Tampilkan postingan dengan label BUDAYA MELAYU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA MELAYU. Tampilkan semua postingan
Belian adalah tradisi pengobatan Tradisional yang dapat di jumpai di Desa Segati Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Pengobatan Tradisional Belian kini sudah jarang kita jumpai, hanya dapat kita jumpai di event Promosi Wisata dan Budaya Pelalawan.

Properti yang digunakan dalam pengobatan belian
Sebelum tahun 1970 Desa Segati Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan tidak mengenal pengobatan kesehatan medis dan mereka lebih mempercayai Belian sebagai metode pengobatan yang cukup ampuh.Dan pada tahun 1970an masyarakat Segati telah mengenal denga Pengobatan medis, sehingga keberadaan Belian kian terpinggirkan.

Properti atau alat yang digunakan dalam pengobatan belian antara lain : Gendang (untuk mengiringi selama ritual pengobatan berlangsung), Puan (Daun Kelapa atau janur), Lancang Tangguk Alam ( Batang Kelubi yang dibentuk seperti perahu/lancang),  Lilin dan Limau

Ritual Pengobatan Belian ini dipimpin oleh Kumantan, Kemudian juga ada Bujang Kemayu (Mengiringi dengan nyanyian), Bujang Ketabung (Pemain gendang), Tukang Racik Limau .

Salah satu metode pengobatan Belian
Limau yang telah diracik dimasukkan kedalam suatu wadah kemudian dijampi-jampi dengan berbagai macam mantra oleh Kumantan. Kemudian Kumantan berjalan mengelilingi Puan (Daun Kelapa atau janur), Lancang Tangguk Alam ( Batang Kelubi yang dibentuk seperti perahu/lancang), pada saat itu tubuh kumantan telah dimasuki oleh makhluk lain dan kumantan dalam keadaan tidak sadar, dan pada saat inilah dia mengobati seseorang dengan cara menyentuh dan meniup-meniup di bagian tubuh yang sakit.

Pada Tahun 2018 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 225 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Belian menjadi salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201800639.

Sedang Kerasukan sambil berkeliling mengelilingi properti belian
Dalam adat melayu lazimnya di acara persandingan atau resepsi pernikahan ,iringan dari Pihak Laki-laki berjalan kaki menuju Rumah pihak wanita sembari diiringi alunan suara kompang dan alat musik melayu, kemudian dilanjutkan dengan Perang Beras Kuning anatara Iringan Wanita dan Iringan Laki-Laki, setelah itu lazimnya diadakan petarungan seni beladiri pencak silat. Setelah pencak silat dilakukan iringan Pihak Laki-laki menuju Pintu Rumah pihak pengantin Perempuan , setibanya dimuka pintu rumah pengantin laki-laki belum dibenarkan untuk memasuki ruang rumah. Terjadilah pantun berbalas diantara kedua belah pihak.



Pihak Laki-Laki      : 

” Assalamualaikum, wahai Tuan Rumah bolehkah kami masuk ”


Pihak Perempuan    :  

” Waalaikumsalam Wr. Wb, 
Wahai orang yang berada ditanah. Masuk tu boleh saja, tetapi sebelumnya kami mau tahu apa maksud dan tujuan. Kalaulah datangnya baik tentu kami sambut baik kalau datangnya membawa petaka elok tuan balik segera.


Pihak Laki-Laki    : 
  
Cik Puan ini kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tau. 
Sudah gaharu cendana pula 
Sudah tahu bertanya pula
  
        Buah pauh selasih sayang
        Angin menyapa  ditengah sunyi
        Dari jauh kami datang
        Ingin berjumpa idaman hati
Anak gagak tepi perigi 
Jatuh berlutut berdarah kaki 
Kalaulah tidak karena hati 
Rasa tak patut kami kemari


Pihak Perempuan     : 

Oooh........begitu, 
Nampaknya besar sungguh hajat dibawa 
Tapi, apakah kami boleh percaya dengan kata-kata tuan 
Maklum ........ sebelum terkena elok waspada

