DIKENYAM
RASANYA SEDAP BUKAN BUATAN
KAMI DATANG SANGAT BERAZAM
DATANG MEMBAWA SEBUAH PESAN

SUNGGUH MANIS BUAH PULASAN
PULASAN DIPENTIK DALAM PULAU
PESAN BUKAN SEMBARANG PESAN
PESAN BAPAK SOLNARIS


SIRIH PUAN SIRIH LELAT
ADA MAKSUD DAN PESAN KAMI KEMARI
PESAN INI PESAN HORMAT
UNTUK BAPAK ......... (NAMA KELUARGA DARI PIHAK PEREMPUAN)

CEMPEDAK BUKAN SIBUAH NANGKA
DIMAKAN ANAK DIWAKTU PETANG
AMANAH PESAN TELAH DIREKA
KEPADA SIAPA KAMI BERBINCANG

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
SIAK BERNAMA SRI INDRAPURA
TEMPAT BERSEMAYAM SRI BAGINDA
JIKA TUAN INGIN MENYAMPAIKAN KATA
KAMI INILAH ORANG YANG DIPERCAYA

RAJA ARIF RAJA BIJAKSANA
SENANG BERMUFAKAT DENGAN RAKYATNYA
BAPAK ......MEMANG INI RUMAHNYA (NAMA KELUARGA PIHAK PEREMPUAN)
JALAN ......TEMPATNYA (ALAMAT TEMPAT TINGGAL PIHAK PEREMPUAN)

MUARA TAKUS CANDI MAHLIGAI
LEMBAHNYA INDAH BUKAN BUATAN
JIKA ADA INGIN DISAMPAI
SAMPAIKANLAH JANGAN SEGAN-SEGAN

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
BUKIT SENAPELAN ASALNYA PEKAN
RIWAYATNYA SUNGUH SANGAT BERKESAN
KAMI DATANG BERSAMA ROMBONGAN
INGIN MENYAMPAIKAN BEBERAPA HANTARAN

DARA MOLEK DARI INDRAGIRI
BERBAJU KURUNG BUNGA TEKATAN
BUNGA RAMPAI KAMI IRINGI
BERSAMA MAHAR MASKAWIN KAMI SERAHKAN

BUAH DELIMA BUAH RAMBUTAN
KULIT DIKOPEK BUAH DIMAKAN
HANTARAN INI KAMI SERAHKAN
SERTA HANTARAN BELANJA KAMI SERAHKAN

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan
KULIT DIKOPEK SIBUAH RAMBUTAN
MANIS RASANYA BUKAN BUATAN
TERIMA KASIH KAMI ATURKAN
SENANGNYA HATI TAK TERKATAKAN

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
BOM BARU RANTAU JUALAN
DI PINGGIR SUNGAI BUDAK MEMANCING
SENANGNYA HATI SEINDAH BULAN
MENJELANG DIPANGGIL DUDUK BERSANDING

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
KAIN CINDAI BAJU MELAYU
PAKAIAN ORANG ZAMAN DAHULU
AGAR SESUAI JANJI DAHULU
SABARLAH…..KAMI TENGOK SATU PERSATU

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
LUMBA-LUMBA NAMANYA IKAN
SELALU TIMBUL DI WAKTU PAGI
SEGALA ABANG ANTARKAN
MOGA ADIK BERPUAS HATI

BURUNG BAYAM BURUNG SERINDIT
KETIGA DENGAN BURUNG KETITIRAN
JANGAN DINILAI DENGAN UANG RINGGIT
BUDI BAHASA JADI TAKARAN

JALAN MELATI KE JALAN PEMBANGUNAN
KOTA BERTUAH ORANG BERBUDI
LENYAPKAN SEGALA LAMUNAN
KAMI DATANG MENJALIN KASIH ABADI
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
HENDAK MENGGORENG IKAN BELADA
DILIHAT BOTOL TIDAK BERMINYAK
SUDAH DITENGOK SUDAH DIBUKA
BARULAH DAPAT KITA TIDUR NYENAK

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
PETANG-PETANG DUDUK DITINGKAP
MENATAP NAK MAIN DI HALAMAN
JIKA TERDAPAT SALAH DAN SILAP
MOHON KAMI TUAN-PUAN MA’AFKAN
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
PENGANTIN BARU BERBAJU PIAMA
DUDUK-DUDUK MENJELANG SENJA
SUDAH DITENGOK BERSAMA-SAMA
SEMUA MENGANGGUK TANDA SEJA

BULAN PUASA MEMAKAN KURMA
AIR SELASIH PENGHILANG DAHAGA
BARANG INI KAMI TERIMA
TERIMA KASIH LAGI TENTU DIKATA

RAJA BERSANTAP BERSAMA-SAMA
BERSANTAP DENGAN PUTRI BUNGSUNYA
HANTARAN INI KAMI TERIMA
KAMI SERAH TENTU PADA PEMILIKNYA

ORANG MELAYU MEMBUAT TURAP
PAPAN DITARUH DIIKAT-IKAT
JIKA ADA SALAH DAN SILAP
MOHON MA’AF DUNIA DAN AKHIRAT

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki : 

TENUNAN SIAK BERWARNA COKLAT
TENUNANNYA INDAH TEKAD MENEKAT
KALAU SEMUA SUDAH SEPAKAT
IJAB KABUL DAPAT DIIKAT
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
BUNYI GENDANG BERTALU-TALU
BANYAK ORANG DATANG DARI KAMPUNG BARU
KALAU KITA SEMUA SUDAH SETUJU
KITA SERAHKAN SAJA ACARA AKAD NIKAH
DENGAN PAK KUA LABUH BARU 

Kemudian setelah itu dapat dilanjutkan dengan acara Akad Nikah.




Sumber : 
Mak Andam Pernikahan Di Sei Pakning Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis 
Pada awalnya  Iringan Pihak Laki-Laki memasuki Rumah Pihak Wanita diiringi dengan hantaran belanja yang dibawa oleh dayang-dayang atau gading-gading dari Pihak Laki-Laki, Hantaran Belanja ini berupa tepak sirih ,Peralatan Kosmetik, pakaian dan perlengkapan wanita, makanan dan buahan, mas kawin,    dan Sejumlah Uang yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai nominal jumlah uang hantaran dan semuanya dikemas dalam bentuk wadah yang unik dan menarik. 

Setelah memasuki Rumah Pihak Wanita, Rombongan dari Pihak Laki Laki dipersilahkan duduk. Dan kemudian Utusan dari Pihak Laki-Laki dan Wanita saling bersalaman, kemudian utusan dari Pihak Laki-Laki menyampaikan beberapa buah pantun sebagai Kata Pengantar dan pantun ini diucapkan sebelum tepak sirih dipertukarkan. Berikut contoh berbalas Pantun dalam prosesi Pernikahan Adat dan Resam Melayu Bengkalis (Sei Pakning) pada saat Acara Hantaran.


Pantun dari Utusan Pihak laki Laki :

Batang ramai suka memanjat
Melilit sampai pohon menanti
Datang kami mempunyai hajat
Ingin menyampaikan hasrat hati

Kain puteri sulaman pelangi
Cantik dan molek jadi idaman
Dahulu kami pernah berjanji
Memetik bunga kembang di taman

Sebelum hajat kami kemukakan
Titipan salam kami sampaikan
Dari Bapak...... (Nama Keluarga Dari Pihak Laki-Laki)
Untuk keluarga Bapak ..... (Nama Keluarga dari Pihak Wanita)

Sampan kotak muatan lada
Menuju selatan kemudi diarahkan
Sopan dan santun kami tiada
Mohon maaf ikhlas diberikan

Rama-rama dikumbang jati
Kesana kemari asyik berterbang
Ramai nampaknya majlis disini
Siapa gerangan teman berbincang


Pantun dari Utusan Pihak Wanita :


Sirih sekapur pinang keratin
Dimakan oleh muda jejaka
Kalau tuan tidak keberatan
Dengan kamilah tuan berseloka

SIKU KELUANG
 Motif Siku Keluang, biasa digunakan sebagai hiasan pada langit-langit



TEBUK BUNGA BAWANG
 Motif Tebuk Bunga Bawang , biasa digunakan sebagai hiasan pada pagar selasar



LEBAH BERGAYUT
Motif Lebah Bergayut , biasa digunakan sebagai hiasan les plang atau untuk hiasan kisi-kisi



KUNTUM TAK JADI
Motif Kuntum Tak Jadi , biasa digunakan sebagai hiasan les plang, untuk hiasan kisi-kisi dan juga hiasan pada pagar selasar



KELOK PAKU
Motif Kelok Paku , biasa digunakan sebagai hiasan foto.



ITIK BEKAWAN
Motif Itik Bekawan , biasa digunakan sebagai hiasan laci.








BINTANG - BINTANG
 Motif Bintang Bintang , biasa digunakan sebagai hiasan langit-langit.


