Tampilkan postingan dengan label PSPS PEKANBARU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PSPS PEKANBARU. Tampilkan semua postingan

STADION UTAMA RIAU
Stadion Utama Riau atau disebut juga dengan Main Stadium Riau adalah Stadion Sepakbola yang termegah saat ini di Indonesia yang dipersiapkan untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON XVIII) XVIII Tahun 2012 dan Islamic Solidarity Games Tahun 20123 (ISG).


PINTU MASUK UTAMA STADION UTAMA RIAU

Stadion Utama Riau ini pertama kali digunakan atau diperkenalkan ke publik pada tanggal 1 Maret 2012, pada tanggal 1 Maret 2012 Stadion ini digunakan Tim PSPS PEKANBARU untuk melakukan launching jersey (perkenalan kostum) kompetisi ISL Tahun 2012 dan juga latihan dan pengenalan stadion. 

TRIBUN STADION UTAMA RIAU





PEMAIN PSPS PEKANBARU ISL 2012








STADION KAHARUDDIN NASUTION

RENOVASI BAGIAN BELAKANG LUAR STADION


MOTIF UKIRAN MELAYU RIAU YANG TERDAPAT DISTADION


Proses penanaman dan pemeliharaan Rumput

Rumput Stadion yang baru ditanam dengan view Tribun Tertutup Stadion Kaharuddin
Penanaman Rumput Stadion Kaharuddin Nasution
Tribun Tertutup Stadion Kaharuddin nasution Pekanbaru
Tribun Terbuka Stadion Kaharuddin Nasution, Tribun diperbesar dari sebelumnya.


Tidak gampang untuk mengangkat perserikatan Pekanbaru untuk menjadi bond perserikatan yang disegani di Kancah sepakbola nasional. Selama 44 Tahun hingga melangkah ke Divisi Utama PSSI tahun 1999. PSPS selalu menghitung hari dan menebar harapan.

Mulai dari periode kepengurusan pertama yang dipimpin mantan Kepala PLN PEKANBARU,Yubahar. Saat itu langkah PSPS hanyalah sebuah perserikatan kecil yang hanya didukung lima klub anggota yang terdiri dari PS IPP (Ikatan Pemuda Pekanbaru), PS PELAYARAN, PS CALTEX, PS PU (Pekerjaan Umum) dan PS Elektra (PLN).

Meski begitu diawal berdirinya, PSPS sudah menjadi bond yang sejajar dengan perserikatan lain yang ada di Sumatra,yang memiliki aset berupa pemain nasional. Tahun 1961 PSPS juga pernah ikut PON di Bandung maka tersebutlah beberapa pemain seperti jayusman, Thamrin manaf dan Hamid. Saat itu kondisi pendidikandan sepakbola berbeda dengan kondisi sekarang. dr Thamrin manaf yang dipanggil ke Timnas,tidak bisa bergabung karena tidak mendapat izin dari Sekolah dan Tempat ia bekerja. Meski begitu jatah Riau diisi oleh Hamid yang saat itu menjadi kiper nasional. hamid kala itu sangat diidolakan masyarakat Pekanbaru, Hamid memperkuat Timnas Indonesia di Pyongyang Korea Utara tahun 1963 dibawah pelatih EA Mangindaan.

Besarnya potensi sepakbola di Pekanbaru saat itu pulalah yang kemudian menggiring Gubernur Riau Kaharudin Nasution untuk mendirikan sebuah Stadion yang diberi nama Stadion Dwikora  pada tahun 1963. Meski terbuat dari kayu ,stadion ini menjadi pusat olahraga pertama di Pekanbaru. Pemain PSPS lain yang juga sempat terdaftar sebagai Pemain Tim nasional adalah Jayusman, Jayusman adalah pegawai Kantor Pajak, Tetapi sayang Gelandang Tangguh PSPS ini gagal memperkuat Tim nas yang rencana akan tampil di Aljazair, saat itu Aljazair ada pergolakan.

Era dukungan dan gairah dari masyarakat Pekanbaru tidak berlanjut, era Hamid,Thamrin Manaf, Jayusman hanya menghasilkan kenangan yang indah untuk dikenang. Kepengurusan demi kepengurusan pun mulai berganti,tercatat beberapa nama sempat menjadi Ketua Umum PSPS PEKANBARU diantaranya Farouq Alwi yang saat itu menjadi Walikota Pekanbaru, hingga tradisi Ketua Umum PSPS dijabat oleh walikota Pekanbaru.

Pada tahun 1972 pusat pelatihan pemain PSPS yaitu Stadion Dwikora mengalami kebakaran, dan bangunan utama dari Stadion tersebut mengalami kebakaran hebat sehingga tidak dapat digunakan kembali.  Stadion yang telah menjadi pusat pembibitan pemain PSPS PEKANBARU ini sempat terbengkalai selama 6 tahun dan hanya menjadi lapangan ilalang. Hingga akhirnya dibangun kembali oleh PT. CPI dan diresmikan oleh Gubernur Riau Arifin Achmad pada tanggal 13 Maret 1977 dengan kapasitas penonton 3500 orang.  Kemudian pada tanggal 8 Maret 1980 Stadion ini berganti nama menjadi Stadion Hang Tuah dan pengantian namanya diresmikan oleh Menpora Abdul Gafur.

Setelah Stadion kembali ada, PSPS mulai aktif kembali, dan PSPS kembali mampu menggairahkan pemain mudanya untuk memacu prestasi,maka lahirlah pemain seperti Sugiarto yang pernah mengikuti seleksi PSSI Pra Olimpiade tahun 1975. Sejumlah nama juga hadir,hingga sekarang namanya masih disebut kehebantannya antara lain Mahmud (mewakili Sumbagut ke PON di Makassar), nantan Ibrahim, Nazwar Nurdin, Majid, Margono dan Ujang Jufri.
Usaha PSPS PEKANBARU untuk tampil di kompetisi elite nasional pernah hampir berhasil pada Tahun 1984. kala itu kompetisi terbagi antar Perserikatan dan Galatama. PSPS sebagai klub perserikatan tergabung dalam zona Sumbagut dan berhasil mewakili SUmatra mengikuti abbak play off di Cimahi, Jawa Barat untuk ke Divisi Utama. Sayangnya pada salah satu pertandingan melawan Tim Jawa, PSPS kalah. PSPS mengalami kelelahan karena sebagianbesar  pemain PSPS berasal dari PS UNRI yang pada saat bersamaan juga sedang melakukan turnamen di Bandung, sehingga harus pulang pergi Bandung-Cimahi.  Saat itu Peluang PSPS untuk lolos sangat besar sebab diperkuat sejumlah pemain nasional yang juga mereka semua adalah pemain handalan PS BPD RIAU (BANK RIAU KEPRI saat ini) diantaranya Ricky Darman, Dino Kardinal, Edi Mukhni Sutanto Ongso"Aseng". Saat itu PS BPD merupakan salah satu klub elite yang tidak terkalahkan di Pekanbaru,berkat kepedulian Direktur Utama BPD Riau Syafii Yusuf yang saat itu juga menjadi Manajer PSPS PEKANBARU. Syafii Yusuf dinilai sebagai orang yang mempelopori masuknya pemain dari luar Riau ke Pekanbaru terutama dari Padang dan Medan.

Beberapa Photo Pemain PSPS PEKANBARU dari masa ke masa (dihimpun dari berbagai sumber)





PSPS PEKANBARU MUSIM ISL 2010/2011

PSPS PEKANBARU MUSIM ISL 2011/2012 (PUTARAN I)

PSPS PEKANBARU MUSIM ISL 2012/2013

PSPS PEKANBARU MUSIM ISL 2012/2013



Berawal dari keinginan para pengurus dan manajemen PSPS Pekanbaru untuk membuat suporter yang akan mendukung PSPS Pekanbaru dalam setiap pertandingannya. Apalagi setelah PSPS Pekanbaru lolos masuk ke Divisi Utama, Mafrion membentuk dan menyerahkan kepada Painur untuk membina suporter yang bernama “ASKAR BERTUAH” sesuai dengan julukan tim PSPS Pekanbaru.
ASYKAR THEKING

Kemudian Edi Iskandar (pemilik SSB Portes) yang pada saat itu memiliki anak didik sekitar 180 orang mendapat tawaran dari Jeffri Nazir, untuk mengerahkan anak didiknya untuk menjadi suporter PSPS Pekanbaru. Hal ini langung ditanggapi oleh Edi Iskandar dengan serius. Pada saat mendukung PSPS Pekanbaru untuk pertama kalinya tampil yaitu saat pertandingan PSPS PEKANBARU melawan Persijatim, Edi Iskandar meminta anak didiknya memakai kostum merah dan biru. Dan untuk menciptakan suasana agar lebih ramai Edi iskandar membuat bendera dengan uang pribadinya dan dijahit oleh almarhumah ibunya. Di pertandingan tersebut PSPS PEKANBARU mampu menang 3-1 melawan Persijatim.