Tikar pandan tikar anyaman 
Tikar ada sejak berjaman 
Kalaulah benar ucapan tuan 
Apa taruhan sebagai jaminan


Pihak Laki-Laki    :  

Jika begitu yang Puan tanya 
Kedatangan kami nampaknya masih diragukan
Begini sajalah.
Perahu berlayar ke Tanjung Tuan 
Angin bertiup kearah Selatan 
Apa taruhan yang Puan inginkan 
Cobalah sebut jangan lah segan


Pihak Perempuan     : 

Pasang lilin dalam perahu 
Perahu sakat melanda pantai 
Sengaja dihalang pengantin baru 
Karena syarat adatnya belum selesai


Pihak Laki-Laki     :  

Indung-indung si anak kandung
Hujan reda cuaca pun terang 
Kami datang semuanya bingung 
Mengapa dipintu kami dihalang

Kagum melihat kain terhalang 
Beginikah adat resam melayu 
Hajat baik kami yang datang 
Mengapa pula diempang pintu


Pihak Perempuan     :  

  
Empang pintu resam melayu 
Kain panjang dipegang erat 
Begitulah adat jaman dahulu 
Pintu diempang menurut adat
Ambil sapu dibalik dinding 
Jangan tunduk jangan menyuruk 
Tapi kita sudah berunding 
Adakah dibawa penawar sejuk


Pihak Laki-Laki    :  

Orang melayu masak ketupat 
Berisi pulut bercampur santan 
Tapi kan kita sudah sepakat 
Kami nak masuk mengapa ditahan  
            
Jika tuan ketanjung balai 
Kami dendang senandung Asahan 
Syarat dan rukun sudahpun selesai 
Pengantin nak masuk masih ditahan

( utusan laki-laki sedikit mengomel )
        
Ketasik sudah........ke Penang sudah........ ke kedah pun sudah 
Hanya kemersing yang belum 
Merisik sudah – meminang sudah – menikah pun sudah 
Hanya bersanding saja yang belum 
Jadi mau apa juga lagi.


Pihak Perempuan     : 
  
Bersabarlah dulu tuan 
Impal larangan tegak berdiri 
Lengkap pula dengan senjata 
Jika nak masuk sediakan kunci 
Barulah pintu dapat dibuka

Pihak Laki-Laki    :
   
Menurut adat dan suku sakat 
Datuk Nenek pernah berpesan 
Kalaulah pintu dijaga ketat 
Syarat pembuka tolong tunjukkan


Pihak Perempuan     : 
  
Negeri Malaka porak poranda 
Sejak Hang jebat jadi durhaka 
Kalaulah pintu hendak dibuka 
Pakai kunci emas, bukan suasa

Pihak Laki-Laki     :
   
Pisang emas masak setandan 
Mari letakkan diatas meja 
Ini kunci emas kami berikan 
Bukalah pintu dengan segera.


Pihak Perempuan     : 

Tunggu dulu tuan,
kami hendak melihat 
Apakah asli atau tiruan 
Karena syarat telah terpenuhi 
Dipersilahkan Raja sehari 
Menjumpai permaisuri
Pengantin Laki-laki dibawa oleh Mak Andam duduk dipelamin, kedua mempelai setelah duduk dipelamin dipersilahkan mengambil tempat dimuka pelaminan bersama sanak keluarga melaksanakan makan nasi damai. 
Upacara bersanding diakhiri dengan upacara menyembah, yang dilakukan oleh kedua mempelai terhadap pihak keluarga dari mempelai laki-laki.


