Tampilkan postingan dengan label PEKANBARU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PEKANBARU. Tampilkan semua postingan


Car Free Day di Kota Pekanbaru diadakan di Jalan Diponegoro dan jalan Gajah Mada Pekanbaru. Car Free Day pertama kali di Kota pekanbaru diadakan pada tanggal 6 Desember 2009, Car Free Day perdana ini ditaja oleh
Polda Riau dan  Pemprov Riau, saat itu acara diramaikan dengan door prize dan sarapan pagi gratis.
                                        

Car free Day di Kota Pekanbaru dilaksanakan setiap akhir pekan pukul 05:00 hingga 09:00 WIB. Selama waktu tiga jam ini kedua ruas jalan Diponegoro dan Gajah Mada itu bebas kendaraan bermotor. Berbagai macam aktivitas dari warga Kota Pekanbaru tersaji di Car Free Day ini. Ada yang melaksanakan Olahraga dan berjalan kaki, serta ada aksi unjuk kebolehan dari masing-masing komunitas yang ada di Kota Pekanbaru.  Bahkan beberapa corporate ada yang memanfaatkan Car Free Day untuk mempromosikan produk dan jasa mereka.

                     

Pemerintah Provinsi Riau akan membangun sebuah Monumen yaitu Monumen Bahasa Indonesia. Monumen ini nantinya juga berfungsi sebagai Museum. Monumen Bahasa merupakan Simbol bahwa Bahasa Indonesia Berasal dari Bahasa melayu. Dana sekitar Rp 16 milyar telah dipersiapkan untuk membangun tugu bahasa tersebut. Pada awalnya rencana Pembangunan ini ditentang oleh masyarakat Riau bahkan sempat terjadi tarik ulur persetujuan Anggaran Monumen Bahasa ini. 
Walaupun banyak kritikan dilayangkan terhadap pembangunan Monumen Bahasa Indonesia di Riau, namun DPRD Riau menilai, tugu tersebut perlu. Ketua DPRD Riau, Drs HM Johar Firdaus MSi kepada wartawan di Gedung Lancang Kuning, mengatakan pembangunan tersebut jangan dilihat dari segi yang bisa menyudutkan pembangunan Riau, tapi lihatlah dari aspek budaya, bangunan itu berguna untuk anak-cucu yang akan datang. Monumen Bahasa ini nantinya akan dibangun di lokasi Bandar Seni Raja Ali Haji. 

Sumber Photo :
http://pt-findo.com/government/monument-bahasa-indonesia

Gerbang Masuk ke Bandara Sultan Syarif Kasim II

Riau
sedang menyulam kembali masa keemasannya, kini nuansa kemajuan serta perubahan Riau diharapkan dapat terasa saat para tamu baru menginjakkan kakinya digerbang utama kedatangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II).
                
Bandara yang dibangun sekitar tahun 1930-an atau sejak zaman Kesultanan Siak , kini telah berubah wajah. Bersolek dengan cantiknya, berdiri dengan gagahnya, demikian indah dan sempurna menuju Bandara berkelas Internasional namun bernuansa lokal Riau. Secara utuh wujud sejatinya Riau tergambar pada desain struktur interior bandara Sultan Syarif kasim II, setiap jengkalnya dibangun dengan menyimpan makna  dan inilah gerbang segala pintu. Bukan hanya sekedar pintu untuk melihat turun naiknya pesawat ataupun pintu untuk semata menyambut tamu. Tapi inilah bandara yang juga menjad pintu untuk menunjukkan kebangkitan Riau dengan segala jati diri negeri Melayu-nya.
Kepak Sayap Burung Serindit
Ada sejarah dari setiap langkah dan niat, begitu pula dibalik wajah baru Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, pada saat baru menjabat menjadi Gubernur riau HM Rusli Zainal igin menjadikan Riau sebagai daerah tujuan investasi, selain itu beliau juga ingi menjadikan Riau sebagai basis budaya melayu dengan segala keunikan dan wujud ke-islaman yang menjadi landasannya. Menurut Gubernur Riau HM Rusli Zainal dengan masuknya investasi maka bergeraklah roda ekonomi,dan apabila roda ekonomi sudah bergerak rakyat akan sejahtera dengan sendirinya. Riau yang kaya namun tertinggal dalam segalanya, dan pastinya nanti akan bisa mengejar segala ketertinggalan .

