Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk keempat kalinya menyelenggarkan Citra Pesona Award (CIPTA) 2013. Kompetisi ini merupakan
bentuk apresiasi pemerintah sekaligus penganugerahan kepada pengelola
daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata
buatan, serta wisata berwawasan lingkungan yang ada di Indonesia. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata dan
mendorong wisata berwawasan lingkungan. Selain itu, juga untuk mendukung
program empat pilar pembangunan nasional berkelanjutan dalam Triple
Track Strategy Plus (pro-growth, pro-job, pro-poor dan plus pro
environment).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan sembilan destinasi wisata di Indonesia. Setelah melalui seleksi ketat terhadap 144 daya tarik wisata dari 27 provinsi, akhirnya terpilih 9 daya tarik wisata yang mendapatkan penghargaan Citra Pesona Wisata (Cipta Award) 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan sembilan destinasi wisata di Indonesia. Setelah melalui seleksi ketat terhadap 144 daya tarik wisata dari 27 provinsi, akhirnya terpilih 9 daya tarik wisata yang mendapatkan penghargaan Citra Pesona Wisata (Cipta Award) 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim mengatakan pemberian Cipta Award untuk kali keempat ini tidak melulu dinilai berdasarkan keindahan destinasi wisata tersebut. Namun, lebih menekankan pada pengelolaan sehingga memberi efek positif dan dapat menjadi daerah wisata yang berkelanjutan.
Cipta Award ini merupakan bentuk apresiasi terhadap pengelolaan
daerah wisata sehingga diharapkan daya tariknya semakin mendunia dan
berkelas internasional. Parameter lingkungan, ekonomi, dan budaya yang
menjadi penilaian terhadap para pemenang.
Dari hasil penjurian yang terhadap 144 daya tarik wisata dengan
jumlah usulan 27 provinsi, terpilihlah 41 destinasi yang berhak masuk
dalam penilaian meja oleh tim juri. Berdasarkan hasil penilaian juri,
hanya ada 27 daya tarik wisata yang layak dilakukan penilaian lapangan.
27 daya tarik itu terdiri dari 9 kategori yang dibedakan berdasarkan
jenis wisata dan pihak pengelola. Masing-masing kategori terpilih 3
kandidat, yang kemudian disaring kembali sehingga terpilihlah pemenang
dari masing-masing kategori. Sementara Ombak Bono Sungai Kampar menjadi nominasi ke 10. Dalam keterangan persnya Kadisbudparpora Kabupaten Pelalawan H. Zulkifli,S.Ag menyatakan meski tidak masuk dalam sembilan pemenang yang diumumkan, namun prestasi 10 besar ini merupakan suatu kebanggaan sendiri.
- Pura Ulun Danu Bratan di Bali, Daya Tarik Wisata Alam yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN atau BUMD.
- Agrowisata Hutan Mangrove Lagoi di Riau, Daya Tarik Wisata Alam yang dikelola oleh BUMS
- Pulau Kakaban di Kalimantan Timur, Daya Tarik Wisata Alam yang dikelola oleh LSM, masyarakat atau perseorangan
- Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Daya Tarik Wisata Budaya yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN atau BUMD
- The Blanco Renaissance Museum di Bali, Daya Tarik Wisata Budaya yang dikelola oleh BUMS
- Desa Wisata Panglipuran di Bali, Daya Tarik Wisata Budaya yang dikelola oleh LSM, masyarakat atau perseorangan
- Owabong di Jawa Tengah, Daya Tarik Wisata Buatan yang dikelola oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, BUMN atau BUMD - Kampung Sampireun di Jawa Barat, Daya Tarik Wisata Buatan yang dikelola oleh BUMS skala kecil.
- Jatim Park 1, Jawa Timur, Daya Tarik Wisata Buatan yang dikelola oleh BUMS skala besar.
- Bono Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
1 komentar:
Semoga Bono kedepannya lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah kita sebagai asset dalam memajukan pariwisata di Riau khususnya...
Posting Komentar