Tampilkan postingan dengan label PELALAWAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PELALAWAN. Tampilkan semua postingan
Gerbang Pangkalan Kerinci merupakan pintu masuk Kota Pangkalan Kerinci (Pelalawan).

GERBANG PANGKALAN KERINCI
Pangkalan Kerinci Gate is the entrance to the City Pangkalan Kerinci (Pelalawan).


Gedung ini menjadi tempat pertemuan dan juga tempat aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pemerintahan. Gedung ini terletak di komplek Pemerintahan Bhakti Praja Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau.

BANDARA SULTAN SYARIEF HAROEN II


Bandara Sultan Syarief Haroen II terletak di Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan. tepatnya di Komplek PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and Papper). 






SUMBER : BANDARA DI PROVINSI RIAU
one of the newly built stadium that will be used as a place Up Games Indonesia in the year 2012. This building is located in the city of Pangkalan Kerinci Pelalawan Regency
Kerajaan Kampar saat ini berada di kabupaten Pelalawan (Dahulu Pelalawan menjadi bagian dari Kampar). Provinsi Riau. Kampar ditaklukkan oleh Melaka di bawah pimpinan Tun Mutahir dan harus menerima instruksi langsung dari Melaka. Kampar sangat strategis, karena merupakan jalur lalu lintas pengiriman emas dan lada dari Minangkabau. Dalam Sejarah Melayu diberitakan bahwa kakak Sultan Mahmudsyah Melaka, yaitu Sultan Munawarsyah, telah diangkat menjadi Raja Kampar pada tahun 1505 M. Dia kemudian mangkat dan digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Abdullah. Kampar yang dimaksudkan adalah Pelalawan yang kerajaannya berkedudukan di Pekan Tua. Pada mulanya yang menjadi raja adalah Maharaja Jaya yang beragama Hindu. Menurut legenda rakyat, negeri itu dulu didirikan oleh Maharaja Dinso (Fals, 1882).

Sultan Abdullah Kampar kemudian menjadi menantu Sultan Mahmudsyah Melaka. Walaupun menantu, dia tidak setia. Saat Portugis menyerang dan menguasai Melaka pada tahun 1511 M dan mertuanya menjadi buronan Portugis, Sultan Abdullah malah berbaikan dengan Portugis yang kemudian mengangkatnya sebagai Bendahara orang-orang asing di Melaka.

Sultan Mahmudsyah yang saat itu bersemayam di Bintan mengirim armada yang dikepalai menantunya yang lain, Raja Lingga, tetapi Kampar diselamatkan oleh armada Portugis di bawah pimpinan Jorge Botelho, dan langsung mengungsikan Abdullah ke Melaka. Kemudian Sultan Mahmudsyah menyebarkan kabar angin ke Melaka, seakan-akan Abdullah secara rahasia mempersiapkan pemberontakan terhadap Portugis. Mendengar berita ini orang Portugis curiga dan termakan kabar tersebut, sehingga Abdullah ditangkap dan dihukum gantung di Malaka. Kejadian ini membuktikan ketidaksetiaan Portugis dan merupakan tamsil bagi Gubernur Jenderal Belanda, Pieter Both seperti termuat dalam suratnya kepada Sultan Tidore tahun 1612 (Verhoeff, 1645). Sultan Mahmudsyah dikejar-kejar Portugis dari Bintan, sehingga ia harus bertahan di Kampar (Pelalawan) sampai mangkatnya pada tahun 1528 M (Marhum Kampar).

hibbah mosque is located in Pelalawan. built in 1936 during the reign of Prince Tengku Marhum Budiman. This mosque will be a total renovation on April 12, 2010.