Tradisi Hari Raya Enam di Kabupaten Kampar

Kabupaten Kampar merupakan Serambi Mekahnya Provinsi Riau yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi Islam yang mengakar. Perpaduan tradisi budaya dan Islam menghampiri hampir seluruh aktivitas kegiatan masyarakat kampar.

Ada sebuah tradisi yang cukup unik di masyarakat Kampar yaitu Hari Rayo Onam " Hari Raya Enam. Hari raya enam merupakan hari raya setelah melaksanakan puasa enam hari di bulan syawal atau tepatnya
pada tanggal 7 syawal. Sebagian besar masyarakat Kampar lebih menganggap dan meriahkan  hari raya enam dibandingkan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Hari raya enam ini menurut ninik mamak setempat merupakan hari raya berbagi dan bersilaturrahmi antar sesama baik itu sesama warga setempat maupun dengan warga perantau yang sudah lama meninggalkan kampung halamannya.

                                      

Pada perayaan Hari Raya Enam,perantau asal kampar  wajib pulang kampung, dan harus membawa semua anggota keluarganya dari rantau untuk memperkenalkan sanak saudaranya di kampung halaman. Setiap pelaksanaan acara hari raya enam ini biasanya selalu diisi dengan acara tradisi dan hiburan. Seperti pelaksanaan tahun ini, dari paginya semua warga tersebut berkumpul di salah satu mesjid kemudian mengarak-arak anak yatim kemudian berkumpul dipinggir sungai kampar sambil melakukan makan bersama anak yatim dan seluruh warga perantau yang datang.

Setelah acara jamuan makan diadakan, selanjutnya diadakan pesta rakyat bagi anak-anak generasi muda untuk mempererat tali persaudaraan diantara mereka dengan acara pacu goni dan panjat pinang serta tarik tambang.

DIbeberapa desa di kecamatan bangkinang Seberang, Kecamatan Tambang, Kecamatan Bangkinang Barat dan tempat lainnya di Kabupaten , di H
ari Raya Enam mereka melakukan tradisi ziarah kubur, dan ziarah kubur ini hanya dilakukan oleh kaum laki – laki, mereka masih mempercayai bahwa orang yang telah meninggal dunia masih mempunyai hubungan dengan orang yang masih hidup terutama orang – orang yang dekat dengannya seperti anak – anak dan keluarganya. Untuk menjalin hubungan tersebut maka terjadilah tradisi Ziarah kubur ini yang bertujuan untuk mendoakan para arwah / roh dari orang – orang yang telah meninggal dunia sehingga jiwanya merasa tenang dan tentram didalam kubur.

Ziarah Kubur ini didasari tradisi agama dan kearifan lokal masyarakat Kampar.  Dari tradisi agama, ziarah kubur merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan
oleh nabi Muhammad SAW, karena dengan memberikan doa kepada orang – orang yang telah meninggal dunia mereka percaya dapat memberikan perlindungan dalam kehidupan mereka, dan dengan berziarah kubur, mereka akan lebih mengingat mati dengan demikian dapat meningkatkan keimanan kepada Allah seolah – olah mereka akan mati besok pagi. Sedangkan dari kearifan lokal atau tradisi adat istiadat ziarah kubur ini merupakan suatu kebiasaan ( tradisi ) yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu tradisi ziarah kubur juga  dapat mempererat hubungan diantara sesama kaum kerabat yang sudah lama terhenti karena kesibukan masing – masing.

Dibeberapa tempat di Kabupaten Kampar ziarah kubur pada hari raya enam, diawali dengan berkumpul disuatu tempat kemudian  bersama- sama melakukan ziarah, berkeliling dari satu kuburan ke kuburan lainnya. Dan ziarah kubur biasaya ditutup dengan makan bersama “Makan Bajambau” (hidangan ditalam).
Kredit Photo : BBM Faiz Helmi Jopang.




0 komentar: