Tampilkan postingan dengan label SIAK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIAK. Tampilkan semua postingan
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH) ini di ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 349/Kpts-II/1996 tanggal 05 Juli 1996 dengan luas 5.920Ha. Setelah di lakukan tata batas definitife oleh Sub BIPHUT Pekanbaru dan temu gelang luas kawasan Hutan Raya ini menjadi 6.172 Ha dan telah ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999. Kawasan ini merupakan perubahan fungsi dari Hutan Wisata Minas seluas 1.821 Ha dan Hutan Produksi terbatas seluas 4.099 Ha yang secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Minas Kabupaten Siak, Kecamatan Tapung Hilir  Kabupaten Kampar dan Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Dan Secara geografis berada pada posisi : 0037’ – 0044’ LU dan 101020’ – 101028’ BT
 



FLORA:
Salah satu yang menjadi daya tarik Tahura SSH adalah selain dekat dengan kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau, Tahura SSH memiliki keragaman jenis flora yang cukup tinggi. Keanekaragaman jenis Tahura SSH sangat mewakili suatu kondisi hutan dengan tipe hutan hujan dataran rendah. Tercatat + 127 jenis flora yang merupakan tumbuhan asli hutan Tahura SSH yang didominasi dari family Dipterocarpaceae, Lauraceae, Euphorpeaceae, Anacardiaceae, Guttiferae, Sapotaceae, Myrtaceae, meranti (Shorea sp), sendok sendok (Endoserpum sp), keruing (Dipterocarpus spp). marpoyan, sialang dll.

Bingung hendak kemana menghabiskan waktu liburan di Kota Pekanbaru dan sekitarnya ? Salah Satu Pusat Pelatihan Gajah yang ada di Riau tepatnya di Kecamatan Minas Kabupaten Siak, bisa menjadi salah satu alternatif tempat wisata keluarga.

Pusat Latihan Gajah Riau yang berada di Minas ini berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasim yang dibawah pengawasan Kementerian kehutanan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Balai  Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Terdapat 22 ekor gajah yang berada di Pusat latihan Gajah Minas ini.

                                            

Keberadaan Gajah di provinsi Riau sangat memprihatinkan. Konflik antara Manusia dan Gajah sering terjadi, sudah ada beberapa manusia yang menjadi korban keganasan gajah, begitupun dengan gajah, sudah tidak terhitung Gajah yang mati kemudian gadingnya diambil untuk dikomersilkan seperti yang terjadi di taman nasional tesso Nillo. Konflik Gajah dan Manusia tidak berkesudahan akibat ketidakseimbangan ekosistem yang ada. Konversi hutan alam menjadi lahan perkebunan menjadi penyebab utama munculnya konflik tersebut, gajah dan hewan lain kehilangan  habitat aslinya.

 
Perjalanan menuju Pusat Latihan Gajah Minas tidaklah sulit,karena kita akan dibantu dengan panduan papan nama petunjuk arah. Dari Kota Pekanbaru perjalanan menuju lokasi Pusat Latihan gajah dapat ditempuh dengan waktu lebih kurang 60menit. Dari Kota Pekanbaru perjalanan kita lakukan melewati  Rumbai menuju Minas Kabupaten Siak, setelah melewati Hotel Rindu Sepadan, Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasim kira-kira sekitar 8km dari lokasi itu kita akan melewati Persimpangan menuju Perawang dan sekitar 1km dari Simpang Perawang di sisi kiri jalan ,kita  akan menemukan plang nama Pusat Latihan Gajah (PLG Minas).
                                

Hamparan Kebun Sawit dan Pipa Gas akan menemani kita hingga menuju lokasi

Lokasi Pusat Latihan Gajah. Jalan tanah kuning yang keras akan kita lalui hingga nanti akan bertemu sebuah gapura bertuliskan Selamat datang di Pusat Latihan Gajah. Jangan khawatir untuk tersesat ataupun nyasar karena adanya petunjuk arah menuju Lokasi Pusat Latihan Gajah.
Selama di Pusat Latihan Gajah, kita dapat berinteraksi dengan gajah-gajah liar yang telah di latih untuk bersahabat dengan manusia. Kalau ke Pusat Latihan Gajah jangan lewatkan momen saat gajah dimandikan oleh pawangnya, serta saat gajah minum susu, uniknya gajah yang ada di Pusat Latihan Gajah Minas hanya mengkonsumsi susu merk tertentu saja, jika ia mengkonsumsi susu merk lain menurut para pawang gajah tersebut akan sakit perut.



Jika kita ke Pusat Latihan Gajah Minas sangat disarankan untuk pergi pagi hari dan sore hari untuk menyaksikan gajah -gajah digiring oleh pawangnya untuk mandi di sungai dan kemudian gajah akan digiring kehutan. Jangan sampai terlewatkan momen untuk berpoto bersama gajah, atau jika perlu kita turut memberikan gajah tersebut makan
, dan menaiki gajah, namun kita mesti tetap berhati-hati dan waspada tapi kekhawatiran kita akan sedikit berkurang karena pawang gajah akan setia mendampingi gajah.

Di Pusat Latihan gajah Minas ini kita juga dapat mewancarai pawang, mendokumentasikan Gajah dengan liputan pembuatan film dokumenter, namun untuk meliput ativitas gajah dan membuat film, terlebih dahulu kita harus mengantongi izin dari
Balai  Besar Konservasi Sumber daya Alam Riau.

 

Gubernur Riau Rusli Zainal pada hari Jumat tanggal 14 Desember 2012  meresmikan Jembatan Teluk Masjid yang dinamakan Jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmadsyah. jembatan ini beada di Desa Sungai tengah kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Jembatan ini memiliki bentangan (jarak tiang ke tiang) sepanjang 250 meter yang merupakan terpanjang di Indonesia saat ini, sebelumnya jembatan yang memiliki bentang terpanjang dipegang oleh Jembatan Rumpiang, Kalimantan Selatan, selebar 200 meter. 
Rendering Jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmadsyah (Forum Skyscrapercity Riau)

Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura yang terletak di kabupaten Siak  yang telah berdiri ratusan tahun disebut-sebut menyimpan harta tak ternilai baik materil maupun imateril. Uniknya, dibalik keindahan benda-benda yang dipamerkan ada sebuah lemari besi besar yang kokoh dan tidak bisa dibuka. Lemari besi yang tersimpan secara terbuka di bagian belakang istana berwarna hitam dengan ukuran 0,5 x 1,2 meter tampak biasa saja. Di balik dinginnya lemari yang knopnya telah dibongkar dan berbobot sekitar 300 kilogram tersebut ternyata tidak pernah bisa dibuka. Kuncinya dibuang ke laut oleh Sultan Syarif Kasim II Siak yang terakhir, sewaktu beliau menjadi penasehat Presiden Soekarno pada tahun 1945-1950.

Segala usaha sudah dilakukan oleh pihak keturunan kerajaan maupun pemda Siak untuk membuka brankas tersebut dengan mendatangkan ahli kunci dan orang pintar. Namun, segala upaya yang mereka lakukan tidak ada satu pun yang bisa membuka, bahkan lemari besi tersebut telah dibor, dilas, dicongkel, bahkan didoakan, namun tidak ada yang bisa membukanya. Bahkan ada cerita satu orang pintar yang terpental saat mendoakan lemari besi tersebut menyisakan retakan di salah satu dinding istana.

Lemari Besi Kerajaan Siak
Rumah Tuan Kadi Zakaria yang berada di jalan Senapelan Gang Pinggir merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Siak masa lalu. Rumah peninggalan Tuan Kadi Zakaria memang sudah dipugar tapi tak mengubah bentuk asli bangunan, rumah ini terlihat megah dengan arsitektur Eropa masa lalu, konon rumah ini diarsiteki oleh arsitek yang membangun Istana Siak. Rumah ini dulunya menjadi pesanggrahan atau rumah persinggahan Sultan Syarif Kasim II ketika bertandang ke Pekanbaru,bahkan ada kamar khusus Sultan. Bahkan di rumah itu juga berbagai persoalan dan strategi menata Bandar Senapelan selalu dibahas. ‘’Itu rumah kenangan masa lalu Sultan Siak,’’ ucap H Syahril Rais  yang kini menempati rumah Tuan Kadi Zakaria disela acara Wisata Fotografi Kampung Bandar.

                              

Mountain Bike Park Kabupaten Siak merupakan salah satu arena Balap Sepeda khususnya Sepeda Alam yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Siak.

