Tampilkan postingan dengan label RIAU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RIAU. Tampilkan semua postingan
Sumber FacebookTiga Naga Fotball Academy & Soccer School


Klub Sepakbola Tiga Naga (disingkat KS Tiga Naga) asal Pekanbaru menjadi Tim Fenomenal karena  berhasil promosi pada tahun 2019 dan akan berlaga di Liga 2 2020. 

Tiga Naga merupakan Akademi Sepakbola Profesional asal Pekanbaru yang memiliki Fasilitas cukup lengkap, Beberapa waktu lalu kami sempat berkunjung ke Stadion Tumpal Sinaga yang merupakan Training Ground Akademi Sepakbla Tiga Naga  dan Juga Home Base Tim Tiga Naga, Stadion Tumpal Sinaga dengan luas 2hektare, Kualitas rumput bisa kami pastikan inilah Rumput yang terbaik di Sumatera, rumput hijau yang selalu dirawat serasa melihat Rumput Stadion di Eropa, rumput berwarna hijau dibuat bergaris selang seling.

Drainase Stadion cukup baik, drainase ada di lapangan aupun pinggir lapangan, kita tidak perlu khawatir jika hujan terjadi , air akan cepat merembes ke Tanah
Disekitar Stadion terdapat Kolom renang mini untuk underwater treatment, untuk Kualitas penerangan cukup baik, dimana saat Liga Tiga Musim 2019 lalu Tiga Naga mampu menjadi Tuan Rumah yang baik dengan menggelar pertandingan di malam Hari .
 


Berawal dari Akademi Sepak Bola

Tiga Naga melakukan pembinaan pemain Usia Muda dengan melakukan seleksi di berbagai Kota, tujuan mulia dari Sang Pemilik yaitu untuk mencetak pemain berbakat dan tentunya dapat berprestasi di kemudian hari. " Kami Ingin Memberikan Kontribusi Buat Bangsa & Negara Indonesia Melalui Sepak Bola Pembinaan Usia Dini " demikian sebuah Postingan Facebook Akun Tiga Naga Football Academy & Soccer School.

Berawal dari Pembinaan Usia Muda apa yang diimpikan bapak Rudy Sinaga sang Pemilik sudah menjadi kenyataan, Tiga Naga sudah mampu memberikan kontribusi untuk Indonesia, Di Timnas U19 ada Aji Kesuma dan di Timnas U16 ada debutan Wahyu Pratama yang mencetak 2gol saat Indonesia membantai Mariana Utara 15 - 1 dan spesialnya mereka adalah Putra Riau. Saat ini ada 2 orang pemain didikan Tiga Naga yang menjalani Latihan di Klub Liga 2 Spanyol Numancia yaitu Alowisius Sandi Ardiles dan Ignasius Abelard Tegar Pambudi dan beberapa pemain lain yang permah mengikuti Seleksi Tim Nasional Indonesia


Liga 3 2019

Mengawali Musim Liga 3 2019 , KS Tiga Naga Memulai dari Liga 3 Pra Nasional 2019. KS Tiga Naga termasuk dalam grup A yang di huni oleh, KS Tiga Naga, SEL 50 Kota FC,  Persika Karawang dan Persiba Bantul. KS Tiga Naga keluar menjadi juara Grup ditemani Persiba Bantul di posisi Runner-Up dan  berhak lolos ke Liga 3 Nasional 2019.
 
Di Liga 3 Nasional 2019 Babak 32 Besar KS Tiga Naga kembali berada di Grup A bersama Karo United FC,  Persikota Tangerang dan Tim satu Kota Pekanbaru yaitu Tornado FC dan di 32 Besar Liga 3 Nasional 2019 ini KS Tiga Naga kembali keluar sebagai juara grup A serta berhak LOLOS ke babak 16 Besar di temani oleh Karo United FC.
Di 16 Besar Liga 3 Nasional 2019 KS Tiga Naga menghadapi tim asal Kepulauan Riau yaitu 757 Kepri Jaya FC, babak 16 Besar Liga 3 Nasional berlangsung di Stadion Tumpal Sinaga dan laga ini dimenangkan oleh KS Tiga Naga dengan skor tipis 1-0 dan KS Tiga Naga lolos ke 8 Besar Liga 3 Nasional 2019.