Pada hari Jumat tanggal 21 Desember 2001 di Salah satu ruangan Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru, sekitar 25 orang dan salah satu diantaranya adalah Presiden PASOEPATI Mayor Haristanto, dalam pertemuan tersebut disepakati secara bersama-sama untuk membentuk suporter PSPS Pekanbaru, dan kemudian dipilihlah nama "Asykar Theking".

Asykar Theking menyerahkan cendera mata kepada Ketua Umum PSPS PEKANBARU

Julukan "ASYKAR THEKING" sebagai supporter PSPS ini terpilih setelah beberapa anggota rapat sepakat denga nama ASYKAR sebagai arti PASUKAN dalam bahasa melayu.  Hanya saja,berbeda dengan nama ASKAR pada julukan tim PSPS, "Asykar" pada kelompok supporter mengunakan huruf Y dan tasdit (') diantara huruf S dan Y, sesuai dengan ejaan huruf melayu. "Teking" atau "Theking" merupakan istilah dalam panggilan sehari-hari di kehidupan orang melayu yang merupakan sebutan untu seseorang yang bandel, pantang menyerah dan tanpa henti untuk memperoleh atau mencapai sesuatu .
Sekelompok Asykar Theking


Kini dalam perjalanannya Asykar Theking telah menjadi salah satu Suporter yang besar dan mandiri, dan organisasi Asykar Theking pun sudah terstruktur dan tiap anggota kini memiliki Kartu Anggota dan selain itu Asykar Theking juga memproduksi dan menjual beberapa merchandise PSPS PEKANBARU dan Asykar Theking. Di Tiap pertandingan PSPS PEKANBARU, Asykar Theking selalu setia mendampingi PSPS PEKANBARU baik itu pertandingan di Kandang maupun Tandang. Saat ini anggota Asykar Theking sudah mencapai ribuan orang yang tersebar diseluruh Wilayah Provinsi Riau hingga ke Luar provinsi Riau,seperti Padang, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Batam, Solo, Semarang dll, selain itu juga kini Asykar Theking juga hadir di Sekolah-Sekolah dan Universitas yang ada di Pekanbaru dengan membentuk rayon.
Bertempat di kediaman Rumah Dinas Walikota Pekanbaru Drs. H. Herman Abdullah. MM, senin malam tanggal 20 Juni 2011 dilakukan Malam Ramah Tamah Walikota Pekanbaru Bapak. H. Herman Abdullah. MM. bersama tim PSPS PEKANBARU Indonesia Super Liga Tahun 2010/2011. 
 Di acara  tersebut dilakukan sulaturahmi antara Manajemen PSPS PEKANBARU, Walikota Pekanbaru beserta Suporter PSPS PEKANBARU Asykar Theking, kemudian acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam. 
CENDERA MATA DARI PSPS PEKANBARU KEPADA WALIKOTA PEKANBARU
PEMAIN BESERTA MANAJEMEN PSPS PEKANBARU ISL 2010/2011
Dalam acara tersebut juga dilakukan laporan pertanggungjawaban Tim PSPS PEKANBARU oleh Manajer PSPS PEKANBARU dan juga dilakukan pembubaran Tim PSPS PEKANBARU Indonesia Super Liga Musim 2010/2011.
SALAH SATU SUPORTER BERJABAT TANGAN DENGAN MANAJER PSPS PEKANBARU
                      KAPTEN PSPS PEKANBARU DZUMAFO EPANDI HERMAN MEMBUBUHKAN TANDATANGAN           DI SALAH SATU BAJU SUPORTER

             PERWAKILAN SUPORTER PSPS PEKANBARU ASYKAR THEKING MENYERAHKAN CENDERA MATA KEPADA WALIKOTA PEKANBARU SELAKU KETUA UMUM PSPS PEKANBARU



ASYKAR THEKING adalah sekelompok Suporter PSPS PEKANBARU. Asykar Theking dilekrasikan  pada tanggal 21 Desember tahun 2002. Saat ini anggota Asykar Theking sudah mencapai ribuan orang yang tersebar diseluruh Wilayah Provinsi Riau hingga ke Luar provinsi Riau,seperti Padang, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Batam, Solo, Semarang dll.



ASYKAR THEKING is a group of supporters PSPS Pekanbaru. Asykar Theking dilekrasikan on December 21, 2002. Currently Theking Asykar members has reached thousands of people who are scattered throughout the area to the Outer Riau Province Riau province, such as Padang, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Batam, Solo, Semarang, etc..