                        

 
                       

Arena Montain Bike Park ini terletak di Desa Kerinci kanan Kecamatan kerinci Kanan Kabupaten Siak. Arena ini dipersiapkan khusus untuk Pekan Olahraga Nasional XVIII dan Pergelaran Islamic Solidarity Games tahun 2013 nanti. 

                         

                        
Di tengah isu meluasnya polusi asap ke negara tetangga, Malaysia, akibat kebakaran lahan di Riau pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi riaumenetapkan Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau sebagai cagar biosfer. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Endang Sukara yang juga menjabat Ketua Komite Nasional Program Man and the Biosphere-UNESCO Indonesia mengatakan, penetapan dilakukan pada sidang ke-21 Session of the International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Programme- UNESCO di Jeju Korea Selatan.



Cagar biosfer ini ada di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau, yang antara lain diajukan Sinar Mas Forestry, yang mengalokasikan 72.255 hektar dari areal hutan produksinya untuk hutan konservasi permanen. Kawasan ini adalah koridor ekologi yang menggabungkan dua suaka margasatwa, yaitu Giam Siak Kecil (84.967 ha) dan Bukit Batu (21.500 ha). 



Menurut Direktur Program Komite Nasional Program MAB Indonesia Y Purwanto, di tempat itu ditemukan 159 jenis burung, 10 jenis mamalia, 13 jenis ikan, 8 jenis reptil, serta 52 jenis tumbuhan langka dan dilindungi, antara lain anggrek dan ramin. Satwa yang dilindungi yang ada di sana di antaranya buaya senyulong dan burung rangkong. Untuk penelitian akan dibangun dua stasiun riset.



Dibandingkan dengan bentuk pengelolaan kawasan konservasi, konsep cagar biosfer, kata Endang, adalah sistem pengelolaan terpadu dan menyeluruh, memungkinkan pemanfaatan berkelanjutan dan pelibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya.




Sumber :

Danau Zamrud  berada di Desa Zamrud, Kecamatan Siak Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau yang berjarak sekitar 200 kilometer dari ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Danau ini berada di hamparan ladang minyak bumi Coastal Plan Pekanbaru (CPP) Block yang dikelola pemerintah daerah Kabupaten Siak



Di sekitar Kawasan Zamrud ditemukan berbagai jenis satwa langka seperti ikan arwana emas (Schleropages formasus), ikan Balido, harimau sumatera (Pantheratigris sumatrensis), beruang merah (Helarctos malayanus), serta beraneka ragam jenis ular. Bahkan kicauan burung Serindit (Loriculus galgulus), yang menjadi ikon Provinsi Riau juga dapat ditemukan di kawasan ini. Uniknya lagi, pada saat sore hari ketika matahari mulai terbenam para penghuni kawasan Zamrud seperti burung elang, kera, dan harimau mulai menampakkan diri satu persatu. Kawasan danau zamrud didominasi oleh tumbuhan rawa seperti bengku, rengas dan pisang-pisang.
Serentak Menyusun Jemari
Salah dan khilaf maaf diberi
Kain Songket Melayu Berseri
Tenunan Asli Karya Anak Negri

Assalammualaikum awal bermula salam
Shalawat dan salam kepada junjungan kita
Ya Nabi Muhammad

Langkah rentak rajut bertingkah
Sepuluh jari menjunjung marwah
Bagai tersirat banyak faedah
Punya sejarah Negeri Bertuah


Orang pertama yang memperkenalkan Tenun ini adalah seorang pengrajin yang didatangkan dari Kerajaan Terengganu Malaysia pada masa Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura, beliau adalah seorang yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana bertenun kain songket. Karena pada saat itu hubungan kenegerian Kesultanan Siak dengan negeri-negeri melayu di semenanjung sangat lah erat, terutama juga dalam hal seni dan budaya melayu yang satu. Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah merupakan tenun tumpu dan kemudian bertukar ganti dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan "Kik", dan kain yang dihasilkan disebut dengan kain Tenun Siak. Pada awalnya kain tenun siak ini dibuat terbatas bagi kalangan bangsawan saja terutama Sultan dan para keluarga serta para pembesar kerajaan di kalangan Istana Siak. Kik adalah alat tenun yang cukup sederhana dari bahan kayu berukuran sekitar 1 x 2 meter. Sesuai dengan ukuran alatnya, maka lebar kain yang dihasilkan tidaklah lebar sehingga tidak cukup untuk satu kain sarung, maka haruslah di sambung dua yang disebut dengan kain "Berkampuh". Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain, terpaksa harus ditenun dua kali dan kemudian hasilnya disambung untuk bagian atas dan bagian bawah yang sudah barang tentu memakan waktu yang lama. Dalam bertenun memerlukan bahan baku benang, baik sutera ataupun katun berwarna yang dipadukan dengan benang emas sebagai ornamen ( motif ) atau hiasan. Dikarenakan benag sutera sudah susah didapat, maka lama kelamaan orang hanya menggunakan benang katun. Dan pada saat ini pula kain tenun songket siak dikembangkan pula pembuatannnya melalui benang sutera. Nama-nama motif tenun Songket Riau itu antara lain, Pucuk Rebung, Bunga Teratai, Bunga Tanjung, Bunga Melur, Tapuk Manggis, Semut Beriring, Siku Keluang. Semua motif ini dapat pula saling bersenyawa menjadi bentuk motif baru.