Di buton banyak orang bertani
Orang bergajah Dua beranak
Pantun Pembuka pitu selesai disini
Kapal berlayarpun sudahlah jejak

Asalnya sembilu dari buluh
Jika dianyam jadikan tampian
Kami menyusun jarinya sepuluh
Salah dan silaf mohonlah dimaafkan

Menulis syairnya dan pantun dengan bismillah
Memohon keampunan kesilapan dan salah
Mudah-mudahan kita memperoleh keredhoannya Allah
Karena syairnya dan pantun mempunyai masalah
Pinggannya jorong mangkukpun jorong 
Pinggan sabun berisikan minyak 
Terdapat kejanggalan dan kata-kata terdorong 
Mohonlah kiranya agar dimaafkan banyak-banyak

Kita ini senantiasa sangatlah bimbang
Dilalaikan dengan hutangnya piutang
Malaikat maut hampirkan dating
Entahkan pagi atau petang

    Buahnya cempedak dan buah nangka
    Bemban lebat ditepinya lembah
    Kita tidak menduganya dan menyangka
    Dengan tiba-tiba kita dipanggil oleh Allah

Janganlah lupa kita memujinya Tuhan
Supaya rahmatNya dating kasihan
Marilah kita ingat kepada Tuhan
Nafsunya syaitan hendaklah ditahan
  
    Tebanglah tebu panjang pandak
    Tebunya dibawa pergi ke Malaka
    Tuntutlah ilmu biarlah banyak
    Buatnya perlindungan dari api neraka

Dua puluh lima Nabi Rasul pilihan
Namanya tersebut dalam Al-Qur’an
Martabatnya tinggi dilebihkan Tuhan
Marilah kita jadikan buat pedoman

    Muhammad Isa bermainkan sulfa
    Kelapa gading jatuhnya serentak
    Manusia tak luput daripada silaf
    Dan tak ada gading yang tak retak

Senantiasa badan kita tergoling
Tidak bergerak dan tidak berpaling
Adik dan Kakak duduk berkeliling
Ada yang menghadap ada yang berpaling

    Senantiasa badan kita terlentang
    Tidak bergerak sepertinya batang
    Sanak famili semuanya dating
    Ada yang menoleh ada yang memandang

Datangnya si’alim dari hulu
Mengajarkan kalimah bertalu-talu
Hendak menjawab lidah tak lalu
Bibirpun berat lidahpun kelu

  
    Sakitnya nyawa akan melayang
    Daripada badan awang dan dayang
    Mundam seperti mabuk kepayang
    Rupanya tinggal kasih dan sayang

Berhimpunlah kaum kerabat handai dan tolan
Memandikan jenazah serta dikapan
Kemudian sholat jenazah dilaksanakan
Dimasukkan dalam keranda daripada papan

    Sampai kelubang dibuka papan
    Diberikan bantal tanah disandarkan
    Dihantarkan mayat dengan ketetapan
    Lakunya seperti orang disimpan

Ditimbus    lubangnya tanah diberi
Dua buah pula nisannya berdiri
Talqin dibaca serta diajari
Bangkitlah mayat menatapnya diri

    Asam kandis dan asam gelugur
    Asam paya dan asam iyang-iyang
    Menangislah mayat didalam kubur
    Mengingat diri tidak sembahyang

Mungkaru nangkir datang segera
Merah padam warnanya muka
Takutnya itu tidak lagi terkira
Dihati nan tidak dapat berbicara

    Datangnya itu menanyai kamu
    Engkau ini siapakah Tuhanmu
    Jikalau salah sedikit jawabmu
    Kepala dipalu sekalian badanmu

Pertama pahala disebutkan dahulu
Kepada dosanya sangatlah malu
Kariman katabin marah terlalu
Diangkat cemarnya lalu dipalu

    Beribu-ribu itiknya Pak Daud
    Itiknya yang timpang lajunya berenang
    Setitik embun jatuhnya dilaut
    Tidak diduga menjadikan gelombang

Musangnya jebat meniti akar
Ayam hitam putih dadanya
Hujannya lebat gunung terbakar
Insyaallah setitik embun padamlah baranya

    Tidak salah bunganya lembayung
    Salahnya pandan yang menderita
    Tidaklah salah bunda mengandung
    Hanya salah badan buruk pinta


Tinggi bukit gunung merembung
Gunung talang sandara alu
Putusnya benang dapat disambung
Putusnya arang bercerai lalu

    Membawa perahunya dari pecan
    Belajar mari membawa ikan patin
    Masa berlalunya tak berguna lagi dikesalkan
    Terimalah azabnya zahir dan bathin