SUMBER : PAMERAN KHUSUS MUSEUM DAERAH SANG NILA UTAMA TANGGAL 28 OKTOBER - 6 NOVEMBER 2011 " DINAMISME ARSITEKTUR MELAYU DALAM KEBUDAYAAN DUNIA"
Keterampilan ragam hias bordir sudah sejak lama dikenal di Indonesia, diperkirakan sudah ada sekitar abad 18M . Kerajinan Bordir ini dikenalkan oleh pedagang China dan India.  Kerajinan Bordir di Riau sudah ada pada masa kerajaan dulu, saat itu anak_anak dara mengerjakan kerajinan bordir. Di Provinsi Riau bordir Melayu pertama kali diperkenalkan tahun 1990  oleh seorang pengrajin yaitu Ibu Martini Sucipto . Ibu Martini Sucipto mengembangkan bordir dengan motif melayu dengan menggunakan ragam hias motif pucuk rebung, siku keluang dan lain lain.


Skills decorative embroidery has long been known in Indonesia, estimated to already have around the 18m century. Embroidery Craft introduced by traders from China and India. Crafts Embroidery in Riau have existed in the kingdom first, then anak_anak virgin embroidery work on handicrafts. In the province of Riau Malay embroidery was first introduced in 1990 by a craftsman that is Mrs. Martini Sucipto. Mrs. Martini Sucipto develop embroidered with motifs wilt by using decorative motif pucuk rebung, siku keluang and others.
MOTIF DAN CORAK TENUN MELAYU RIAU
 MOTIF PUCUK REBUNG
MOTIF PUCUK REBUNG
MOTIF PUCUK REBUNG KUNTUM DEWA

PUCUK REBUNG KUNTUM DEWA

Semah Laut adalah Ritual pemujaan laut. Di daerah Riau, Ritual Semah Laut dapat kita jumpai di daerah Panipahan Rokan Hilir, Bengkalis, Tembilahan serta daerah lain terutama di pesisir. 

Di Panipahan Rokan Hilir, ritual Semah Laut ini dilakukan oleh para nelayan dan acar dipimpin oleh Bathin, mereka menggunakan pakaian khas berwarna kuning, dan ritual diiringi mantra yang dikemas dalam lagu serta diiringi bunyi gendang, gong dan alat musik tradisional lainnya.


Tujuan dilakukannya ritual Semah Laut atau pujaan terhadap laut, agar hasil tangkapan ikan nelayan dapat banyak.
Di laut diyakini banyak ditemukan makhluk halus yang biasa disebut mambang ataupun jin, mambang ataupun jin ini dianggap datang mendatangkan bahaya bagi para pelaut atau nelayan. Dan untuk menghindari makhluk halus ini maka diadakanlah suatu upacara yang dikenali sebagai semah laut.

Dalam ritual semah laut ini, peserta ritual semah laut memperagakan beberapa gerakan ilmu bela diri dan mereka saling berkelahi, dan juga ada peserta yang mengalami kesurupan karena dirasuki oleh makhluk halus.



PAWAI BUDAYA DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2011 : BUDAYA  KUANSING

Bertempat di Arena Purna MTQ pada tanggal 18 September 2011 digelar Pawai Budaya 2011 dalam Rangka Ulang Tahun Tahun Provinsi Riau ke 54. Pawai Budaya 2011 ini bertujuan agar masyarakat luas bisa semakin mengenali kebudayaan sendiri, sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan itu sendiri.

Dalam acara pawai budaya daerah 2011 ini diikuti oleh beberapa  Kabupaten dan Kota se-Riau yaitu Rohil, Kuansing, Pelalawan, Inhu,  Siak, Dumai, dan Pekanbaru.
Dalam Pawai Budaya 2011 ini kabupaten Kuantan Singingi menampilkan beberapa atraksi budaya diantaranya Acara Babako mengantar Anak Pancar, Iringan sunat Rasul dengan Karondo Burak, Iringan Jambar/Sisampek dan Bintang serta beberapa tarian dan juga diiringi musik Randai khas Kuansing.

Rombongan Pawai Budaya Kabupaten Kuantan Singingi

Rombongan Pawai Budaya Babako Mengantar Anak Pancar dan Sunat Rasul
Babako Mengantar Anak Pancar mempunyai maknan  bahwa  keluarga pihak ayah biasa juga disebut bako. sedang kita oleh keluarga pihak ayah disebut anak pancar. Dan didalam tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dll , maka  kita akan dirarak oleh bako. 

Karando Burak : Sebuah Keranda untuk menjulang atau mengangkat bocah yang melakukan khitanan dan diarak keliling kampung. Dinamakan karondo Burak, berasal dari kata Keranda dan Burak (Kendaraan Nabi Muhammad SAW)



Iringan Anak-Anak Kuantan Singingi yang baru saja melakukan khitan (sunat rasul)


Dalam  tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dilakukan pengarakan keliling kampung dengan membawa Bintang, Jambar atau Sisampek.