Babak 8 Besar Liga 3 Nasional 2019 KS Tiga Naga menempati grup barat bersama PSKC Kota Cimahi, Persidi Idi Rayeuk dan Persekat Kab. Tegal. Pertandingan pertama yang bermain di Stadion Siliwangi melawan Persekat Kab. Tegal., KS Tiga Naga menang dengan skor 2-1, namun sayang dipertandingan kedua KS Tiga Naga harus menelan kekalahan 1-5 dari tuan rumah PSKC Kota Cimahi, Kekalahan ini memaksa KS Tiga Naga harus melakukan pertandingan Hidup Mati melawan Persidi Idi Rayeuk dan Tiga Naga berhasil  memenangkan pertandingan terakhir dengan skor 2-1, dan menempatkan KS Tiga Naga sebagai Runner Up Grup Barat dan berhak mendapatkan tiket promosi ke Liga 2 2020

Tiga Naga tidak berjuang sendirian, Suporter Setia Ultras Draco selalu mendukung. Nama Ultras Draco sediri merupakan nama naga asli andemik sumatera yeng bernama Draco Lizard.

Gambaran singkat tentang perjalanan Tiga Naga yang berawal dari sebuah Akademi Sepak bola menjadi suatu Klub Sepak bola Professional di Liga 2 Indonesia 2020 dapat disaksikan di Video Berikut yang kami kutip dari Akun Resmi Youtuber Tiga Naga : TigaNaga TV






Genggong merupakan alat musik jenis harpa mulut yang banyak tersebar di Indonesia dan Alat musik ini dimainkan sebagai hiburan pada waktu senggang.
Genggong adalah alat musik yang terbuat dari bambu, pelepah enau, kayu, atau logam, yang dimainkan dengan mendekatkannya ke rongga mulut, kemudian menarik-narik utas (tali) yang dihubungkan dengan lidah getar pada alat musik tersebut, atau memetik lidah getar berupa lamela logam, sedangkan mulut si pemakai berfungsi sebagai resonator.




Genggong merupakan alat musik khas tradisional Suku Talang Mamak yang terbuat dari pelepah enau. Umumnya Begenggong (memainkan Genggong) dilakukan pada saat- saat istirahat menghibur diri sendiri. Dapat juga dimainkan pada saat menunggu padi masak, acara-acara begawai atau upacara-upacara tradisional lainnya pada Suku Talang Mamak. 

Bagi jejaka, begenggong dilakukan pada saat malam hari untuk memanggil gadis agar turun ke tanah. Begenggong bagi jejaka adalah untuk memikat anak gadis.


Bagaimana dengan Alunan Suara Genggong, saksikan video berikut : 
Kesenian berdah Inhil bukan hanya sekedar Kesenian musik melayu tetapi telah menjadi simbol yang kuat terhadap nilai-nilai Islam yang telah menyatu kedalam budaya Melayu. Berdah dimainkan pada acara pesta pernikahan, Perayaan Hari Besar Islam, Qasidah, barsanji, Tepung Tawar serta acara lainnya. 


Berdah berisikan lantunan pujian dan sanjungan untuk 
Nabi besar Muhammad SAW , berdah dimaikan dengan rebana dan pemain rebana duduk bersila. Di Indragiri Inhil berdah cukup familiar di Masyarakat Mandah, bahkan berdah dijadikan mata pelajaran ekstra kurikuler bagi siswa dengan tujuan agar kesenian tradisional islami ini tidak punah.



Berdah Inhil pada event wisata religi gema Muharram 1438 Hijriyah lalu telah dicatat sebagai Rekor MURI dengan Rekor Penabuh berdah terbanyak yaitu 1001 penabuh, tidak hanya itu Berdah Inhil pernah menjadi salah satu ritual pada saat Tepung tawar Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno.

Salah cara yang dilakukan Riau agar Berdah ini Tetap lestari adalah dengan mengusulkan Berdah Inhil sebagai Warisan Budaya Tak Benda bersama 60 Warisan Budaya lainnya, namun Berdah gagal menjadi Warisan Budaya Tak Benda, selain di Inhil Berdah juga ada di kepulauan Riau, Sumatra Utara, dan Jambi.

Penasaran dengan Berdah, berikut cuplikan Singkat Video Berdah : 

 

Benteng Tujuh Lapis terletak di Dalu-Dalu Lingkungan Benteng Tujuh Lapis Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu . Benteng ini berada dalam kawasan pemukiman penduduk, dan berada di pinggir sungai sosah. Benteng ini berjarak sekitar 30Km dari Pasir Pangaraian Ibukota kabupaten Rokan Hulu dan sekitar 210km dari pekanbaru Ibukota  Provinsi Riau.


