Pesona Wisata Kabupaten Kampar

Provinsi Riau tidaklah seindah Provinsi tetangga Sumatra Barat ataupun Sumatra Utara,yang kaya akan objek wisata. Riau hanya menjadi destinasi bisnis, yang mempunyai urusan bisnis ataupun kepentingan lainnya di Riau, cenderung tidak akan bermalam atau menginap, karena mereka tidak menemukan sebuah alasan untuk berlibur ke Bumi Melayu Riau. Seorang pembicara dalam seminar, ataupun pemateri dalam sebuah training, mereka akan datang dari pagi hari jakarta kemudian  pulang sore hari. Tidak ada agenda untuk tujuan wisata sama sekali.

Bagi mereka Riau hanya sebuah tempat yang panas, sumber asap, kaya minyak dan penuh dengan gedung-gedung pemerintahan yang megah dan berarsitektur melayu. Ketika Kepulauan Riau dimekarkan menjadi sebuah Provinsi baru, Riau   kehilangan potensi sektor wisata terutama wisata bahari. Memang Riau, tidak memiliki wisata alam, tapi saya yakin suatu saat nanti akan menjadi salah satu destinasi wisata di Sumatra. Riau sebagai jantung peradaban budaya Melayu setidaknya masih bisa mengembangkan wisata di sektor seni dan kebudayaan.


Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang letaknya diapit oleh kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi. Posisi Kabupaten Kampar persis dilalui garis khatulistiwa, hutan tropisnya begitu istimewa, sungai dan anak sungai menghiasi alam Kampar, Keberadaan sebuah Candi yang menjadi misteri hingga saat ini menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan. Air terjun yang indah, dan tentunya Wisata Kuliner dan wisata religi, terutama wisata religi bagi kaum muslim,karena kampar adalah Serambi Mekahnya Riau.
Kabupaten kampar berada di perbukitan Bukit Barisan Pulau Sumatera dan dibelah oleh dua Sungai yakni Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan. Kabupaten kampar beribukota bangkinang dan hanya berjarak sekitar 65km dari Kota Pekanbaru atau dapat ditempuh dengan waktu 1jam perjalanan darat. Dari Kota Pekanbaru kita lanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Kampar. Air Tiris menjadi tujuan pertama, sebagai Serambi Mekkah Riau, Kabupaten Kampar mempunyai banyak cerita tentang Islam. Salah satunya adalah Masjid Jami'. Mesjid yang terletak di Jalan Pasar Usang Desa Tanjung Barulak, Air Tiris Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar ini dibangun pada tahun 1901 Masehi atas prakarsa Engku Mudo Sangkal, seorang ulama yang mengonsolidasikan potensi ninik-mamak dan cerdik-pandai dari 20 kampung di kenegerian Air Tiris. Sebagai panitia pembangunannya adalah yang disebut dengan Ninik Mamak Nan Dua Belas yaitu para ninik-mamak dari berbagai suku yang ada dalam seluruh kampung. Mereka mengerjakannya bersama anak kemenakan, termasuk tukang dari Trengganu, Malaysia, yang membuat mimbar yang dikerjakannya di Singapura. Tahun 1904 masjid ini selesai yang diresmikan dengan meriah oleh seluruh masyarakat Air Tiris dengan menyembelih 10 ekor kerbau.

                   


Arsitektur masjid ini menunjukkan adanya perpaduan gaya arsitektur Melayu dan Cina, dengan atap berbentuk limas, seluruh bagian bangunan terbuat dari kayu tanpa menggunakan besi dan paku melainkan hanya pasak kayu. 

Setelah mengunjungi Mesjid jami' Air Tiris, perjalanan dilanjutkan menuju kota Bangkinang, sebelum memasuki Kota bangkinang perjalanan kita arahkan menuju Kecamatan Bangkinang Seberang, Bukit Naang Adventure Park menjadi tujuan utama, Bukit Naang merupakan objek wisata berkonsep outbond
dan tempat rekreasi keluarga dengan kondisi alam yang masih sangat asri. Jika sudah berada di Bukit Naang,jangan dilewatkan momen berflying fox, flying fox di Bukit Naang merupakan arena Flying Fox terpanjang di Sumatra.