Indang mengindang kepantai nani
Berdekatan pantai bujang kelana
Syair dan pantunnya hingga disini
Mudah-mudahan bermanfaat dan berdaya guna

    Terbilang Datuk laksamana Raja Dilaut
    Makamnya berada di bukit Batu
    Mohonlah diralat mana yang tak patut
    Agar menghasilkan maknanya yang bermutu

Pak Taufiq menjahitnya kopiah
Kopiah dijahitnya baldu yang utuh
Wabillahi taufiq Walhidayah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Sumber : 
Mak Andam Pernikahan Di Sei Pakning Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis 
Pada awalnya  Iringan Pihak Laki-Laki memasuki Rumah Pihak Wanita diiringi dengan hantaran belanja yang dibawa oleh dayang-dayang atau gading-gading dari Pihak Laki-Laki, Hantaran Belanja ini berupa tepak sirih ,Peralatan Kosmetik, pakaian dan perlengkapan wanita, makanan dan buahan, mas kawin,  dan Sejumlah Uang yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai nominal jumlah uang hantaran dan semuanya dikemas dalam bentuk wadah yang unik dan menarik. 
Setelah memasuki Rumah Pihak Wanita, Rombongan dari Pihak Laki Laki dipersilahkan duduk. Dan kemudian Utusan dari Pihak Laki-Laki dan Wanita saling bersalaman, kemudian utusan dari Pihak Laki-Laki menyampaikan beberapa buah pantun sebagai Kata Pengantar dan pantun ini diucapkan setelah wakil dari pihak laki-laki dan perempuan saling menukar dan menyicipi tepak sirih. Setelah itu dari pihak Laki-Laki menyerahkan hantaran kepada Pihak Wanita dan kemudian juga dilanjutkan dengan berbalas pantun, kemudian akad nikah dan juga prosesi tepung tawar. Berikut contoh berbalas Pantun dalam prosesi Pernikahan Adat dan Resam Melayu Bengkalis (Sei Pakning) pada saat Acara Hantaran :
Utusan Pihak Laki Laki : 
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLA WABARAKATUH
    (SIKAP DUDUK BERHADAPAN)

Utusan Pihak Perempuan :
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLA WABARAKATUH
(SIKAP DUDUK BERHADAPAN)

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
RAJA BERJALAN MEMAKAI COGAN
COGAN BERASAL DARI KELANTAN
SIRIH PEMBUKA SUDAH DIMAKAN
APAKAH HAAT KEDATANGAN TUAN DAN PUAN

BANTAL GADUK BANTAL REMAJA
TEMPAT BERDUA SI ANAK RAJA
JIKA HAJAT AKAN DIREKA
SILAKAN TUAN MENGURAI KATA

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :   
SIRIH TUAN SUDAH DIKENYAM
RASANYA SEDAP BUKAN BUATAN
KAMI DATANG SANGAT BERAZAM
DATANG MEMBAWA SEBUAH PESAN

SUNGGUH MANIS BUAH PULASAN
PULASAN DIPENTIK DALAM PULAU
PESAN BUKAN SEMBARANG PESAN
PESAN BAPAK SOLNARIS


SIRIH PUAN SIRIH LELAT
ADA MAKSUD DAN PESAN KAMI KEMARI
PESAN INI PESAN HORMAT
UNTUK BAPAK ......... (NAMA KELUARGA DARI PIHAK PEREMPUAN)

CEMPEDAK BUKAN SIBUAH NANGKA
DIMAKAN ANAK DIWAKTU PETANG
AMANAH PESAN TELAH DIREKA
KEPADA SIAPA KAMI BERBINCANG

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
SIAK BERNAMA SRI INDRAPURA
TEMPAT BERSEMAYAM SRI BAGINDA
JIKA TUAN INGIN MENYAMPAIKAN KATA
KAMI INILAH ORANG YANG DIPERCAYA