Sejarah pendirian benteng ini tidak terlepas dari Tuanku Tambusai, Tuanku Tambusai lahir pada masa zaman kekuasaan Duli yang dipertuan Besar Radja ke-14 Kerajaan Tambusai. Nama asli Tuanku Tambusai adalah Muhammad Saleh, bapaknya bersama Maulana Kali, seorang Qadhi, alim ulama, dan Imam  dalam Kerajaan Tambuaai. Masa kecil Tuanku Tambusai dihabiskan di tempat-tempat dengan nilai religius karena sering mengikuti kegiatan bapaknya yang seorang Imam Tambusai.
Tuanku Tambusai memiliki sifat yang menarik perhatian orang yaitu  pendiam, cepat mengerti dan memiliki pendirian yang kokoh. Tuanku Tambusai memperdalam  ilmu dan pengetahuan agamanya di Minangkabau , ia berguru Kepada Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao) dan kemudian ia ke Mekkah. Setelah kembali ke kampung halamannya Tuanku Tambusai muda menggantikan kedudukan Ayahnya sebagai seorang Qadhi.

Meriam Peninggalan Tuanku Tambusai
                                       
Bersama Tuanku lmam Bonjol dan Tuanku Rao, Tuanku Tambusai mencetuskan pemikiran pembaharuan di bidang agama Islam (pemberantasan bid'ah serta. hal-hal yang bertentangan dengan Islam). Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao di daerah Bonjol dan Rao, sedangkan Tuanku Tambusai di daerah Tambusai. 

Mereka secara bersama bergabung dalam satu wadah yang dinamakan  "Kaum Paderi""yang dipimpin oleh Peto  Syarif yang kemudian terkenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol. 

Sebelum Tuanku imam Bonjol, Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai berjuang dengan Gerakan Kaum Paderi, gerakan Paderi telah dirintis mulai Tahun 1803 oleh Haji  Miskin,  Haji  Sumanik dan Haji Piobang dan Gerakan ini    ditentang oleh kaum adat  dan  terjadilah  perperangan saudara antara keduanya dan kaum Adat dibantu oleh Belanda.  Momen ini dimanfaatkan oleh Belanda  untuk   ikut   campur   dalam tatanan kehidupan masyarakat   minangkabau  hingga akhirnya terjadilah Perang antara Kaum Paderi dan Kolonial Belanda.

Salah Satu Lapis Dari Benteng Tujuh Lapis

Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu ini didirikan pada tahun 1835 oleh Tuanku Tambusai yang fungsinya sebagai kubu perlahanan dalam melawan penjajah Belanda. Pada awalnya benteng ini dinamai Kubu Aur Duri, karena parit dan tanggul pertahanan benteng ini di perkuat dengan aur berduri.

Benteng ini
sargat kokoh dan kuat, benteng terdiri dari tanggul pertahanan yang berjumlah tujuh lapis dan tiap lapis dilapisi lagi oleh kubu kubu kecil dan ditamai  bambu berduri. Bagian belakang benteng langsung berhubungan dengan Sungai Sosah sebagai jalur pelarian untuk menyelamatkan diri,

Benteng Tujuh Lapis berulang kali diserang oleh Belanda namun selalu gagal
, Pada tanggal 27 November 1873. Kolonel Michiels diangkat menjadi Gubernur Militer baru untuk menghadapi Tuanku Tambusai, karena kuatnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis , Kolonel Micheils meminta bantuan pasukan dari Batavia. Pasukan bantuan ini terdiri dan empat kompi dari pasukan Batalyon ke-6 dan di bantu pasukan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Selain itu Micheils dibantu  Mayor Bethoven yang bergerak dari Lubuk Sikaping dengan 1.500 pasukan dan juga Mayor Weslenberg  dengan 2 kompi pribumi.



Gelanggang Silat Tuanku Tambusai
Gelanggang Silat Tuanku Tambusai

Menurut Laporan Micheils kepada atasannya tertanggal 12 Februari 1839 ,bahwa Banyak Korban Jiwa dari Belanda antara lain  Mayor Bethoven tewas, dan Kolonel Micheils berhasil merebut Benteng Tujuh Lapis pada tanggal 28 Desember 1838 , dan Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri dan Hijrah ke Malaysia dan hingga di penghujung hidupnya Tuanku Tambusai wafat dan dimakamkan di Malaysia dan Dulunya sudah ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau untuk memindahkan Makam Tuanku Tambusai dari Malaysia ke Indonesia, namun usaha tersebut gagal, di Malaysia Tuanku Tambusai di anggap Tokoh dan juga Penyebar Agama Islam. 