Tokoh Wanita Melayu Riau yang sangat berperan dalam mengembangkan kerajinan kain tenun songket melayu Siak di Riau adalah TENGKU MAHARATU. Tengku Maharatu adalah permaisuri Sultan Syarif Kasim II yang kedua, setelah permaisuri pertama, Tengku Agung meninggal dunia. Dia melanjutkan perjuangan kakaknya dalam meningkatkan kedudukan kaum perempuan di Siak dan sekitarnya, yaitu dengan mengajarkan cara bertenun yang kemudian dikenal dengan nama tenun Siak. Tenun Siak yang merupakan hasil karya kaum perempuan telah menjadi pakaian adat Melayu Riau yang dipergunakan dalam pakaian adat pernikahan dan upacara lainnya. Berkat perjuangan permaisuri pertama yang dilanjutkan oleh permaisuri kedua, perempuan yang tamat dari sekolah Madrasatun Nisak dapat menjadi mubalighat dan memberi dakwah, terutama kepada kaum perempuan. 

Stadion ini bernama Stadion Kampung Rempak, dinamakan Kampung Rempak karena berlokasi di Desa Kampung Rempak. Stadion ini menjadi home Base PS Siak klub kebanggaan Kota Siak. Stadion ini berada tidak jauh dari Jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifah


Sebagai agenda tahunan dan dalam rangka melestarikan Budaya Melayu Riau, pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan suatu event yang disebut "SIAK BERMADAH". Event ini sangat menarik, menghibur dan tentunya menambah wawasan kita,karena bukan hanya sekedar menampilkan berbagai pagelaran seni MELAYU saja, tetapi event ini dikemas dalam bentuk perlombaan yang memperebutkan aneka hadiah dan penghargaan yang cukup bergengsi bagi masyarakat Siak Sri Indrapura. Aneka lomba dan kesenian yang ditampilkan pada ajang ini antara lain Tari Tradisional Melayu, Tari Kreasi Melayu, Melawak, Syair, Adat Perkawinan Siak, Nyanyian Lagu Melayu, Nasyid, Berbalas Pantun, Pemilihan Bujang dan Dara. Dalam event ini juga diikuti seniman dari Malaysia


As an annual agenda to preserve Riau Malay culture, the government of Siak regency hold an event called "SIAK BERMADAH". This event is very interesting entertain and certainly would improve our insight, since it is not only presenting various malay art show, but this event is presented in form contest to gain various prestigious gifts and appreciations for the peop;e of  Siak Sri Indrapura Regency. This art contest displays Malay Dance, Creation Malay Dance, Comedy, Poem, Siak Marriage Tradition, Malay Song, Nasyid, Traditional Poetrry, Girl and Boy Selection, etc. This event is mored toned up with the participation of malay Artist from Malaysia.

Source : Majalah Visit Riau 2011 (Riau Tourism Board)
Minas adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Siak, Riau (Latitude. 0.8333333°, Longitude. 101.4833333°). Minas merupakan salah satu daerah yang pertumbuhannya relatif pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Riau. Ini disebabkan Minas mempunyai ladang minyak yang kaya.
 