RAJA ARIF RAJA BIJAKSANA
SENANG BERMUFAKAT DENGAN RAKYATNYA
BAPAK ......MEMANG INI RUMAHNYA (NAMA KELUARGA PIHAK PEREMPUAN)
JALAN ......TEMPATNYA (ALAMAT TEMPAT TINGGAL PIHAK PEREMPUAN)

MUARA TAKUS CANDI MAHLIGAI
LEMBAHNYA INDAH BUKAN BUATAN
JIKA ADA INGIN DISAMPAI
SAMPAIKANLAH JANGAN SEGAN-SEGAN

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
BUKIT SENAPELAN ASALNYA PEKAN
RIWAYATNYA SUNGUH SANGAT BERKESAN
KAMI DATANG BERSAMA ROMBONGAN
INGIN MENYAMPAIKAN BEBERAPA HANTARAN

DARA MOLEK DARI INDRAGIRI
BERBAJU KURUNG BUNGA TEKATAN
BUNGA RAMPAI KAMI IRINGI
BERSAMA MAHAR MASKAWIN KAMI SERAHKAN

BUAH DELIMA BUAH RAMBUTAN
KULIT DIKOPEK BUAH DIMAKAN
HANTARAN INI KAMI SERAHKAN
SERTA HANTARAN BELANJA KAMI SERAHKAN

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan
KULIT DIKOPEK SIBUAH RAMBUTAN
MANIS RASANYA BUKAN BUATAN
TERIMA KASIH KAMI ATURKAN
SENANGNYA HATI TAK TERKATAKAN

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
BOM BARU RANTAU JUALAN
DI PINGGIR SUNGAI BUDAK MEMANCING
SENANGNYA HATI SEINDAH BULAN
MENJELANG DIPANGGIL DUDUK BERSANDING

Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
KAIN CINDAI BAJU MELAYU
PAKAIAN ORANG ZAMAN DAHULU
AGAR SESUAI JANJI DAHULU
SABARLAH…..KAMI TENGOK SATU PERSATU

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
LUMBA-LUMBA NAMANYA IKAN
SELALU TIMBUL DI WAKTU PAGI
SEGALA ABANG ANTARKAN
MOGA ADIK BERPUAS HATI

BURUNG BAYAM BURUNG SERINDIT
KETIGA DENGAN BURUNG KETITIRAN
JANGAN DINILAI DENGAN UANG RINGGIT
BUDI BAHASA JADI TAKARAN

JALAN MELATI KE JALAN PEMBANGUNAN
KOTA BERTUAH ORANG BERBUDI
LENYAPKAN SEGALA LAMUNAN
KAMI DATANG MENJALIN KASIH ABADI
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
 
HENDAK MENGGORENG IKAN BELADA
DILIHAT BOTOL TIDAK BERMINYAK
SUDAH DITENGOK SUDAH DIBUKA
BARULAH DAPAT KITA TIDUR NYENAK

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki :  
PETANG-PETANG DUDUK DITINGKAP
MENATAP NAK MAIN DI HALAMAN
JIKA TERDAPAT SALAH DAN SILAP
MOHON KAMI TUAN-PUAN MA’AFKAN
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
PENGANTIN BARU BERBAJU PIAMA
DUDUK-DUDUK MENJELANG SENJA
SUDAH DITENGOK BERSAMA-SAMA
SEMUA MENGANGGUK TANDA SEJA

BULAN PUASA MEMAKAN KURMA
AIR SELASIH PENGHILANG DAHAGA
BARANG INI KAMI TERIMA
TERIMA KASIH LAGI TENTU DIKATA

RAJA BERSANTAP BERSAMA-SAMA
BERSANTAP DENGAN PUTRI BUNGSUNYA
HANTARAN INI KAMI TERIMA
KAMI SERAH TENTU PADA PEMILIKNYA

ORANG MELAYU MEMBUAT TURAP
PAPAN DITARUH DIIKAT-IKAT
JIKA ADA SALAH DAN SILAP
MOHON MA’AF DUNIA DAN AKHIRAT

Pantun dari Utusan Pihak Laki-Laki : 