Bintang adalah sebuah dulang yang berisi berbagai macam panganan atau kue tradisional khas Kuantan Singingi. Dulang ini dibungkus dengan kain lalu ditaruh diatas kepala Ibu-Ibu dan diarak keliling kampung


Jambar atau ditempat lain di Ranah Kuansing juga disebut dengan Sisampek adalah sebuah wadah yang terbuat dari rangka bambu atau batang pisang yang kemudian dapat dibentuk dengan berbagai model dan dihiasi dengan bunga-bunga yang ditusuk dengan lidi daun kelapa yang diselipkan dengan kue-kue dan penganan kecil, lalu Jambar atau sisampek ini diarak oleh kaum wanita Kuantan Singingi.
Tari Manggar adalah tari yang dibawakan oleh " Sanggar Tari Balairung Art Production" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Balairung Art Production ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Manggar"

Tari Manggar menceritakan mengenai Sejarah Kota Pekanbaru, yaitu ditemukannya sebuah Kota yang bernama Sena yang kini dikenal dengan nama Senapelan.


Tari Topeng Mak Yong dibawakan oleh " Sanggar Tari Malay" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Malay ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Mak Yong"
MAK YONG adalah teater tradisional di Kepulauan Riau yang di angkat menjadi sebuah tarian yang menceritakan kenakalan AWANG ( Prajurit ). AWANG diperintahkan oleh  CIK WANG ( sang raja ) untuk berlatih, tetapi AWANG malah mengganggu  INANG ( dayang - dayang ). Hingga akhirnya AWANG ketahuan oleh CIK WANG mengganggu para INANG sehingga AWANG dimarahi oleh CIK WANG

Tari Kipas Mendu dibawakan oleh " Sanggar Tari Malay" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Malay ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Kipas Mendu"
Dalam Tarian Kipas Mandu, Kipas hakekatnya sebagai alat bantu. Bila di Kipas menjadi sejuk, bila sejuk dikipas menjadi marah. Kipas bisa juga menjadi senjata, tergantung yang memakainya. "Tari Kipas Mendu" diangkat dari teater Tradisional "MENDU" yang masih melekat pengaruh zaman kolonial di Kepulauan riau. Tarian ini diangkat dalam suasana yang kental dengan islam

Tarian ini dibawakan oleh " Sanggar Tari Panglima" Kabupaten Pelalawan. Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Panglima ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  berpijak pada tradisi masyarakat di Kabupaten Pelalawan, khususnya Suku Laut di Kecamatan Teluk Meranti yang biasa menggunakan Ambong sebagai alat untuk mengumpulkan dan membawa Niau (Kelapa). Pada garapan tari ini digambarkan bahwa ambong sebagai properti tari dapat dimainkan juga sesuai dengan kebiasaan masyarakat memperlakukan ambong itu. Ambong dipikul, ambong dijunjung, ambong dihentak, ambong digoyang, ambong digegar, ambong ditungkup.

Rentak Bulian merupakan ritual pengobatan, dimana diambil dari Kata Rentak dan Bulian. Rentak yang maksudnya merentak atau melangkah, dan Bulian adalah tempat singgah mahluk bunian atau mahluk halus dalam bahasa daerah Indragiri Hulu. Tarian Rentak Bulian ini sangat kental dengan suasana dan unsur magis, dan sebelum ritual tari dilakukan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama oleh penari. Ritual tersebut diantaranya sebagai berikut :
  1. Penari adalah terdiri dari delapan orang muda yaitu 7 ( tujuh ) perawan dara yang cantik dan molek tidak sedang kotor (bersih dari haid), serta 1 ( satu ) orang pemuda gagah perkasa yang baligh
  2. Hapal benar gerak dan laku tari
  3. Setiap penari tak ada yang berdekatan bertalian darah
  4. Seluruh penari mendapat izin tetua adat kampung
  5. Sebelum menari, penari sudah diasapi dengan gaharu
  6. Alat musik harus di keramati
  7. Mayang pinang terpilih mudanya serta perapian tak boleh di mantera
Acara ritual tari ini dilakukan sebelum pertunjukan tari. Apabila ritual tari ini diindahkan, biasanya akan mendapat celaka yang tak di inginkan.  Dalam jalannya tari, tubuh para penari biasanya akan dalam keadaan siap menari dengan catatan sehat dan juga akan menjadi media penolak bala oleh para mahluk gaib. Biasanya pula penari pria akan dalam keadaan setengah sadar pada akhir puncak tari. Pada waktu itulah pula penari pria tersebut akan memecahkan mayang pinang sebagai media pengobatan dengan merentak mengelilingi penari perempuan lainnya.
PERLENGKAPAN TARI
  • Bulian                :  Sejenis rumah rumahan atau pondok untuk tempat ritual
  • Perapian            :  Tempat untuk membakar sesaji
  • Kapur Sirih        : Alat untuk membuat balak atau tanda silang
  • Mayang Pinang  : Pohon pinang dan diukir motif melayu
  • Baju Adat          : Untuk dipakai para penari dan pemusik
  • Alat Musik         : Untuk pengiring tari