Setelah menikmati petualangan outbond di Bukit Naang, mari kita lanjutkan perjalanan menuju Kota Bangkinang, persis di tepi jalan Kota Bangkinang, terlihat sebuah bangunan mesjid yang megah dan besar yang disebut Islamic Centre Kabupaten kampar, Islamic Centre Kampar menjadi tempat yang tenang untuk beristirahat sembari menunaikan ibadah shalat. Masih di Kota Bangkinang, kita dapat mengunjungi Taman Rekreasi Stanum, ditaman  Di taman Stanum ini terdapat berbagai jenis bunga dan tumbuhan lainnya, Stanum berada di kawasan berbukit dan hawanya sejuk karena dipenuhi pohon yang rindang.
                                

Perjalanan dilanjutkan menuju kecamatan Bangkinang Barat, Desa Wisata Pulau Belimbing menjadi destinasi berikut. Di Desa Wisata Pulau Belimbing kita dapat melihat Rumah lontiok (Rumah Khas Kampar).
Di Desa Pulau Belimbing juga terdapat sebuah Museum yaitu Museum Kandil Kemilau Emas museum ini berbentuk Rumah Lontiok yang menyimpan  berbagai koleksi yang memiliki nilai sejarah seperti Barang tembikar, Alat Pertukangan, Alat Pertanian, Alat-alat penangkap ikan, alat-alat kesenian, Alat-alat pelaminan, Alat-alat perdagangan, Alat pesta dan lain-lain.
Museum Kandail Kemilau Emas yang berbentuk Rumah Lontiok
Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan maka masyarakat di desa Wisata Pulau Belimbing  Kecamatan Bangkinang menggelar acara yang sudah menjadi tradisi sejak lama yakni lomba pacu tongkang melawan arus Sungai Kampar.

Kemudian perjalanan kita lanjutkan menuju kecamatan XIII Koto kampar menuju Candi Muara Takus. Sebelum mencapai Candi  Muara Takus kita akan menjumpai sebuah waduk yang dikenal dengan PLTA Koto Panjang. Kawasan PLTA Koto Panjang memiliki panorama yang indah.
Dari kejauhan terlihat Bukit Barisan yang menjadi hulu air waduk ini. Air danaunya yang biru seakan-akan menarik pengunjung untuk mengarungi areal sekitar 12.900 hektar ini dengan perahu atau pompong. Kawasan yang asri dan tenang ini sangat cocok dijadikan tempat untuk melepaskan penat,bahkan kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan.

Tidak jauh dari Kawasan PLTA Koto Panjang, tepatnya di Kecamatan XIII Koto Kampar
kita akan mendapati sebuah peninggalan tua berupa Candi Muara Takus, yang hingga saat ini keberadaannya menjadi misteri dan menjadi perdebatan panjang mengenai keberadaan Sriwijaya. Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, kecamatan XIII Koto Kampar atau sekitar 135 km dari Pekanbaru. Desa Muara Takus terkenal baik didalam negeri maupun di luar negeri khususnya di Asia karena adanya Gugusan Candi Muara Takus. Menurut pengembara china I-Tsing  Candi Muara Takus tidak terlepas dari Sriwijaya dan ia menyebutkan bahwa ibukota Sriwijaya berada disuatu tempat dimana pada tengah hari tidak terlihat bayangan seseorang yang berdiri.
Penampakan Candi Tua dan Candi Mahligai di Gugusan Candi Muara Takus
Candi Muara Takus ditemukan pada tahun 1860 oleh Cornet De Groot, hasil penemuannya dituangkan dalam sebuah tulisan yang berjudul "KOTO CANDI", tulisan tersebut dimuat dalam "Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkenkunde". Gugusan Candi Muara Takus ini dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari batu putih yang berukuran 74meter x 74meter. Dalam kompleks ini terdapat bangunan Candi yaitu Candi Mahligai,Candi Palangka, Candi Bungsu,  Candi Tua, Tanggul Kuno, dan beberapa bangunan lainnya. 

Butuh waktu yang panjang untuk menelusuri dan mengeksplor Wisata di Kabupaten Kampar, Kawasan Kampar Kiri menurut kami merupakan "gudangnya objek wisata " di Kabupaten Kampar. Perjalanan menuju Tempat wisata lainnya kita lanjutkan menuju Kawasan Kampar kiri. kawasan Labersa Kecamatan Siak Hulu menjadi destinasi pertama, di kawasan ini terdapat Hotel Labersa, Labersa Waterpark dan juga Riau Fantasi.


Labersa Waterpark dan juga Riau fantasi merupakan salah satu alternatif berliburan bersama keluarga. Labersa Waterpark memiliki beberapa fasilitas permainan tambahan seperti motor race, water futsal dan bouncy slide. Untuk kenyamanan bersantai bersama keluarga terdapat fasilitas untuk beristirahat sejenak, “GAZEBO”. itulah nama yang diberikan Management . Labersa Waterpark yang telah dilengkapi dengan balcony dan kamar bilas pribadi, selain itu tersedia Loker agar para pengujung merasakan aman dan tidak khawatir dengan barang-barang bawaannya ketika bermain dan bergembira bersama keluarga. Dan untuk menghibur para pengunjung.

Setelah puas menikmati wahaa di Labersawaterpark dan Riau Fantasi, perjalanan kita lanjutkan menuju kawasan Desa Wisata Buluhcina. 
Warga Desa Buluhcina memiliki kebudayaan kearifan lokal  untuk tidak merusak lingkungan dan hutan.  Di Desa Buluhcina terdapat Hutan Wisata Buluhcina. Hutan Wisata Buluhcina ini luasnya 1.000 hektare. 

HUTAN WISATA DESA BULUHCINA
Hutan ini sangat asri dan sangat alami dan sudah terpelihara semenjak ratusan tahun yang lalu, di hutan ini dapat kita jumpai flora dan fauna, seperti rotan, anggrek, monyet,burung,kupu-kupu,harimau dan juga pepohonan yang sangat besar dan tinggi, dikawasan hutan ini terdapat tujuh danau yaitu : Danau Pinang Luar, Danau Pinang Dalam, Danau Tanjung Putus, Danau Baru, Danau Tanjung Putus, Danau Lubuk Siam, Danau Atehutan, dan Danau Tatangah, masing-masing danau memiliki keunikan tersendiri. selain hutan wisata yang menjadi andalan utama, kawasan desa Buluhcina ini juga dapat menjadi pilihan yang terbaik untuk memancing dan menjala ikan, pemandangan yang indah dan alami di hutan buluhcina juga dapat dijadikan sebagai tempat hiking, tracking, kemah atau kemping. 

Tujuan Wisata selanjutnya adalah istana Gunung Sahilan, sebelum mencapai Istana Gunung Sahilan kita akan menikmati perjalanan dengan melihat perkebunan kelapa sawit dan juga sungai kampar. Di Desa teratak Buluh membentang sebuah jembatan yang kokoh, di Teratak Buluh ini
kita dapat menikmati santapan makanan  khas Kampar, udang galah dan ikan-ikan air tawar menjadi menu yang nikmat. 

Bekas istana Kerajaan Gunung Sahilan (1700-1941) masih berdiri di kawasan Kampung Gunung Sahilan, Kecamatan Gunung Sahilan (Kampar Kiri) Kabupaten Kampar. Sebuah bangunan renta yang tampak uzur dimakan usia, bahkan nyaris rubuh karena tidak adanya perhatian sama sekali. Melihat kondisinya yang sangat dan sangat memprihatinkan itu, niscaya beberapa tahun ke depan situs sejarah paling bernilai tersebut akan punah-ranah. 

                       Istana Kerajaan Gunung Sahilan dari Pekanbaru Ibukota Provinsi Riau berjarak lebih kurang 70km atau dapat ditempuh lebih kurang 1jam perjalanan darat. Dulunya jalan akses menuju Istana,kita harus melewati jalur sungai melewati Sungai Kampar melalui rakit,pompong atau sampan. Kini Telah berdiri dengan kokoh sebuah jembatan. Tidak jauh dari jembatan tersebut kita dapat menjumpai sebuah Istana Tua yang sudah tidak terawat yaitu Istana Kerajaan Gunung Sahilan.