TENUNAN SIAK BERWARNA COKLAT
TENUNANNYA INDAH TEKAD MENEKAT
KALAU SEMUA SUDAH SEPAKAT
IJAB KABUL DAPAT DIIKAT
Pantun dari Utusan Pihak Perempuan :
BUNYI GENDANG BERTALU-TALU
BANYAK ORANG DATANG DARI KAMPUNG BARU
KALAU KITA SEMUA SUDAH SETUJU
KITA SERAHKAN SAJA ACARA AKAD NIKAH
DENGAN PAK KUA LABUH BARU 

Kemudian setelah itu dapat dilanjutkan dengan acara Akad Nikah.




Sumber : 
Mak Andam Pernikahan Di Sei Pakning Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis 
Pada awalnya  Iringan Pihak Laki-Laki memasuki Rumah Pihak Wanita diiringi dengan hantaran belanja yang dibawa oleh dayang-dayang atau gading-gading dari Pihak Laki-Laki, Hantaran Belanja ini berupa tepak sirih ,Peralatan Kosmetik, pakaian dan perlengkapan wanita, makanan dan buahan, mas kawin,    dan Sejumlah Uang yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai nominal jumlah uang hantaran dan semuanya dikemas dalam bentuk wadah yang unik dan menarik. 

Setelah memasuki Rumah Pihak Wanita, Rombongan dari Pihak Laki Laki dipersilahkan duduk. Dan kemudian Utusan dari Pihak Laki-Laki dan Wanita saling bersalaman, kemudian utusan dari Pihak Laki-Laki menyampaikan beberapa buah pantun sebagai Kata Pengantar dan pantun ini diucapkan sebelum tepak sirih dipertukarkan. Berikut contoh berbalas Pantun dalam prosesi Pernikahan Adat dan Resam Melayu Bengkalis (Sei Pakning) pada saat Acara Hantaran.


Pantun dari Utusan Pihak laki Laki :

Batang ramai suka memanjat
Melilit sampai pohon menanti
Datang kami mempunyai hajat
Ingin menyampaikan hasrat hati

Kain puteri sulaman pelangi
Cantik dan molek jadi idaman
Dahulu kami pernah berjanji
Memetik bunga kembang di taman

Sebelum hajat kami kemukakan
Titipan salam kami sampaikan
Dari Bapak...... (Nama Keluarga Dari Pihak Laki-Laki)
Untuk keluarga Bapak ..... (Nama Keluarga dari Pihak Wanita)

Sampan kotak muatan lada
Menuju selatan kemudi diarahkan
Sopan dan santun kami tiada
Mohon maaf ikhlas diberikan

Rama-rama dikumbang jati
Kesana kemari asyik berterbang
Ramai nampaknya majlis disini
Siapa gerangan teman berbincang


Pantun dari Utusan Pihak Wanita :


Sirih sekapur pinang keratin
Dimakan oleh muda jejaka
Kalau tuan tidak keberatan
Dengan kamilah tuan berseloka

SIKU KELUANG
 Motif Siku Keluang, biasa digunakan sebagai hiasan pada langit-langit



TEBUK BUNGA BAWANG
 Motif Tebuk Bunga Bawang , biasa digunakan sebagai hiasan pada pagar selasar



LEBAH BERGAYUT
Motif Lebah Bergayut , biasa digunakan sebagai hiasan les plang atau untuk hiasan kisi-kisi



KUNTUM TAK JADI
Motif Kuntum Tak Jadi , biasa digunakan sebagai hiasan les plang, untuk hiasan kisi-kisi dan juga hiasan pada pagar selasar



KELOK PAKU
Motif Kelok Paku , biasa digunakan sebagai hiasan foto.



ITIK BEKAWAN
Motif Itik Bekawan , biasa digunakan sebagai hiasan laci.








BINTANG - BINTANG
 Motif Bintang Bintang , biasa digunakan sebagai hiasan langit-langit.


