Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan

Suaka Marga Satwa Kerumutan terletak di Desa KerumutanKecmatan Kerumutan Kabupaten Palalawan, dari Ibukota Pelalawan yaitu Pangkalan Kerinci ,lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama lebih kurang 2,5 jam perjalanan melalui jalan tanah berbatu. Selain itu akses menuju Suaka margasatwa kerumutan juga dapat dilakukan melalui Teluk Meranti, Dari Teluk Meranti tersedia kapal motor untuk mengantar Anda ke dalam Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan. Akses lain menuju hutan ini langsung dari Pekanbaru ibu kota Riau. Dari sini Anda bisa menuju Desa Pangkalan Kopan dengan waktu selama lebih kurang 5jam. 


Suaka margasatwa ini terhampar di kawasan seluas total 1.332.169 ha dan dihuni berbagai jenis flora dan fauna khas hutan dataran rendah. Wilayahnya dihiasi koridor pepohonan mangrove yang dilalui Sungai Kampar sehingga menjadikannya begitu spesial di antara hutan-hutan lain yang tersebar di Pulau Sumatera.

Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan merupakan kawasan konservasi yang berlokasi di Kecamatan Kerumutan dan secara administratif melebar melintasi dua kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Batas hutan ini adalah Sungai Indragiri, Sungai Kampar, Pantai Timur Sumatera dan Jalan Lintas Timur Sumatera.




Hutan dataran rendah ini memiliki kondisi lahan yang berbeda-beda sehingga dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu: Kawasan Inti (kawasan Suaka Margasatwa Kerumutan) seluas 93.223 ha, Kawasan Lindung Gambut (kawasan perluasan potensial) seluas 52.213 ha, dan Kawasan Bukan Inti (Intervensi) berupa tempat penyelamatan ekosistem hutan rawa gambut seluas 1.176.734 ha.

Kawasan yang terdiri dari 75% rawa gambut dan 25% rawa kering tersebut sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu jaringan cagar biosfer dunia tahun 2009 di Jeju, Korea. UNESCO tentunya bukan tanpa alasan menjadikan Hutan Suaka Marga Satwa Kurumutan sebagai salah cagar biosfer di dunia, karena menurut beberapa penelitian hutan ini terbukti sebagai jantung dan paru-paru pernapasan Bumi juga sebagai pengendali perubahan iklim Bumi dan penyedia karbon bumi.


Meskipun kawasan hutan ini dimanfatkan sebagai lahan industri kehutanan, perkebunan, perladangan namun hutan Kerumutan tetap menyimpan keistimewaannya. Selain pemandangan hutan gambutnya, daya tarik utama hutan ini adalah kekayaan flora dan fauna di dalamnya dan salah satunya adalah keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis).

Selain itu, ada juga fauna penting lainya, yaitu: harimau dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), burung enggang (Buceros rhinoceros), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuntul putih (Egretta intermedia), ikan arwana (Schleropages formosus), owa (Hylobutes Moloch), itik liar (Cairina scutulata), dan buaya sinyulong. Kerumutan juga menjadi tempat singgah berbagai burung yang bermigrasi sehingga ditetapkan juga sebagai wilayah kawasan Importan Bird Area (IBA) dan  Endangered Bird Area (EBA).



Sedangkan flora endemik di bagian hutan rawa gambut dan rawa kering di antara adalah: kantung semar (Nephentes Spp), meranti (Shorea sp), punak (Tetrameristaglabra miq), perupuk (Solenuspermun javanicus), nipah (Nypa fruction), rengas (Gluta rengas), pandan (Pandanus sp) dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selain penduduk pendatang dari bagian lain Sumatera, Melayu Pesisir dan Jawa, kawasan di sekitar hutan ini juga dihuni masyarakat asli (indigenouse people) suku Duanu dan suku Petalangan. Menurut data pemerintah setempat jumlah penduduk di kawasan Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan sekitar 27.025 jiwa.

Memasuki kawasan Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan, di sisi kiri dan kanan jalan terbentang luas pepohonan sawit hijau yang nampak rapih berjajar. Sesampainya di Pangkalan Kopau yang merupakan pintu gerbang menuju luasnya hutan ini maka Anda dapat menelusuri Sungai Kerumutan menggunakan kapal motor melalui koridor yang dipagari pepohonan bongka. Ketika suara mesin kapal motor berhenti, terdengar suara burung berkicau menyanyikan lagunya. Berada di kedalaman hutan gambut ini memang sangat sunyi dan tenang.



Bagi Anda yang gemar berpetualang, rawa gambut dan rawa kering hutan ini tentunya patut untuk ditelusuri. Apabila Anda lebih memilih untuk menelusuri sekitar rawa gambutnya maka pemandangan yang akan ditemui adalah berbagai pepohonan pandan, rasau, kobu dan bongka yang merupakan pohon ekosistem rawa gambut. Anda juga bisa menyaksikan ikan arwana (Schleropages formosus) di Sungai Kerumutan dan itik liar (Cairina scutulata) yang berkeliaran di pinggir sungai. Jika Anda, membawa teropong, Anda juga bisa menyaksikan burung-burung yang sedang bermigrasi bertengger  di rerantingan pohon sambil berkicau.
Jika Anda memutuskan untuk berpetualang di rawa keringnya maka pepohonan meranti dan ramin yang hidup secara berkoloni akan menemani sepanjang pejalanan. Cukup beruntung bila Anda bisa melihat harimau sumatera, harimau dahan dan beruang madu dari kejauhan. Mungkin yang sering Anda temui adalah burung enggang (Buceros rhinoceros), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan kuntul putih (Egretta intermedia). 
(Indonesia.Travel)