Kokohnya pertahanan Benteng Tujuh Lapis ini dapat dilihat dari lamanya waktu pertempuran dalam merebut Benteng , berdasarkan Catatan Kolonel Michels ia dan pasukan bertempur selama 11 hari hingga akhirnya Benteng berhasil dikuasai. Salah satu faktor penyebab adanya rasa cinta tanah air yang tinggi di kalangan para pengikut Tuanku Tambusai adalah karena faktor wibawa, jiwa kepemimpinan yang baik, tidak mau kompromi, serta kecerdasan yang di miliki oleh Tuanku Tambusai, Tuanku Tambusai dapat menyatakan pengikutnya yang berasal dari kelompok etnis yang berbeda seperti Melayu, Mandailing dan Minangkabau yang mendiami tiga wilayah yang berlainan (Minangkabau, Melayu dan Mandailing). 
 
Bekas Lokasi pengintaian yang dijadikan Rumah Penduduk

Karena
perjuangan dan kehebatannya, oleh pihak Belanda Tuanku Tambusai di juluki Padriesche Tiger van Rokan' atau Harimau Paderi dari Rokan yang bertempur di Riau, Tapanuli dan Minangkabau bagian utara. Dan berkat jasa-jasa dan kepahlawanannya dalam melawan penjajah Belanda , Pemerintah Republik Indonesia Menetapkan Tuanku Tambusai Sebagai Pahlawan Nasional melalui Ketetapan SK. No. 071/TK/Tahun 1995 arggal 7 Agustus 1995 .




Berdasarkan
data yang didapat bahwa benteng Tujuh Lapis pada Tahun 1838 berbentuk segi empat yang terdiri dari gundukan tanah (disebut Kubu) dan diantara kubu kubu dialiri air dengan dealaman 7 hingga 10 meter  dan disekeliling benteng ditanam bambu berduri  dan pintu gerbang benteng dibuat tiga lapis dari kayu dan diberi lubang untuk pengintai dan menembak musuh. Kini kawasan sekitar Benteng dijadikan penduduk sebagai tempat tinggal, dan di sekitar Benteng terdapat sebuah laman silat dan juga sebuah tanah kosong yang luas dan sering dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga, berkemah serta kegiatan sosial masyarakat lainnya.

Kini Kawasan Benteng telah direvitalisasi dengan dibangunnya penerangan disekitar Benteng, kemudian juga dibuat tanggul untuk menghindari abrasi sungai, serta di buat tempat duduk untuk bersantai warga serta wisatawan yang ingin berkunjung dan disekitar Benteng dengan jarak sekitar 2 km dibangun Diorama Perjuangan Tuanku Tambusai.


Cara Menuju Lokasi Benteng Tujuh Lapis
Untuk mengunjungi lokasi Benteng Tujuh Lapis  yang berada di Kecamatan Tambusai Kabupaten  Rokan Hulu, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Apabila Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Pekanbaru, Anda harus menempuh perjalanan  lebih kurang sejauh dua ratus kilometer , dengan waktu tempuh normal 4 ,5 hingga 5 jam perjalanan. Perjalanan dilakukan menuju Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dari Pekanbaru dapat dilakukan melalui  akses Jalan yaitu melewati Jalan Bangkinang serta melewati Jalan Petapahan (via Garuda Sakti Pekanbaru). Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa menggunakan google map yang lebih akurat untuk menemukan lokasi yang Anda cari. 

Selain itu untuk memudahkan serta kenyamanan anda juga dapat menggunakan Jasa Travel Pekanbaru - Tambusai dengan Biaya Rp.120.000,- sekali Perjalanan, Alam Travel menjadi salah satu Referensi kami untuk Perjalanan Pekanbaru - Tambusai atau sebailknya Tambusai - Pekanbaru , keramahan Supir dan juga keamanan dalam mengemudi Kendaraan menjadi Ciri Khas dari Alam Travel. Untuk menikmati perjalanan bersama Alam Travel dapat menghubungi Nomor 08217228279.