SUMBER : PAMERAN KHUSUS MUSEUM DAERAH SANG NILA UTAMA TANGGAL 28 OKTOBER - 6 NOVEMBER 2011 " DINAMISME ARSITEKTUR MELAYU DALAM KEBUDAYAAN DUNIA"
Keterampilan ragam hias bordir sudah sejak lama dikenal di Indonesia, diperkirakan sudah ada sekitar abad 18M . Kerajinan Bordir ini dikenalkan oleh pedagang China dan India.  Kerajinan Bordir di Riau sudah ada pada masa kerajaan dulu, saat itu anak_anak dara mengerjakan kerajinan bordir. Di Provinsi Riau bordir Melayu pertama kali diperkenalkan tahun 1990  oleh seorang pengrajin yaitu Ibu Martini Sucipto . Ibu Martini Sucipto mengembangkan bordir dengan motif melayu dengan menggunakan ragam hias motif pucuk rebung, siku keluang dan lain lain.


Skills decorative embroidery has long been known in Indonesia, estimated to already have around the 18m century. Embroidery Craft introduced by traders from China and India. Crafts Embroidery in Riau have existed in the kingdom first, then anak_anak virgin embroidery work on handicrafts. In the province of Riau Malay embroidery was first introduced in 1990 by a craftsman that is Mrs. Martini Sucipto. Mrs. Martini Sucipto develop embroidered with motifs wilt by using decorative motif pucuk rebung, siku keluang and others.
MOTIF DAN CORAK TENUN MELAYU RIAU
 MOTIF PUCUK REBUNG
MOTIF PUCUK REBUNG
MOTIF PUCUK REBUNG KUNTUM DEWA

PUCUK REBUNG KUNTUM DEWA

Semah Laut adalah Ritual pemujaan laut. Di daerah Riau, Ritual Semah Laut dapat kita jumpai di daerah Panipahan Rokan Hilir, Bengkalis, Tembilahan serta daerah lain terutama di pesisir. 

Di Panipahan Rokan Hilir, ritual Semah Laut ini dilakukan oleh para nelayan dan acar dipimpin oleh Bathin, mereka menggunakan pakaian khas berwarna kuning, dan ritual diiringi mantra yang dikemas dalam lagu serta diiringi bunyi gendang, gong dan alat musik tradisional lainnya.


Tujuan dilakukannya ritual Semah Laut atau pujaan terhadap laut, agar hasil tangkapan ikan nelayan dapat banyak.
Di laut diyakini banyak ditemukan makhluk halus yang biasa disebut mambang ataupun jin, mambang ataupun jin ini dianggap datang mendatangkan bahaya bagi para pelaut atau nelayan. Dan untuk menghindari makhluk halus ini maka diadakanlah suatu upacara yang dikenali sebagai semah laut.

Dalam ritual semah laut ini, peserta ritual semah laut memperagakan beberapa gerakan ilmu bela diri dan mereka saling berkelahi, dan juga ada peserta yang mengalami kesurupan karena dirasuki oleh makhluk halus.



PAWAI BUDAYA DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2011 : BUDAYA  KUANSING

Bertempat di Arena Purna MTQ pada tanggal 18 September 2011 digelar Pawai Budaya 2011 dalam Rangka Ulang Tahun Tahun Provinsi Riau ke 54. Pawai Budaya 2011 ini bertujuan agar masyarakat luas bisa semakin mengenali kebudayaan sendiri, sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan itu sendiri.

Dalam acara pawai budaya daerah 2011 ini diikuti oleh beberapa  Kabupaten dan Kota se-Riau yaitu Rohil, Kuansing, Pelalawan, Inhu,  Siak, Dumai, dan Pekanbaru.
Dalam Pawai Budaya 2011 ini kabupaten Kuantan Singingi menampilkan beberapa atraksi budaya diantaranya Acara Babako mengantar Anak Pancar, Iringan sunat Rasul dengan Karondo Burak, Iringan Jambar/Sisampek dan Bintang serta beberapa tarian dan juga diiringi musik Randai khas Kuansing.

