Tari Burung Kwayang Pengobatan Tradisional Suku Bonai


Dahulunya di Ulak Patian Rokan Hulu  Infrastruktur Kesehatan jauh dari kata layak,mereka tidak mengenal Medis, tidak mengenal Dokter, Puskesmas, mantri, bidan ataupun yang lainnya.

Jika ada yang sakit maka diobati dengan ritual Tarian yang diiringi dengan musik dan pembacaan mantra, Tarian tersebut adalah Tari Burung Kwayang. Berbagai penyakit disembuhkan dengan pengobatan tradisional dengan mengundang jin-jin, ritual pengobatan ini  dipimpin oleh Bomo yang dalam tarian itu disebut Dondayang. Dalam istilah keseharian yang sakit selalu disebut dengan anak cucu Datuk Said Panjang jangguik dan Uak paneh Sopotang. Begitulah mereka mengakui bahwa mereka adalah keturunan datuk tersebut, dan masih berharap dengan perlindungan dari makhluk halus ini.


salah seorang penari burung kwayang dari Bonai, Rokan Hulu mengatakan, tari burung kwayang adalah sebuah ritual pengobatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat adat bonai. Tari burung kwayang dibawakan oleh seorang bomo atau dukun yang bertindak sebagai dondayang atau perantara dengan makhluk halus, yang disebut dengan deo. Di samping itu, penari penari yang disebut sebagai pomantan, yang dirasuki oleh para deo, dipanggil oleh sang dukun.

"Sebelum pengobatan ini dimulai, disiapkan sejumlah makanan tradisional, berbagai ramuan obat, air bunga, kemeyan, jeruk purut, dan lainnya. Ritual dimulai dengan pembacaan mantera oleh bomo untuk memanggil makhluk halus atau deo, yang dimasukkan ke tubuh pomanten



Setelah deo masuk ke tubuh pomaten, terjadi dialog yang membicarakan maksud penggilan deo tersebut. Pasien yang diletakkan di tengah-tengah dubalangpun mulai diobati oleh makhluk halus. Sedangkan bomo kembali membaca mantera untuk memanggil delapan deo lagi yang dimasukkan ke tubuh pomanen dengan menyebutkan namanya, yaitu Rajo Anak Tangah Koto, Anak Rajo Pulau Pinang, Dayang Limun, Dayang Mak Inai, Olah Kisumbo, Buaya Gilo, Burung Kwuayan, dan Kudo Lambung.

Para pomaten yang sudah dirasuki oleh roh para deo tersebut menari berputar-putardiiringi oleh music tradisionalyang terdengar magis. Pengobatan sesi pertama selesai, dan bomo membaca mantera untuk mengeluarkan para deo dari tubuh pomanten. Tapi pada sesi berikutnya, bomo kembali memanggil deo-deo yang lain, yakni, deo Uda Balai, Mak Ino Kuning Tanah Dareh, Anak Rajo Jopun, Anak Rajo Lelo Mongok, dan Kumbang Sulendang.

Pasien  kembali diobati oleh para deo tersebut dengan iringan musik tradisional hingga pengobatan selesai, dan bomo membaca mantera untuk mengusir para makhluk halus.

Pada Tahun 2019 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 267 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Tari Burung Kwayang menjadi salah satu dari Warisan BudayaTak Benda dengan Nomor Registrasi 201900838.






2 komentar:

Anonim mengatakan...

terus eksplore riau bro.

Cicajoli mengatakan...

emang sembuh min ?
apakah masih berjalan ritual penyembuhan itu sekarang ?