Minas merupakan daerah pengeboran minyak pertama untuk daerah Riau dan pompa minyak pertama itu sekarang sudah tidak beroperasi lagi karena minyaknya sudah kering. Penetapan lokasi sumur minyak ini dilakukan pada Maret 1941 dan pengeboran pertama dimulai pada 10 Desember 1944 dengan kedalaman sumur 800 meter. Merk pompa yang digunakan adalah LUFKIN dan pompa ini sekarang dijadikan monumen sejarah perminyakan di Propinsi Riau yang berdiri megah di kota Minas.
 
 
 
Ladang minyak Minas memberi sumbangan besar dari tahun 1970-1980, rata-rata dengan produksi di kisaran 1.000.000 - 4.000.000 bopd (barrel oil per day) -1 barrel-nya 159 liter  bagi produksi minyak mentah Indonesia.

Untuk menciptakan Kota Siak yang asri dan nyaman, Pemerintah Kabupaten Siak membuat beberapa Taman Kota dan Hutan Kota. Salah satu diantaranya adalah Taman Kota Tengku Agung.

Taman Kota Tengku Agung terletak dibawah Jembatan Siak, taman kota ini memiliki luas 279.051 M2. Ditaman ini terdapat 2 (dua)  jembatan dan taman bunga serta pohon pelindung






To create the City of Siak a beautiful and comfortable, the Government of Siak Regency to make some Park City and Forest City. One of them is the City Park Tengku Agung.

Park City Tengku Agung is located under Siak Bridge, this city park has an area of ​​279,051 M2. This garden there are 2 (two) bridges and flower gardens and shade trees

Gambus merupakan salah satu musik yang telah berusia ratusan tahun dan sampai kini masih tetap populer. Gambus berkembang sejak abad ke-19, bersama dengan kedatangan para imigran Arab dari Hadramaut (Republik Yaman) ke nusantara. Gambus dijadikan sarana untuk menyiarkan agam Islam, dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin.
CEDUL
MARWAS

GENDANG PANJANG

Di masyarakat Melayu Riau,lazimnya Gambus dimainkan untuk mengiringi tarian zapin dalam berbagai acara  adat dan kegiatan kesenian. Dalam mengiringi tarian zapin, gambus dibunyikan serta dikombinasikan penggunakaanya dengan alat musik lain seperti kompang, marwas, bebano, cedul, gendang. 
GAMBUS

BEBANO




YESTI SUYANTI

Jl. Hang Jebat RT 2 / RW 7, Gang Islah, Sungai Apit,
Kabupaten Siak, RIAU.
Kerajinan Tenun songket di Riau yang terkenal yaitu Tenun songket Siak. Di Siak Tenun Songket pertama kali diperkenalkan oleh Pengrajin yang didatangkan dari kerajaan Trengganu Malaysia yaitu pada masa Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura,beliau adalah seorang yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana bertenun kain Songket.

TENUN SONGKET RIAU






TENUN SONGKET RIAU



Weaving Crafts songket in Riau Siak songket Weaving famous. In Siak Weaving Songket first introduced by craftsmen brought from the kingdom of Trengganu Malaysia that is in the Siak Kingdom was ruled by Sultan Sayid Ali. A woman named Wan Wan Siti Binti Karim was brought to the Siak Sri Indrapura, he is a capable and skilled in weaving and he teaches how to weave cloth Songket.

Dokumentasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Riau (DEKRANASDA)/National Craft Council of Riau Province. 
Kapal Kato adalah sebuah kapal besi dengan bahan bakar batu bara dimiliki oleh Sultan Siak, dan selalu digunakan pada saat berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya. Kapal ini berukuran panjang 12 m dengan berat 15 ton, terletak di pinggir Sungai Siak merupakan sosok monumen bersejarah yang dapat dikenang.
KAPAL KATO


Kato Ship. It is a metal ship owned by Siak Sultan and he often came aboard of it when visiting other districts under him. This ship is 12 meters long weighs 15 tons and is located at Siak River banks. It is a significant monument and will always remind of its history.
Siak palace known as "Palace of the Sun East" and also called Asserayah Hasyimiah or was built by Sultan Sharif Hashim Abdul Jalil Syaifudin in 1889 by German architect. The architecture is a combination between the architecture of Malays, Arabs, Europeans and Siak Palace building was completed in 1893

This Komet is a kind of gramophone-shaped musical instrument that has a disc with a diameter of 90 centimeters. Komet are made in the XVIII century. This comet may we meet in the Palace of Siak, this Komet musical instruments there are only two of the world namely in Germany and in the Palace of Siak.