Pada tahun 2013 nanti provinsi Riau akan memiliki sebuah Bangunan yang dinamakan Museum Perempuan.  Museum Perempuan ini akan dibangun di jalan Sudirman Pekanbaru dan diperkirakan akan dibangun di Lokasi Bandar Seni Raja Ali Haji Purna Lokasi MTQ. Museum ini dibangun dimaksudkan untuk mendokumentasikan hasil-hasil karya perempuan Riau yang sudah mengukir prestasi di berbagai bidang. Diperkirakan bangunan ini sudah dapat digunakan diakhir masa jabatan Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Museum Perempuan Riau merupakan bangunan Museum Perempuan pertma yang ada di Indonesia. 



Monumen perjuangan Rakyat riau berada di Jalan Diponegoro Pekanbaru, persis berada didepan Kompleks Gubernuran (Rumah Dinas Gubernur Riau). Di tengah monumen ini terdapat patung TNI dan Rakyat dalam menghadapi penjajah, patung ini berdiri di atas pelataran yang berisi relief perjuangan dan disisi kanan  dan kiri terdapat meriam. 
                               arti dan lambang Monumen Perjuangan Rakyat Riau

Bentuk keseluruhan monumen adalah terbuka yang melambangkan kakraban lingkungan, keserasian dan perpaduan antara monumen dengan alam sekitarnya. Makna yang terkandung di dalamnya, pendekatan dan penghayatan yang se-“resam” antara pemimpin dan rakyat, yang menjadi tulang punggung kesatuan dan persatuan nasional.

                                

Bentuk pelataran monumen adalah “segitiga” yang melambangkan mata anak panah yang mengarah pada satu titik menghadap tiang bendera tempat Sang Saka Merah Putih berkibar di halaman Gubernuran (d/h Gedung Daerah).


Bentuk dasar “dampar” monumen adalah “segilima” dalam 4 (empat) tingkatan yang melambangkan 5 sila dari Pancasila dan juga melambangkan tahun 45 sebagai tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kaki monumen berbentuk segilima yang melambangkan Pancasila dengan lambang sila-sila Pancasila.



Dampar yang menjadi alas patung berbentuk “astakona” atau segi delapan, melambangkan bulan ke delapan yakni bulan Agustus sebagai bulan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia.



Komplek makam Pendiri Kota Pekanbaru Marhum Pekan merupakan Situs  Cagar Budaya yang terdapat di Kota Pekanbaru , situs ini terletak di kelurahan kampung Bandar kecamatan Senapelan. Komplek makam ini merupakan pemakaman keluarga Kerajaan Siak yang pernah memerintah di Kota Pekanbaru. Dulu masyarakat yang bermukim disekitar komplek makam ini lebih mengenal makam ini dengan sebutan perkuburan Mesjid Raya atau Kuburan Raja. Pada tahun 2004 makam ini dirubah namanya menjadi Komplek Makam Marhum Pekan karena ada Makam Marhum Pekan pendiri Kota Pekanbaru


Dalam komplek makam ini terdapat situs peninggalan sejarah yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai objek wisata sejarah dan religi yang bernilai tinggi.

Peradaban sebuah bangsa menjadi bermakna, ketika dia mampu memahami dan mengingatnya dalam memori yang dituangkan pada simbol-simbol peradaban. Dirasakan detak jantung dan napasnya pada kehidupan nyata, serta mampu menghargai simbol, makna yang terkandung di dalamnya. Melalui perilaku dan adab budaya, terkuaklah peradaban yang telah dimiliki.
Sebuah perhelatan bertajuk Wisata Fotografi adalah kegiatan hunting partisipatif pada kawasan prioritas penataan pemukiman sesuia dengan Visi " Menjadikan kelurahan Kampung Bandar Menjadi Kawasan Sejarah dan Budaya Melayu di Kota pekanbaru" dalam perspektif foto-foto mengantarkan kami untuk menelusuri sebuah kejayaan dan peradaban melayu masa lalu di kota Pekanbaru. Kami seakan berada di Pekanbaru masa lalu. Minggu pagi 7 Oktober 2012 kami dipandu oleh bapak Muhammad Thohiran juru pelihara situs kompleks makam Marhum Pekan, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Dengan pengeras suara Bapak thohiran mengantarkan kami dan menjelaskan situs sejarah dan pusat budaya masyarakat masa lalu.
Tepian sungai siak tempat dimana kami berdiri dulunya adalah terminal lama pintu kedatangan ke pekanbaru, kini terminal tersebut sudah musnah dan hanya menyisakan sebuah bangunan kecil yang dulunya digunakan sebagai Kursi tunggu bagi penumpang.
TERMINAL KOTA PEKANBARU DI TEPIAN SUNGAI SIAK TEMPO DULU

LOKASI SAAT INI EKS TERMINAL KOTA PEKANBARU DI TEPIAN SUNGAI SIAK