Rombongan Pawai Budaya Kabupaten Kuantan Singingi

Rombongan Pawai Budaya Babako Mengantar Anak Pancar dan Sunat Rasul
Babako Mengantar Anak Pancar mempunyai maknan  bahwa  keluarga pihak ayah biasa juga disebut bako. sedang kita oleh keluarga pihak ayah disebut anak pancar. Dan didalam tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dll , maka  kita akan dirarak oleh bako. 

Karando Burak : Sebuah Keranda untuk menjulang atau mengangkat bocah yang melakukan khitanan dan diarak keliling kampung. Dinamakan karondo Burak, berasal dari kata Keranda dan Burak (Kendaraan Nabi Muhammad SAW)



Iringan Anak-Anak Kuantan Singingi yang baru saja melakukan khitan (sunat rasul)


Dalam  tradisi Kuantan Singingi jika menikah, Khatam Alquran, Sunat Rasul dilakukan pengarakan keliling kampung dengan membawa Bintang, Jambar atau Sisampek.


Bintang adalah sebuah dulang yang berisi berbagai macam panganan atau kue tradisional khas Kuantan Singingi. Dulang ini dibungkus dengan kain lalu ditaruh diatas kepala Ibu-Ibu dan diarak keliling kampung


Jambar atau ditempat lain di Ranah Kuansing juga disebut dengan Sisampek adalah sebuah wadah yang terbuat dari rangka bambu atau batang pisang yang kemudian dapat dibentuk dengan berbagai model dan dihiasi dengan bunga-bunga yang ditusuk dengan lidi daun kelapa yang diselipkan dengan kue-kue dan penganan kecil, lalu Jambar atau sisampek ini diarak oleh kaum wanita Kuantan Singingi.
Tari Manggar adalah tari yang dibawakan oleh " Sanggar Tari Balairung Art Production" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Balairung Art Production ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Manggar"

Tari Manggar menceritakan mengenai Sejarah Kota Pekanbaru, yaitu ditemukannya sebuah Kota yang bernama Sena yang kini dikenal dengan nama Senapelan.


Tari Topeng Mak Yong dibawakan oleh " Sanggar Tari Malay" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Malay ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Mak Yong"
MAK YONG adalah teater tradisional di Kepulauan Riau yang di angkat menjadi sebuah tarian yang menceritakan kenakalan AWANG ( Prajurit ). AWANG diperintahkan oleh  CIK WANG ( sang raja ) untuk berlatih, tetapi AWANG malah mengganggu  INANG ( dayang - dayang ). Hingga akhirnya AWANG ketahuan oleh CIK WANG mengganggu para INANG sehingga AWANG dimarahi oleh CIK WANG

Tari Kipas Mendu dibawakan oleh " Sanggar Tari Malay" . Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Malay ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  yaitu "Tari Kipas Mendu"
Dalam Tarian Kipas Mandu, Kipas hakekatnya sebagai alat bantu. Bila di Kipas menjadi sejuk, bila sejuk dikipas menjadi marah. Kipas bisa juga menjadi senjata, tergantung yang memakainya. "Tari Kipas Mendu" diangkat dari teater Tradisional "MENDU" yang masih melekat pengaruh zaman kolonial di Kepulauan riau. Tarian ini diangkat dalam suasana yang kental dengan islam

Tarian ini dibawakan oleh " Sanggar Tari Panglima" Kabupaten Pelalawan. Dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru,digelar suatu Rangkaian acara dengan Tajuk RENTAK SENI BUDAYA MELAYU SERUMPUN dalam acara ini Sanggar Tari Panglima ikut andil dengan membawakan sebuah Tarian yang  berpijak pada tradisi masyarakat di Kabupaten Pelalawan, khususnya Suku Laut di Kecamatan Teluk Meranti yang biasa menggunakan Ambong sebagai alat untuk mengumpulkan dan membawa Niau (Kelapa). Pada garapan tari ini digambarkan bahwa ambong sebagai properti tari dapat dimainkan juga sesuai dengan kebiasaan masyarakat memperlakukan ambong itu. Ambong dipikul, ambong dijunjung, ambong dihentak, ambong digoyang, ambong digegar, ambong ditungkup.