Berjarak sekitar belasan kilometer dari Istana Gunung Sahilan, tepatnya di Desa Lipat Kain Selatan
kita akan menjumpai sebuah Tugu Equator. kampar merupakan salah satu daerah yang dilewati Garis Equator (Garis Khatulistiwa). Secara geografis, Lipatkain terletak pada garis lintang 0 derajat. Lipatkain merupakan salah satu ibu kota kecamatan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, tepatnya Kecamatan Kampar Kiri.

                        

Dari Lipat Kain, destinasi Wisata Religi Makam Syech Burhanuddin menjadi tujuan berikut, Makam ini berada di Desa Kuntu Kecamatan Kampar, desa ini berjarak lebih kurang 3jam dari pekanbaru, akses untuk mencapai Desa ini begitu gampang karena jalan sudah diaspal, dari Pekanbaru perjalanan kita arahkan menuju Lipat Kain, Tugu Equator (Tugu Khatulistiwa) menjadi ikon Lipat Kain, dan hanya berjarak beberapa kilometer dari Tugu Equator kita akan menjumpai persimpangan tiga, di persimpangan tiga tersebut akan kita jumpai sebuah rambu petunjuk menuju Desa Kuntu dan Desa Gema. Dari persimpangan tersebut menuju Desa Kuntu lebih kurang berjarak 14km.



Syech Burhanuddin kampar ini adalah murid Syech Abdullah Arif, Almarhum Syech Burhanuddin adalah salah seorang penyebar Agama Islam yang juga merupakan tuan guru dari Tarekat Naqsybandiah. Kemudian Syech Burhanuddin menetap dan menyiarkan Islam di Kuntu, Riau, selama 20 tahun hingga meninggal pada tahun 1191 dan dimakamkan di tepian sungai Sebayang, Desa Kuntu. Sebelum menyebarkan agama Islam di Kuntu, Syech Burhanuddin selama 30tahun telah menyiarkan agama Islam selama 30tahun di Sumatra Barat. 

Tidak jauh dari Desa Kuntu terdapat Desa Gema dan Desa Tanjung Belit, dua Desa ini merupakan Desa yang indah dan kaya akan potesi wisata,namun belum dioptimalkan.  Desa Gema menjadi tempat yang ndah untuk berkemping, pinggiran Sungai Subayang di desa Gema kerap dijadikan sebagai tempat berkemping dan berkumpul.

Menyatu dengan alam sembari menikmati eksotisme Hutan di Desa Tanjung Belit kecamatan kampar Kiri Hulu Kabupaten kampar, siapa sangka sebuah desa dengan jarak tempuh lebih kurang 3jam dari Pekanbaru ibukota Provinsi Riau kita akan menikmati indahnya alam dan panorama hutan serta beberapa air terjun dan sungai dengan air yang jernih. Di Desa Tanjung Belit terdapat Air Terjun Batu Dinding dan juga air terjun lainnya, namun akses kesana begitu sulit,karena kita harus memasuki hutan dan berjalan kaki melewwati batu sungai yang licin.

Air Terjun Batu Dinding yang berada di desa Tanjung Belit memiliki daya tarik tersendiri bagi adventure dan juga pecinta lingkungan, Keberadaan air terjun ini perlu menjadi perhatian serius bagi kita semua terutama bagi Pemerintah Daerah. Kelestarian hutan dan juga sampah menjadi aktor utama keberadaan air terjun ini.

                         

Tidak jauh dari Desa Tanjung Belit, kita dapat menjumpai sebuah Kawasan Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Baling. Kawasan ini masih perawan, bahkan dikawasan ini masih terdapat Harimau Sumatra, Badak serta flora dan fauna lainnya, bahkan dikawasan tersebut baru saja ditemukan Raflesia berwarna merah putih.


Air Terjun di kawasan Bukit Rimbang Baling

Bahkan baru-baru ini sebuah LSM mengklaim telah menemukan sebuah Gunung di sekitar kawasan Bukit Rimbang Baling. Gunung ini dinamakan Gunung Djadi, Gunung tersebut tidak aktif lagi. Dan kondisinya memang belum terjamah





Gunung Djadi di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar
Masih banyak lagi Objek Wisata di Kabupaten Kampar  yang dapat kita kunjungi, untuk Objek Wisata lainnya dapat dilihat di Peta Wisata Kabupaten kampar berikut :

Peta Wisata Kabupaten kampar.