ALAT MUSIK PENGIRING TARI
  • Gong (alat dari besi logam sebagai pengiring ritme langkah kaki penari)
  •  Seruling (alat tiup dari buluh bambu pilihan berlubang tujuh sampai duabelas sebagai tangga nada)
  •  Ketok-ketok (dari sebongkah batang kelapa tua yang berdiameter 30-45 cm, di lubangi menyerupai kentongan pada daerah jawa)
  •  Tambur (gendang besar sebagai bass)
  • Kerincing pada kaki penari
  • Gendang
KERIS adalah senjata atau alat yang digunakan oleh orang melayu pada zaman dahulu secara turun temurun . "Keris" merupakan senjata bagi orang melayu dahulu yang mendapat tempat istimewa oleh Orang Melayu karena keris melambang kemegahan, dan bagi seorang laki-laki keris juga menjadi lambang marwah dirinya.

Keris merupakan senjata bagi orang Melayu zaman dahulu, pada zaman sekarang keris hanya dijadikan sebagai senjata peninggalan dan identik sebagai khasanah orang "Melayu Riau".

Gambus merupakan salah satu musik yang telah berusia ratusan tahun dan sampai kini masih tetap populer. Gambus berkembang sejak abad ke-19, bersama dengan kedatangan para imigran Arab dari Hadramaut (Republik Yaman) ke nusantara. Gambus dijadikan sarana untuk menyiarkan agam Islam, dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin.
CEDUL
MARWAS

GENDANG PANJANG

Di masyarakat Melayu Riau,lazimnya Gambus dimainkan untuk mengiringi tarian zapin dalam berbagai acara  adat dan kegiatan kesenian. Dalam mengiringi tarian zapin, gambus dibunyikan serta dikombinasikan penggunakaanya dengan alat musik lain seperti kompang, marwas, bebano, cedul, gendang. 
GAMBUS

BEBANO




YESTI SUYANTI

Jl. Hang Jebat RT 2 / RW 7, Gang Islah, Sungai Apit,
Kabupaten Siak, RIAU.
Kerajinan Tenun songket di Riau yang terkenal yaitu Tenun songket Siak. Di Siak Tenun Songket pertama kali diperkenalkan oleh Pengrajin yang didatangkan dari kerajaan Trengganu Malaysia yaitu pada masa Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura,beliau adalah seorang yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana bertenun kain Songket.

TENUN SONGKET RIAU






TENUN SONGKET RIAU



Weaving Crafts songket in Riau Siak songket Weaving famous. In Siak Weaving Songket first introduced by craftsmen brought from the kingdom of Trengganu Malaysia that is in the Siak Kingdom was ruled by Sultan Sayid Ali. A woman named Wan Wan Siti Binti Karim was brought to the Siak Sri Indrapura, he is a capable and skilled in weaving and he teaches how to weave cloth Songket.

Dokumentasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Riau (DEKRANASDA)/National Craft Council of Riau Province. 

Kerajinan TEKAT merupakan seni yang dituangkan pada sebidang kain, perkembangan TEKAT didaerah Riau seiring dengan adanya unsur-unsur seni di daerah Riau yaitu sekitar abad VII, kemudian semakin berkembang pada abad XV bersamaan dengan tersebarnya Islam di Indonesia. Teknologi pembuatan Tekat ini diperkirakan berasal dari Luar Indonesia yang persebarannya melalui musafir dan pedagang yang datang ke daerah Riau
TEKAT RIAU
TEKAT RIAU
Craft embroidery is an art that is poured on a piece of cloth, embroidery developments Riau area along with the art elements in the Riau area which is about seventh century, then growing in the fifteenth century along with the spread of Islam in Indonesia. Embroidery-making technology is expected to come from outside Indonesia that spreading through travelers and traders who came to the area of Riau.

Dokumentasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Riau (DEKRANASDA)/National Craft Council of Riau Province.